KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAHSAKIT UMUM DAERAH
SEKARWANGI
KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR :445/DIR/SK/366/2016
TENTANG PEDOMAN PELAYAAN ANESTESI
DI RUMAHSAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI
KABUPATEN SUKABUMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan tekhnologi saat ini, menuntut para pemberi pelayanan kesehatan
agar memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh karena itu, dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan mutu kualitas
layanan meruypakan salah satu aspek sangat penting. Rumah sakit sebagai
salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi rujukan
harus dapat memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Sejalan
dengan upya tersebut, agar para tenaga kesehatan di rumah sakit dapat
memberikan pelayanan prima bagi para pasiennya, diperlukan adanya suatu
pedoman pelayanan kesehatan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
setiap tindakan yg dilakukan.
Pelayanan anestesia pada hakikatnya harus bisa memeberikan tindakan
medis yang aman, efektif, berperikemanusiaan, berdasarkan ilmu kedokteran
mutakhir dan tekhnologi tepat guna dengan mendayagunakan sumber daya
manusia yang berkompeten dan profesional dalam menggunakan peralatan
dan obat – obatan yang sesuai standar, pedoman dan petunjuk profesi
Anestesiologi dan Terapi Intesif Indonesia
Pelayan Anestesiologi di rumah sakit antara lain meliputi pelayanan
anestesia/analgesia di kamar bedah dan di luar kamar bedah, pelayanan
kedokteran perioperatif, penanggulangan nyeri akut dan kronis, resusitasi
jantung paru dan otak, pelayanan kegawatdaruratan dan terapi intesif. Jenis
pelayanan yang di berikan oleh setiap Rumah Sakit akan berbeda, tergantung
dari fasilitas, sarana dan sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit. Oleh
sebab itu dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan anestesia di Rumah
Sakit, disusunlah Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi intensif di RSUD Sekarwangi
B. Tujuan Pedoman
1. Memberikan pelayanan anetesia. Analgesia dan sedasi secara
berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien yang menjalani
pembedahan, prosedur medis atau trauma yang menyebabkan rasa nyeri,
kecemasan dan stress psikis lain
2. Menunjang fungsi vital tubuh terutama jalan nafas, pernafasan,
kardiovaskuler dan kesadaran pasien yang mengalami gangguan atau
ancaman nyawa karena menjalani pembedahan, prosedur medis, trauma,
atau penyakit lain
3. Melakukan reanimasi/resusitasi ( basic, advanced, prolonged life support ),
pada kegawatan mengancam nyawa di manapun pasien berada ( Ruang
gawat darurat, kamar bedah, ruang pulih, ruang terapi intesif/ ICU, dan lain
– lain )
4. Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa dan metabolisme
tubuh pasien yang mengelami gangguan atau ancaman nyawa pada
pembedahan, prosedur medis, trauma atau penyakit lain
5. Menanggulangi masalah nyeri akut di rumas sakit ( nyeri akibat
pembedahan, trauma, maupun nyeri persalinan )
6. Menanggulangi masalah nyeri kronik dan nyeri membandel ( nyeri kanker
dan penyakit kronik )
7. Memberikan bantuan terapi pernafasan.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
2. Tim pengelola pelayanan anestesiologi dan terapi intensif adalah tim yang
di pimpin oleh dokter spesialis anestesiologi dengan anggota dokter lain dan
perawat anestesi.
3. Dokter anestesiologi adalah yang telah menyelesaikan pendidikan program
studi dokter spesialis anestesiologi di institusi pendidikan yang di akui atau
lulusan luar negeri yang telah mendapatkan Surat Tanda Registrasi ( STR )
dan Surat Izin Praktek ( SIP )
4. Perawat anestesi adalah tenaga keperawatan yang telah menyelesaikan
pendidikan dan ilmu keperawatan anestesi.
5. Perawat terlatih adalah perawat yang telah mendapatkan pelatihan
anestesi.
6. Kolaborasi adalah tindakan yang dilakukan Dokter Specialis Anestesi,
perawat anestesi dan perawat dalam ruang lingkup medis dalam
melaksakan intruksi dokter.
7. Kewenangan klinik adalah proses kredensial pada tenaga kesehatan yang
dilakukan dalam rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan medis
tertentu sesai dengan peraturan intrenal rumah sakit.
8. Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat intruksi/ langkah –
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin
teretentu, berdaasarkan standar kompetensi, standar pelayanan kedokteran
dan pedaoman nasional yang disusun, ditetapkan oleh rumah sakit sesaui
kemampuan rumah sakit dengan memperhatikan sumber daya manusia,
sarana, pra sarana, dan peralatan yang tersedia .
9. Layanan pra anestesia adalah penilaian untuk menentukan status medis pra
anestesia dan pemberian informasi serta persetujuan bagi pasien yang
memeperoleh tindakan anestesia.
D. Sasaran
1. Unit pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit.
2. Dokter spesialis anestesiologi.
3. Perawat anestesia/perawat yang telah mendapat pelatihan anestesia.
4. Direktur rumah sakit.
E. Landasan Hukum
1. Permenkes No 519/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anastesi dan Terapi Intensif
2. Permenkes 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran;
3. Undang – Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
4. Permenkes No.209/2008 tentang Pesetujuan Tindakan Kedokteran
5. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
6. UU RI No.36/2009 tentang Kesehatan
7. PERDATIN
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Fasilitas Ruang Anastesi Di RSUD Sekarwangi
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas layanan di RSUD sekarwangi meliputi:
1. Layanan anestesia/analgesia di kamar bedah. Layanan anetesia.
2. Analgesia di luar kamar bedah, kamar bersalin, ruang rawat, dan
lainlain.
3. Layanan kedokteran perioperatif
4. Layanan penanggulangan nyeri akut dan kronik
5. Layanan terapi intensif
6. Layann anastesi regional
7. Layanan resusitasi jantung dan otak
8. Layanan gawat darurat
9. Layanan high care/ intermediet care
10. Layanan pasien beresiko tinggi
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
PELAYANAN SEDASI
A. Kebijakan sedasi meliputi :
1. Pelayanan sedasi sedang dan dalam dilakukan oleh dokter spesialis
anestesi atau perawat anestesi yang telah di berikan wewenang/tugas oleh
dokter spesialis anestesi
2. Definisi pelayanan sedasi, sedang dan dalam
a. Layanan sedasi sedang adalah pemberian obat – obatan yang
menyebabkan penurunan kesadaran tetapi masih berespon
terhadap rangsangan verbal dan rangsangan taktil ringan, jalan
ventilasi masih terjaga dengan baik dan fungsi kardiovaskuler
masih terjaga dengan baik. Obat – obatan yang dipakai adalah
obat- obatan yang berefek sedatif
b. Layanan sedasi dalam adalah pemberian obat – obatan yang
menurunkan kesadaran dimana pasien sulit dibangunkan tetapi
masih bisa merespon terhadap rangsangan nyeri berulang, jalan
nafas ventilasi spontan mungkin terganggu, sehingga
memerlukan bantuan untuk mempertahankan kelapangan jalan
nafas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat, fungsi
kardiovaskuler biasanya masih terjaga dengan baik.obat – obatan
yang dipakai adalah obat – obatakn yang berefek sedatif.
3. Layanan sedasi diberikan kepada pedriatrik dan pasien dewasa pada
kasusm – kasus :
Endoscopy,Kuratage, Radiognostic, radioterafi, koloneoscopy,
bronkhoscopy, jika diperlukan dan tindakan kedokteran lain yang
memerlukan tindakan sedasi.
4. Pelaksanaan pemberian layanan sedasi yaitu :
Dokter spesialis anestesiologi sebagai DPJP dan perwat anestesi yang
berada dibawah pengawasan DPJP.
5. Layanan sedasi yang diberikan harus memenuhi kebutuhan layanan sedasi
dan disiplin terkait serta sesaui dengan bentuk layanan sedasi yang dimiliki
oleh bagian anestesiologi dan terapi intensif BLUD. RSUD. Sekarwangi
6. Setiap layanan sedasi sedang dan dalam harus memalui proses
penerimaan, penilaian, perencanaan, dan persiapan.
7. Setiap layanan sedasi sedang dan dalam yang dilakaukan oleh spesialis
anestesi sebagai DPJP dan Perawat Anestesi harus melalui proses
komunikasi dan pemberi informasi serta mendapat persetuajan sedasi dari
pasien atau keluarga pasien.
8. Layanan sedasi harus dilakukan pemantauan selama pra sedasi, durante
sedasi, dan pasca sedasi
a. Pada saat pra sedasi dilakukan pematauan terhadap tensi, nadi, rr,
saturasi, dan dilakukan penilaian nyeri ( direkam sebelum sedasi
pada catatan sedasi ).
b. Pada durante sedasi dilakukan pematuan terhadap tensi, nadi, rr,
dan saturasi setiap lima (5) menit, dilakukan penilaian nyeri serta
dilakukan penilaian kedalaman sedasi ( direkam dalam catatan
sedasi )
c. Pasca sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, rr, dan
saturasi setiap lima belas ( 15 ) menit sampai stabil dan kembali ke
kondisi awal, dilakukan penilaian nyeri serta dilakukan penilaian
kedalaman sedasi ( direkam dalam catatan sedasi ) .
9. Setiap memberikan pelayanan sedasi harus dipastikan alat :
Ada monitor ekg, oksimetri, tabung oksigen, dan perlengkapannya, treoley
emergency dan obat nalokson
10. Penatalaksanaan jika pasien mengalami syok karena pemberian sedasi
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan langkah – langkah pengelolaan
pasien syok
11. Setiap layan sedasi harus didokumentasikan didalam rekam medis, dicatat
dalam catatan sedasi
12. Kepala bidang pelayan medik agar memantau pelaksanaan layanan dan
melaporkan hasil kegiatannya kepada direktur medik dan keperawatan
RSUD Sekarwangi.
Prosedur
Kebijkan : ruang pulih sadar dikelola oleh dokter spesialis anestesi atau perawat
anestesi yang memenuhi syarat dan perawat yang telah mendapat pelatihan
khusus
Prosedur
1. Serah terima pasien pasca bedah – anestesi disertai laporan anestesi
lengkap dengan intruksi dari dokter spesialis anesteis, obat, cairan infus /
darah dan lain – lain
2. Pasien diposisikan miring/ terlentang /lateral sesaui intruksi
3. Pasang monitor, ukur tanda vital tiap 5-10 menit, catat produksi urine
4. Pertahankan jalan napas
5. Beri O2 2 L/menit sesaui intruksi dokter spesialis anestesi
6. Pastikan infus/transfusi, DC, drain, NGT dll berfungsi dengan baik
7. Lakukan penilaian dengan standar Aldrette Score untuk pasien pasca
anestesi umum dan bromage score untuk pasien anestesi regional
8. Bila aldrette score ≥ 8, steward score ≥5 atau bromage score ≤ 2 pasien
dikembalikan ke ruang rawat inap
9. Nilai aldrette score < 8 atau stewar score < 5 atau tetap respirasi 0, pasien
di rujuk ke ruang intensif
10. Sebelum merujuk k ruang intensif atau mengembalikan pasien ke ruang
rawat inap, perawat uang pulih sadar harus memberi tahu dahulu kepada
perawat intensif atau perawat ruang rawat inap melalui telepon
11. Serah terima pasien dari perawat ruang pulih sadar ke perawat
intensif/ruangan disertai dengan rekam medik beserta intruksi dokter
spesialis anestesi dan dokter operator, obat – obatan, infus/darah, dan hal
hal lain yang perlu di informasikan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP