Anda di halaman 1dari 8

OPTIMASI PENEMPATAN BTS DENGAN MENGGUNAKAN

ALGORITMA GENETIKA

Nama Mahasiswa : Yustaf Pramsistya


NRP : 1204 100 063
Jurusan : Matematika FMIPA-ITS
Dosen Pembimbing : DR. M. Isa Irawan, MT.
Drs. Bandung Arry S, Mi.Komp

Abstrak

Setiap jaringan komunikasi bergerak selular membutuhkan perencanaan sel dengan tujuan untuk
dapat memenuhi kebutuhan pencakupan sel yang ditunjukan oleh jumlah base station, dimana diusahakan
seminimal mungkin tetapi dapat memenuhi kapasitas trafik dan coverage area yang dibutuhkan.
Algoritma genetika adalah suatu algoritma pencarian solusi suatu masalah atau solusi parameter –
parameter yang menganalogikan serta menerapkan mekanisme seleksi alam dan manipulasi genetik.
Algoritma ini juga digunakan untuk mengoptimasi suatu parameter dari suatu permasalahan. Pencarian
solusi menggunakan algoritma genetika yang digunakan bertujuan untuk mengoptimasi coverage area
dengan memperhatikan kemungkinan persebaran MS (Mobile Station). Hasil dari optimasi penempatan
Base Transceiver Station (BTS) dengan algoritma genetika menunjukkan bahwa jumlah BTS pada area
pelayanan yang ditentukan bisa dikurangi dengan tetap menjangkau coverage area pelayanan dan total
traffic yang dilayani.

Kata kunci : Base Transceiver Station (BTS) , Algoritma Genetika, Mobile Station

1. PENDAHULUAN mengoptimalkan proses penentuan lokasi BTS.


Setiap jaringan komunikasi bergerak selular Sehingga setelah diselesaikannya tugas akhir ini
membutuhkan perencanaan sel dengan tujuan dapat memberikan masukan kepada provider
untuk dapat memenuhi kebutuhan pencakupan sel dalam memberikan kenyamanan bagi pelanggan
yang ditunjukan oleh jumlah base station, dimana jasa telekomunikasi.
diusahakan seminimal mungkin tetapi dapat Dalam upaya mendapatkan suatu hasil yang
memenuhi kapasitas trafik yang dibutuhkan. efektif, batasan permasalahan diberikan:
Optimasi penempatan BTS ini mencakup dua 1. Proses optimalisasi BTS menggunakan
aspek yaitu ditinjau dari segi coverage dan dari standar GSM
segi trafik. Penanganan beban trafik meliputi 2. Lokasi optimalisasi BTS dilaksanakan di
prediksi jumlah pelanggan pada setiap sel, dimana wilayah Surabaya, khususnya pada BSC
dengan pertimbangan beban trafik yang H_Gemblongan_01, H_Kayoon_02,
diperlukan oleh pelanggan dan beban trafik yang Merisi dan Merisi_02.
dapat ditangani dalam sel, dapat diperoleh jumlah 3. Kemampuan dari masing-masing BTS
sel yang diperlukan untuk mengatasi beban trafik dibatasi oleh kapasitas BTS.
yang diperlukan oleh pelanggan. 4. Proses optimalisasi tidak memperhatikan
Dalam tugas akhir ini permasalahan yang kondisi geografis dan faktor biaya.
akan dibahas adalah bagaimana mengoptimalkan 5. Radius BTS yang dipakai adalah radius
penempatan BTS agar mencakup wilayah yang rata-rata BTS.
akan dilayani dengan jumlah seminimal mungkin 6. Kapasitas BTS yang dipakai adalah
tetapi masih menunjukkan unjuk kerja yang baik kapasitas rata-rata BTS.
ditinjau dari segi teknis yaitu masalah kapasitas
trafik yang disediakan dan kualitas sinyal.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah
mengimplementasikan algoritma Genetika untuk

