Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan kerja praktek merupakan suatu kegiatan bagi calon


sarjana teknik untuk melakukan pengamatan dan mengikuti kegiatan
praktek pada proses pembangunan di lapangan, pada sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, industry bangunan
atau pada sebuah pengelolah bangunan dimana seorang calon sarjana
teknik sipil akan diperkenalkan secara dekat, akurat dan komunikatif
pada “Proyek Preservasi Rekonstruksi Sangatta-Ma.Lembak-
Pelabuhan Ronggang-Sangkulirang-Akses Maloi ‘’ yang nyata dan
kompleks.

Kerja praktek juga memberikan manfaat bagi maahasiswa yang


akan menyelesaikan studi, selain sebagai tempat untuk
mengaplikasikan / menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
bangku kuliah, kerja praktek juga merupakan langkah awal bagi
mahasiswa sebelum terjun secara langsung ditengah-tengah kehidupan
masyarakat dan dunia kerja.

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek


Sesuai dengan persyaratan perkuliahan dan kurikulum pada
jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia
Toraja, sekaligus sebagai penunjang kearah bidang profesi, maka
peranan kerja praktek dapat dirasakan manfaatnya bagi setiap
mahasiswa yang akan menyelesaikan kuliahnya dengan
baik.Dimana ini merupakan langkah awal sebelum terjun ketengah-
1
tengah masyarakat sebagai profesionalisme dalam bidang
ketekniksipilan.
Dengan alasan ini, maka pelaksanaan kerja praktek disamping
sebagai syarat kelengkapan perkuliahan, sekaligus sebagai wadah
untuk menganalisis dan membandingkan teori-teori yang diperoleh
dalam perkuliahan.
Mengingat pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia,
maka jasa konstruksi sangat dibutuhkn untuk menunjang
pembangunan tersebut.Selain dengan itu, permintaan akan tenaga-
tenaga ahli di bidangnya masing-masing pun terus meningkat.
Dari kenyataan tersebut maka pihak Universitas Kristen
Indonesia Toraja sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang juga merupakan penunjang
profesionalisme insan sipil, menyadari sepenuhnya bahwa teori
yang diberikan di bangku perkuliahan jika tidak ditunjang dengan
praktek di lapangan tentu tidak dapat menghasilkan tenaga-tenaga
yang mampu dan berkualitas seperti yang diharapkan.
Berdasarkan hal ini, maka pihak universitas memasukkan
program kerja praktek dan kuliah profesi pada kurikulum,yang
merupakan persyaratan wajib yang diikuti oleh setiap mahasiswa
dalam rangaka penyelesaian studi.

1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek


1. Maksud dari Kerja Praktek
a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan kurikulum yang telah ditentukan.
2
b. Mendidik calon sarjana teknik sipil untuk dapat
mengetahui dan memahami secara langsung
mekanisme pekerjaan konstruksi secara teknis
maupun non teknis.
c. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah, serta sebagai tempat untuk
membandingkan antara teori dan pelaksanaan lnsung
di lapangan.

2. Tujuan dari kerja praktek


a. Untuk mengetahui dan melihat pengeolahan
pelaksanaan suatu proyek pembangunan.
b. Untuk mengetahui unsur-unsur yang berperan dalam
suatu proyek serta mengetahui cara penyelesaian suatu
masalah yang terjadi yang menyangkut pelaksanaan
suatu pekerjaan di lapangan.
c. Untuk mengaplikasikan teori-teori pengetahuan dari
perkuliahan terhadap kasus-kasus pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

1.3 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek


Metode pelaksanaan yang dipakai dalam pelaksanan
kerja praktek adalah pengamatan secara langsung di
lapangan.Untuk memperoleh data-data lain yang dipakai
sebagai penunjang dalam penyusunan laporan ini dilakukan
peninjauan dan pengumpulan data terhadap proyek yang
3
sedang dikerjakan, baik yang bersifat teknik maupun yang
bersifat administrative.
Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek selama 2 (dua)
bulan, terhitung mulai tanggal sampai tanggal

1.4 Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk melaporkan


segala kegiatan, metode pelaksanaan, permasalahan yang
timbul serta solusi yang ditempuh selama mengikuti kerja
praktek tersebut ke dalam bentuk tulisan yang mudah
dimengerti dan juga sebagai bahan masukan yang berarti
bagi penulis.
Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah :

a. Untuk melatih diri menulis bagian-bagian yang


dikerjakan dan dilihat di lapangan dalam bentuk suatu
penulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
b. Sebagai syarat untuk memenuhi salah satu kurikulum
dalam menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil Uiversitas Kristen Indonesia Toraja.

4
1.5 Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan pada proyek Preservasi


Rekonstruksi Sanggatta - Sp.Perdau - Ma.Lembak - Pelabuhan
Ronggang - Sangkulirang - Akses Maloi , yang dilaksanakan oleh
PT.Harlis Tata Tahta, yang beralamat di Jl.Gajah Mada RT.40
No.09 Bontang Selatan-Kalimantan Timur. .

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Tujuan Pembangunan Proyek

Proyek “Preservasi Rekonstruksi Sanggata- Sp.Perdau-


Ma.Lembak-Pelabuhan Ronggang-Sangkulirang-Akses Maloi”
merupakan salah satu dari tiga kontrak pekerjaan jalan nasional
yang sumber dana dari APBN.Paket yang dikerjakan oleh
PT.Harlis Tata Tahta ini untuk rekonstruksi jalan sepanjang 7,92
KM, Rehabilitasi Mayor 1,39 KM, Rutin Kondisi 7,92 KM, dan
Rutin Jalan 1,39 KM.

2.2.Tahapan Pelaksanaan :
A. Pekerjaan persiapan
B. Pekerjaan struktur jalan
C. Pekerjaan finising

2.3.Lokasi Proyek

Lokasi Proyek Preservasi Rekonstruksi Sangatta-


Sp.Perdau-Ma.Lembak-Pelabuhan Ronggang-Sangkulirang-
Akses Maloy, berada di Segmen 2, 3, 4 dan 5.

6
2.4.Lingkup Pekerjaan

Adapun lingkup pekerjaan yang dilaksanakan di proyek ini


meliputi :

I. Persiapan Kerja meliputi :

Mobilisasi

a. Pembuatan Kantor Kegiatan, yaitu tempat menyelesaikan pekerjaan


– pekerjaan yang menyangkut kegiatan di lapangan agar tertip
administrasi.

b. Pembuatan Papan Nama Proyek. Petunjuk bentuk Papan Nama


Proyek mengenai ukuran, isi dan warnanya menyesuaikan dengan
aturan pemerintah setempat. Papan Nama Proyek dilakukan pada saat
mulai pekerjaan dan di cabut kembali setelah mendapat persetujuan
Pipinan Proyek.

c. Menyiapkan Rambu-rambu Lalu-lintas yang memadai, Rambu-


Rambu Peringantan dipasang sebelum pelaksanaan dimulai, membuat
dan memasang Rambu-Rambu Peringatan di lokasi kegiatan, bentuk
dan ukuran sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.

d. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat


dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketentuan.

e. Laboraturium Lapangan, yaitu tempat meletakan peralatan


laboraturium yang setiap saat diperlukan di lapangan agar mutu
terjamin, seperti alat Sand Cone, timbangan dan alat lainnya
7
f. Pembuatan Gudang yaitu tempat menyimpan peralatan pekerjaan
dan Material On Site.

g. Lokasi Stockpile material, yaitu untuk penyimpanan sementara


material pekerjaan.

h. Bengkel, yaitu tempat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti


memotong dan merangkai besi, mengelas dan lain-lain.

Mengetahui kondisi riil lapangan dengan melakukan pengukuran pada


lokasi pekerjaan, yaitu berupa situasi, potongan memanjang, potongan
melintang, yang dituangkan dalam gambar, termasuk gambar
konstruksi, yang disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan
foto dokumentasi , juga gambar – gambar kerja .

II. Tahapan Pelaksanaan:

Pekerjaan akan diawali dengan Pelaksanaan Levelling


pembentukan badan jalan menggunakan sirtu dipadatkan. Dalam
pelaksanaan ini tentunya telah terlebih dahulu melakukan pengukuran
dan pemasangan bowplank.

1. Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan sirtu dipadatkan akan


kami laksanakan sebagai berikut :

a. Pengukuran Badan Jalan

Sebelum dilaksanakan pekerjaan leveling badan jalan terlebih


dahulu dilaksanakan pengukuran badan jalan yaitu pengukuran
vertical maupun horizontal, Hasil dari pengukuran dicatatkan serta
dibuat laporan hasil pengukuran untuk persetujuan dalam pelaksanaan
8
pekerjaan, Selanjutnya dibuatkan patok-patok referensi sebagai acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.

b. Pekerjaan Levelling pembentukan badan jalan menggunakan sirtu


dipadatkan Pekerjaan ini dilaksanakan diatas permukaan existing dan
badan jalan sesuai ketebalan yang direncanakan. Penghamparan sirtu
dilaksanakan step by step untuk seluruh badan jalan yang perlu
dilakukan levelling. Dalam pelaksanaannya usahakan untuk senantiasa
selalu menempatkan Petugas lalu-lintas dan juga berkoordinasi
dengan aparat terkait secara resmi.

Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

- Sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan


pengujian material agregat / sirtu yang akan digunakan pada saat
pelaksanaan sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan.

- Material Sirtu didatangkan dari quary yang telah disetujui kemudian


material dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.

- Material sirtu dihampar dengan tenaga manusia dan dengan


ketebalan rencana.

- Hamparan dibasahi sampai kadar air optimal sesuai hasil pengujian


kepadatan lapangan di lab dengan menggunakan water tank truck dan
dipadatkan dengan menggunakan Plate Vibrator Stamper.

- Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan


dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

9
- Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test sand cone untuk mengetahui kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

2. Pekerjaan Betonisasi Jalan

Adapun tahapan Betonisasi jalan dilaksanakan bertahap dengan


membagi 2 bidang jalan agar lalu lintas tidak terganggu apabila
penutupan jalan secara total tidak memungkinkan dan atau
dilaksanakan dengan tanpa dibagi 2 bidang apabila ruas jalan
memungkinkan untuk dilakukan penutupan total (dapat dilakukan
pengalihan lalu-lintas).

 Pasang Bekisting

Bila pekerjaan persiapan telah selesai dilaksanakan dengan segera


akan dilakukan pekerjaan pabrikasi bekisting (form work plate),
dimana ukuran dan bentuk bekisting tersebut akan disesuaikan dengan
gambar kerja. Bila bekisting tersebut telah selesai dipabrikasi
kemudian akan dipasang pada lokasi pengecoran badan jalan.

 Pekerjaan Polytene (plastik cor) / Bond Breaker

Sebelum melakukan pemasangan besi tulangan untuk dudukan tie bar


dan dowel terlebih dahulu dilakukan pemasangan Polytene (plastik
cor) yang akan dihamparkan memanjang sejajar bekisting dimana
sebagian dari plastik tersebut akan menutup bekisting sehingga celah-
celah pada bagian bawah bekisting tertutup. Sehingga pada waktu
pelaksanaan pengecoran air semen tidak akan keluar dari adukan
beton yang baru dicor.
10
 Pasang Tulangan Untuk Dudukan

Bila Polytene (plastic cor) telah terpasang kemudian akan dilanjutkan


dengan pekerjaan pemasangan tulangan untuk dudukan dowel dan tie
bar. Pemasangan ini akan dilakukan sesuai dengan bentuk dan jarak
yang tertera dalam gambar kerja. Dimana tulangan untuk dudukan
dowel dan tie bar tersebut telah dipabrikasi sebelumnya sesuai dengan
bentuk dan diameter tulangan yang tertera dalam gambar kerja.

 Pasang Dowel

Bila tulangan dowel tersebut telah dimeni kemudian akan dipasang


dengan cara terlebih dahulu memasukkan batang besi / tulangan dowel
tersebut kedalam selongsong pipa PVC yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Kemudian tulangan dowel tersebut akan dirakit dan
diikat pada besi dudukan tulangan dowel dengan menggunakan kawat
beton sesuai dengan jarak yang tertera dalam gambar kerja.

 Pekerjaan Beton

Setelah tulangan dudukan, tie bar dan dowel telah terpasang kemudian
akan dilanjutkan dengan pengececoran. Sebelum melakukan
pengecoran akan diajukan Surat Pemberitahuan Pengececoran /
membuat Request Pekerjaan kepada pengawas/direksi untuk
mendapatkan izin untuk melakukan pengecoran. Bila telah mendapat
izin pengecoran dari pengawas/direksi maka dengan segera akan
dilakukan pengecoran, dengan beton readymix yang akan didatangkan
dari supplier.

11
Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu akan
dipersiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan pada
saat pengecoran antara lain genenator set, concrete vibrator, garukan,
jidar dan kabel-kabel serta lampu-lampu penerangan. Beton ready mix
yang berasal dari truk mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang telah
disiapkan lalu diratakan secara manual kemudian selanjutnya
diratakan dan diadakan dengan menggunakan vibrating screed. Proses
perataan dan pemadatan terjadi karena alat vibrating screed tersebut
selain meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan sedangkan
pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan
menggunakan vibrator beton.

Pada saat pengecoran truk mixer akan dipandu untuk mundur


hingga mencapai awal dari pengecoran/opritan dan jika telah
mencapai lokasi pengecoran kemudian adukan beton tersebut dituang
dari truk mixer secara berlahan-lahan kemudian bahan adukan coran
tersebut akan diambil sebagian untuk melakukan pengujian slump
beton kemudian dan sampel benda uji silinder/kubus beton. Kemudian
dilanjutkan dengan pengecoran dimana adukan beton tersebut akan
dituang dari truk mixer dan kemudian ditarik dengan mengunakan alat
bantu sambil dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator
kemudian diratakan dengan menggunakan jidar hingga mendapatkan
permukaan yang rata.

3. Pekerjaan Membentuk bahu jalan keras (berem sirtu)

12
Bahan yang dipergunakan adalah sirtu dengan ketentuan sesuai
spesifikasi material bahan bahu jalan yang disyaratkan dalam
pekerjaan ini,Penghamparan dan pemadatan material sesuai dengan
spesifikasi, penghamparan dengan menggunakan tenaga manusia dan
pemadatan dengan Plate Vibrator Stamper

2.5. Data Proyek

a) Nama Proyek : Preservasi Rekonstruksi Sangatta-


Sp.Perdau-Ma.Lembak-Pelabuhan Ronggang-
Sangkulirang-Akses Maloy.

b) Kontraktor Pelaksana : PT.Harlis Tata Tahta

c) Konsultan Supervisi : PT.Adyiyasa Desicon

d) Sumber Dana : APBN Pusat

e) Tahun Anggaran : 2017

f) Waktu pelaksanaan : 300 hari

g) Masa Pemeliharaan : 2 tahun

13
BAB III
PELAKSANAAN TEKNIS YANG SEMPAT
KAMI AMATI DI LAPANGAN / DI PROYEK

3.1. Galian dan Pemindahan Tanah


Galian dan pemindahan tanah dilakukan dengan
menggunakan alat berat Ekskapator “Cat”, menggali
kedalaman tanah sekitar 1 meter yang akan difungsikan sebagai
parit yang berada di segmen 4 . Adapun luas dari area yang
digali untuk parit yang berada di segmen 4 yaitu panjang 275
meter, dan luas 1,2 meter.

3.2. Pekerjaan Beton


Sfesifikasi yang digunanakan dalam campuran pasangan
batu pada parit adalah menggunakan campuran 1:4. Adapun
untuk pengecoran land cost, konstruksi jalan menggunakan
menggunakan beton mutu K 125 ( 15 Mpa) dengan tebal 15
cm, dan untuk pekerjaan Lantai atas atau yang biasa disebut
Rigid Pavement adalah menggunakan beton mutu K350 ( 30
Mpa) dengan tebal perkerasan kaku 27 cm, ini biasa dipakai
untuk konstruksi struktural secara umum dan pelaksanaannya
meliputi dibawah pengawasan tenaga – tenaga ahli.

3.2.1. Komposisi Campuran


Semen, agregat, dan air harus diukur dengan
menggunakan ketelitian baik volume maupun beratnya. Dengan
berdasarkan volume maka pemborong harus menghitung
perbandingan material dalam volume dengan membagi berat
tiap bahan oleh berat volumenya serta memperhatikan absorpsi
air dan kadar kelembapannya.
Komposisi Campuran beton antara lain:
14
1. untuk land cost menggunakan mutu beton k125
(fc’15 mpa)
 Semen Tonasa : 225 kg/m3
 Air : 193 kg/m3
 Pasir : 795 kg/m3
 Batu pecah ½ dan 2/3 : 1200 kg/m3
2. untuk Rigid Pavement menggunakan beton k350
(fc’30 mpa)
 Semen Tonasa : 425 kg/m3
 Air : 185 kg/m3
 Batu Pecah ½ : 410 kg/m3
 Batu pecah 2/3 : 760 kg/m3
 Zat Adiktif : 1 kg/m3

3.2.2. Pengangkutan Campuran
Pengangkutan campuran dilakukan dengan menggunakan
mobil mixer dari bacthing plane menuju lokasi proyek.

3.2.3. Pemadatan Beton


Pemadatan beton harus benar – benar padat agar tidak
terdapat lubang – lubang kerikil.

3.2.4. Penulangan Beton


Untuk Kolom menggunkan baja sesuai standar SNI yang
disambung dengan las. adapun tinggi kolom 1,5 meter
sebagai tumpuan rangka baja. Pada penulangan pelat
menggunakan waerles dan bondek sesuai dengan standar
SNI
3.3. Pekerjaan Pondasi Penahan Tanah
Untuk pekerjaan pondasi penahan tanah menggunakan
campuran 1:4 yang diaduk menggunakan mixer dan
menggunakan batu gunung. Adapun dimensi pondasi tersebut
adalah tinggi pondasi 3,00 meter, lebar pondasi bawah 80 cm

15
dan lebar pondasi atas 30 cm. adapun panjang pondasi
keseluruhan adalah 88 meter.

3.4 Pekerjaan Pemasangan Bekisting


Desain untuk cor jalan beton tidak serumitdesain
bekisting untuk cor dak atau kolom.Pada pengecoran jalan ini
bekisting hanya diperlukan untuk menahan adukan cor pada
samping kiri dan kanan jalan saja.Yang perlu diperhatikan
adalah ketebalan coran yang harus sama antara kedua sisi
jalan.Ukuran tebal pada jalan beton yaitu 15 sampai dengan 27
cm.
3.5 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Besi
Setelah bekisting selesai dipasang, selanjutnya proses
merangkai tulangan besi, namun sebelumnya beri alas plastik
cor terlebih dahulu.Pemasangan ini akan dilakukan sesuai
dengan bentuk dan jarak yang tertera dalam gambar kerja.

16
BAB IV
PENGENDALIAN PROYEK

4.1. Pengawasan
Pengawasan merupakan proses dari menejemen untuk
memperoleh keyakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan perencanaan. Pengawasan terdiri dari pengawasan
perencanaan mutu, pengawasan perencanaan waktu, dan
pengawasan perencanaan biaya. Dengan tujuan hasil yang
diperoleh sesuai dengan rencana.
Usaha – usaha pengawasan meliputi:
1. Usaha mencegah terjadinya penyimpangan baik
kualitas maupun kuantitas pekerjaan.
2. Usaha pencegahan akan terjadinya penyimpangan
pelaksanaan dari ketentuan – ketentuan yang telah
ditetapkan.
3. Usaha mengevaluasi kemajuan suatu proyek dan
masalah – masalah yang dihadapi serta solusinya.

4.2. Masalah – masalah yang Timbul di Proyek


1. Masalah teknis
Masalah teknis timbul akibat kelalaian pekerja
sehingga mengakibatkan kerusakan atau ketidak
stabilan pekerjaan, contihnya:
a. Masalah terhadap mutu dan volume pekerjaan
b. Masalah terhadap mutu dan volume bahan
c. Masalah terhadap waktu pelaksanaan
d. Masalah terhadap tenaga kerja
e. Masalah terhadap peralatan
f. Masalah terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja.
2. Masalah Non Teknis
17
Masalah ini timbul akibat adanya hal – hal di luar
jangkauan manusia, yang dapat menyebabkan
terlambatnya suatu pekerjaan misalnya cuaca.

4.3. Pengendalian Proyek


Pengendalian Proyek adalah cara yang ditempuh untuk
mengawasi pekerjaan konstruksi agar tidak terjadi kesalahan
atau penyimpangan pekerjaan yang dapat menghambat
jalannya proyek. Adapun faktor – faktor yang perlu
dikendalikan antara lain:
a. Pengendalian Terhadap Mutu Pekerjaan
Pengendalian mutu adalah suatu tolak ukur kinerja
proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir dari
tujuan dan sasaran proyek. Untuk mengendalikan
mutu beton tersebut maka dilakukan dengan cara:
1. Campuran beton yang digunakan harus diuji kuat
tekannya.
2. Pengecoran dapat dilakukan bilamana bekisting
sudah terpasang dengan baik dan sudah dalam
keadaan bersih.
3. Perawatan beton perlu dilakukan secara teratur
dengan cara menyiram beton dengan air. Fungsi
perawatan beton adalah untuk mencapai mutu
beton yang maksimum.

b. Pengendalian Terhadap Waktu Pekerjaan


Masalah waktu dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan proyek dimana penggunaan waktu yang
kurang efektif akan menghambat dan berpengaruh
terhadap seluruh kegiatan.

c. Pengendalian Terhadap Biaya


Penggunaan biaya disesuaikan dengan konsep
perencanaan yang matang, karena terkadang biaya
18
yang digunakan di lapangan jauh berbeda dengan
yang direncanakan, hal ini disebabkan oleh
perubahan bobot pekerjaan secara menyeluruh. Oleh
karena itu sebaiknya biaya yang dikeluarkan
disesuaikan dengan kebutuhan pada saat itu, misalnya
biaya operasional tenaga kerja dan pembelian
material yang berlebihan.
d. Pengendalian Terhadap Tenaga Kerja
Pengendalian tenaga kerja dapat dilakukan dengan
menempatkan tenaga kerja pada posisi yang sesuai
dengan keahliannya masing – masing.Penggunaan
jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan bobot
pekerjaan yang ingin dicapai guna menghindari
pengangguran tenaga kerja, sehingga tenaga kerja
yang lain dapat melakukan persiapan pekerjaan
selanjutnya.
e. Pengendalian Terhadap Peralatan yang
Digunakan
Pelaksanaan suatu pekerjaa konstruksi tidak semua
mampu dilakukan oleh manusia mengingat
banyaknya volume pekerjaan dan daerah jangkauan,
maka dibutuhkan peralatan – peralatan yang mmpu
mendukung kelancaran suatu pekerjaan. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi efektifitas dan
produksi penggunaan alat antara lain:
1. Kemampuan operator
2. Kapasitas alat yang digunakan
3. Jumlah alat yang digunakan
4. Waktu produksi alat

f. Pengendalian Terhadap Kesehatan dan


Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sangat
perlu guna kelancaran suatu proyek. Hal prinsip yang
19
perlu diperhatikan dalam usaha pengendalian K3
adalah ketika terjadi kecelakaan kerja, maka akan
timbul biaya yang tidak terduga yang besarnya sesuai
dengan tingkat keparahan. Pencegahan adalah yang
paling aman sebelum melakukan pekerjaan agar
dapat terhindar dari kecelakaan.
Deklarasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
proyek:
Komitmen Karyawan dan Pekerja:
1. Mengutamakan keselamatan kerja dalam setiap
tahap pekerjaan.
2. Tidak ada toleransi bagi pelenggar keselamatan
kerja.
3. Mentaati semua peraturan keselamatan.
4. Sanksi bagi setiap pelanggaran.

BAB V
20
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan Kerja Praktek selama dua bulan


pada proyek Preservasi Rekonstruksi Sangatta-Sp.Perdau-
Ma.Lembak-Pelabuhan Ronggang-Sangkulirang-Akses Maloy.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi tidak selamanya sesuai
yang direncanakan, baik itu mutu, material, dan waktu.
1. Dalam pengecoran baik itu berupa kolom maupun pelat
perlu diperhatikan bekistingnya apakah sudah kuat, dan
bekisting harus tetap bersih. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh mutu beton yang diharapkan.
2. Secara keseluruhan pekerjaan dapat dikatakan lancar dan
berjalan dengan baik karena di tunjang dengan sarana berupa
peralatan, pengawasan dilapangan, dan menejemen
pekerjaan yang terarah dan teratur.
3. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan suatu proyek.
4. Dalam melaksanakan suatu proyek perlu diperhatikan
masalah waktu, cuaca / musim yang dapat mempengaruhi
jalannya pelaksanaan yang tepat.
5. Diperlukan antisipasi dini terhadap suatu masalah yang
diperkirakan akan terjadi serta solusinya untuk
menanganinya.

5.2. Saran
Penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun
dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini, sehingga dapat
menjadi acuan untuk penyusunan laporan–laporan kedepannya.

21

Anda mungkin juga menyukai