KEJANG DEMAM
OBJECTIVE
I Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu
tubuh (suhu >380 c) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial.
ILAE 1993 menambahkan kriteria kejang demam dengan:
Umur > 1 bulan
Tanpa riwayat kejang neonatal sebelumnya/ kejang unprovoked.
Tidak memenuhi kriteria kejang akut simptomatik.
Kejang demam biasanya terjadi pada usia 6 bulan – 5 tahun. Anak yang prenah
mengalami kejang tanpa demam, kemudian mengalami kejang demam tidak termasuk
kedalam kejang demam.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan lain seperti infeksi SSP, epilepsi yang
kebetulan terjadi bersama demam.
Sesuai dengan batasan kejang demam, etiologi kejang demam disebabkan oleh
karena peningkatan suhu tubuh >380 C. Seorang dokter harus mencari etologi dari
demam sebagai pencetus bangkitan kejang. Beberapa penyakit infeksi yang sering
menimbulkan kejang demam seperti ISPA, otitis media, diare disentri, dan ISK.
Kejang demam terjadi pada 2%-4% dari populasi anak usia 6 bulan- 5 tahun.
Sekitar 80% kasus merupakan kejang demam sederhan dan 20% kasus adalah kejang
demam kompleks. Kejang demam pertama sering ditemukan pada usia 17- 23 bulan.
Anak laki –laki lebih sering mengalami kejang demam dibanding anak perempuan.
Bila kejang demam sederhana yang terjadi pada umur kurang dari 12 bulan, maka
risiko kejang demam kedua 50%, dan apabila kejang demam sederhana terjadi setelah
umur 12 bulan menurun menjadi 30%, setelah kejang demam pertama, 2-4% anak
akan berkembang menjadi epilepsi dan ini 4 kali risikonya dibanding populasi umum.
III. Klasifikasi
ILAE 1993 membagi kejang demam menjadi 2 :
IV. Patomekanisme
Mekanisme pasti kejang demam belum jelas diketahui. Beberapa faktor yang
berperan dalam terjadinya kejang demam adalah :
Sel –sel saraf sebagai pencetus bangkitan / letupan listrik inhibisi sistem
GABAergic.
Perasangan neurotransmiter asam amino seperti glutamat dan aspartat
Kelainan reseptor GABA
Faktor genetik.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan dan dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab, seperti darah perifer, elektrolit
dan gula darah.
Pungsi lumbal
Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk mencegah atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Risiko terjadinya meningitis bakteralis
0,6%-6,7 %.
Pada bayi kecil sering manifestasi meningitis tidak jelas secara klinis, oleh
karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:
1. Bayi < 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan.
2. Bayi 12 -18 bulan dianjurkan
3. Bayi > 18 bulan tidak rutin.
Bila yakin bukan meniagitis secara kilnis, tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
Elektroensepatografi (EEG)
Pemeriksaan EEG tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam.
Pencitraan
Foto X-ray kepala neuropencitraan seperti CT-scan atau MRI jarang
sekali dikerjakan, tidak rutin dan atas indikasi seperti :
1. Kelainan neurologic fokal yang menetap
2. Parese N.VI
3. Papiledena
VII. Penata laksanaan kejang demam
Kejang
Diazepan 0,3 – 0,5 mg/kg iv atau
Diazepan perektal :
BB: < 10 Kg : 5 mg
BB: > 10 Kg : 10 mg
Kejang
5- 10 ’
Ya Tidak
5-10’
Kejang Tidak
Ya STOP
Prolonged Seizure
o A-B-C
o Cari tanda trauma /infeksi, kelumpuhan fokal.
o Pemeriksaan : darah rutin, gula darah dan elek trolit
o Fenitoin loading dose : 15 – 20 mg /Kg IV bolus kecepatan 1 mg/Kg/ menit
Kejang Tidak
12 jam kemudian
Fenobarbiral 4- 5 mg/Kg /hari
Ya
Intubasi
ICU
Midazolam 0,3 mg/Kg IV dilanjutkan dengan rumatan
1. Antipiretik
Anti piretik pada saat demam dianjurkan. Dosis asetaminopen yang
digunakan 10 -15 mg /Kg/ kali. Diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali.
Dosis ibuprofen 5 – 10 mg/Kg/ kali, 3-4 kali sehari.
2.Antikonvulsif
Pemakaian diazepam peroral dosis 0,3 mg/Kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0 C.
Fenobarbital, karbamazepin, fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk mencegah
kejang demam.
Lama pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian diturunkan secara
bertahap selama1-2 bulan.
VIII. Prognosis.
Prognosis kejang demam baik. Risiko epilepsi kecil. Pemberian obat
rumatan dapat mencegah frekuensi kejang demam. Pengobatan rumat diberikan pada
kasus selektif dan kasus dengan kelainan neurologis yang nyata.