1
2. DASAR TEORI 2.4 Base Station Subsystem (BSS)
BSS mempunyai fungsi utama
2.1 Pengantar GSM menyediakan konektivitas untuk MSS. BSS
Global System for Mobile diimplementasikan sebagai dua entitas, yaitu :
Communication (GSM) adalah standard sistem a. Base Station Controller (BSC)
seluler generasi kedua yang dibangun untuk b. Base Transceiver Station (BTS)
mengatasi masalah pengelompokan pada sistem BSC merupakan unit kontrol dari BSS, dimana
seluler pertama di Eropa. GSM adalah sistem satu BSC dapat terhubung dengan beberapa BTS.
seluler pertama di dunia yang menetapkan BSC menangani alokasi dari kanal radio, frequncy
spesifikasi modulasi digital dan arsitektur hopping, handover dari BTS ke BTS (kecuali
palayanan (service) pada network level. Penetapan pada inter-MSC-handover dimana pengontrolan
standar GSM dilakukan di bawah dukungan berada pada tanggung jawab MSC). Fungsi
European Technical Standard Institute (ETSI). penting BSC adalah sebagai konsentrator dimana
berbagai koneksi berkecepatan rendah yang
2.2 Mobile Station (MS) terhubung ke BTS akan berkurang sampai
Mobile Station (MS) merupakan sejumlah kecil koneksi yang menuju MSC.
perangkat yang dapat berkomunikasi dengan BSC menyediakan informasi yang
menggunakan jaringan GSM. Telepon Selular dan dibutuhkan untuk Network Management
PCMCIA plug-in cards. Meskipun MS bukan Subsystem (NMS). Database untuk semua tempat,
merupakan bagian dari wired network, MS termasuk informasi seperti frekuensi pembawa,
mempunyai peran yang penting dalam pembawa, daftar frekuensi hopping, level
fungsionalitas jaringan. MS membantu jaringan pengurangan daya, penerimaan sinyal untuk
dalam mengukur kualitas sinyal radio untuk perhitungan batas sel, semuanya disimpan di
menentukan handover. BSC. Data ini diperoleh langsung dari bagian
Dalam jaringan telepon konvensional, perencanaan radio yang mengikutsertakan
telepon direpresentasikan sebagai pelanggan pemodelan dari propagasi sinyal begitu pula
ketika terhubung dalam jaringan. Pada GSM, dengan proyeksi traffic.
identitas pelanggan dan peralatan komunikasinya Di dalam BTS terdapat radio penerima
terpisah. Subscriber Identity Module (SIM) dan pengirim dengan telepon pelangan. Daerah
merepresentasikan identitas pelanggan terhadap perkotaan yang besar sangat membutuhkan
jaringan. MS tidak akan berfungsi tanpa sebuah sejumlah besar BTS, dengan begitu kebutuhan
SIM. Algoritma proses otentifikasi dan ekripsi untuk BTS adalah keharusan, dan biayanya
disimpan pada SIM bersama informasi pelanggan. seminimum mungkin. BTS yang jangkauan
luasnya lebih besar dari picocell memiliki
2.3 Network Switching Subsystem (NSS) beberapa pengirim dan penerima (TRX), yang
NSS terdiri dari MSC, HLR, VLR, Auc, melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan
dan EIR Salah satu bagian MSC akan digunakan sektor sel yang berbeda. BTS pada umumnya
untuk melakukan hubungan ke luar seperti PSTN, memiliki 1 sampai 12 TRX dalam 1, 2, atau 3
ISDN. Proses pengolahan panggilan pada NSS sektor walaupun jumlah ini berbeda-beda.
terletak pada MSC dan Gateway-MSC (G-MSC).
MSC melakukan fungsi switching pada sistem.
Elemen ini mengontrol panggilan menuju/dari MS
lain serta sistem data.
Home Location Register (HLR) adalah
database yang digunakan untuk melakukan
penyimpanan dan penanganan data pelanggan.
Visitor Location Register (VLR) informasi
sementara tentang pelanggan yang dibutuhkan
oleh MSC untuk melayani kebutuhan pelanggan.
VLR terintegrasi dengan MSC. Ketika MS
melakukan panggilan ke daerah MSC yang baru, Gambar 2.1 Arsitektur Logical Structure pada
VLR yang terkoneksi ke MSC tersebut meminta BSS
data tentang MS dari HLR.
Arsitektur GSM secara garis besar terdiri
dari 2 subsistem yang terkoneksi dan berinteraksi

