LP Kanker Paru Firna Dan Guntras 2003
LP Kanker Paru Firna Dan Guntras 2003
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER PARU
Oleh :
PALANGKA RAYA
2012
1
KANKER PARU (BRONCHOGENIC CARCINOMA)
Pengertian
Kanker paru (bronchogenic carcinoma) dapat berupa metastasis atau lesi primer. Tumor ganas dapat
ditemukan di bagian tubuh mana saja. Metastasis pada kolon dan ginjal merupakan tumor ganas yang paling
sering ditemukan, keduanya dapat menyebabkan kanker paru.(Arif Muttaqin,ASKEP Gangguan Pernafasan hal
198)
Kanker paru adalah tumor berbahaya dalam paru ,sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel di
dalam paru tapi dapat berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel–sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, 2000)
Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:
Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari
satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.
2
Etiologi
1. Merokok
Kanker paru 10 kali lebih tinggi di alami perokok berat dibandingkan dengan bukan perokok. Namun
individu yang tidak sengaja terpajan asap rokok juga berisiko tinggi untuk mengalami kanker paru.
Peningkatan faktor resiko ini berkaitan dengan riwayat jumlah perokok dalam tahun. Faktor lain juga
dipertimbangkan termasuk di dalamnya jenis rokok yang diisap (kandungan tar,rokok filter,dan kretek).
2. Polusi udara
Ada berbagai karsinogen telah diidentifikasi , termasuk di dalamnya adalah sulfur,emisi,kendaraan
bermotor,dan polutan dari pengolahan dan pabrik.
3. Polusi lingkungan kerja
Pada keadaan tertentu ,karsinoma bronchogenic tampaknya merupakan suatu penyakit akibat polusi di
lingkungan kerja. Dari berbagai bahan industri yang paling berbahaya adalah asbes yang di produksidan
di gunakan pada bahan bangunan. Para pekerja yang berhubungan dengan lingkungannya mengandung
asbes 10 kali lebih besar dari pada masyarakat umum.
4. Rendahnya asupan vitamin A
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perokok yang dietnya rendah vitamin A dapat
memperbesar resiko kanker paru. Vitamin A dapat menurunkan resiko peningkatan jumlah sel – sel
kanker,karena fungsi utama vitamin A turut berperan dalam pengaturan diferensiasi sel.
5. Faktor herediter
Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari penderita kanker paru berisiko tinggi lebih besar
mengalami penyakit yang sama.
- Parau(hoarsenes).
- Perubahan pola nafas.
- Batuk persisten atau perubahan batuk.
- Sputum mengandung darah.
- Sputum berwarna kemerahan atau purulen.
- Hemoptisis .
- Nyeri dada,punggung, dan lengan.
- Pleural efusi,pneumonia,bronkitis.
- Dispnea.
- Demam .
- Wheezing.
- Penurunan berat badan.
- Clubbing finger.
Patofisiologi
Karsinoma pada sel skuamosa merupakan karsinoma bronkhogenik histologis yang paling sering
ditemukan pada permukaan sel epitel bronkus . perubahan epitel- termasuk metaplasia atau displasia terjadi
akibat kebiasaan merokok jangka panjang secara khas mendahului timbulnya tumor. Karsinoma sel skuamosa
3
biasanya terletak sentral disekitar hilus dan menonjol ke dalam bronkhi besar. Diameter tumor jarang
melampaui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus
,dinding dada,dan mediastinum. Karsinoma sel skuamosa sering kali disertai dengan batuk hemoptisis akibat
iritasi atau ulserasi ,pneumonia,dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi sekunder. Karena tumor ini
cenderung agak lamban dalam bermetastasis ,maka pengobatan dini dapat memperbaiki prognosis.
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel
Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat
Faktor predisposisi
dan sitoplasma sedikit. Metastasis inhalasi zat karsinogen
dini ke mediastinum dan kelenjardari:
limfe hilus, demikian pula dengan
Merokok ,bahaya industri, dan polusi udara
penyebaran hematogen ke organ – organ distal.
Perubahanselepitel
Adenokarsinoma (termasuk karsinoma termasuk metaplasia
alveolar).
Sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan
timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada
paru – paru dan fibrosis interstisial
Perubahan kronik.
epitel Lesi
silia seringkali
dan mukosa meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada
/ulserasi
bronkhus
stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.
Ketidak efektifan pola nafas dan Keluhan sistemis,mual,intake nutrisi Metastasis ke pleura,sirkulasi
gangguan pertukaran gas tidak adekuat,malaise,kelemahan arterial,struktur mediastinum,dan
dan keletihan
dapat menimbulkan suara serak.
fisik,kecemasan,ketidaktahuan akan
prognosis.
5
Berdasarkan TNM.
T= Tumor : N. : Nodul, yaitu kelenjar limfe M. : Metastase
1. T :
2.N :
3.M.
Stadium I:
Sel kanker hanya ditemukan di paru sedangkan jaringan di sekitarnya tetap normal. Stadium I dibagi menjadi
Stadium IA dan IB, tergantung ukuran tumor.
Stadium II:
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, dinding dada, diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung.
Stadium II dibagi menjadi IIA dan IIB, tergantung ukuran tumor atau ada tidaknya sel kanker di kelenjar getah
bening sekitarnya.
Stadium III:
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan bagian dada diantara jantung dan paru. Pembuluh darah di
bagian ini juga telah terkena. Kanker mungkin juga telah menyebar ke leher bawah.
6
Stadium IIIA:
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dada bagian tengah, disisi yang sama dimana kanker
bermula.
Stadium IIIB:
Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening disisi dada yang lainnya.
Stadium IV:
Kanker telah menyebar ke paru lain atau bagian tubuh yang berbeda dan tak dapat dihilangkan dengan
operasi/pembedahan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Nodula soliter terbatas yang di sebut coin lesion pada radiogram dada sangat penting dan mungkin meerupakan
petunjuk awal untuk mendeteksi adanya karsinoma bronkhogenic meskipun dapat juga ditemukan pada banyak
keadaan lainnya.
Bronkoskopi
Bronkoskopi disertai biopsi adalah teknik yang paling baik dalam mendiagnosis karsinoma sel skuamosa yang
biasanya terletak di daerah sentral paru. Pelaksanaan bronkoskopi yang paling sering adalah menggunakan
bronkoskhopi serat optik. Tindakan ini bertujuan sebagai tindakan diagnostik caranya dengan mengambil
langsung sampel ke tempat lesi untuk dilakukan pemeriksaan sitologi.
Sitologi
Biopsi kelenjar skalenus adalah cara terbaik untuk mendiagnosis sel-sel kanker yang tidak terjangkau oleh
bronkoskopi. Pemeriksaan sitologi sputum,bilasan bronkus,dan pemeriksaan cairan pleura juga memainkan
peran penting dalam menegakkan diagnosis kanker paru-paru.
Biopsi
Penatalaksanaan medik
7
Penatalaksanaan non bedah
- Terapi Oksigen jika klien mengalami hipoksemia,perawat dapat memberikan terapi oksigen melalui
nasal kanul atau face mask.
- Terapi obat jika klien mengalami bronkospasme,dokter dapat memberikan obat golongan bronkodilator.
- Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan kanker paru.
- Imunoterapi dapat di berikan obat cytokin pada klien yang mengalami gangguan imun.
- Terapi radiasi di lakukan dalam 5 kali seminggu.
- Terapi laser.
- Torakosentesis dan pleurodesis.
Pembedahan
Terapi pengobatan
Pengkajian
Anamnesis
Keluhan utama klien dengan kanker paru biasanya bervariasi seperti batuk,batuk produktif,batuk darah
dan sesak nafas. Biasanya kkeluhan hampir sama dengan jenis penyakit paru lainnya dan tidak mempunyai
8
awitan (onset)yang khas.sering kali kanker paru menyerupai pneumonitis yang tidak dapat di tanggulangi.
Batuk merupakan gejala umum yang sering kali diabaikan oleh pasien dan dianggap sebagai akibaat merokok
atau bronkitis. Bila karsinoma bronkhus berkembang pada klien dengan bronkhitis kronis,batuk akan timbul
lebih sering dan volume sputum bertambah.
Riwayat penyakit sebelumnya ,walaupun tidak terlalu spesifik biasanya akan didapatkan adanya keluhan batuk
jangka panjang serta penurunan berat badan. Terdapat juga bukti bahwa ada keluarga klien dengan kanker paru
berisiko lebih besar mengalami penyakit itu.
Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
Adanya kesimpulan penegakkan diagnosis medis karsinoma bronkhogenik akan memberikan dampak
yang luar biasa terhadap keadaan status psikologis klien . Mekanisme koping biasanya maladaptif yang dikuti
perubahan mekanisme peran dalam keluarga,kemampuan ekonomi dalam pengobatan,serta prognosis yang tidak
jelas adalah faktor-faktor pemicu kecemasan dan ketidakefektifan koping individu dan keluarga.
Inspeksi
Secara umum biasanya klien tampak kurus,terlihat batuk,dengan/tanpa peningkatan produksi sekret.
Pergerakan dada bisa asimetris,apabila terjadi komplikasi efusi pleura dengan hemoragi.nyeri dada dapat timbul
dengan berbagai bentuk tetapi biasanya dialami sebagai rasa sakit atau tidak nyaman akibat penyebaran
neoplastik ke mediastinum. Selain itu,dapat juga timbul nyeri pleuritis bila terjadi serangan sekunder pada
pleura akibat penyebaran neoplastikatau pneumonia.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Bunyi sridor,wheezing,apabila karsinoma melibatkan penyempitan bronkhus dan ini merupakan tanda
khas tumor bronkus.penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinum dapat menimbulkan suara serak akibat
terserangnya saraf rekuren,terjadi disfagia akibat keterlibatan esofagus dan paralisi hemidiafragma akibat
keterlibatan saraf frenikus.
Diagnosa Keperawatan ;
1. Gangguan pertukaran gas b/d gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru dan
perubahan membran alveoli kapiler.
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam pertukaran gas kembali efektif.
Kriteria : TTV normal,GDA dalam batas normal,oksigenasi kuat.
Intervensi
9
- catat frekuensi dan kedalaman pernafasan,auskultasi paru untuk penurunan bunyi nafasdan adanya bunyi
tambahan krekels.
R/takipnea dan dispnea menyertai obstruksi paru.
- Observasi perfusi daerah akral dan sianosis.
R/area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan dengan tak adanya bunyi nafas.
- Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
R/meningkatkan ekspansi dada maksimal sehingga mudah bernafas.
- Kaji tingkat kesadaran
R/hipoksemia sistemik dapat ditunjukkan pertama kali oleh gelisah dan rangsang disertai penurunan
kesadaran.
Kolaborasi
Evaluasi :
Kolaborasi :
Evaluasi :
Evaluasi :
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika
Salemba medika
11
12