Anda di halaman 1dari 9

Volume 1.No.

1 Tahun 2016 Jurnal Human Care

PERAN PERAWAT PERKESMAS, SARANA PRASARANA DENGAN


KEMANDIRIAN KELUARGA DI PUSKESMAS
LUBUK TAROK SIJUNJUNG

Yenni1, Mesrawati2*
PSIK, STIKes Fort De Kock Bukittinggi,
Email: yennidira@yahoo.co.id
Email: mesrawati117@yahoo.com

Submitted: 04-10-2016, Reviewer: 16-11-2016, Accepted: 12-04-2017

Abstract
Community Health Nursing (PERKESMAS) is about scope with unification with nursing
and public health with support active. Based on the first study at Puskesmas Lubuk
Tarok, it’s knew that strata of outonomy family is KM II 96 KK (66,2%), and KM III is 49
KK (33,8%). The purpose of observeris for know related roles of nurse,tool and
infrastructure with outonomy family it do at Public Health Center Lubuk Tarok Sijunjung
regency at 2016.This reseach the kind of deskriptive analitic to approach cross sectional
study, the methode chi-square. The way of sample with use simple random sampling.
Sample 63 peoples.The product reseach can be role of nursing PERKESMAS minus
(60,3%), the tools and infrastructure is not enough (85,70%), and level the family low
(68,3%). Related about role of nurse the higher level family (p = 0,025). Related about
kind of tools and infrastructure with level higher family (p = 0,023).Expected nurse
perkesmas can run their role regularly and sustainable in accordance with a specific
schedule

Keywords : Nurses, Tools and infrastucture, Family, Community Health Nursing

Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS) adalah suatu bidang yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat. Berdasarkan studi awal di Puskesmas Lubuk Tarok didapatkan tingkat
kemandirian Keluarga (KM) II sebanyak 96 KK (66,2%), dan KM III sebanyak 49 KK
(33,8%). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran PERKESMAS,
sarana prasarana dengan kemandirian keluarga di Puskesmas Lubuk Tarok Kabupaten
Sijunjung Tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskpritif analitik dengan pendekatan cross
sectional study dengan metode uji chi square. pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik sampling random sederhana dengan sampel 63 orang.Hasil penelitian diperoleh
peran perawat PERKESMAS kurang (60,3%), Sarana prasarana PERKESMAS tidak
lengkap (85,7%) dan tingkat kemandirian keluarga rendah (68,3%). Terdapatkan
hubungan peran perawat dengan tingkat kemandirian (p=0,025)dan ada hubungan
sarana dan prasarana dengan kemandirian keluarga (p=0,023). Diharapkan perawat
PERKESMASdapat menjalankan perannya secara teratur dan berkesinambungan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.

