Budi Handono
PENDAHULUAN
Biometri janin adalah sesuatu yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh
atau dimensi janin untuk mengetahui pertumbuhannya. Melalui pemeriksaan biometri
janin dengan USG, maka dapat diperoleh keterangan penting, antara lain : umur
kehamilan, kesesuaian besarnya janin dengan usia kehamilan, dan malformasi janin.
Biometri janin mempunyai tabel normal yang sudah dibuat oleh beberapa
peneliti seperti Jeanty, Hadlock dan lain-lain yang bisa digunakan sebagai pegangan,
namun yang paling akurat apabila tabel tersebut diperoleh dari masyarakat kita
sendiri. Tabel pertumbuhan yang digunakan atau dibuat di negara lain belum tentu
sesuai dengan masyarakat Indonesia.
UMUR KEHAMILAN
Pertumbuhan janin sebenarnya merupakan pertambahan ukuran tubuh janin
yang berlangsung terus menerus selama kehamilan. Oleh karena itu pengukuran
biometri janin dapat dipakai untuk menentukan usia kehamilan.
Ada beberapa perhitungan umur kehamilan. Umur kehamilan yang dihitung
dari hari pertama haid terakhir disebut menstrual age. Umur kehamilan yang dihitung
dari saat fertilisasi disebut conceptual age, sedangkan umur kehamilan yang dihitung
dari saat ovulasi ditambah 2 minggu (teori) disebut gestational age. Umur kehamilan
berdasarkan haid terakhir secara klasik selalu digunakan bila siklus haid teratur dan
ovulasi tepat pada pertengahan siklus. Umur kehamilan ini juga yang digunakan
dalam menentukan lamanya kehamilan pada pemeriksaan USG.
Trimester I
Penentuan usia kehamilan pada trimester I akan lebih akurat apabila
dilakukan dengan pemeriksaan USG, khususnya USG transvaginal. Pemeriksaan ini
tidak dipengaruhi oleh status fisik ibu maupun posisi uterus.
Adanya kehamilan intra uterin dapat ditentukan mulai kehamilan 4-5 minggu
(2-3 minggu setelah ovulasi), yaitu dengan melihat adanya struktur kantung
kehamilan (gestational sac) yang gambarannya spesifik di dalam uterus. Parameter
1
yang sering digunakan untuk menentukan umur kehamilan pada trimester I adalah
diameter kantong kehamilan dan CRL.
2. Bila diameter kantong kehamilan belum mencapai 25 mm, maka secara kasar
umur kehamilan dapat dihitung dengan rumus :
Umur kehamilan (hari) = Diameter kantung kehamilan + 30
2
Gambar 1. Kantong kehamilan
Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur CRL dapat diperoleh dengan cara :
3
1. Setelah mengukur CRL, selanjutnya digunakan rumus :
Umur kehamilan (hari) = 8,052 x (CRL)1/2 + 23,73.
2. Menggunakan the rule of thumb untuk mendapatkan umur kehamilan secara
kasar, yaitu :
Umur kehamilan (minggu) = CRL (cm) + 6,5.
Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran CRL adalah sebagai berikut :
1. Usahakan janin ditampilkan pada potongan sagital.
2. Janin dalam sikap ekstensi.
3. Janin diukur pada jarak terpanjang.
4. Kaliper ditempatkan pada tepi luar kepala dan bokong janin tanpa mengukur
anggota gerak atau yolk sac.
5. Hasil yang dipakai merupakan rata-rata dari 3 pengukuran.
4
posisi kepala oksiput transversa. Pengukuran BPD paling akurat dalam penentuan usia
kehamilan antara 12-28 minggu dimana pertumbuhan BPD menunjukkan garis yang
linier. Disamping untuk menentukan umur kehamilan, pengukuran ini dapat juga
digunakan untuk menentukan berat janin dan deteksi kelainan kepala janin
(makrosefalus, mikrosefalus atau hidrosefalus).
Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran BPD adalah sebagai berikut
(Gambar 3) :
1. Cari potongan kepala sampai mendapatkan bentuk paling simetris, yaitu jarak
antara garis tengah dan tulang kepala pada kedua sisi harus sama.
2. Potongan harus tegak lurus pada garis tengah dan dicari potongan yang
terbesar.
3. Gunakan gain yang rendah untuk mencegah penebalan tulang tengkorak
karena artefak.
4. Bentuk kepala harus oval yang dikonfirmasi dengan indeks sefalik (normal
antara 75-85).
5. Pada bidang yang benar akan terlihat gambaran dari thalamus, kavum septum
pelusidum, sebagian dari falks serebri, dan insula dengan arteri serebri media.
5
2. Bidang potong tidak tepat, terlalu tinggi sehingga tampak adanya ventrikel
lateralis dan terlalu rendah sehinga tampak pedunkulus serebri.
3. Penempatan kaliper tidak tegak lurus pada garis tengah.
6
2. Pengukuran ini kurang praktis dibandingkan dengan pengukuran BPD atau
FL.
7
Gambar 4. Bidang potong untuk pengukuran AC
8
6. Seluruh panjang femur terlihat utuh dan tidak terputus serta ujung tulang
tampak tegas.
7. Pengukuran panjang femur diambil dari trokanter mayor sampai kondilus
lateralis. Kaput femoris dan epifisis tidak termasuk dalam pengukuran.
8. Apabila dalam satu bidang terlihat kedua femur kiri dan kanan, maka yang
diukur adalah femur yang paling dekat dengan transduser.
9
taksiran berat badan janin antara lain :
1. Pengukuran BPD dan AC. Cara ini adalah yang paling banyak dianut oleh
karena sangat sederhana pemakaiannya dan cukup baik nilai diagnostiknya.
Kelemahan cara ini adalah kesulitan pengukuran dari BPD pada janin tertentu
dan tidak menggunakan HC atau FL.
2. Pengukuran HC dan AC. Tabel yang disusun didasarkan pada perhitungan
rumus
TBBA = 94,593 (HC) + 34,226 (AC) – 2134,616
3. Pengukuran AC, FL, dan HC. Tabel yang disusun didasarkan pada perhitungan
rumus :
Log 1 o TBBA = 1,326 – 0,00326 AC x FL + 0,0107 HC + 0,0438 AC +
0,158 FL
Dengan menaksir berat badan janin, maka dapat diduga kemungkinan
terjadinya pertumbuhan janin terhambat sehingga dapat dilakukan evaluasi lebih
lanjut.
MALFORMASI JANIN
Biometri janin yang abnormal dapat juga digunakan untuk mendiagnosis
adanya kelainan kongenital secara USG. Kelainan biometri janin bisa berupa ukuran
yang tidak normal atau perbandingan dengan bagian-bagian tubuh lain yang tidak
proporsional.
KESIMPULAN
Telah dibahas sejumlah parameter janin yang dipakai sehari-hari dalam
menentukan umur kehamilan secara USG. Setiap parameter mempunyai tingkat
kepercayaan dan kemudahan dalam pengukurannya pada umur kehamilan tertentu.
Teknik pengukuran penting diperhatikan karena kesalahan pengukuran
menyebabkan kesalahan mengambil kesimpulan. Menentukan biometri janin juga
berguna untuk menaksir berat janin serta melihat kemungkinan adanya kelainan
kongenital dari organ-organ yang diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA :
10
1. Jeanty P. Fetal Biometry. In: Fleischer AC, Romero R, Manning FA, Jeanty P,
James AE (eds). The Principles and Practice of Ultrasonography in Obstetrics and
Gynecology 4th ed. London: Prentice-Hall Int. 1994; 8: 93-108.
2. Hadlock FP. Ultrasound Determination of Menstrual Age. In: Callen PW (ed).
Ultrasonography in Obstetrics and Gynecology. Philadelphia: W.B. Saunders
Company 1983; 7: 86-101.
3. Chudleigh P, Pearce JM. Obstetrics Ultrasound, How, Why and When 2nd ed. New
York: Churchill Livingstone 1992; 5: 77-94.
4. Jeanty P, Romero R. Critical Reading of The Biometry Literature. In: Hansmann
M, Hackeloer BJ, Staudach A (eds). Ultrasound Diagnosis in Obstetrics and
Gynecology. New York: Springer-Verlag 1985; 7:161-87.
5. Kobayashi M. Illustrated Manual of Ultrasonography in Obstetrics and
Gynecology 2nd ed. Tokyo: Igaku-Shoin 1980; 4: 120-37.
6. Takeuchi H. Sonoembryology. In: Kurjak A. ed. An Atlas of ultrasonography in
Obstetrics and Gynecology, Lancs: Parthenon publishing group 1992: 17-26.
11