2
antar sistem dan dengan user melalui network dikategorikan sebagai kanal traffic dan kanal
interface, subsistem tersebut adalah : control. Kanal juga dapat diklasifikasikan sebagai
Base Station Subsystem (BSS) dedicated. Kanal dedicated terhubung pada
Network and Switching System (NSS) sebuah MS dimana umumnya digunakan oleh idle
Setiap subsistem BSS terdiri dari MS.
beberapa Base Station Controller (BSC) yang
berfungsi mengkoneksikan MS ke NSS via 2.6 Pembagian Sel
MSCs. Sedangkan NSS berfungsi mengatur Pembagian area dalam kumpulan sel-sel
fungsi switching dari sistem dan menjamin MSC merupakan prinsip penting GSM sebagai sistem
agar dapat berkomunikasi dengan network yang telekomunikasi selular. Tiap sel mengacu pada
lain seperti halnya PSTN dan ISDN. Fungsi satu frekuensi pembawa / kanal / ARFCN
operasi dan maintenance keseluruhan sistem tertentu. Pada kenyataannya jumlah kanal yang
GSM dikontrol oleh subsistem OSS, pada dialokasikan terbatas, sementara jumlah sel bisa
subsistem ini seorang engineer dapat memonitor, saja berjumlah sangat banyak. Untuk memenuhi
menganalisa dan melakukan troubleshooting hal ini, dilakukan teknik pengulangan frekuensi
terhadap segala aspek dari sistem GSM (frequency re-use).
Jelas bahwa semakin besar jumlah
himpunan kanal, semakin sedikit jumlah kanal
tersedia per sel dan oleh karenanya kapasitas
sistem menurun. Namun, peningkatan jumlah
himpunan kanal menyebabkan jarak antara sel
yang berdekatan kanal semakin jauh, dan ini
mengurangi resiko terjadi interferensi. Sekali lagi,
desain sistem GSM memerlukan kompromi antara
kualitas dan kapasitas.
Pada kenyataannya, model satu sel
dengan satu kanal transceiver (TRx, tentunya
Gambar 2.2 Diagram Dari Arsitektur Sistem
GSM menggunakan antena omni-directional) jarang
digunakan. Untuk lebih meningkatkan kapasitas
dan kualitas, desainer melakukan teknik
Mobile Station akan berkomunikasi dengan
sektorisasi. Prinsip dasar sektorisasi ini adalah
BSS melalui interface radio, sebuah BSS terdiri
membagi sel menjadi beberapa bagian (biasanya 3
dari beberapa Base Station Controller yang
terhubung kedalam satu MSC. Setiap BSC atau 6 bagian; dikenal dengan sektorisasi 120 0
biasanya mengontrol sampai beberapa ratus BTS, atau 30 0 ). Tiap bagian ini kemudian menjadi
lokasi BTS ini akan tersebar dimana-mana sesuai sebuah BTS (Base Transceiver Station).
dengan coverage area yang diinginkan sebuah Kebanyakan vendor memperbolehkan sampai
provider.Sedangkan koneksi yang umumnya dengan 4 TRx per BTS untuk sektorisasi 120 0 .
dipakai oleh BTS untuk mengkoneksikan dirinya Jika digunakan TDMA pada TRx, menghasilkan 8
ke BSC adalah dengan dedicated line atau kanal TDMA tiap TRx, bisa dihitung bahwa
microwave links. Proses handoff yang sering dalam satu sel dapat menampung trafik yang
terjadi antar dua BTS dalam satu BSC hanya akan setara dengan 3 X 4 X 8 = 96 kanal TDMA atau
dikontrol oleh BSC tidak sampai melibatkan MSC sebesar 84,1 erlang dengan GoS 2%. (Erlang
untuk mengurangi beban switching. merupakan satuan trafik dan GoS(Grade of
Service) menyatakan derajat keandalan layanan,
2.5 Kanal pada GSM berapa jumlah blocking yang terjadi terhadap
Kanal terkait pada pengulangan satu burst panggilan total).
pada setiap frame dimana karakteristiknya
tergantung pada posisi dan frekuensinya dalam Pada prakteknya tidak semua kanal
frame. Burst adalah unit waktu terkecil pada TDMA tersebut bisa digunakan untuk kanal
TDMA. Sedangkan frame adalah kumpulan dari pembicaraan (TCH = Traffic Channel). Dalam
beberapa burst dimana setia burst dialokasikan ke sebuah BTS juga diperlukan SDCCH (Stand-
MS yang berbeda. Karakteristik ini bersifat siklik alone Dedicated Control Channel) yang
dan berulang setiap 3 jam. Kanal pada GSM dapat digunakan untuk call setup dan location updating
serta BCCH (Broadcast Control Channel) yang

3
merupakan kanal downlink yang memberikan akan diinverskan dahulu sebelum
informasi dari BTS ke MS mengenai jaringan, sel dihitung totalnya.
yang kedatangan panggilan, dan sel-sel di 4. hitung nilai probabilitas untuk setiap
sekitarnya kromosom Pi f (v i ) / F
(i = 1, 2, . . . , popsize)
2.7 Pembahasan Algoritma Genetika
Algoritma genetika atau Genetic 5. hitung probabilitas komulatif qi
Algorithm (GA) adalah algoritma pencarian untuk setiap kromosom
i
heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi
biologis. Keberagaman pada evolusi biologis qi Pj
j 1
adalah variasi dari kromosom antar individu
organisme. Variasi kromosom ini akan 6. melakukan proses seleksi dengan
mempengaruhi laju reproduksi dan tingkat tahapan sebagai berikut :
kemampuan organisme untuk tetap hidup. Pada - membangkitkan bilangan r secara
dasarnya ada 4 kondisi yang sangat acak (float) pada range [ 0,1]
mempengaruhi proses evaluasi, yaitu: - jika r < qi maka kromosom
a. Kemampuan organisme untuk melakukan pertama akan terpilih
reproduksi. - jika qi 1 r qi maka
b. Keberadaan populasi organisme yang bisa kromosom yang ke – i yang
melakukan reproduksi. terseleksi
c. Keberagaman organisme dalam suatu 7. melakukan operator crossover dengan
populasi. tahapan sebagai berikut :
d. Perbedaan kemampuan untuk survive. - membangkitkan bilangan r secara
Individu yang lebih kuat atau fit akan memiliki acak (float) pada range [ 0, 1]
tingkat survival dan tingkat reproduksi yang lebih - jika r < pc maka kromosom
tinggi jika dibandingkan dengan individu yang terseleksi untuk proses crossover
kurang fit. Pada kurung waktu tertentu (generasi), - menentukan titik crossover dan
populasi secara keseluruhan akan lebih banyak melakukan penyilangan
memuat organisme yang fit. 8. melakukan operator mutasi dengan
tahapan sebagai berikut :
- membangkitkan bilangan r secara
2.7.1 Algoritma acak (float) pada range [ 0 - 1]
Berikut ini ditunjukkan sebuah algoritma sebanyak jumlah bit dalam
pemrograman sederhana GA, dengan metode populasi
seleksi roulette whell, single point Crossover, - jika r < pm maka individu
mutasi. tersebut mengalami mutasi
Inisialisasi : 9. melakukan evaluasi lagi dan
1. membangkitkan kromosom secara acak menghitung nilai fitness tiap
dari range masing-masing variabel, kromosom. Kemudian dicari nilai
sebanyak popsize. Dimana dalam satu fitness yang paling optimal dan
kromosom terdiri dari individu-individu dibandingkan dengan fitness terbaik
variabel x kemudian dilakukan evaluasi sebelumnya.
dengan fungsi yang ditentukan. 10. Kembali ke langkah 3 sampai
Optimasi : generasi maksimal yang diinginkan
1. menghitung nilai fitness untuk
tiap kromosom ( i = 1, . . , 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
popsize) 3.1 Analisis Sistem
2. menghitung total fitness, Telah disinggung pada pembahasan
popsize sebelumnya bahwa perangkat lunak yang akan
F f (v i ) dibuat berkaitan dengan optimalisasi penempatan
i 1 BTS. Dimana nanti perangkat lunak yang akan
3. apabila diinginkan nilai minimal dibuat memiliki fungsi untuk mengoptimalkan
maka digunakan invers, nilai fitness lokasi BTS

4
3.1.1 Perhitungan Kapasitas BTS 3.2.2 Algoritma Optimalisasi Menggunakan
Dengan mengambil contoh BTS GA
MICKODIKAL3XXX pada BSC Proses optimalisasi lokasi BTS dimulai dari
H_Gemblongan_01 yang memiliki konfigurasi penetuan daerah (BSC) yang akan dioptimalkan,
2/2/2 (3 sektor dengan masing-masing sektor lalu kemudian dilanjutkan dengan mencari jumlah
terdiri dari 2 TRX=16 kanal) dan mengambil 2 BTS optimum dengan cara membagi kebutuhan
kanal untuk SDCCH dan BCCH , maka untuk trafik dengan rata-rata kapasitas BTS didaerah
satu sektor BTS mempunyai 14 kanal TCH atau tersebut. Setelah diperoleh jumlah BTS optimum
sebesar 8.2003 erlang (dari tabel erlang), maka selanjutnya dijalankan proses algoritma
kemudian dari hasil perhitungan persektor genetika dengan jumlah gen per chromosome =
didapatkan total kapasitas BTS = 3 x 8,2003 = jumlah BTS optimum, proses GA akan berjalan
24,6009 erlang. sebanyak jumlah generasi yang sudah ditentukan
sebelumnya.

3.2 Perancangan Algoritma.


Perancangan algoritma yang digunakan
dalam aplikasi, secara garis besar dibagi menjadi
dua bagian yaitu algoritma menentukan real
coverage area & real blank area dan algoritma
untuk proses optimalisasi menggunakan
Algoritma Genetika (GA).

3.2.1 Algoritma real coverage & real blank


Algoritma ini bertujuan untuk menentukan
luas area yang tercover oleh BTS yang sudah ada,
selanjutnya menghitung luas blank area dengan
mengurangkan luas wilayah keseluruhan dengan
luas area yang tercover.
START Gambar 3.2 Flowchart Proses Optimalisasi

Membentuk coverage area Inisialisasi Populasi


tiap-tiap BTS Proses Inisialisasi Populasi diambil dari
koordinat BTS yang sudah ada, tiap
chromosome merepresentasikan kombinasi
Cari gabungan dari semua coverage area
BTS dari lokasi BTS dengan jumlah gene per
chromosome = jumlah BTS optimum, tiap
gene bertipe Integer dan merepresentasikan
Cari irisan dari gabungan BTS dengan area Id_BTS. Contoh:
BSC yang dioptimalkan
- kebutuhan trafik BSC H_Kayoon_02 =
1433,36 erlang
Real coverage Area - kapasitas BTS pada BSC H_Kayoon_02
= 38,807 erlang
- maka jumlah BTS optimum
Real Blank Area
kebutuhan trafik
= = 36,935  37 buah
kapasitas BTS
FINISH
- Interval random = interval Id_BTS pada
BSC H_Kayoon_02 = 1 - 48
Dengan menjalankan fungsi random pada
Gambar 3.1 Flowchart Proses Pencarian Id_BTS, maka didapatkan :
coverage area & blank area 1 2 3 4 5 6 7 8 ... 37
Chromosome1 = 3|1|5|7|13|41|24|37| ... |22

5
Evaluasi fungsi Obyektif
Proses Evaluasi bertujuan untuk Menu Program
memberikan nilai fitness pada masing-masing
chromosome, dengan penjabaran fungsi
obyektif sebagai berikut: L
popsize a
- g_union =  BTS _ Area i
Hasil Tampilan Program
y
i =1
o
- g_intersect = g_union  BSC_Area u
- fitness = Luas ( g _ int er sec t ) . t
jadi fungsi obyektifnya adalah :
popsize
f(x) Luas((  BTS _ Area )  BSC _ Area)
i 1
i

Gambar 3.3 Perancangan Form Program


3.2.3 Perancangan Perangkat Lunak
Arsitektur yang digunakan memiliki output
3.3 Implementasi Perangkat Lunak
berupa hasil akhir dalam menentukan proses
Setelah desain dibuat, maka tahap
optimalisasi lokasi BTS berdasarkan kebutuhan selanjutnya adalah mengimplementasikan desain
trafik dan coverage area. Untuk proses yang telah dibuat kedalam bentuk perangkat lunak
optimalisasi ini melibatkan empat BSC yaitu BSC yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa
H_Gemblongan_01, BSC H_Kayoon_02, BSC pemrograman Visual Basic 6.0.
Merisi, dan BSC Merisi_02. Berikut akan dijelaskan beberapa prosedur
Kekurangan dan kelebihan perangkat lunak dan fungsi program yang digunakan dalam
tersebut ditinjau dari segi sistem yaitu :
implementasi aplikasi optimalisasi menggunakan
Kekurangan : masih memiliki kelemahan Algoritma Genetika.
karena tidak memperhatikan segi geografis.
Kelebihan : dapat memperoleh lokasi-lokasi
3.1.1 Tahap Implementasi Interface
dan jumlah BTS yang lebih optimal dari Sub bab ini akan menjelaskan tampilan
sebelumnya, berdasarkan kebutuhan trafik
program yang telah dibuat. Tampilan perangkat
dari masing-masing BSC. Sehingga dengan lunak ini terdiri dari Figure Utama, Figure Real
hasil yang optimal tersebut dapat coverage area, dan Figure Optimasi
meminimalkan jumlah BTS yang
dibutuhkan dalam satu BSC.
4. UJI COBA PERANGKAT LUNAK
3.2.4 Perancangan Interface
Salah satu aspek penting dalam pembuatan
4.1. Uji Coba Hasil Optimasi
perangkat lunak adalah perancangan interface, Proses optimasi disimpan kedalam bentuk
karena perancangan interface yang baik file (*.mdb) kemudian di tampilkan dalam bentuk
berbanding lurus dengan tingkat user friendly tabel oleh perangkat lunak yang selanjutnya diplot
sebuah perangkat lunak. Artinya sistem dirancang dalam file tower.shp untuk bisa divisualisasikan
dengan sedemikian rupa agar pemakai dapat kedalam perangkat lunak.
beradaptasi dengan mudah dalam pemakaian
perangkat lunak tersebut.
Para pemakai perangkat lunak cenderung
menyukai tampilan grafis karena lebih mudah
dimengerti. Agar tampilan grafis dari perangkat
lunak tersebut sesuai dengan yang diharapkan,
maka dibuat perancangan interface sebuah
perangkat lunak. Perancangan interface dalam
Tugas Akhir ini adalah perancangan form Utama
dan perancangan form Optimasi.

6
Tabel 5.1 Data Awal Yang Digunakan Dalam
Proses Optimalisasi

Gambar 5.2 Proses Optimasi

Hasil dari proses optimasi dapat dilihat


pada Gambar 5.3 berikut :

Input data dari masing-masing BSC untuk


dilakukan proses-proses selanjutnya. Dimulai
dengan penghitungan kebutuhan BTS,
perhitungan luas coverage area dan proses
optimalisasi. Gambar 5.3 Hasil Dari Proses optimasi

Pada gambar 5.3 terlihat bahwa jumlah


BTS hasil optimasi berkurang dengan
coverage area yang hampir sama. Dari hasil
tersebut tampak bahwa proses optimasi telah
menyatakan hasil optimal yang diharapkan.
Dengan hasil berupa lokasi-lokasi BTS yang
optimal.
Untuk menguji hasil dari proses
optimasi akan di plot dengan menggunakan
software ArcView GIS 3.2 dan ditampilkan
Gambar 5.1 Proses Pencarian coverage area secara visual kedalam perangkat lunak. Hasil
pengujian dapat dilihat pada gambar 5.4 dan
Setelah didapatkan input data, langkah gambar 5.5 berikut ini :
selanjutnya adalah menghitung luas coverage area
dari semua BTS yang ada pada BSC yang
ditentukan, setelah itu hasil perhitungannya
ditampilkan seperti pada Gambar 5.1 (berwarna
merah), sedangkan luasannya di tampilkan dalam
bentuk message box yang kemudian di simpan
kedalam database.
Setelah koordinat-koordinat BTS
ditemukan, hasilnya ditampilkan kedalam
perangkat lunak berupa tabel hasil optimasi dan
ploting koordinat-koordinat BTS seperti pada
Gambar 5.2.
Gambar 5.4 Lokasi-lokasi BTS yang ada
sekarang

7
2. Dibuat menara bersama oleh satu
perusahaan sendiri, yang mempunyai
tanggung jawab atas semua urusan
jaringan, sehingga para operator dapat
terfokus pada peningkatan layanan
kepada pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Azizi, N. (2006). “GSM 900”.


Gambar 5.5 Lokasi-lokasi BTS hasil optimasi http://azizi.ca/gsm.
[2] Aria, Muhammad. (2006). “ Aplikasi
Dari hasil optimasi pada BSC Algoritma Genetik Untuk Optimasi
H_Gemblongan_01 yang divisualisasikan oleh Penjadwalan Mata Kuliah”. Jurusan
gambar 5.5 jika dibandingkan dengan sebelum Teknik Elektro, Universitas Komputer
dioptimasi (gambar 5.4) terlihat cukup banyak Indonesia.
perbedaan, yaitu sebesar 13 BTS bisa dikurangi. [3] Bianchi, G. (2007). “GSM – Switcing &
Sedangkan untuk BSC H_Kayoon_02 sebesar 11 Mobility”.http://www.tti.unipa.it/mat_bianc
BTS, BSC Merisi sebesar 7 BTS dan BSC hi/rm.pdf.
Merisi_02 sebesar 4 BTS, total semuanya adalah [4] Depkominfo. (2009). “Standar Kualitas
sebanyak 35 BTS bisa dikurangi. Pelayanan Jasa Teleponi Dasar Pada
Jaringan Bergerak Seluler”.
http://www.depkominfo.go.id.
5. PENUTUP [5] Elektro Indonesia. (2008). “ Mengenal
GSM ”.
5.1 Kesimpulan http://www.elektroindonesia.com/elektro/el
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan 03a.html
terhadap optimalisasi penempatan lokasi BTS [6] Nokia Corporation. (2003). “ Extended
menggunakan algoritma genetika, maka dapat Planning Introduction Training
diambil kesimpulan bahwa: Document“, Nokia corporation.
1. Metode Genetic Algorithm bisa digunakan [7] Rahayu, Vivin Mardi. (2009). “ Optimasi
untuk mengoptimasikan lokasi BTS. Bordering BSC Pada Jaringan GSM
2. Hasil optimasi menggunakan algoritma Menggunakan Algoritma Djikstra ”.
genetika bisa mengurangi 35 BTS dengan Jurusan Matematika, Institut Teknologi
tetap menjangkau coverage area pelayanan Sepuluh Nopember.
dan total traffic yang dilayani, dengan [8] Wikipedia (2009) “ Algoritma Genetika “,
rincian sebagai berikut : http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma_Gen
- BSC H_Gemblongan_01 yang semula etika.
berjumlah 48 BTS dapat dikurangi [9] Winanda, Lila Ayu R. (2005). “Penentuan
menjadi sebanyak 35 BTS. Lokasi Tower Crane Menggunakan
- BSC H_Kayoon_2 yang semula Algoritma Genetika Pada Proyek
berjumlah 48 BTS menjadi 37 BTS. Perkantoran Halim Sakti ”. Jurusan Teknik
- BSC H_Merisi yang semula berjumlah 37 Sipil, Institut Teknologi Sepuluh
BTS menjadi 30 BTS, dan Nopember.
- BSC H_Merisi_02 yang semula
berjumlah 41 BTS menjadi 37 BTS

5.2.Saran
Harus dilakukan pengaturan ulang lokasi
BTS, sehingga penghutanan oleh menara BTS
dapat dicegah demi estetika tata kota. Terdapat
dua solusi dalam hal ini, yaitu :
1. Dilakukan pembongkaran untuk BTS
yang tidak diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai