Anda di halaman 1dari 9

DILEMA ETIK KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1. Hartaya (2016012013)
2. Imam Buchori (2016012014)
3. Mulyani (2016012018)
4. Siti Purwanti (2016012020)
5. Suwanto (2016012025)
6. Agus Supriyanto(2016012083)

AKPER PROGSUS
STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang lain
sehingga semua aspek keperawatan mempunyai komponen etika. Pelayanan keperawatan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan, maka permasalahan etika kesehatan menjadi permasalahan etika
keperawatan pula.
Saat ini masalah yang berkaitan dengan etika (ethical dilemas) telah menjadi masalah utama
disamping masalah hukum, baik bagi pasien, masyarakat maupun pemberi asuhan kesehatan.
Masalah etika menjadi semakin kompleks karena adanya kemajuan ilmu dan tehnologi yang secara
dramatis dapat mempertahankan atau memperpanjang hidup manusia. Pada saat yang bersamaan
pembaharuan nilai sosial dan pengetahuan masyarakat menyebabkan masyarakat semakin
memahami hak-hak individu, kebebasan dan tanggungjawab dalam melindungi hak yag dimiliki.
Adanya berbagai faktor tersebut sering sekali membuat tenaga kesehatan menghadapi berbagai
dilema. Setiap dilema membutuhkan jawaban dimana dinyatakan bahwa sesuatu hal itu baik
dikerjakan untuk pasien atau baik untuk keluarga atau benar sesuai kaidah etik.
Berbagai permasalahan etik yang dihadapi oleh perawat telah menimbulkan konflik antara
kebutuhan pasien (terpenuhi hak) dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan.Seperti dalam
kasus seorang pemuda lajang yang terkena serangan pneumonia akibat AIDS yang tidak
menginginkan keluarganya tahu akan keadaannya tetapi anggota keluarga akan terlibat dalam
perawatannya. Menghadapi dilema semacam ini diperlukan penanganan yang melibatkan seluruh
komponen yang berpengaruh dan menjadi support sistem bagi pasien.
Makalah ini akan membahas secara khusus dilema etik yang berkaitan dengan kasus hal
tersebut dan penyelesaiannya dengan pendekatan proses keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan dilema etik?
2. Bagaimana cara mengatasi dilema etik?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, ada tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dilema etik
2. Untuk mengetahui cara mengatasi dilema etik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dilema Etik


Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus
tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional tatapi pada prinsip moral dalam
menyelesaiakan masalah etik.
Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun
profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara
dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang
akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan
dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses
pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan
komunikasi yang baik dari seorang perawat.
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan
atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam
dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus
tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangkan pemecahan dilema etik
banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan
masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).
2.2 Kasus Dilema Etik
Seorang pemuda lajang berusia 19 tahun, akan keluar dari rumah sakit setelah terkena serangan
pneumonia akibat AIDS. Pemuda bersangkutan meminta agar keluarganya tidak diberitahu tentang
penyakitnya, tetapi setelah dirumah anggota keluarga akan terlibat dalam perawatannya

2.3 Permasalahan Dilema Etik


1. Mengapa pemuda tersebut menyembunyikan penyakitnya?
2. Masalah apa yang membuat pemuda tersebut mengambil keptusan tersebut?
3. Apakah keputusan tersebut benar atau tepat?
4. Apakah keluarga akan terkena resiko penularan?
5. Bila ya, apakah hal ini termasuk dilema etik?
2.4 Pembahasan Dilema Etik
1. Pemuda tersebut menyembunyikan penyakitnya kemungkinan pemuda tersebut tidak ingin keluarga

dan orang-orang disekitarnya tau tentang penyakit yang dideritanya karena dia tidak ingin

membebani keluarganya dan dia takut dikucilkan dari masyarakat akan penyakit AIDS yang

dideritanya.

2. Masalah yang membuat Si Pemuda mengambil keputusan tersebut karena serangan pneumonia

akibat AIDS yang dia derita sehingga dia tidak menginginkan keadaannya membebani keluarganya.

3. Keputusan yang diambil pemuda tersebut benar karena kemungkinan dia mencari waktu yang tepat

untuk memberitahukan keluarganya tentang penyakit yang dideritanya agar pikiran keluarganya

tidak terlalu terbebani akan tetapi disisi lain keputusan pemuda tersebut juga kurang tepat.

Keputusannya dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.

4. Keluarga akan terkena resiko penularan pneumonia. Pneumonia merupakan proses radang akut pada

jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman yang menyebabkan gangguan pernapasan. Pneumonia

berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat paru-paru tidk dapat menjalankan fungsinya

untuk mendapatkan oksigen bagi tubuh. Pneumonia merupakan salah satu penyakit menular, salah

satu penularannya dapat melalui titik-titik air bersin dan batuk si pemuda .

5. Kasus tersebut termasuk dalam dilema etik. Dimana dilema etik itu didefinisikan sebagai suatu

masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan

keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan memiliki landasan moral

atau prinsip. Menurut Thompson & Thompson dilema etik merupakan sesuatu dimana tidak ada

alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan
sebanding. Dalam menentukan dilema etik ada langkah-langkah yang perlu dilakukan. Langkah

penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah:

a. Pengakajian

Target thap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan

pertanyaan:

1. Apa yang menjadi fakta medik?

Yang menjadi fakta medik adalah Si Pemuda terkena penyakit pneumonia akibat AIDS

2. Apa yang menjadi fakta psikososial?

Yang menjadi fakta psikososial adalah Si Pemda takut jika keluarga mengetahui penyakit yang

diderita karena tidak ingin membuat keluarganya khawatir. Jika kerabat atau keluarga tau, Si

Pemuda takut akan dikucilkan dan dijauhi, karena penyakitnya. Untuk itu Si Pemuda berkoordinasi

dengan pihak rumah sakit terutama dokter dan perawat agar tidak memberitahu keluarganya tentang

penyakitnya

3. Apa yang menjadi keinginan klien?

Yang menjadi keinginan klien dalam kasus ini adalah Si Pemuda yang tidak ingin memberitahukan

penyakitnya pada keluarga.

4. Apa nilai yang menjadi konflik?

Nilai yang menjadi konflik adalah jika keinginan Si Pemuda untuk menyembunyikan penyakitnya

dari keluarga dituruti maka kesehatan Si Pemuda akan semakin memburuk karena keluarga

mempunyai peran untuk merawat Si Pemuda. Tapi disisi lain jika perawat tidak mengikuti keinginan

Si Pemuda, itu artinya perawat tidak menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam

menghargai dan memenuhi hak klien.


b. Perencanaan

Menurut Thomson & Thomson (1985) mendaftarkan tiga hal yang sangat spesifik terintegrasi dalam

perencanaan, yaitu:

1. Tentukan tujuan dari treatment

Tujuan dari treatment adalah perawat harus menjelaskan kepada Si Pemuda resiko apa yang dihadapi

Si Pemuda jika tidak memberitahu keluarganya. Karena Si Pemuda menderita penyakit yang

berbahaya dan bias saja menularkan kekeluarganya. Mungkin saja dari titik-titik air bersin dan

batuk, luka dan kontak langsung dari dahak.

2. Identifikasi pembuat keputusan

Keputusan belum dapat diambil karena Si Pemuda melarang memberitahu keluarga tentang

penyakitnya.

3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi atau pilihan

Dalam hal ini terdapat dua opsi yang membingungkan. Yang pertama jika keluarga tidak diberitahu

maka penyakit Si Pemuda bertambah parah. Jika keluarga diberitahu itu akan melanggar tanggung

jawab dalam memenuhi hak Si Pemuda.

c. Implementasi

Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta anggota tim

kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan.

Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama

implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali

menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka, marah, dan emosi kuat yang

lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para pengambil

keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan yang terbaik bagi klien”. Perawat

harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi
kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan,

pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai karena semua

pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat

menangkap perhatian utama klien. Seringkali klien / keluarga mengajukan permintaan yang sulit

dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati.

d. Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai outcome-

nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk

mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para

pengambil keputusan masih harus dipelihara. Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek

keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila

memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga

profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama

memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak

emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang

harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang

perawat. Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi ginjal juga sering

menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi manusia, pertimbangan

tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-sumber organ tubuh yang dapat didonorkan

kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu sebagai

perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat meyakinkan klien bahwa

keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang terbaik.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi antara

klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara meningkatkan kesehatan klien

dengan hak klien atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data

medisnya. Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat

mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan

nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak ada pihak yang

dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

3.2 Saran

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara

bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu dilema etik.
DAFTAR PUSTAKA

Widiastuti, Rahayu.dkk.2012.Kamus Keperawatan. Jakarta: Prestasi Pustaka

Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004). Fundamentalsof Nursing Concepts Process

and Practice. (7th ed). New Jerney: Pearson Education Line.

http://hadita19.wordpress.com/2011/10/12/delima-etik/

Anda mungkin juga menyukai