Anda di halaman 1dari 8

DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP

DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI

Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana


Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang
Email : ganongzainal@outlook.com

ABSTRAKSI

Suatu mesin dikatakan ideal apabila seluruh energi dalam mesin tersebut dapat diubah menjadi kerja.
Walaupun demikian tidak ada suatu mesin yang dikatakan sebagai mesin ideal karena sebagian energi dalam mesin
terbuang menjadi energi bentuk lain seperti getaran. Getaran dari mesin tersebut membentuk sinyal yang dapat
dideteksi oleh alat CSI Analyzer 2130 untuk menghasilkan suatu sinyal vibrasi. Dari sinyal vibrasi inilah dapat di
analisa suatu kerusakan pada mesin. Seperti kerusakan yang terjadi pada bantalanpompa kondensat. Dari
penelitian ini didapatkan hasil analisa bahwa sinyal vibrasi pada bantalan dalam kondisi normal dan bantalan
kondisi rusak sangat berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada bentuk sinyal spektrum dan waveform vibrasi.
Selain itu nilai overall juga menunjukkan perbedaan pada kedua kondisi bantalan pompa kondensat. Nilai overall
yang dihasilkan pada bantalanrusak yaitu sebesar 3,491 G-s pada sisi peakvue. Berbeda dengan bantalanpada
kondisi normal dengan nilai overall sebesar 0,187 G-s. Nilai overall bantalanrusak sudah melampaui batas baik
vibrasi yaitu 1,80 G-s.

Kata Kunci : CSI Analyzer 2130, Vibrasi, Frekuensi, Spektrum, Waveform, Bantalan, Pompa Kondensat.

PENDAHULUAN tidak dapat dirasakan secara signifikan oleh


indra manusia.
Suatu mesin dikategorikan dalam keadaan
ideal apabila seluruh energi dalam mesin Salah satu mesin yang memiliki putaran dan
tersebut dapat diubah menjadi kerja. kecepatan tinggi dengan frekuensi getaran
Walaupun demikian tidak ada suatu mesin yang selalu berubah – ubah adalah pompa.
buatan manusia yang sudah dalam kategori Pompa bertujuan menyediakan tekanan dan
ideal karena beberapa energi yang temperatur minyak yang tetap untuk
dihasilkan akan terbuang menjadi energi bantalan(bearing) gas turbindan generator.
dalam bentuk lain, salah satunya adalah Elemen pompa itu sendiri umumnya
getaran mekanik. Getaran mekanik yang menggunakan bantalan untuk mendukung
dihasilkan dari mesintersebut berasal dari putaran poros. Apabila dalam sistem
aktivitas mesin dengan operasi putaran dan mekanik seperti pompa menggunakan
kecepatan tinggi. tersebut berasal dari elemen bantalan, maka indikasi
aktivitas mesin dengan operasi putaran dan permasalahan pada pompa dapat ditentukan
kecepatan tinggi. Sehingga getaran tersebut dari frekuensi getaran yang dihasilkan oleh
memiliki frekuensi yang tidak stabil yang bantalan tersebut. Adapun masalah yang

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 60


dibahas yaitu getaran dengan frekuensi tidak Kenaikan tingkat getaran mesin dapat dilihat
stabil pada bearing condensate pump perlu melalui trend pengukuran. Ketika tingkat
dianalisa untuk mengetahui kerusakannya getaran mesin bertambah melampaui sinyal
dengan analisis sinyal vibrasi. Tujuan dari baseline maka perlu dilakukan penanganan
penulisan ini adalah untuk mengetahui khusus pada mesin. Data baseline
kerusakan pada bearing condensate pump merupakan sekumpulan data yang
dengan analisis sinyal vibrasi. didapatkan melalui pengukuran pada saat
mesin beroperasi dengan stabil, sehingga
TINJAUAN PUSTAKA
data baseline berfungsi sebagai pembanding
Analisa vibrasi adalah salah satu teknik yang data pengukuran untuk menentukan kondisi
sering digunakan dalam melakukan teknik mesin. sedangkan untuk mengetahui tingkat
prediktif mesin berputar. Teknik ini kerusakan atau keparahan dari mesin
memanfaatkan karakteristik getaran yang berputar digunakan standar untuk
dibangkitkan oleh mesin berputar. Beberapa mengevaluasi kerusakan berdasarkan kelas
kerusakan yang sering muncul pada mesin dan tipe mesin, salah satu standar
berputar adalah bearing defect, unbalance, pengukuran getaran yaitu International
looseness dan misalignment, beberapa
kerusakan tersebut memiliki karakteristik
khusus dalam pola sinyal vibrasi yang
dibangkitkan. Getaran mempunyai tiga
parameter penting yang dapat dijadikan
sebagai tolok ukur yaitu amplitudo,
frekuensi, dan fase.

Amplitudo adalah ukuran atau besarnya


sinyal vibrasi yang dihasilkan atau Organization for Standardization (ISO).
mengidentifikasikan besarnya gaya yang Gambar 1 Standar Vibrasi Motor ISO
dihasilkan dari getaran. Makin tinggi 10816-1
amplitudo yang ditunjukkan, menandakan
makin besar gangguan yang terjadi.
Besarnya amplitudonya bergantung pada
tipe mesin dan kerusakan. Kenaikan
amplitudo pada frekuensi tertentu
mengidentifikasi jenis-jenis gangguan yang
terjadi pada bagian mesin. Dengan
diketahuinya frekuensi pada saat mesin
mengalami vibrasi, maka penelitian atau
pengamatan secara akurat dapat dilakukan
untuk mengetahui penyebab atau sumber
dari permasalahan.

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 61


2. Alat penelitian

Gambar 4CSI Analyzer 2130

1. CSI Analyzer 2130


2. Bearing 6224/C3 (Kondisi baik dan
rusak)
3. Condensate Pump
4. Software AMS Suite : Machinary Health
Manager
5. Safety APD dan IK

Gambar 2 Karakteristik Kerusakan 3. Prosedur Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini
METODOLOGI PENELITIAN adalah pengambilan sinyal vibrasi dengan
CSI Analyzer 2130 pada sisi vertikal,
1. Alir Penelitian horizontal dan peakvuecondensate pump.
Prosedur tersebut adalah sebagai berikut :

1. Condensate Pump dalam kondisi operasi


dengan kecepatan putar 1475 RPM,
diukur menggunakan alat CSI Analyzer
2130.
2. Pengukuran sinyal vibrasi menggunakan
alat ini pada sisi inboard vertikal,
horizontal dan peakvue.
3. Setelah didapatkan sinyal vibrasi yang
menunjukkan kerusakan pada sisi
inboard, maka data tersebut dimasukkan
kedalam database software AMS Suite :
Machinary Health Manager.
4. Pengukuran selanjutnya pada bantalan
Gambar 3 Diagram Alir baru yang telah menggantikan bantalan

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 62


rusak pompa kondensat yang rusak guna  Motor Inboard Peakvue
membandingkan sinyal normal dengan
sinyal vibrasi rusak.
5. Langkah pengukuran sinyal vibrasi pada
bearing normal sama seperti langkah
pengambilan data awal.

4. Pengambilan Data
Pengambilan data yang benar dan akurat
akan sangat membantu untuk proses analisa Grafik 2 MIP
hasil penelitian. Metode pengambilan data
juga menentukan kualitas data yang
diperoleh. Pada penelitian ini, peneliti  Motor Inboard Vertikal
mengambil data secara langsung dengan
mengamati peristiwa yang terjadi dengan
mengadakan suatu pengamatan terhadap
gejala kerusakan yang terjadi.

DATA PENELITIAN
Penyajian data penelitian berupa grafik
spektrum dan waveform sinyal vibrasi dari
proses penelitian pada bearing condensate Grafik 3 MIV
pump yang rusak dan setelah masa
penggantian bearing yaitu bearing normal.
2. Sinyal Vibrasi Bearing Rusak
1. Sinyal Vibrasi Bearing Normal  Motor Inboard Horizontal
 Motor Inboard Horizontal

Grafik 4 MIH
Grafik 1 MIH

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 63


 Motor Inboard Peakvue ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Grafik 1 adalah grafik hasil pengukuran
pada sisi motor inboard horizontal berupa
sinyal vibrasi spectrum dan waveform.
Sinyal spectrum dan waveform ini
menunjukkan bahwa sinyal vibrasi bagian
inboard horizontal dalam keadaan normal.
Meskipun pada grafik spectrum
menunjukkan bahwa bearing dalam keadaan
Grafik 5 MIP unbalance, namun dikarenakan nilai
unbalance pada spectrum yaitu overall 0,619
mm/sec termasuk masih dalam batasan
 Motor Inboard Vertikal normal vibrasi bearing pada condensate
pump. nilai ini merupakan nilai rata – rata
atau nilai secara keseluruhan amplitudo
getaran terhadap berbagai frekuensi yang
bisa dinyatakan dalam kecepatan,
percepatan maupun perpindahan.

Grafik 2 adalah grafik yang menunjukkan


sinyal vibrasi pada sisi inboard peakvue.
Peakvue disini telah dijelaskan pada 3.3.4,
yang merupakan sisi paling sensitif terhadap
Grafik 6 MIV kerusakan bearing. Sinyal vibrasi tersebut
menunjukkan bahwa bearing pada sisi
inboard tidak memiliki kendala ataupun
3. Nilai Overall Bearing kerusakan, dikarenakan nilai overall motor
inboard peakvue tidak mencapai batas alarm
SISI OVERALL OVERALL
NO PENGAMBILAN BEARING BEARING yaitu 0,187 G-s. Order harmonic dari
DATA NORMAL RUSAK spectrum terlihat stabil dan tidak
0.619 0.876
1 MIH menunjukkan tanda – tanda maupun
mm/sec mm/sec
2 MIP 0.187 G-s 3.491 G-s perubahan yang signifikan. Order dan
0.659 0.604 harmonic yang stabil juga ditunjukkan pada
3 MIV
mm/sec mm/sec grafik waveform yaitu harmonic dari sinyal
Tabel 1 Nilai Overall vibrasi tidak mencapai batas alert yang
mengindikasikan bahwa bearing mengalami
kerusakan.

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 64


Grafik 3terlihat memiliki gelombang nilai RMS juga melebihi batas normal yaitu
dengan frekuensi yang halus. Hal ini 4,39 G-s. Gelombang pada waveform juga
ditunjukkan pada grafik spectrum yang menunjukkan bahwa order telah melebihi
memiliki overall sebesar 0,659 mm/sec alert signal yang jika diartikann bahwa
dengan sideband antara 0-90 Hz. Nilai ini bearing tersebut dalam keadaan rusak.
dibawah batas alarm sinyal vibrasi dengan
Grafik 6adalah grafik pada sisi inboard
kerusakan pada bearing meskipun terlihat
vertikal, yang menunjukkan bahwa terdapat
ada sinyal tinggi pada 1xRPM yang
order yang tidak harmonik pada frekuensi
menyatakan bahwa bearing tersebut
tinggi. Gelombang amplitudo juga tidak
mengalami unbalance. Pada sinyal vibrasi
menunjukkan adanya harmonic sehingga
waveform pun menunjukkan bahwa order
menyatakan bahwa adanya kerusakan
tidak mencapai titik batas yang dinyatakan
meskipun nilai overall pada batas aman,
bahwa bearing itu mengalami kerusakan.
yang artinya kerusakan tersebut tidak
Grafik 4menunjukkan bahwa terdapat terdeteksi secara nilai overall.
ketidak stabilan order pada harmonic
Setelah dilakukan kaji analisa terhadap
frekuensi tinggi. Hal ini ditunjukkan pada
kerusakan bearing ini rusak disebabkan
band 70-90 Hz dan mengindikasikan bahwa
karena grease atau minyak pelumas bearing
adanya unbalance pada bearing pompa.
tidak diberikan sesuai standar pemberian
Nilai overall yang menyatakan 0,876
grease pada bearing 6224/C3 condensate
mm/sec yang berarti unbalance tidak
pump. Selain itu pemberian grease juga
mencapai sinyal alarm namun sinyal yang
tidak sesuai dengan tipe dan seri yang
ditunjukkan oleh spectrum bahwa tidak ada
dianjurkan sesuai name plate pada
gelombang harmonic pada sisi inboard
condensate pump.
horizontal. Sinyal yang ditampilkan oleh
grafik waveform pun juga menunjukkan Pemberian grease yang tidak sesuai standar
bahwa peak sudah melebihi batas alert disini dikarenakan kesengajaan ketika
bahkan mencapai sinyal fault. Nilai RMS pemasangan untuk menghindari temperature
juga hanya mencapai nilai 1,06 G-s. tinggi akibat gesekan yang diberikan antara
minyak pelumas dengan casing bearing.
Grafik 5terlihat terdapat simpang order
Karena pada mulanya pompa tersebut
pada harmonic spectrum pada band 1000
pernah diberikan minyak pelumas sesuai
Hz, sehingga pada sisi peakvue ini
standar, namun temperature berangsur naik
mendukung bahwa terjadi kerusakan pada
selama 3 hari setelah pemasangan. Hal
sisi bearing dengan nilai overall 3,491 G-s
inilah yang sengaja dihindari dan
yang melebihi batas normal vibrasi bearing
perbandingan antara pemberian grease yang
6224/C3 pada sisi inboard. Namun
sesuai standar dengan pemberian grease
kerusakan bearing dengan overall tersebut
dibawah standar adalah pada umur pakai
tidak dapat terdeteksi oleh sisi horizontal
bearing. Apabila pemberian minyak pelumas
dan vertikal. Pada sinyal waveform juga
sesuai standar tentu saja umur bearing akan
menunjukkan bahwa pada band 2000 Hz,
sesuai dengan umur pakai yang telah di

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 65


prediksi oleh pabrik, akan tetapi akan ada ISO 10816-1 menyatakan bahwa pada mesin
peningkatan temperature selama beberapa tingkat 3 memiliki kondisi yang baik pada
hari yang tentunya akan mengganggu saat mesin tersebut memiliki nilai vibrasi
kinerja kopling, alignment, gear box dan mencapai 1,80 mm/s. mesin tingkat 3
vibrasi pompa itu sendiri. Namun apabila dinyatakan dalam keadaan tidak baik ketika
pemasangan bearing dengan grease dibawah mesin tersebut memiliki nilai vibrasi sebesar
standar maka umur pakai bearing itu sendiri 1,80 – 4,50 mm/s.
akan dibawah prediksi umur pakai bearing
Fenomena tersebut terjadi pada penelitian
sesuai pabrik, gesekan yang timbul akan
ini, dimana bearing pada condensate pump
kecil dan temperature condensate pump
memiliki nilai overall sebesar 3,491 G-s
akan tetap stabil sehingga tidak mengganggu
dengan amplitudo tidak harmonic sehingga
komponen lain pada equipment itu sendiri.
bearing condensate pump tersebut
Minyak pelumas condensate pump yang dinyatakan dalam keadaan rusak. Kerusakan
tidak sesuai dengan name plate pompa yang terjadi pada bearing tersebut termasuk
dikarenakan tipe minyak yang sesuai dan dalam jenis kerusakan unbalance karena
dianjurkan untuk melumasi pompa tersebut memiliki amplitudo tinggi pada 1xRPM
adalah Mobilux EP2, akan tetapi pemberian sehingga bearing pada condensate pump
grease adalah alvania EP2 yang memiliki tersebut perlu dilakukannya penggantian
nilai viskositas yang lebih kecil yaitu 100
dibandingkan dengan viskositas Mobilux
EP2 yaitu 160. Karena dianggap tidak KESIMPULAN
berbeda jauh dari Mobilux EP2 yang sesuai
Setelah dilakukan penelitian tentang
name plate condensate pump maka
kerusakan bearing pada condensate pump,
dipakailah Alvania EP2. Meskipun
maka dapat diambil kesimpulannya sebagai
spesifikasi antara kedua minyak pelumas
berikut :
pompa tersebut tidak jauh berbeda, namun
faktor inilah yang termasuk dalam penyebab 1. Karakteristik kerusakan pada bearing
unbalance dan anti-friction bearing pada 6224/C3 adalah kerusakan unbalance
bearing. Dari spesifikasi Condensate Pump, dan bearing defect. Kerusakan ini
Mobilux EP2 telah disebutkan bahwa terdeteksi dikarenakan muncul sinyal
kesesuaian grease dengan name plate pompa amplitude tinggi pada 1XRPM dan
adalah standar yang telah ditetapkan pada ketidak harmonikan pada frekuensi
Condensate Pump tersebut. tinggi.
2. Hasil analisa dari kerusakan tersebut
Dalam teori yang saya temukan buku
adalah munculnya nilai overall tinggi
Reliability Solution : Analisa Vibrasi Mesin,
pada sisi peakvue, yaitu 3,491 G-s. Nilai
menyatakan bahwa pada analisis spectrum
yang sangat tinggi jika dibandingkan
menyatakan bahwa suatu mesin mengalami
dengan nilai vibrasi bearing normal
kerusakan unbalance ketika amplitudo yang
yaitu 0,187 G-s.
tinggi pada 1xRPM. Pada standar vibrasi

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 66


DAFTAR PUSTAKA
1. Agilent Technologies. The
Fundamentals of Signature Analysis.
Note: 243
2. Mackay, Steve (Ed.). 2004. Practical
Machinery of Vibration Analysis and
Predictive Maintenance. Oxford:
Elsevier.
3. Pratama, Tiara Vibrasindo. 2005.
Pemrosesan Sinyal. Jakarta: Tiara
Reliability Solution.

Jurnal “FLYWHEEL”, Volume 8, Nomor 1, Februari 2017 67

Anda mungkin juga menyukai