Keywords: Perkesmas, Sarana prasana, kemansirian keluarga


PENDAHULUAN 50%, KM-3 sebanyak 47% dan KM-4
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sebanyak 3% (RSUP Sanglah
sampai saat ini cukup kompleks, Denpasar 2014, p.122).
karena upaya kesehatan belum dapat Berdasarkan studi awal di Puskesmas
menjangkau seluruh lapisan Lubuk Tarok tahun 2015 pencapaian
masyarakat. Keadaan ini semakin keluarga Binaan dalam
dipersulit dengan masih terbatasnya programPERKESMAS masih rendah
jumlah sumber daya manusia baik dari yaitu sebanyak 145 KK (84,8%), yang
aspek kuantitas maupun dari aspek seharusnya sudah mencapai 171 KK
kualitasnya. Rasio tenaga kesehatan (100%). Dari 145 KK yang di bina,
dengan jumlah penduduk masih yang memiliki dokumentasi asuhan
rendah, seperti halnya tenaga perawat. keperawatan hanya sebanyak 66 KK
Produksi perawat setiap tahun sekitar (45,5%). Tingkat kemandirian (KM)
40.000 perawat baru, dengan demikian sesudah dibina yaitu KM II sebanyak
rasio terhadap jumlah penduduk 1 : 96 KK (66,2%) dan KM III sebanyak
2850 ( Depkes RI 2006, p.5 : SKN 49 KK (33,8%), tidak ada KK binaan
2004). yang tingkat kemandiriannya mencapai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan KM-4. Bahkan ada KK binaan yang
oleh Susanto (2015) tentang Peran lepas bina pada KM II dan III dapat
perawat dalam kesehatan masyarakat kembali ke KM I. Hal ini
diketahui bahwa pelaksanaan program membuktikan bahwa PERKESMAS
PERKESMAS dan upaya peningkatan yang sudah berkembang sejak tahun
kinerja PERKESMAS di Puskesmas 1980 dalam pelaksanaan masih
Mantrirejon kota Yogyakarta ditemukan berbagai masalah dan target
didapatkan bahwa 18,2% petugas yaang telah ditetapkan belum tercapai.
memiliki kemampuan kurang, 27,3% Sarana dan prasarana yang diperlukan
petugas memiliki motivasi kurang, dalam kegiatan PERKESMAS yaitu
tidak ada petugas yang tidak patuh, jumlah perawat yang mendapat
27,3% petugas tidak melakukan pelatihan PERKESMAS, Jumlah Kit
perencanaan dengan baik, 36,4% untuk pelaksanaaan Perkesmas (PHN
petugas kurang baik dalam Kit), sarana transportasi untuk
penggerakkan pelaksanaan pembinaan/asuhan keperawatan,
PERKESMAS, 18,2% petugas kurang tersedianya dana operasional,
baik dalam pengawasan, pengendalian tersedianya standar/pedoman/SOP,
dan penilaian PERKESMAS. tersedianya dukungan administrasi dan
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi tersedianya ruang khusus untuk asuhan
dkk (2014) di wilayah kerja Puskesmas keperawatan di puskesmas (Bapelkes
3 Denpasar Selatan didapatkan bahwa Lemah Abang 2011, p.11).
dari 30 responden staf PERKESMAS, Puskesmas Lubuk Tarok hanya
lebih dari sebagian kinerja sedang memiliki 6 (orang) perawat dengan
(67%), kinerja baik 33% dan tidak ada status 4 (empat) orang PNS dan 2 (dua)
satupun yang memiliki kinerja kurang, pegawai kontrak daerah. Masing-
sedangkan hasil identifikasi tingkat masing perawat mengelola satu daerah
kemandirian keluarga rawan diketahui binaan PERKESMAS disamping
bahwa dari 30 keluarga rawan, tingkat jugamengelola program-
kemandirian keluarga KM-2 sebanyak programPuskesmas.Selain itu juga
melakukan pelayanan di dalam dan di menggunakan teknik simple random
luar gedungserta membantu di bidang sampling
administrasi dan keuangan di
Puskesmas. Juga sistem HASIL DAN PEMBAHASAN
pendokumentasian PERKESMAS Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang dianggap rumit dan terlalu dari 63 KK, lebih dari sebagian
banyak. menyebutkan peran perawat
Dari segi sarana dan prasarana yang PERKESMAS kurang (60,3%),
ada di Puskesmas Lubuk Tarok, seperti sebagian besar menyebutkan bahwa
perawat yang telah mendapatkan sarana dan prasarana PERKESMAS
pelatihan PERKESMAS hanya satu tidak lengkap (85,7%), lebih dari
orang,Public Health Nursing (PHN) sebagian kemandirian keluarga masih
kit, obat, buku pedoman/leaflet yang rendah (60,3%). Menurut analisis
belum tersedia lengkap sebagai modal peneliti tentang kurangnya peran
dalam penyuluhan/promosi kesehatan perawat PERKESMAS di Puskesmas
terhadap keluarga binaan. Lubuk Tarok adalah karena disebabkan
Berdasarkan hal tersebut, maka karena Perawat memiliki peran dan
penelitian ini dilakukan dengan tujuan tugas ganda seperti satu orang perawat
untuk mengetahui hubungan peran mengelola lebih dari satu program
perawat PERKESMAS dan sarana dan yang ada di Puskesmas. Perawat juga
prasarana dengan kemandirian memiliki jadwal piket di poli umum 2
keluarga di Puskesmas Lubuk Tarok hari masing-masing perawat dan 2 hari
Sijunjung sehingga diharapkan dapat piket di UGD, jadwal posyandu balita,
menjadi masukan bagi Puskesmas posyandu lansia, pembinaan sekolah
dalam menjalankan program dan lain-lain. Ada juga perawat yang
PERKESMAS di Puskesmas. dibebankan tugas tambahan yaitu
menjadi bendaharawan dan pengelola
METODE PENELITIAN keuangan Puskesmas, dimana tugas
Penelitian ini menggunakan desain tambahan ini banyak menyita waktu
penelitian deskriptif dan analitik. dalam pembuatan-pembuatan SPJ. Hal
dengan pendekatan cross sectional ini didukung oleh penelitian
study dengan uji chi-square.Pada Harmiyanti dkk (2016) tentang
penelitian ini akan dilihat hubungan pengaruh karakteristik dan kapabilitas
peran perawat dan sarana dan individu serta karakteristik organisasi
prasarana PERKESMAS dengan terhadap persepsi kinerja perawat
kemandirian keluarga dalam perkesmas di puskesmas Kota
pelaksanaan program PERKESMAS di palembang menyebutkan bahwa ada
Puskesmas.Penelitian ini telah hubungan beban kerja dengan kinerja.
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas PERKESMAS DAY yang telah
Lubuk Tarok Kecamatan Lubuk Tarok ditetapkan setiap hari sabtu juga tidak
Kabupaten Sijunjung, dengan waktu terlaksana. Banyaknya tugas perawat
penelitian pada bulan Juni s/d Juli sehingga peran perawat dalam
2016. Sampel pada penelitian ini menjalankan tugasnya sebagai perawat
adalah sasaran KK binaan program PERKESMA Smenjadi kurang
PERKESMAS Puskesmas Lubuk optimal.Peran perawat PERKESMAS
Tarok pada tahun 2015 yang berjumlah yang kurang optimal bisa juga
63 KK yang diambil dengan disebabkan karena belum semua
perawat mendapatkan pelatihan
tentang PERKESMAS sehingga masih Standar/pedoman/SOP pelaksanaan
ada perawat yang belum mengerti kegiatan belum juga ada. Hal ini
tentang peran perawat PERKESMAS, berarti pentingnya ketersediaan dana
sementara hasil penelitian dalam melengkapi sarana dan
Amperaningsih dan Agustanti (2013) prasarana yang dibutuhkan dalam
tentang kinerja perawat dalam menjalankan program PERKESMAS.
pelaksanaan PERKESMAS, Ketersediaan administrasi (buku
menyebutkan bahwa ada hubungan register,formulir askep dan formulir
antara pengetahuan dan pelatihan laporan) sudah ada, namun sebagian
dengan pelaksanaan kegiatan perawat belum mengisi secara lengkap
Perkesmas. Didukung juga oleh dikarenakan metode yang digunakan
penelitian yang dilakukan oleh adalah metode pendokumentasian yang
Tafwidhah dkk (2012) tentang belum tersosialisasi kepada semua
kompetensi perawat puskesmas dan perawat, sehingga sebagian perawat
tingkat keterlaksanaan kegiatan merasa kesulitan dalam pengisian
PERKESMAS yang menyebutkan formulir askep. Akibatnya
bahwa ada hubungan kompetensi pendokumentasian kurang berjalan
perawat puskesmas dengan tingkat optimal, juga karena adanya beban
keterlaksanaan kegiatan tugas tambahan yang lain sehingga
PERKESMAS. Sama halnya dengan perawat tidak memiliki waktu waktu
hasil penelitian Hermansyah dkk yang cukup untuk melengkapi format
(2013) tentang hubungan antara asuhan keperawatan. Ruangan khusus
pengetahuan dan sikap perawat untuk asuhan keperawatan di
Puskesmas dengan terlaksananya Puskesmas Lubuk Tarok juga tidak ada
program perawatan Kesehatan karena keterbatasan ruangan yang
masyarakat (perkesmas ) di kabupaten dimiliki Puskesmas, ukuran Puskesmas
Kuningan juga menyebutkan bahwa sangat kecil diantara 12 Puskesmas
ada hubungan pengetahuan perawat yang ada di kabupaten Sijunjung..
puskesmas dengan terlaksananya Rendahnya pencapaian tingkat
program perkesmas. kemandirian keluarga disebabkan
Sarana dan prasarana PERKESMAS di karena peran perawat yang masih
Puskesmas Lubuk Tarok memang rendah, terutama tidak melakukan
masih sangat kurang. PHN Kit belum asuhan keperawatan keluarga secara
ada. Jika perawat mengadakan komprehensif, KK binaan tidak
pembinaan ke keluarga, sarana seperti dikunjungi secara teratur dan
alat ukur tekanan darah, timbangan, terencana, juga kurangnya bekerjasama
pengukur tinggi, pengukur suhu tubuh dengan lintas progran dan lintas
dan sebagainya selalu menggunakan sektoral. Rendahnya kemandirian
sarana yang ada di ruangan poli umum kelurga juga disebabkan oleh susahnya
atau UGD yang pada saat itu sedang merubah pola pikir dan perilaku
tidak digunakan, sedangkan sarana dan keluarga terhadap kesehatan. Peran
prasarana lainnya seperti alat perawat yang kurang dapat disebabkan
transportasi untuk pembinaan keluarga, juga karena dalam memberikan asuhan
masing-masing perawat pada keperawatan terhadap keluarga tidak
umumnya menggunakan kendaraan sesuai dengan jadwal PERKESMAS
roda 2 milik sendiri karena sarana DAY yang telah disepakati. Selain itu
transportasi dinas kendaraan roda 2 perawat dalam mengunjungi keluarga
untuk PERKESMAS tidak ada. binaan, belum sepenuhnya melibatkan
lintas program dan lintas sektor seperti dukungan peraturan. Peran sebagai
kepala jorong/wali nagari, juga aparat peneliti yaitu mengidentifikasi masalah
pemerintahan kecamatan dan tokoh praktek dan mencari jawaban melalui
yang berpengaruh di masyarakat pendekatan ilmiah. (Kemenkes RI
sehingga kepedulian 2011: p.24-26).
masyarakat/keluarga terhadap Menurut analisis peneliti kemandirian
kesehatan masih kurang, dampaknya keluarga erat kaitannya dengan peran
kemandirian keluarga dalam perawat PERKESMAS. Bila peran
memenuhi kebutuhan kesehatannya perawat PERKESMAS kurang dalam
juga belum maksimal. melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga sehingga responden tidak
Hubungan Peran Perawat dengan memiliki pengetahuan dan
Kemandirian Keluarga keterampilan yang baik dalam
Hasil uji statistik menggambarkan melaksanakan 5 (lima) tugas kesehatan
bahwa nilai p = 0,001. Nilai p< 0,05 keluarga yang tujuannya untuk
artinya ada hubungan antara peran memandirikan keluarga di bidang
perawat PERKESMAS dengan tingkat kesehatan, contohnya seperti peran
kemandirian keluarga. Dari hasil perawat sebagai pendidik kesehatan
analisis diperoleh nilai OR = 0,154 bagi keluarga dengan menyampaikan
artinya responden yang mendapatkan informasi tentang kesehatan dan
peran perawat PERKESMAS rendah pemberi pelayanan kesehatan sehingga
memiliki peluang 0,154 kali untuk diharapkan dapat meningkatkan
memiliki tingkat kemandirian keluarga pengetahuan keluarga tentang kondisi
rendah dibandingkan dengan kesehatannya. Hasil penelitian ini juga
responden yang mendapatkan peran didukung oleh penelitian Dewi,
perawat PERKESMAS baik. dkk(2014)tentang hubungan kinerja
Perawat PERKESMAS berperan PERKESMAS dengan tingkat
sebagai pendidik yaitu mengajarkan kemandirian keluarga rawan di wilayah
keluarga tentang sehat sakit dan kerja Puskesmas 3 Denpasar Selatan
bertindak sebagai penyedia informasi diperoleh hasil bahwa ada hubungan
kesehatan. Peran sebagai manajer kinerja PERKESMAS dengan tingkat
kasus yaitu mengelola dan kemandirian keluarga.
mengkolaborasikan dengan anggota
keluarga dan penyedia pelayanan Hubungan Sarana Dan Prasarana
kesehatan atau sosial lain untuk PERKESMAS dengan Kemandirian
meningkatkan pencapaian pelayanan. Keluarga
Peran sebagai pelaksana/pemberi Hasil uji statistik diperoleh nilai p =
asuhan yaitu memberikan pelayanan 0,023, nilai p< 0,05 maka dapat
langsung dan melakukan supervisi disimpulkan ada hubungan antara
yang diberikan oleh anggota keluarga kemandirian keluarga dengan sarana
atau pembantu perawat. Peran sebagai dan prasarana PERKESMAS. Dari
kolaborator yaitu mengkoordinir hasil analisis diperoleh OR = 5,714
pelayanan yang diterima oleh keluarga artinya responden yang mendapatkan
dan mengkolaborasikan dengan sarana dan prasana PERKESMAS
keluarga dalam merencanakan tidak lengkap memiliki peluang 5,714
pelayanan. Peran sebagai kali untuk memiliki kemandirian
advokat/pembela yaitu melakukan keluarga rendah dibandingkan dengan
pembelaan terhadap pasien melalui responden yang mendapatkan sarana
dan prasarana PERKESMAS lengkap. penelitian Erwing,dkk(2015) tentang
Menurut analisis peneliti sarana yang Optimalisasi Peran Perawat Dalam
lengkap dalam pelaksanaan Peningkatan Capaian Indikator
PERKESMAS ikut menunjang Kegiatan Perawatan Kesehatan
kemandirian keluarga. Indikator input Masyarakat di Kabupaten Soppeng
merupakan sarana dan prasarana Makassar didapatkan hasil indikator
sedangkan indikator outcome input (sarana dan prasarana) 100%
merupakan dampak yaitu keluarga baik dan didapatkan indikator outcome
mandiri dalam memenuhi kebutuhan (kemandirian keluarga) 73,0% baik.
kesehatannya yang dinilai dengan Begitu juga dengan hasil penelitian
tingkat kemandirian keluarga.Pada saat Amperaningsih dan Agustanti (2013)
kunjungan rumah dalam rangka tentang kinerja perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pelaksanaan PERKESMAS,
kepada keluarga, perawat menyebutkan bahwa ada hubungan
membutuhkan sarana dan prasarana. antara dana dengan pelaksanaan
Bila sarana dan prasarana tidak kegiatan Perkesmas
lengkap, seperti media penyuluhan
(leaflet) yang belum lengkap sehingga SIMPULAN
pada saat perawat melakukan Dari hasil penelitian dapat ditarik
penyuluhan tidak memiliki acuan yang kesimpulan yaitu lebih dari sebagian
baku dan terarah dalam memberikan responden mendapatkan peran perawat
informasi kesehatan kepada keluarga. PERKESMAS kurang baik, sebagian
Di dalam leaflet juga terdapat gambar- besar responden mendapatkan sarana
gambar yang juga dapat mempengaruhi dan prasarana PERKESMAS yang
pola pikir masyarakat untuk tidak lengkap, lebih dari sebagian
berperilaku hidup sehat. Bila peralatan responden memiliki tingkat
perawat PERKESMAS lengkap, kemandirian keluarga rendah.Ada
seperti alat pemeriksaan tekanan darah, hubungan antara peran perawat
berat badan dan lain sebagainya, secara PERKESMAS dengan tingkat
tidak langsung dapat kemandirian keluarga, ada hubungan
mendeteksimasalah kesehatan baik itu antara sarana dan prasarana
yang aktual, risiko penyakit maupun PERKESMAS dengan tingkat
masalah potensial yang ada pada kemandirian keluarga. Berdasarkan
keluarga sehingga perawat dapat hasil tersebut, diharapkan kepada
membantu keluarga dalam puskesmas untuk melakukan
menjalankan 5 tugas kesehatan penyegaran kembali tentang
keluargaseperti mengenal masalah PERKESMAS umumnya dan peran
kesehatan keluarga, mampu perawat PERKESMAS khususnya
mengambil keputusan untuk mengatasi terhadap perawat-perawat perkesmas
masalah kesehatan keluarga, mampu agar perawat PERKESMAS dapat
melakukan perawatan kepada anggota menjalankan perannya sesuai yang
keluarga yang sakit, memanfaatkan diharapkan dan melengkapi sarana dan
sarana pelayanan kesehatan yang ada prasarana untuk kegiatan
dilingkungannya untuk mengatasi PERKESMAS. Bagi perawat
masalah kesehatan keluarga dan pada PERKESMAS diharapkan dapat
akhirnya dapat meningkatkan menjalankan perannya secara teratur
kemandirian keluarga tersebut. Hasil dan berkesinambungan sesuai dengan
penelitian ini juga didukung oleh jadwal yang telah disepakati dan tetap
melibatkan lintas program dan lintas Komunitas dan Manajemen
sektoral dalam pembinaan keluarga Desember Vol.1 No.2
2014.
REFERENSI
Amperaningsih, Y, Agustanti, D. Effendy. Nasrul, 2008. Asuhan
(2013). Kinerja perawat Keperawatan Keluarga, EGC, Jakarta.
dalam pelakasanaan
perkesmas. Jurnal Erwing,dkk. (2014), Optimalisasi
Kesehatan. IV (1): 204 – Peran Perawat Dalam
213 Peningkatan Capaian
Indikator Kegiatan
Bapelkes Lemah Abang, 2011, Materi Perawatan Kesehatan
Dasar Kebijakan Masyarakat di Kabupaten
Perkesmas, Bapelkes, Soppeng, PDF, Dinas
Lemah Abang Kesehatan Kabupaten
Soppeng, Ilmu
Depkes RI, Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan Fakultas
Upaya Keperawatan Kedokteran Universitas
Kesehatan Masyarakat di Hasanuddin Makassar.
Puskesmas dalam
Keputusan Menteri Habeahaan, Desi Kurnia Lestari. 2014.
Kesehatan Republik Peran dan Fungsi Perawat
Indonesia Nomor di Puskesmas Sukaramai
279/Menkes/IV/2006 Sibande dan Tinada
Tanggal 21 April 2006, Kabupaten Pakpan Bharat.
Jakarta. Skipsi. Fakultas
Keperawatan Universitas
Darmawansyah, Amir. Yusran, Sumatera Utara.
Mujahidah, 2013, Faktor
yang Berhubungan Dengan Harmiyati, L, Kurdi, F.N, Sulastri.
Perilaku Konsumen Dalam (2016). Pengaruh
Pemanfaatan Pelayanan Karakteristik dan
Kesehatan Di Puskesmas Kapabilitas Individu serta
Marusu Kab. Maros Tahun karakteristik organisasi
2013, Fakultas Kesehatan terhadap persepsi kinerja
Masyarakat UNHAS, perawat Perkesmas di
Makasar. Puskesmas kota
Palembang. Jurnal
Dewi. Ni Wayan Citra Sari, Kedokteran dan
Ayuningsih.Ni Nyoman, Kesehatan. 3 (1): 341 –
Sumarni. Ni Made, 2014, 349
Hubungan Kinerja
PERKESMAS dengan Hermansyah, H, Muhaimin, M.Y,
tingkat kemandirian Saprudin, N. (2013).
keluarga rawan di wilayah Hubungan antara
kerja Puskesmas 3 pengetahuan dan Sikap
Denpasar Selatan, Perawat Puskesmas dengan
Keperawatan Jiwa, terlaksananya program
perawatan kesehatan ajar metodologi penelitian,
masyarakat (perkesmas) di Nuha Medika, Yogyakarta.
Kabupaten Kuningan.
Jurnal Bhakti Husada Notoatmojo.Soekidjo, 2010,
Kuningan. 2(2) Metodologi Penelitian
Kesehatan,Rineka
Kemenkes RI, 2010, Pedoman promosi Cipta,Jakarta
Kesehatan Bagi Perawat
Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Barimba, 2011, Gambaran
Dirjen Bina Upaya Pelaksanaan Askep
Kesehatan, Jakarta Keluarga di PKM Barimba,
UPTD Puskesmas Barimba
Kemenkes RI, 2010, Pedoman Kab. Kapuas, Kalteng
Penerapan Model
Pelayanan Keperawatan di Puskesmas Lubuk Tarok, 2015,
Rumah, Dirjen Bina Upaya Laporan Tahunan
Kesehatan,Dirjen Bina Puskesmas Lubuk Tarok
Upaya Kesehatan, Jakarta.
Suardana. I ketut, 2013, Revitalisasi
Kemenkes RI, 2012, Pedoman Pelayanan Kesehatan
Pengembangan Pelayanan Dasar “Aktifkan
Pengendalian Penyakit Perkesmas”, Jurnal Skala
Tidak Menular di Husada, [online], Vol 10,
Puskesmas, Kemenkes RI, No. 1, pp, 65-69, dari
Jakarta.
Sudiharto, 2012, Asuhan Keperawatan
Kemenkes RI, 2010, Pedoman Keluarga Dengan
Penyelenggaraan Pendekatan
Pelayanan Keperawatan KeperawatanTranskultural,
Keluarga dalam Keputusan EGC, Jakarta.
Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor Susanto.Maydwiyuri, 2015, Peran
908/Menkes/SK/VII/2010 Perawat Dalam Kesehatan
tanggal 13 Juli 2010, Masyarakat, dari
Kemenkes RI, Jakarta. http//maydwiyurisusanto.w
ordpress.com.
Kemenkes RI, 2012, Pedoman
Kegiatan Perawat Kesehatan Tafwiyah, Y, Nurachmah, E, Hariyati,
Masyarakat di Puskesmas, T.S. 2012. Kompetensi
Dirjen Bina Upaya perawat puskesmas dan
Kesehatan, Jakarta. tingkat keterlaksanaan
kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat
Maulana. Heri D.J , 2009, Promosi (PERKESMAS). Jurnal
Kesehatan, EGC , Jakarta Keperawatan Indonesia. 15
(1): 21-28
Nasir. Abd, Muhith.Abd,
Ideputri.M.E, 2011, Buku
Trihendardi.C, 2009, 7 Langkah
Mudah Melakukan
Analisis Statistik
Menggunakan SPSS 17,
C.V Andi Offset,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai