Laporan Pendahuluan Tentang Empiema Eka Js
Laporan Pendahuluan Tentang Empiema Eka Js
EMPIEMA
NIM : PO .62.20.1.10.012
Ruang Praktek :-
Kasus : Empiema
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian empiema menurut para ahli :
a. Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah (pus) didalam rongga pleura dapat
setempat atau mengisi seluruh rongga pleura. (Ngastiyah, 1997).
b. Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada cavitas pleura. (Diane C,
Baugman, 2000)
c. Empiema adalah materi purulen pada area pleura.(Hudak & Gallo, 1997)
Empiema adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura
yang timbul sebagai akibat traumatic maupun proses penyakit lainnya.
Empiema adalah suatu efusi pleura eksudat yang disebabkan oleh infeksi langsung
pada rongga pleura yang menyebabkan cairan pleura menjadi keruh. Pada empiema
terdapat cairan pleura yang mana pada kultur dijumpai bakteri atau sel darah putih >
15.000 / mm3 dan protein > 3 gr/ dL.
B. Etiologi
Sebelum antibiotik berkembang, pneumokokus (Streptococus pneumoniae) dan Streptococus
hemolyticus (Sterptococus pyogenes) adalah penyebab empiema yang terbesar di bandingkan
sekarang. Basil gram negatif seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus species
dan Klebsiella pneumoniae merupakan grup yang terbesar dan hampir 30 % dijumpai pada hasil
isolasi setelah berkurangnya kejadian empiema sebagai komplikasi pneumonia pneumokokus.
Staphylococcus aureus merupakan organisme penyebab infeksi yang paling sering menyebabkan
empiema pada anak-anak, terutama pada bayi sekitar 92 % empiema pada anak-anak di bawah
2 tahun. Bakteri gram negatif yang lain Haemophilus influenzae adalah penyebab empiema pada
anak-anak.
Empiema juga dapat disebabkan organisme yang lain seperti empiema tuberkulosis yang
sekarang jarang dijumpai pada negara berkembang. Empiema jarang disebabkan oleh jamur,
terutama pada penderita yang mengalami penurunan daya tahan tubuh
(Immunocompromised). Aspergillus species dapat menginfeksi rongga pleura dan dapat
menyebabkan empiema dan ini terkadang terjadi pada penderita yang mengalami penurunan
daya tahan tubuh yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan pleura yang serius
walaupun jarang.
1. Stapilococcus
Stapilococcus adalah kelompok dari bakteri-bakteri, secara akrab dikenal sebagai Staph,
yang dapat menyebabkan banyak penyakit-penyakit sebagai akibat dari infeksi beragam
jaringan-jaringan tubuh. Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan penyakit tidak hanya
secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga secara tidak langsung dengan
menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab untuk keracunan makanan dan toxic
shock syndrome. Penyakit yang berhubungan dengan Staph dapat mencakup dari ringan dan
tidak memerlukan perawatan sampa berat/parah dan berpotensi fatal.
2. Pneumococcus
Pneumococcus adalah salah satu jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius
seperti radang paru-paru (pneumonia), ,meningitis (radang selaput otak) dan infeksi darah
(sepsis).
Sebenarnya ada sekitar 90 jenis kuman pneumokokus, tetapi hanya sedikit yang bisa
menyebabkan penyakit gawat. Bentuk kumannya bulat-bulat dan memiliki bungkus atau
kapsul. Bungkus inilah yang menentukan apakah si kuman akan berbahaya atau tidak.
C. Manifestasi Klinis
2. Empiema Kronik
Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis apabila terjadi
lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah, kesehatan penderita tampak
mundur, pucat pada jari tubuh.
D. Patofisiologi
Akibat invasi basil piogenik ke pleura, maka akan timbul peradangan akut yang diikuti dengan
pembentukan eksudat serous. Dengan banyaknya sel polimorphonucleus (PMN) baik yang hidup
maupun yang mati dan meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental.
Adanya endapan-endapan fibrin akan membentuk kantung-kantung yang melokalisasi nanah
tersebut. Apabila nanah menembus bronkus maka timbul fistel bronkopleura, atau apabila
menembus dinding toraks dan keluar melalui kulit maka disebut empiema nessensiatis. Stadium
ini masih disebut empiema akut yang lama kelamaan akan menjadi kronis.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnostic dan laboratorium :
a. Pemeriksaan Fisik
Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang. Terdengar
suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang
disisi hemithorak yang sakit.
b. Foto Dada
Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan adanya
cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakea di mediastinum
tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan.
c. Diagnosa Pasti
Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura). Nanah
dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba dan dilakukan
pembiakan terhadap kepekaan antibiotik.
F. Penatalaksanaan Medik
b. Drainase Tertutup
Pemasangan “ Tube Thoracostomy “ = Closed Drainage ( WSD ) , Indikasi pemasangan
darin ini apabila nanah sangat kental, nanh berbentuk sudah dua minggu dan telah
terjadi pyopneumathoraks. Pemasangan selang jangan terlalu rendah, biasanya
diafagma terangkat karena empiema. Pilihlah selang yang cukup besar. Apabila tiga
sampai 4 mingu tidak ada kemajuan harus ditempuh dengan cara lain seperti pada
empiema kronis.
2. Pemberian Antibiotika
Mengingat sebab kematian umumnya karena sepsis, maka pemberian antibiotik memegang
peranan yang penting. Antibiotik harus segera diberikan begitu diagnosa diegakkan dan
dosisnya harus adekuat. Pilihan antibiotik didasarkan pada hasil pengecatan gram dari
hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan tes kepekaan
obat. Bila kuman penyebab belum jelas dapat dipakai Benzil Penicillin dosis tinggi.
4. Pengobatan Kasual
Tergantung penyebabnya misalnya amobiasis, TB, aktinomeicosis, diobati dengan
memberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit.
Asuhan Keperawatan Pada Empiema
1. Pengkajian Keperawatan
Identitas pasien
Nama
Umur
Terjadi pada segala umur, sering pada anak umur 2-9 tahun.
Suku/ bangsa
Agama
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
Keluhan utama
Batuk, mual, demam, sesak, dypsnea
Riwayat penyakit sebelumnya
Klien dengan riwayat penyakit masa lalu yang berkaitan dengan riwayat
penyakit saat ini misalnya batuk yang lama dan tidak sembuh sembuh
akibat infeksi.
Riwayat keluarga
Riwayat penyakit keluarga, misalnya asma ( genetik ) memeiliki peluang
besar untuk terserang empiema
Riwayat lingkungan
Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman padat, ventilasi
rumah yang kurang juga berperan dalam memperburuk keadaan klien
dengan empiema.
2. Observasi
Keadaan Umum
Suhu
Nadi
Tekanan darah
B1 ( Breathing )
Pemeriksaan persistem
Nafas pendek batuk menetap dengan produksi sputum, riwayat pneumoni
berulang, episode batuk hilang timbul.
normal
B5 ( Bowel )
Anoreksia
B6 (Bone )
normal
Aspek Psikososial
hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, penyakit lama
Aspek perawatan Diri
penurunan kemampuan melakukan ADL
Sistem Endokrin
pembengkakan pada ekstremitas bawah
3. Pemeriksaan Penunjang
foto thorak
kultur darah
USG
Sampel sputum
Torakosenstesis
Pemeriksaan cairan Pleura :
Hitung sel darah dan deferensiasi
Protein, LDH, glucose, dan pH
Kultur bakteri aerob dan an aerob, mikobakteri, fungi dan mikoplasma
- pH = 7,35-7,45
- SO2 > 98 %.
Intervensi Rasional
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret, kelemahan.
Intervensi Rasional
Bantu klien latihan nafas dalam dengan Nafas dalam memudahkan ekspansi
keadaan semifowler. Tunjukkan cara maksimum paru atau jalan lebih kecil.
batuk efektif dengan cara menekan dada Batuk adalah mekanisme pembersihan
dan batuk . jalan nafas yang alami, membantu silia
untuk mempertahankan jalan nafas
paten. Penekanan menurunkan
ketidaknyamanan dada dan posisi
duduk memungkinkan upaya nafas
lebih dalam dan lebih kuat.
Intervensi Rasional
Mandiri :
Evaluasi respon pasen terhadap aktivitas. Pasien mungkin nyaman dengan posisi
Catat laporan dypsnea, peningkitan kepala tinggi, tidur di kursi atau
kelemahan, dan perubahan tanda-tanda menunuduk ke depan meja.
vital.
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Mandiri :
-WBC = 4500-11000/mm3
Intervensi Rasional
Empiema adalah terkumpulnya cairan purulen (pus) di dalam rongga pleura. Awalnya
rongga pleura adalah cairan encer dengan jumlah leukosit rendah, tetapi sering kali
berlanjut menjadi yang kental. Hal ini dapat terjadi jika abses paru-paru meluas sampai
rongga pleura. Empiema biasanya merupakan komplikasi dari infeksi paru (pneumonia)
atau kantong kantong pus yang terlokalisasi (abses) dalam paru. Meskipun empiema
sering kali merupakan dari infeksi pulmonal, tetapi dapat juga terjadi jika pengobatan
yang terlambat. Empiema sendiri diklasifikasikan menjadi Empiema akut dan Empiema
kronis. Bisa disebabkan oleh bakteri Stapilococcus, Pnemococcus, Streptococcus.
DAFTAR PUSTAKA