PENDAHULUAN
1
partum (HPP), sepsis (infeksi masa nifas), dan partus lama (datastatistik, 2009).Di dunia
diperkirakan setiap tahun hampir 3,3 juta bayi lahir mati dan lebih dari 4 juta lainnya mati
dalam 28 hari pertama kehidupannya. Jumlah terbesar kematian bayi terjadi di wilayah Asia
Tenggara (1,4 juta kematian bayi dan 1,3 juta lahir mati).
Upaya untuk menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015
adalah dengan cara: frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal care (ANC) oleh tenaga
kesehatan profesional, cakupan persalian ditolong tenaga kesehatan terlatih, akses layanan
obstetri darurat (dasar dan komprehensif) pada kehamilan dan persalinan berisiko tinggi, dan
persentase persalinan di fasilitas kesehatan (Bappenas,2008).
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara
menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi baru lahir. Pemahaman
tentang asuhan kebidanan dasar yang fisiologis menjadi salah satu dasar agar bidan mampu
melaksanakan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar sehingga tidak ada lagi
kesalahan dalam penanganannya.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny.MG2P1A0 umur kehamilan 39 minggu 2 hari berdasarkan dengan teori dan kebutuhan
ibu pada saat hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi baru lahir.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini diantaranya :
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data secara lengkap pada Ny. M G2P1A0
di BPM Bd. A
2
2) Mahasiswa mampu menginterpretasikan data dari pengkajian yang telah dilakukan
meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada Ny. M G2P1A0 di BPM
Bd. A
3) Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa atau masalah potensial pada Ny. M
G2P1A0 di BPM Bd. A
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Pada kehamilan trimester akhir, anda akan merasakan banyak keluhan yang
datang silih berganti, dan itu adalah bagian normal dari proses kehamilan ini, sehingga
nikmati dan jalani dengan semangat, karena dalam beberapa minggu ke depan, bayi
yang ditunggu-tunggu akan segera lahir. Keluhan yang sering terjadi adalah nyeri
pinggang, kontraksi, pembesaran payudara, garis-garis stretchmarks yang makin jelas,
sering buang air kecil, susah buang air besar, rasa panas di ulu hati dan perasaan sesak
dan nafas yang pendek. Semua keluhan-keluhan diatas adalah kondisi normal.
5
dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi
fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin
pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon
progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi
kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai
6
dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan
32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan,
tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini
menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai
hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut ketika tidak hamil.
Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (± 10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat
± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut
disebabkan oleh meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung
meningkat ± 15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam,
dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih
rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan
mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan
kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
7. Traktus Digestivus
7
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di
dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan
konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali.
Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan
sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga
meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk
eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang
dikeluarkan.
9. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester
III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran
karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila
dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal
pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya
dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya
diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium
tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum
memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar
kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan
terjadinya kejang tetani.
8
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase (histamine)
meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil
16 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan
16 minggu dan seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang
dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak sekali di dalam
darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
Perubahan-perubahan yang secara langsung terasa pada ibu hamil antara lain :
1. Rasa lelah yang berlebihan pada punggung, bayi yang tumbuh semakin besar
dan beratnya mengarah kedepan membuat punggung berusaha menyeimbangkan
posisi tubuh, hal ini menyebabkan punggung yang cepat lelah oleh sebab itulah
orang yang hamil tua tidak tahan berjalan terlalu jauh. Berdiri dan duduk dengan
menyandar akan terasa lebih enteng. Minta pada pasangan untuk memijat
otot yang kaku.
2. Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian wanita,
rahim yang besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah
tubuh ke atas tubuh, menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah
menjadi terhambat. Darah yang terhambat berakibat wajah dan juga kelopak
mata membengkak, akan mudah terlihat didepan cermin pada pagi hari setelah
bangun.
3. Napas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalam rahim
akan menekan daerah diafragma (otot dibawah paru-paru) menyebabkan aliran
napas agak berat, sehingga secara otomatis tubuh akan meresponsnya dengan
napas yang lebih pendek. Duduk dengan posisi yang menyenangkan anda, tidur
menyamping dan juga olahraga aerobik ringan bisa meringankan. Karena
kondisi kandungan setiap wanita berbeda-beda, maka mintalah nasehat dokter
untuk kondisi anda sekarang olahraga ringan jenis seperti apa yang masih boleh
dilakukan. Apakah aerobik barbel ringan atau hanya sekedar yoga dengan posisi
tertentu. (yoga untuk kehamilan akan segera dibahas juga disini).
4. Panas di perut bagian atas, ini terjadi karena asam lambung meningkat,
penyebabnya adalah perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil. Minum lebih
9
banyak air dan makanlah dengan porsi yang lebih sedikit tapi frekuensinya lebih
banyak
5. Varises di wajah dan kaki, arti lain varises adalah pelebaran pembuluh darah
yang pada seorang wanita hamil terjadi di daerah wajah, leher, lengan dan kaki
terutama di betis. Apalagi bagi anda yang punya warna kulit yang lebih putih,
akan sangat jelas urat-urat halus berwarna merah kebiru-biruan. Pelebaran
pembuluh darah bisa juga terjadi di daerah anus sehingga menyebabkan wasir.
Makanlah makanan yang banyak mengadung serat seperti sayur-sayuran bayam,
sawi, daun pepaya dan kol. Hindari mengeden (mendorong sekuat tenaga sambil
menahan napas) saat buang air besar karena dengan anda mengeden, volume
darah dalam jumlah besar akan menuju pembuluh darah sekitar anus
6. Stretch mark, yakni garis-garis putih dan parut pada daerah perut, bisa juga
terjadi di dada, bokong, paha dan lengan atas. Walaupun stretch mark tidak
dapat dihindarkan tetapi akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
Gunakan lotion anti stretchmark setelah mandi dan perbanyak konsumsi vitamin
E.
7. Payudara semakin membesar, ini karena kelenjar susu didalamnya mulai penuh
dan sesekali dalam keseharian anda, akan keluar tetesan-tetesan air susu di bra
terutama setelah bulan ke-9. Penambahan berat payudara kira-kira 1/2 - 2kg
8. Sering buang air kecil, merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan, keinginan
wanita hamil disebabkan oleh kandung kemih (tempat urin) tertekan rahim. Bagi
beberapa wanita, tertawa yang keras, batuk atau bersin bisa membuat mereka
ngompol.
10
selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan
keluarganya.
Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan).
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8. Libido menurun
11
disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklampsia
(Pantiawati,2010)
4. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
Pada saat kehamilan,hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat
dengan meninggikan kaki.Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan,tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat pertanda anemia, gagal jantung atau pre-
eklampsia
5. Keluar Cairan per Vagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu harus dapat
membedakan antara urine dengan air ketuban.Jika keluarnya cairan ibu tidak
terasa,berbau amis dan berwarna putih keruh,berarti yang keluar adalah air
ketuban.Jika kehamilan belum cukup bulan,hati-hati akan adanya persalinan
preterm (< 37 minggu) dan komplikasi infeksi intrapartum .
6. Gerakan Janin Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-
6,beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.Jika bayi tidur
gerakan bayi akan melemah.Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring untuk beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.Bayi
harus bergerak 3x dalam 1 jam atau minimal 10x dalam 24 jam.Jika kurang dari
itu,maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim,misalnya asfiksia
janin sampai kematian janin.
7. Nyeri Perut yang Hebat
Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada
persalian.Pada kehamilan lanjut,jika ibu merasakan nyeri yang hebat,tidak
berhenti setelah beristirahat,disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan
umum ibu makin lama makin memburuk dan disertai perdarahan yang tidak
sesuai dengan beratnya syok,maka kita harus waspada akan kemungkinan
terjadinya solusio placenta. Nyeri perut yang hebat bisa berarti
apendiksitis,kehamilan etopik,aborsi,penyakit radang pelviks, persalinan preterm,
12
gastritis, penyakit kantong empedu,iritasi uterus,abrupsi placenta,infeksi saluran
kemih atau infeksi lainnya (Asrinah,2010)
13
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium yang
relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai
menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode
relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur
menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas
kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran (Prawirohardjo,
2008).
14
tepat sebelum dilatasi dan pendataran sempurna. Lamanya kala pertama rata-rata 6
sampai 18 jam pada primipara dan 2 sampai 10 jam pada multipara. Kala dua diawali
dengan dilatasi sempurna servik dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Kontraksi pada
kala ini biasanya sangat kuat. Pada multipara kala dua berakhir sekitar 20 menit dan
pada primipara menghabiskan waktu sampai 2 jam untuk bayi melewati serviks yang
berdilatasi dan jalan lahir. Kala tiga diawali dengan keluarnya bayi dan uterus dan
diakhiri dengan keluarnya plasenta, proses ini biasanya berakhir beberapa menit baik
pada multipara maupun primipara.
Kala empat diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak
relaksasi lagi, kala empat lebih panjang pada multipara dari pada primipara, biasanya
dari 4 sampai 12 jam (Hamilton, 1995).
15
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada
hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain faktor-faktor humoral,
struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
a. Teori penuruman hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan
kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskhemia otot-otot rahim, sehingga menganggu sirkulasi uteroplasenter.
d. Teori iritasi mekanik : dibelakang serviks terletak ganglion servikale, bila ganglion
ini digeser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus :dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian
oksitosin menurut tetesan perinfus (Mochtar M.ph, 1992).
16
2.3 Konsep Masa Nifas
2.3.1 Definisi Nifas
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari.
Menurut Bobak, et.al (2005) periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Pengertian lainnya, masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, asa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009). Masyarakat Indonesia,
masa nifas merupakan periode waktu sejak selesai proses persalinan sampai 40 hari
setelah itu.
Tujuan asuhan masa nifas menurut Maryunani (2009) adalah:
1. menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,
2. melaksanakan sharing yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobata atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
3. memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi, dan perawatan
bayi sehat,
4. Memberi pelayanan KB.
Menurut Suherni (2009) peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
adalah:
1. mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi
pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu,
2. mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga
3. membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator. Asuhan masa
nifas ini sangat penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayinya.
17
1. untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir,
2. pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayinya,
3. mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas,
4. menangani berbagai masalah yang timbul dan menganggu kesehatan ibu maupun
bayinya pada masa nifas.
Adapun frekuensi kunjungan, waktu dan tujuan kunjungan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah persalinan.
Tujuan : mencegahan perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri,
mendeteksi dan merawat penyabab lain perdarahan: rujuk bila perdarahan
berlanjut, memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI
awal, memberi supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi. Bila ada bidan atau petugas lain yang membant melahirkan,
maka petugas atau bidan itu harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2
jam pertama.
b) kunjungan kedua, waktu: enam hari setelah persalinan.
Tujuan: memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, evaluasi adanya
tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, memastikan ibu cukup
makan, minum dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak
ada tanda-tanda adanya penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai hal-
hal berkaitan dengan asuhan pada bayi.
c) kunjungan ketiga, waktu: dua minggu setelah persalinan.
Tujuan : sama dengan kunjungan kedua.
d) Kunjungan keempat, waktu:enam minggu setelah persalinan.
Tujuan : menanyakan penyulit-penyulit yang ada, memberikan konseling untuk
KB secara dini.
18
Pada masa nifas ini, terjadi perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu.
Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana
proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak faktor, termasuk tingkat
energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir dan perawatan serta dorongan
semangat yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik dokter, bidan maupun perawat
ikut membentuk respon ibu terhadap bayinya selama masa nifas ini (Bobak, 2009).
Untuk memberikan asuhan yang menguntungkan terhadap ibu, bayi dan keluarganya,
seorang bidan atau perawat harus memahami dan memiliki pengetahauan tentang
perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis dalam masa nifas ini dengan baik.
19
(desidua) dan sisa-sisa penanaman plasenta (selaput ketuban), berbau amis.
Lokia rubra berwarna kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3 atau ke-4,
Lokia sanguinoleta: warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi
pada hari ke 3-7 pasca persalinan, lokia serosa: berwarana kuning dan cairan
ini tidak berdarah lagi pada hari 7-14 pasca persalinan, lokia alba: cairan putih
yang terjadi pada hari setelah 2 minggu, lokia parulenta: Ini karena terjadi
infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk, lokiaotosis: lokia tidak lancar
keluarnya.
20
menopang uterus, dinding vagina, rektum, uretra dan kandung kemih (Bobak,
2009). Jaringan penopang dasar panggul yang teregang saat ibu melahirkan
akan kembali ke tonus semula setelah enam bulan.
d. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan dan 18 jam setelah
melahirkan serviks akan kembali ke bentuk semula dan konsistensinya menjadi
lebih padat kembali.
3. Perubahan Perkemihan
Pada masa nifas, sistem perkemihan juga mengalami perubahan. Saluran
kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu setelah melahirkan,
tergantung pada keadaan/status sebelum melahirkan. Menurut Saleha (2009) pelvis
ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan kembali normal
pada akhir minggu keempat setelah melahirkan.
21
(infeksi selama postpartum), infeksi saluran kemih, edometritis (peradangan
endometrium), pembengkakan payudara, dan lain-lain.
b. Nadi: Dalam periode waktu 6-7 jam sesudah melahirkan, sering ditemukan
adanya bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya 80-100 kali permenit) dan
dapat berlangsung sampai 6-10 hari setelah melahirkan. Keadaan ini bisa
berhubungan dengan penurunan usaha jantung, penurunan volume darah yang
mengikuti pemisahan plasenta dan kontraksi uterus dan peningkatan stroke
volume. Takhikardi kurang sering terjadi, bila terjadi hubungan peningkatan
kehilangan darah.
c. Tekanan darah: selama beberapa jam setelah melahirkan, ibu dapat mengalami
hipotensi orthostik (penurunan 20 mmhg) yang ditandai dengan adanya pusing
segera setelah berdiri, yang dapat terjadi hingga 46 jam pertama. Hasil
pengukuran tekanan darah seharusnya tetap stabil setelah melahirkan.
Penurunan tekanan darah bisa mengindikasikan penyesuain fisiologis terhadap
penurunan tekanan intrapeutik atau adanya hipovolemia sekunder yang
berkaitan dengan hemorhagi uterus.
d. Pernafasan: fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil
pada bulan ke enam setelah melahirkan (Maryunani, 2009).
22
6. Perubahan dalam sistem Endokrin
Sistem endrokrin mengalami perubahan secara tiba-tiba selama kala IV
persalinan dan mengikuti lahirnya plasenta. Menurut Maryunani (2009) Selama
periode postpartum, terjadi perubahan hormon yang besar. Selama kehamilan,
payudara disiapkan untuk laktasi (hormon estrogen dan progesteron) kolostrum,
cairan payudara yang keluar sebelum produksi susu terjadi pada trimester III dan
minggu pertama postpartum. Pembesaran mammae/payudara terjadi dengan adanya
penambahan sistemvaskuler dan limpatik sekitar mammae. Waktu yang dibutuhkan
hormon-hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagai ditentukan oleh
apakah ibu menyusui atau tidak. Cairan menstruasi pertama setelah melahirkan
biasanya lebih banyak dari normal, dalam 3 sampai 4 sirkulasi, seperti sebelum
hamil.
23
b. Kebersihan Diri: Ibu nifas dianjurkan untuk: menjaga kebersihan seluruh tubuh,
mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air,
menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak
dalam waktu 3-4 jam, menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum menyentuh kelamin, anjurkan ibu tidak sering menyentuh luka
episiotomi dan laserasi, pada ibu post sectio caesaria (SC), luka tetap di jaga agar
tetap bersih dan kering, tiap hari di ganti balutan.
c. Istirahat dan tidur: Ibu nifas dianjurkan untuk: istirahat cukup untuk mengurangi
kelelahan, tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur, kembali ke kegiatan rumah
tangga secara perlahan-lahan, mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat
menyediakan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat: mengurangi jumlah ASI,
memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan, depresi.
d. Eliminasi: BAB dan BAK. Buang air kecil (BAK) dalam enam jam ibu nifas harus
sudah BAK spontan, kebanyakan ibu nifas berkemih spontan dalam waktu 8 jam,
urine dalam jumlah yang banyak akan di produksi dalam waktu 12-36 jam setelah
melahirkan, ureter yang berdiltasi akan kembali normal dalam waktu 6 minggu.
Selama 48 jam pertama nifas (puerperium), terjadi kenaikan dueresis sebagai
berikut: pengurasan volume darah ibu, autolisis serabut otot uterus. Buang air besar
(BAB) biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena edema persalinan, diet cairan,
obat-obatan analgetik, dan perenium yang sangat sakit, bila lebih 3 hari belum BAB
bisa diberikan obat laksantia, ambulasi secara dini dan teratur akan membantu
dalam regulasi BAB, Asupan cairan yang adekaut dan diet tinggi serat sangat
dianjurkan.
e. Pemberian ASI/Laktasi. Hal-hal yang diberitahukan kepada ibu nifas yaitu:
menyusui bayi segera setelah lahir minimal 30 menit bayi telah disusukan, ajarkan
cara menyusui yang benar, memberikan ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan
lain (ASI eklusif), menyusui tanpa jadwal, sesuka bayi (on demand), di luar
menyusui jangan memberikan dot/kompeng pada bayi, tapi berikan dengan sendok,
penyapihan bertahap meningkatkan frekuensi makanan dan menurunkan frekuensi
pemberian ASI.
24
f. Keluarga Berencana. Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah 2 tahun.
Pada dasarnya ibu tidak mengalami ovulasi selama menyusui ekslusif atau penuh 6
bulan ibu belum mendapatkan haid (metode amenorhe laktasi). Meskipun setiap
metode kontrasepsi beresiko, tetapi menggunakan kontrasepsi jauh lebih aman.
Jelaskan pada ibu berbagai macam metode kontrasepsi yang diperbolehkan selama
menyusui. Metode hormonal, khususnya oral (estrogen-progesteron) bukanlah
pilihan pertama bagi ibu yang menyusui.
25
sebelumnya. Sampai pada kurun waktu tertentu, kebudayaan baru betul-betul
terpisah dan menjadi sebuah bentuk kebudayaan independen (otentik). Proses
inilah yang di sebut evolusi kebudayaan.
Suku Minangkabau (Muarif, 2009) adalah salah satu dari ratusan suku
bangsa di Indonesia. Mereka berasal dari propinsi Sumatera Barat. Di propinsi
yang terletak di bagian barat tengah Pulau Sumatera ini, suku Minagkabau
merupakan etnik mayoritas setelah Batak Mandailing dan Mentawai. Setiap
bangsa memiliki tradisi tersendiri yang biasanya diwarisi oleh nenek moyang
mereka, seperti suku Minangkabau. Mereka memiliki kebudayaan yang telah
dianggap mapan, yang sesungguhnya memiliki hubungan etnik kultural dengan
nenek moyang. Seiring dengan proses penyebaran masyarakat Minangkabau di
perantauan, tradisi urang awak menyebar mewarnai kawasan Nusantara.
26
masyarakat terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu
pendidikan di samping faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan
memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka
diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan
kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas
Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan periode
kritis karena harus beradaptasi terhadap lingkungan baru. Mekanisme hemodinamik
dan thermoregulasi mendukung keberhasilan beradaptasi dengan lingkungan ekstra
uteri (Simpson & Creehan, 2001). Dalam uterus semua kebutuhan janin secara
sempurna dilayani pada kondisi normal yaitu nutrisi dan oksigen disuplai oleh
sirkulasi ibu melalui plasenta, produk buangan tubuh dikeluarkan dari janin melalui
plasenta, lingkungan yang aman disekat oleh plasenta, membran dan cairan amnion
27
untuk menghindari syok dan trauma, infeksi dan perubahan dalam temperatur
(Maryunani & Nurhayati, 2008).
Di dalam uterus bayi juga hidup di lingkungan yang terlindung dengan suhu
terkontrol, kedap suara, terapung dalam suatu genangan cairan hangat, dan
memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya (Miriam, 1999). Elemen-
elemen kunci dalam transisi kelahiran adalah pergeseran dari oksigenasi maternal
bergantung pada respirasi terus-menerus, perubahan dari peredaran janin untuk dewasa
sirkulasi dengan meningkatnya aliran darah paru dan hilangnya kiri ke kanan
melangsir, dimulainya homeostatis glukosa independen, termoregulasi independen,
dan oral menyusui (Glutckman & Basset dalam Matson & Smith, 2004). Adaptasi
fisiologis dianggap lengkap bila tanda-tanda vital, pemberian makan, dan pencernaan
dan fungsi ginjal normal (Kelly dalam Matson & Smith, 2004). Pengamatan adaptasi
bayi ke kehidupan extra uterin sangat penting untuk mengidentifikasi masalah dalam
transisi dan melakukan intervensi.
28
setelah bayi lahir. Sedangkan pengkajian usia gestasi dilakukan dua jam pertama
setelah lahir (Bobak dkk, 2005).
Pengukuran antropometri dengan menimbang berat badan menggunakan
timbangan, penilaian hasil timbangan dengan kategori sebagai berikut, bayi
normal BB 2500-3500 gram, bayi prematur <2500 gram dan bayi marosomia
>3500 gram (Maryunani & Nurhayati, 2009).
Bayi berat lahir cukup adalah bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) / low birth weight infact adalah bayi dengan berat
badan 1500 sampai dengan kurang dari 2500 gram. (Menurut Prawirohardjo,
Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal)
C. Suhu Tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk
mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress) akan
mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang sebaiknya 24 0C. Bayi
baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah
lahir, perhatikan supaya kepala juga harus diselimuti selama bayi digendong orang
tuanya. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu, dikeringkan,
dan dibungkus dengan selimut hangat ( Bobak dkk, 2005).
29
Pada organ kepala lingkar kepala diukur dengan menggunakan meteran
(Maryunani & Nurhayati, 2008). Kepala bayi juga dilakukan palpasi dan
memantau fontanel. Mata harus bersih, tanpa drainase dan kelopak mata tidak
bengkak, perdarahan konjungtiva mungkin ada (Ladewigs et al, 2006). Untuk
membersihkan mata, gunakan kapas paling lembut. Jangan memaksa
mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika sudah dibersihkan pastikan mata bayi
bersih dari sisa kapas (Bonny & Mila, 2003). Bayi cukup usia mempunyai dua per
tiga ujung pinna yang tidak melengkung. Rotasi telinga harus ada di garis tengah,
dan tidak mengenai bagian depan atau bagian belakang (Ladewigs et al, 2006).
Untuk membersihkan telinga, bagian luar dibasuh dengan lap atau kapas. Bagian
dalam hidung mempunyai mekanisme membersihkan sendiri. Jika ada cairan atau
kotoran keluar, bersihkan hanya bagian luarnya saja. Gunakan cotton bad atau tisu
yang digulung kecil, jika menggunakan jari pastikan jari benar-benar bersih. Jika
hidung bayi mengeluarkan lendir sangat banyak karena pilek, sedotlah keluar
dengan menggunakan penyedot hidung bayi, atau letakkan bayi dalam posisi
tengkurap untuk mengeluarkan cairan tersebut (Bonny & Mila, 2003).
Kebersihan mulut bayi harus diperhatikan, karena bercak putih pada lidah
(oral thurust) dapat menjadi masalah jika diikuti dengan tumbuhnya jamur
(Musbikin, 2005). Untuk membersihkan mulut bayi digunakan kapas yang sudah
direndam dengan air masak, diperas dan mulut bayi dibersihkan dengan hati-hati
serta mengeluarkan lendir yang ada di mulut bayi (Dainur, 1995). Dapat juga
dilakukan dengan menggunakan kain kasa atau waslap yang sudah dibasahi
dengan air matang hangat lalu dibalut pada jari telunjuk, kemudian membersihkan
mulut dari bagian luar, yaitu bibir dan sekitarnya. Setelah itu bagian gusi belakang
hingga depan, lalu membersihkan lidah bayi dengan perlahan-lahan. Posisi bayi
sebaiknya terbaring agar lebih mudah dibersihkan (www.ayahbunda.co.id, 2010).
Kuku jari yang panjang dapat menimbulkan luka garukan pada wajah bayi
dan luka ini bisa terinfeksi. Kuku yang panjang dapat pula terkoyak karena
sekalipun panjang, tetapi kuku tersebut sangat lunak. Jika kuku tersebut terkoyak,
jaringan di bawahnya yang sensitif terhadap infeksi dapat terpajan. Bayi dapat
30
menggunakan sarung tangan atau dengan melakukan pemotongan kuku dengan
hati-hati (Farrer, 1999).
31
antiseptik karena sangat berbahaya. Kecuali ketika kulit luar sudah terpisah dari
gland, sesekali bisa ditarik dan membersihkan bawahnya. Bagian anus dan bokong
dibersihkan dari luar ke dalam. Kemudian keringkan dengan tisu lembut, jangan
buru-buru memakai popok, tetapi biarkan terkena udara sejenak. Lipatan kulit dan
bokong boleh diolesi krim (Bonny & Mila, 2003) Genitalia perempuan dibersihkan
menggunakan sabun dan air. Gunakan gulungan kapas untuk membersihkan
bagian bawah kelamin, lakukan dari arah depan ke belakang. Bagian anus dan
bokong dibersihkan dari arah anus keluar. Kemudian keringkan dengan tisu
lembut. Lipatan kulit dan bokong boleh diolesi krim (Bonny & Mila, 2003).
H. Sirkumsisi
Menurut Ladewigs, et al. (2006) beberapa orang tua memilih untuk
melakukan sirkumsisi pada bayi laki-lakinya. Keputusan orang tua untuk
mensirkumsisi bayi yang baru lahir biasanya didasarkan pada faktor-faktor berikut:
higiene, agama, tradisi, budaya atau norma sosial (Bobak dkk, 2005).
Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan
sesudah bayi tersebut berusia lebih dari 8 hari dan kalau bayinya sehat, matur serta
tidak menunjukkan gejala ikterus. Bahaya perdarahan dan infeksi harus dipikirkan
pada waktu merawat bayi yang menjalani prosedur pembedahan ini (Farrer, 1999).
Lembaran kasa berbentuk pita harus dibelitkan disekitar luka sirkumsisi dan kita
dapat menggunakan friar’s balsam (tinc benz co) untuk membuat kasa tersebut
melekat serta bersifat antiseptik. Kasa biasanya baru dilepas pada hari ke-3 atau
ke-4 setelah operasi.
I. Nutrisi
Nutrisi yang baik pada bayi memungkinkan kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama
kehidupan dan juga membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik
pada masa selanjutnya. Pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir sebaiknya dengan
memberikan Air Susu Ibu (ASI), namun jika adanya kendala-kendala khusus dapat
32
diberikan susu formula (Bobak dkk, 2005). Kebutuhan nutrien yang diperlukan
yaitu meliputi energi, karbohidrat, lemak, protein, cairan, mineral dan
vitamin.Menurut Hubertin Sri (2004 dalam Saragih, 2010), perawat mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan penerapan ASI eksklusif agar
bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh kembangnya. Keputusan
untuk memberikan bayi susu botol adalah logis jika ibu tidak ingin menyusui
karena berbagai alasan yang tepat (Helen, 2007).
ASI diberikan sedini mungkin jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi
apa-apa biarkan bayi mengisap apyudara ibu sebagai stimulasi keluarnya ASI.
Cadangan makanan dalam tubuh cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca
persalinan. (Muslihatun, Wafi Nur, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita).
J. Imunisasi
Bayi dan anak akan diberi vaksinasi pada saat pemeriksaan dengan kondisi
bayi dan anak sehat, untuk melindunginya dari penyakit-penyakit dapatan yang
mungkin serius. Kemampuan vaksinasi untuk untuk memvaksinasi bayi terhadap
penyakit-penyakit seperti polio dan batuk rejan bahkan cacar. Beberapa orang tua
dalam upaya melindungi dari efek samping resiko vaksinasi memutuskan untuk
tidak mengimunisasi anaknya. Mereka lebih suka mengambil resiko yaitu anak
mereka terkena penyakit dari pada melihat anaknya mengalami efek samping dari
vaksinasi. Sebaiknya orang tua mengumpulkan informasi dari masing-masing
vaksin saat membuat pilihan tentang imunisasi (Ladewigs, et al 2006).
Rekomendasi Vaksinasi Program Pengembangan Imunisasi :
1) Imunisasi BCG
Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bulan. Pada bayi yang kontak
erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan sputum didapati BTA (+3)
maka sebaiknya diberikan INH profilaksis terlebih dahulu, dan jika kontak
sudah tenang dapat diberi BCG. Jangan melakukan imunisasi BCG pada bayi
atau anak dengan imunodefisiensi, misalnya HIV, gizi buruk, dan lain-lain.
2) Hepatitis B
Vaksinasi awal atau primer diberikan sebanyak 3 kali. Jarak antara suntikan I
dan II adalah 1-2 bulan, sedangkan untuk suntikan III diberikan dengan jarak 6
33
bulan dari suntikan I. Pemberian booster dilakukan 5 tahun kemudian, namun
masih belum ada kesepakatan. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan anti-
HbsAg pasca imunisasi setelah 3 bulan imunisasi terakhir.
3) Difteri, Pertusis, dan Tetanus
Dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18 bulan, dan saat masuk
sekolah. Dosis ke 4 harus diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis
ke-3.
4) Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine-OPV)
Vaksin polio oral diberikan pada BBL sebagai dosis awal, sesuai dengan PPI
dan Program Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000. kemudian diteruskan
dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan 3 dosis terpisah
berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu. satu dosis sebanyak 2 tetes
(0,1 ml) diberikan per oralpada umur 2-3 bulan, yang pemberiannya dapat
diberikan bersamaan dengan suntikan vaksin DPT dan hepatitis B.
5) Campak
Pada saat ini dinegara yang sedang berkembang, angka kejadian campak masih
tinggi dan sering kali dijumpai penyulit. oleh karenanya WHO menganjurkan
pemberian imunisasi campak pada bayi berumur 9 bulan. dosis baku minimal
untuk pemberian vaksincampak yang dilemahkan adalah 1000 TCID50 atau
sebanya 0,5 ml.
34
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN ANTENATAL CARE
35
TT2 : 12-05-2018 Tempat : Posyandu
Periksa kehamialn : 9x Tempat : BPM , Posyadu Oleh : Bidan
Tablet Fe: 90 tablet, habis Cara minum : Dengan air putih pada malam hari
E. Aktivitas Sehari-hari
a. Diet
a. Nutrisi
Pola makan : 3x sehari
Jenis makan yang dikonsumsi : Nasi, sayuran, lauk pauk, buah buahan,
tahu, tempe, telur
Makan yang di pantang : Tidak ada
Perubahan makan : Tidak ada
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
b. Hidrasi
Jenis cairan yang di minum : Air mineral, susu, air teh
Jumlah cairan yang diminum sehari : ± 8 gelas / hari
b. Istirahat dan tidur
Malam : 6 jam/ hari Siang : 1 jam/hari
c. Personal hygience
36
Mandi : 2 x sehari Gosok gigi : 2 x sehari
Ganti pakaian : 2 x sehari
Jenis pakaian yang dipakain saat hamil : Pakaian longgar seperti daster
d. Aktivitas seksual
Adakah perubahan : Tidak ada perubahan
Frekuensi : 1 bulan sekali
Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
e. Aktivitas sehari-hari : Melakukan pekerjaan rumah tangga
f. Eliminasi
BAK : ± 8 x/ hari Banyak : ± 150 cc/BAK
BAB : 1 x/hari Konsistensi : Lunak
Warna : Kuning kecoklatan
F. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita : Tidak ada
2. Riwayat penyakit keluarga :
Hipertensi : Tidak ada DM : Tidak ada Asthma : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Riwayat alergi : Tidak ada
4. Perilaku kesehatan
Penggunaan alkohol/ obat-obatan sejenis : Tidak
Obat-obatan/jamu yang sering diminum : Tidak
Merokok : Tidak
5. Riwayat kontrasepsi
Jenis kotrasepsi : KB suntik 3 bulan
Alasan : praktis, tidak perlu
sering disuntik
Lama pemakaian : 7 tahun
Keluhan : Berat badan meningkat
dan tidak haid
Rencana KB yang akan datang : Suntik KB 3 bulan
37
G. Riwayat Sosial
Kehamilan diinginkan atau di rencanakan : Ya
Status perkawinan : Menikah Nikah ke : 1 Lamayanya : 10 tahun
Pengambil keputusan : Suami Dukungan keluarga : Baik
Pendamping persalinan : Suami dan keluarga
Pendonor darah : Keluarga
Hubungan klien dengan suami : Baik
Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik
Rencana persalinan : Normal Tempat : BPM Oleh siapa : Bidan
38
Warna rambut : terlihat hitam
Kebersihan : terlihat bersih
Palpasi
Keadaan rambut : teraba bersih dan tidak rontok
Benjolan : tidak teraba benjolan
Muka
Inspeksi
Odema : tidak terlihat oedema
Pucat atau tidak : tidak terlihat pucat
Palpasi
Odema : tidak teraba oedema
Mata
Inspeksi
Konjungtiva : terlihat berwarna merah muda (ka/ki)
Sclera : terlihat berwarna putih bersih (ka/ki)
Hidung
Kebersihan : terlihat bersih
Pengeluran : tidak terlihat pengeluaran
Polip : tidak ada
Telinga
Kebersihan : terlihat bersih (ka/ki)
Pengeluaran : tidak terlihat pengeluaran (ka/ki)
Fungsi pendengaran : baik (ka/ki)
Bibir
Inspeksi
Pucat : tidak terlihat pucat
Stomatitis : tidak ada
Gigi
Caries : tidak ada caries
Gigi palsu : tidak ada gigi palsu
Lidah
39
Warna : terlihat berwarna merah muda
Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : tidak teraba pembengkakan
Pembengkakan KGB : tidak teraba pembengkakan
Pembengkakan vena jugularis : tidak teraba pembengkakan
Dada
Jantung : tidak dilakukan pemeriksaan
Paru-paru : tidak dilakukan pemeriksaan
Payudara
Inspeksi : Simetris/ Tidak : simetris (ka/ki)
Kebersihan : bersih
Benjolan : tidak ada (ka/ki)
Hyperpigmentasi : terlihat hyperpigmentasi di sekitar
areolla (ka/ki)
Palpasi : Benjolan : tidak ada benjolan (ka/ki)
Putting susu : menonjol (ka/ki)
Colostrum : belum ada (ka/ki)
Pembeseraan KGB axila : tidak teraba pembesaran (ka/ki)
Kelainan : Retraksi : tidak ada retraksi (ka/ki)
Lecet : tidak ada lecet (ka/ki)
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : membesar sesuai usia kehamilan
Sikatrik bekas operasi : tidak ada sikatrik bekas operasi
Striae : ada, (striae nigra)
Hyperpigmentasi : terlihat Linea nigra
Palpasi
TFU : 30 cm
Leopold I : pertengaha pusat dan px, teraba bulat,
lunak, tidak melenting yakni bokong
janin
40
Leopold II : kiri ibu teraba keras, memanjang,
seperti ada tahanan yakni punggung
janin
kanan ibu teraba bagian-bagian kecil
janin yakni ektremitas
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting dan
Tidak bisa digoyangkan
Leopold IV : konvergen
Pelimaan : 4/5
TBJ : (30-13) x 155 = 2,635 gram
Auskultasi
DJJ : 140 x/menit
Punctum Maximum : 3 jari dibawah umbilikus (abdomen
kuadran III)
Ekstermitas
Ekstermitas atas
Inspeksi
Oedema : tidak ada oedema (ka/ki)
Kuku : bersih dan pendek (ka/ki)
Palpasi
Oedema : tidak ada oedema (ka/ki)
Capillary refill : kembali sebelum 2 detik (ka/ki)
Ekstermitas bawah
Inspeksi
Oedema : tidak ada oedema (ka/ki)
Varises : tidak ada varises (ka/ki)
Palpasi
Oedema : tidak ada oedema (ka/ki)
Capillary Refill : kembali sebelum 2 detik (ka/ki)
Varises : tidak ada varises (ka/ki)
Perkusi
41
Reflek patella : (+/+) (ka/ki)
Genetalia
Inspeksi
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Pembesaran kelenjar bartholin : tidak ada pembesaran
Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
Luka Perineum : tidak luka perineum
Palpasi
Oedema : tidak ada oedema
Varises : tidak ada varises
Pembesaran kelenjar bartholin : tidak ada pembesaran
Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
Anus
Haemoroid : eksterna (-)/ interna (-)
5. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb : 12 gr%
Glukosa : Tidak dilakukan pemeriksaan
Protein : Tidak dilakukan pemeriksaan
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu G2P1A0 gravida 39 minggu 6 hari keadaan normal
Janin tunggal hidup intrauteri presentasi kepala keadaan baik
Masalah Potensial : tidak ada
Antisipasi masalah potensial : tidak ada
42
minggu. Taksiran berat janin pada saat ini normal yaitu 2635 gram, dimana batas
normal berat janin adalah 2500 – 4000 gram.
Ibu mengerti dan terlihat senang mendengar hasil pemeriksaan.
2. Beri pendidikan kesehatan mengenai perubahan fisiologi kehamilan yang berhubungan
dengan keluhan nyeri piggang dan sering BAK.
Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai perubahan fisiologi kehamilan
yang berhubungan dengan nyeri pinggang, yaitu diakibatkan karena pertumbuhan janin
dalam kandungan ibu yang menekan tulang panggul ibu, sehingga ibu merasakan nyeri.
Cara menyikapinya ibu bisa menguranginya dengan tidur posisi miring dan jangan
berdiri terlalu lama karena bisa lebih menambah beban yang di tumpu oleh tulang
panggul ibu. Seringnya BAK dimalam hari dikarenakan penekanan uterus pada kandung
kemih dan kerja ginjal yang lebih berat pada saat ibu tertidur sehingga menyebabkan
ibu sering merasa ingin BAK terutama dimalam hari. Cara menyikapinya yaitu pada
saat akan tidur ibu dianjurkan untuk mengurangi volume air yang diminum, agar rasa
ingin BAK berkurang dan kualitas tidur pada malam hari tidak terganggu.
Ibu telah mengetahui penyebab ketidaknyamanannya dan akan melakukan
anjuran yang diberikan.
3. Berikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai perawatan payudara
Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai perawatan payudara yang
perlu dipersiapkan sejak sebelum lahir sehingga dapat berfungsi dengan baik pada saat
diperlukan. Lakukan pengurutan payudara secara hati-hati untuk mempercepat produksi
ASI. Membasuh dengan lembut sekitaran puting susu setia hari untuk mengurangi retak
dan lecet, apabila ada pengeluaran ASI (colostrum) yang mengering pada puting susu,
lakukan pembersihan dengan menggunakan baby oil dan minyak kletik serta gunakan
penopang payudara yang sesuai (brassiere) karena payudara menegang, sendidtif, dan
menjadi lebih berat.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melakukan anjuran
yang diberikan.
4. Informasikan mengenai tanda bahaya kehamilan.
Menginformasikan pada ibu mengenai tanda bahaya pada kehamilan seperti terjadinya
perdarahan, mata berkunang-kunang, sakit kepala yang hebat, bengkak pada muka,
43
tangan dan kaki, serta gerakan janin yang tidak seperti biasanya (terlalu aktif atau
lamban). Apabila ibu mengalami hal tersebut segeralah periksa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Ibu mengerti ditandai dengan adanya anggukan.
5. Informasikan mengenai persiapan persalinan.
Memberitahu ibu untuk segera mempersiapkan kebutuhan pada saat akan bersalin mulai
dari perlengkapan ibu dan bayi (seperti pakaian ibu, kain panjang, pernel, baju bayi, dan
topi bayi secukupnya), alat transportasi, pendonor darah, dan pendamping saat bersalin.
Menganjurkan pada ibu untuk mencuci perlengkapan yang baru terlebih dahulu seperti
baju bayi ataupun kain untuk menghilangkan kotoran-kotaran dikarenakan kulit bayi
baru lahir yang sangat sensitif. Siapkan semua kebutuhan dalam satu tas, sehingga akan
memudahkan ibu saat nanti mulai terasa tanda-tanda terjadinya persalinan
Ibu mengerti dan akan mulai mempersiapakan untuk persalinan nanti.
6. Beritahu ibu tanda-tanda persalinan.
Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu : mulas secara sering, teratur dan lama,
keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluarnya air-air dari jalan lahir. Dan
jika ibu mengalami tanda-tanda tersebut segera ke pelayanan kesehatan terdekat.
Ibu mengerti ditandai dengan adanya anggukan.
7. Beritahu ibu mengenai kunjungan ulang.
Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang minggu depan, dan jika ada
keluhan segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat.
Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang.
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN INTRANATAL CARE
45
Periksa Kehamilan : 9x Tempat: Posyandu Oleh: Bidan
Tablet Fe: 270 tablet, sisa 10 tablet Cara minum : Dengan air putih sebelum
tidur di malam hari
D. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU
46
4. Aktivitas seksual
Kapan hubungan seksual terakhir : 2 hari yang lalu
Keluhan : Tidak ada
5. Eliminasi
Terakhir kali BAK : Pukul 05.30 WIB
Banyaknya : 70 cc
Keluhan : Tidak ada
Terakhir kali BAB : Pukul 05.30 WIB
Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada
F. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit yang pernah/ sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit Hipertensi, DM,
Asthma dan lain-lain.
2. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi : Tidak ada DM : Tidak ada Asthma : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Riwayat alergi : Tidak ada
4. Perilaku kesehatan
Penggunaan alcohol/ obat-obatan sejenis : Tidak
- Jenisnya :-
- Banyaknya :-
- Waktu mengkonsumsi :-
Obat-obatan/ jamu yang sering diminum : Tidak
- Jenisnya :-
- Banyaknya :-
- Waktu mengkonsumsi :-
Merokok : Tidak
- Jenisnya :-
- Banyaknya :-
47
- Waktu mengkonsumsi :-
G. RIWAYAT SOSIAL
Kehamilan ini diinginkan atau direncanakan :
Status perkawinan : Nikah Nikah ke : 1 Lamanya : 10 tahun
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Pendamping persalinan : Suami, paraji dan keluarga
Dukungan keluarga : Mendukung
Pendonor darah : Keluarga
Hubungan klien dengan suami : Baik
Hubungan klien dengan keluarga lain : Baik
Rencana menyusui : ASI Eksklusif
Keluarga yang tinggal serumah
No Nama L/P Usia Hub keluarga Pendidikan Pekerjaan Ket
1 Tn. S L 30th Suami SD Wiraswasta -
2 Ny. K P 55th Ibu SLTP IRT -
2 An. S P 9 th Anak SD Pelajar -
48
Inspeksi
Warna rambut : terlihat hitam
Kebersihan : terlihat bersih
Palpasi
Keadaan rambut : baik, distribusi merata dan tidak rontok
Benjolan : tidak ada
Muka
Inspeksi
Pucat : tidak
Palpasi
Oedema : tidak ada
Mata
Inspeksi
Konjungtiva : merah muda (ka/ki)
Sclera : putih (ka/ki)
Hidung
Pengeluaran : tidak terlihat pengeluaran(ka/ki)
Polip : tidak ada
Kebersihan : terlihat bersih (ka/ki)
Telinga
Kebersihan : terlihat bersih (ka/ki)
Pengeluaran : tidak terlihat pengeluaran (ka/ki)
Fungsi pendengaran : baik (ka/ki)
Bibir
Inspeksi
Pucat : tidak terlihat pucat
Keadaan : baik
Stomatitis : tidak ada
Gigi
Caries : tidak ada caries
Lidah
49
Warna : terlihat berwarna merah muda
Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : tidak teraba pembengkakan
Pembengkakan KGB : tidak teraba pembengkakan
Pembengkakan vena jugularis : tidak teraba pembengkakan
Dada
Jantung : tidak dilakukan pemeriksaan
Paru- paru : tidak dilakukan pemeriksaan
Payudara
Inspeksi
Bentuk : simetris (ka/ki)
Kebersihan : bersih
Benjolan : tidak ada (ka/ki)
Putting susu : menonjol (ka/ki)
Hyperpigmentasi : terlihat disekitar aerola (ka/ki)
Kelainan
Retraksi/ dimpling : tidak ada (ka/ki)
Lecet : tidak ada (ka/ki)
Palpasi
Benjolan : tidak ada (ka/ki)
Colostrum : belum ada (ka/ki)
Pembengkakan KGB axilla : tidak ada (ka/ki)
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : membesar sesuai usia kehamilan
Luka bekas operasi : tidak ada
Striae : ada (linea nigra)
Hyperpigmentasi : ada (linea nigra)
Palpasi
TFU : 33 cm
50
Leopold I : Pertengahan pusat – px, teraba bulat, lunak tidak
melenting.
Leopold II : Bagian kanan teraba bagian- bagian kecil janin.
Bagian kiri teraba keras, memanjang ada
tahanan, yakni punggung janin.
Leopold III : Teraba bulat keras tidak melenting.
Leopold IV : Divergent
Perlimaan : 2/5
TBJ : 3400 gram
Penilaian His
Frekuensi : 4 x/ 10 m3nit Interval his : 1 menit
Durasi : 40 detik Intensitas : kuat
Auskultasi
DJJ
Frekuensi : 140 x/ menit Kekuatan : kuat Regularritas : Regular
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi
Bentuk : simetris (ka/ki)
Oedema : tidak ada (ka/ki)
Kuku : pendek, bersih (ka/ki)
Palpasi
Oedema : tidak ada (ka/ki)
Capillary refill : normal kembali sebelum 2 detik
(ka/ki)
Ekstremitas bawah
Inspeksi
Oedema : tidak ada (ka/ki)
Varises : tidak ada (ka/ki)
Palpasi
Oedema : tidak ada (ka/ki)
51
Capillary refill : normal sebelum 2 detik (ka/ki)
Varises : tidak ada (ka/ki)
Perkusi
Reflex patella : kanan (+), kiri (+)
Genetalia
Inspeksi
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Pembesaran kelenjar bartholini : tidak ada
Pengeluaran : ada
Tanda infeksi : tidak ada
Pemeriksaan dalam
Vulva vagina : membuka
Portio : tipis
Pembukaan : 6 cm
Keadaan ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Denominator : ubun- ubun kecil
Molase :0
Penurunan bagian terendah : hodge 2
Bagian- bagian yang menyertai : tidak ada
Anus
Inspeksi
Haemoroid : tidak ada
5. Pemeriksaan Laboratorium
Darah. Hb : tidak dilakukan pemeriksaan
Urine
Protein : tidak dilakukan pemeriksaan
Glukosa : tidak dilakukan pemeriksaan
52
Diagnosa : Ibu G2P1A0 gravida 40 minggu + 2 hari inpartu kala I fase aktif
dengan keadaan baik.
Janin hidup tunggal intrauterine presentasi kepala dengan keadaan baik.
Masalah Potensial : tidak ada
Antisipasi Maslah Potensial : tidak ada
IV. PLANNING
1. Informasikan hasil pemeriksaan
Memberiahukan hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu telah masuk dalam fase aktif
pembukaan menjelang persalinan, hasil pemeriksaan pembukaan 6 cm dan kemungkinan
akan berjalan cepat mengingat ibu hamil anak ke 2. Keadaan umum ibu dan janin baik.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan siap untuk menghadapi persalinan
2. Anjurkan untuk melakukan managemen pengurangan nyeri
Memberitahu ibu cara untuk mengurangi nyeri saat his yaitu dengan menarik nafas dalam
dari hibung dan membuangnya dari mulut serta posisi miring ke kiri untuk memperlancar
aliran oksigen ke uterus.
Ibu mau dan mampu melakukan anjuran yang diberikan serta merasa lebih nyaman
setelah melakukanya.
3. Berikan konseling untuk tetap memelihara asupan nutrisi dan hidrasi
Menganjurkan kepada kelurga untuk memberikan makanan dan minuman kepada ibu
disaat tidak ada his seperti minuman manis maupun cemilan agar ibu tidak kekurangan
cairan dan memiliki tenaga saat meneran.
Ibu dan keluarga memberikan respon baik terhadap anjuran yang diberikan, dan ibu telah
makan bubur pukul 19.00 serta minum air putih pukul 22.00 WIB.
4. Persiapan perlengkapan persalinan
Mempersiapkan perlengkapan persalinan untuk ibu, bayi dan tindakan saat persalinan
seperti berikut :
Ibu : samping 5-6 buah minimal, baju gantti, pembalut dan celana dalam
Bayi : pernel, popok, gurita, baju bayi, penutup kepala dan kain untuk
mengeringkan
Tindakan : partus set lengkap dan tempat kain kotor ibu, tempat plasenta serta
cairan klorin
53
Ibu dan keluarga telah menyiapkan semua perlengkapan bersalin. Perlengkapan
persalinan normal sudah disiapkan.
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang posisi meneran saat persalinan
Memberikan pendidikan kesehatan dan mengajari ibu bagaimana posisi meneran yang
baik yaitu dengan membuka lebar-lebar selangkangan, paha ditekuk dan kepala diangkat
serta melihat ke perut saat his yang paling kuat dating hasilnya ibu mengerti dan
memahami serta dapat mempraktekan apa yang bidan ajarkan.
6. Berikan dukungan mental dan spiritual
Memberikan dukungan mental dan spiritual dengan membeikan motivasi-motivasi pada
saat akan meneran dan memilih pendamping saat persalinan.
Ibu termotivasi dan memilih didampingi oleh suaminya, ibu merasa tenang.
7. Observasi kemajuan persalinan (pembukaan) dan his
Mengobservasi secara intensive kemajuan persalinan dengan partograf sebagai acuan dan
dokumentasi
Persalinan maju sesuai dengan His yang teratur dan kuat.
8. Pendokumentasian partograf
Mendokumentasikan seluruh data kemajuan persalinan dalam partograf sesuai dengan
keadaan ibu dengan baik dan benar
Semua data kemajuan persalinan ibu terdokumentasikan dengan baik dalam partograf
54
KALA II
55
Pembukaan serviks : 10 cm
Keadaan ketuban : sudah pecah
Presentasi : kepala
Denominator : ubun- ubun kecil
Penurunan bagian terendah : hodge 4
Molase :0
Bagian yang terba : tidak ada bagian- bagian yang menyertai
I. PLANNING (P)
1. Informasikan hasil pemeriksaan
Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah
lengkap, ibu harus segera bersiap-siap untuk meneran dengan posisi dan cara yang telah
diajarkan sebelumnya.
Ibu memberikan respon yang baik dan segera bersiap sesuai dengan intruksi yang
diberikan.
2. Melihat tanda gejala kala II
Ibu mengatakan merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran, ada tekanan pada anus,
terlihat perineum menonjol dan vulva membuka.
Tanda dan gejala kala II sudah terlihat.
3. Penataan alat dan persiapan diri menghadapi persalinan
Menyiapkan alat serta mendekatkan alat, menatanya secara ergonomis untuk
memudahkan saat pertolongan persalinan. Siapkan diri penolong dengan segera memakai
APD lengkap.
Alat- alat telah tersusun rapih dan ergonomis, APD lengkap telah terpakai.
56
4. Persiapan meneran dan pengarahan posisi meneran
Memberikan arahan dengan membimbing dan mengarahkan posisi meneran yang baik
dan nyaman kepada ibu.
Kepala bayi turun dengan baik dengan posisi yang dianjurkan
5. Pemberian asuhan sayang ibu
Memberikan minuman saat his hilang dan mengijinkan keluarga atau suami turut
mendampingi saat proses persalinan.
Ibu nyaman dengan asuhan yang bidan berikan
6. Pertolongan persalinan sesuai dengan APN pada kala II
Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan langkah APN pada kala II
Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran
Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran
Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta
ibuberbaring terlentang).
Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
Menganjurkan asupan cairan per oral.
Menilai DJJ setiap lima menit.
Beristirahat di antara kontraksi.
Persiapan pertolongan kelahiran bayi.
Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
Membuka partus set.
Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Menolong kelahiran bayi
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa
bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
57
membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
- Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung
setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat
tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih.
Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
- Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
- Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Lahir
bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga
bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik
ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
Lahir badan dan tungkai
Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan
posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi
saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior)
dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki
lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
58
Penanganan bayi baru lahir
Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan
posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian
pusat.
Persalinan dan kepala bayi maju sesuai dengan dorongan dari power serta kekuatan his
ibu. Bayi lahir normal, menangis spontan pukul 05.55 WIB jenis kelamin perempuan,
berat badan 3200 gram, panjang badan 46 cm, keadaan umum baik.
Ibu terlihat senang melihat kelahiran bayinya.
7. Berikan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
Memberikan ibu minum dengan teh manis hangat agar ibu tidak merasa lemas.
Ibu merasa lebih nyaman dan senang.
59
KALA III
60
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi telah lahir dengan selamat, ibu
dalam keadaan baik, dan plasenta (ari-ari) belum lahir.
Ibu dan keluarga merasa senang.
2. Perawatan bayi baru lahir
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama (ke arah ibu).
Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang
bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi
mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
Melakukan IMD dengan meletakan bayi diatas perut ibunya secara skin to skin
dilakukan selama 1 jam. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai
pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
3. Beritahu ibu akan dilakukukan tindakan pelahiran plasenta
Memberitahukan kepada ibu bahwa masih ada plasenta yang harus di keluarkan, sehingga
harus dikeluarkan sesegera mungkin.
Ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan akan mematuhi intruksi.
4. Lahirkan plasenta dengan management aktif kala III
Melahirkan plasenta dengan management aktif kala 3 yakni dengan langkah sebagai
berikut:
Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin.
Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
Melakukan penegangan tali pusat terkendali
Memindahkan klem pada tali pusat
61
Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis,
dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan ransangan puting susu.
Lihat tanda – tanda pelepasan plasenta
Tali pusat memanjang : terlihat ada pemanjangan beberapa saat setelah
suntikan oksitosin diberikan dan PTT
Uterus membulat : teraba globuler setelah beberapa saat bayi lahir
Semburan darah tiba-tiba : terlihat ada semburan darah tiba-tiba setelah
beberapa saat penyuntikan oksitosin
Setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan
lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
lahirkan selaput ketuban tersebut.
- Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
sterildan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-
jari tanganatau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
melepaskan bagianselaput yang tertinggal.
62
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
denganlembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.
Waktu plasenta lahir pukul 06.05 WIB
Keadaan plasenta
Kotiledon : lengkap dan utuh
Selaput ketuban : utuh
Insersi tali pusat : centralis
Diameter : kurang lebih 15 cm
Tebal : kurang lebih 3cm
Panjang tali pusat : kurang lebih 30 cm
Infrak dan kelainan : tidak ada
Perdarahan : kurang lebih 200ml
Kontraksi : teraba baik
Konsistensi : teraba keras
Intensitas : kuat
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Plasenta lahir lengkap dengan waktu normal dan tidak ada penyuntikan oksitosin ke 2
terlihat tidak ada laserasi pada jalan lahir.
5. Pemberian asuhan pada bayi baru lahir
Memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan,
memberi salep mata, memberikan vit k menimbang, mengukur panjang badan dan
membungkus tali pusat serta membedong setelah selesai dilakukan IMD.
Bayi menangis kuat, kulit terlihat kemerahan, tonus otot baik dan dapat menyusu dengan
baik.
63
KALA IV
64
IV. PLANNING (P)
1. Informasikan hasil dari pemeriksaan
Memberitahukan kepada ibu bahwa saat ini ibu sudah melahirkan dengan selamat.
Ibu merasa senang
2. Pengevaluasian laserasi jalan lahir
Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dengan melakukan eksplorasi
vulva vagina untuk melihat adanya luka laserasi.
Terdapat laserasi grade 2
3. Melakukan penjahitan luka perineum dengan dilakukan anastesi terlebih dahulu dan
menggunakan tipe jahitan jelujur.
Terdapat ± 7 jahitan
4. Berikan rasa nyaman kepada ibu
Meberikan rasa nyaman kepada ibu dengan membersihkan badan ibu dari darah dan
cairan ketuban dan membersihkan tempat tidur dengan menggunakan air disinfeksi
tingkat tinggi. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering, memasang
pembalut agar ibu merasa nyaman. Memindahkan ke ruang nifas dan memberikan
posisi yang nyaman dan memberi tahu bagaimana cara menyusui atau posisi menyusui
bayi demi mendukung kontraksi dari uterus.
Ibu merasa nyaman dan kontraksi uterus keras juga perdarahan dalam batas normal
5. Pemenuhan nutrisi pasca bersalin
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan
agar kondisi ibu cepat pulih dan proses laktasi berjalan dengan baik.
Keluarga mengerti dan segera menjalankan anjuran yang bidan sampaikan.
6. Pemenuhan kebutuhan istirahat pasca persalinan
Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan tidur setelah observasi kala IV dan apabila
kondisi ibu dinyatakan baik serta normal.
Ibu mengerti dan melakukan anjuran bidan dengan dukungan keluarga
7. Lakukan pengukuran antropometri
Melakukan pengukuran panjang badan bayi, lingkar kepala, dan lingkar dada.
Menimbang berat badan bayi, menyuntik Vit. K sebanyak 1 ml di sepertiga paha kiri
secara IM, dan memberi salep mata.
65
Berat Badan : 3600gram
Panjang Badan : 48cm
Circumferensia fronto-occipitalis : 34 cm
Circumferensia mento-occipitalis : 33 cm
Circumferensia sub-occipito bregmatika : 32 cm
Ibu telah mengetahui ukuran antropometri bayi
8. Dekontaminasi alat-alat serta merapihkan tempat
Mendekontaminasikan alat pasca pertolongan persalinan sesuai dengan aturan
dekontaminasi dan merapikan serta membersihkan tempat. Menempatkan semua
peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan
membilas peralatan setelah dekontaminasi. Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
Tidak ada alat yang tertinggal untuk di dekontaminasi serta tempat persalinan kembali
bersih dan rapih seperti semula.
9. Lakukan pemantauan kala IV
Melakukan observasi kala IV dengan langkah sebagai berikut :
Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus.
Mengevaluasi kehilangan darah.
Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan.
Ibu dalam keadaan baik dan normal dan kontraksi uterus keras juga perdarahan dalam
batas normal
Pendokumentasian pertolongan secara lengkap
66
Mendokumentasikan jalannya persalinan dengan lengkap memakai metode SOAP dan
menyertakan partograf yang telah di lengkapi.
Semua pertolongan persalinan dan data ibu terdokumentasikan dengan lengkap.
10. Pemberitahuan untuk kunjungan Post partum dan kunjungan neonatus
Memberitahukan bahwa ibu harus memeriksakan keadaannya dan bayi nya 1 minggu
kemudian sekaligus untuk imunisasi HB-0 dan boleh periksa diluar jadwal jika ada
keluhan.
Ibu mengerti dan akan kembali lagi satu minggu sesuai jadwal
67
FORMAT PENGKAJIAN POST NATAL CARE 6 JAM
No. Register :
Tanggal/Waktu Pengkajian :
Pengkaji :
Tempat Pengkajian : BPM Bd. N
C. Aktivitas Sehari-hari
1. Diet
a. Kebutuhan Nutrisi
Pola makan : Sudah makan 1 jam setelah melahirkan
½ porsi sedang
Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi, sayur, lauk pauk
Makanan yang di pantang : Tidak ada
68
Perubahan pola makan : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
b. Kebutuhan Hidrasi
Minum : 4 gelas setelah 6 jam melahirkan
Jenis minuman yang dikonsumsi : Air mineral dan teh manis
2. Istirahat dan Tidur
a. Tidur Siang : tidur ± 30 menit setelah 2 jam
melahirkan
b. Tidur Malam : Belum tidur malam setelah melahirkan
c. Masalah : Tidak nyenyak dan sering terbangun
karena bayi menangis
3. Personal Hygiene
a. Mandi : Belum mandi setelah melahirkan
b. Gosok Gigi : Belum gosok gigi setelah melahirkan
c. Ganti pembalut : 3 x sejak kelahiran 6 jam yang lalu
d. Vulva Hygiene : Setiap setelah BAK atau BAB
e. Ganti Pakaian : 1 x dari setelah melahirkan
4. Pola Seksual
a. Rencana Hubungan Seksual : Setelah 40 hari masa nifas
b. Alasan : mengikuti adat istiadat
5. Data Eliminasi
a. BAB
Frekuensi : Belum BAB setelah 6 jam melahirkan
Masalah : Tidak ada
b. BAK
Frekuensi : 2 x setelah melahirkan
Banyaknya : ± 150 cc/BAK
Masalah : Tidak ada
6. Aktifitas dan Mobilisasi
Aktifitas yang sudah dilakukan : Menyusui bayi, makan, dan tidur
Mobilisasi : Miring kiri-kanan, duduk, berjalan ke
69
toilet
II. Pengkajian Data Objektif (O)
A. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Status Emosional : Stabil
B. Tanda-Tanda Vital
1. Tekanan darah : 120/70 mmHg
2. Denyut nadi : 83 x/menit
3. Suhu : 36,8 o C
4. Pernafasan : 16 x/menit
C. Berat Badan : 66 kg
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Inspeksi
Warna rambut : Terlihat berwarna hitam
Kebersihan : Terlihat bersih
b. Palpasi
Benjolan : Tidak teraba benjolan
Keadaan Rambut : Distribusi merata dan tidak rontok
2. Muka
a. Inspeksi
Simetris : Terlihat simetris
Pucat atau Tidak : Tidak terlihat pucat
b. Palpasi
Oedema : Tidak teraba oedema
3. Mata
Simetris : Terlihat simetris
Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
Sklera : Terlihat berwarna putih bening
Kelainan : Tidak ada
4. Hidung
Kebersihan : Terlihat bersih
Polip : Tidak ada
70
Kelainan : Tidak ada
5. Mulut
Warna : Berwarna merah muda
Lidah : Berwarna merah muda
Warna gigi : Berwarna putih
6. Telinga
Simetris : Terlihat simetris
Kebersihan : Terlihat bersih
Kelainan : Tidak ada
7. Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembengkakan kelenjar KGB : Tidak ada
Pembengkakan kelenjar vena jugularis : Tidak ada
8. Dada
Payudara
Inspeksi
Simetris/Tidak : Terlihat simetris (ka/ki)
Benjolan : Tidak ada (ka/ki)
Hyperpigmentasi : Ada, disekitar areola mamae (ka/ki)
Palpasi
Benjolan : Tidak teraba benjolan (ka/ki)
Putting susu : Teraba menonjol (ka/ki)
Colostrum : Ada di sebelah kanan
Pembesaran KGB Axilla : Tidak ada(ka/ki)
9. Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : Terlihat bulat, cembung
Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
Striae : Ada
Hyperpigmentasi : Ada
Palpasi
71
TFU : 2 jari dibawah perut
Kandung kemih : Kosong
Diastasis rekti : Belum teraba
Konsistensi uterus : Keras
10. Ekstremitas Atas
Oedema : Tidak ada (ka/ki)
Capillary refill : Kembali < 2 detik
11. Ekstremitas Bawah
Bentuk : Simetris (ka/ki)
Oedema : Tidak ada (ka/ki)
Varises : Tidak ada (ka/ki)
Reflex patella : (+)/(+)
Capillary refill : Kembali < 2 detik
Tanda homan : Tidak dilakukan pemerikasaan
12. Genitalia
Inspeksi
Oedema : Tidak terlihat oedema
Varises : Tidak terlihat varises
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea rubra
Jumlah : 10 cc
Luka perineum : ada, terlihat basah
Palpasi
Oedema : Tidak teraba oedema
Varises : Tidak teraba varises
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea rubra
Luka perineum : keadaan basah
13. Anus
Haemorroid : Interna (-) / Eksterna (-)
E. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
72
F. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
III. Assesment
Diagnosa : Ibu P2A0 post partum 6 jam keadaan normal
Masalah Kebutuhan : Istirahat dan Tidur
Antisipasi masalah Kebutuhan :Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
mengenai pola istirahat dan tidur yang baik.
IV. Penatalaksanaan
1. Informasikan hasil pemeriksaan
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa saat ini
kondisi ibu dalam keadaan baik.
Ibu dan keluarga tampak senang mendengarnya.
2. Jelaskan kepada ibu mengenai keluhan rasa mulas dan lelah yang dirasakannya
Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang dirakasannya saat ini adalah hal yang
normal karena rasa mulas yang dirasakan ibu adalah akibat adanya kontraksi rahim yang
akan kembali pada bentuk semula. Ibu dianjurkan untuk tidak merasa cemas dan
khawatir.
Ibu memberikan respon yang baik terhadap penjelasan yang telah diberikan dan tidak
merasa khawatir lagi.
3. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kebutuhan istirahat
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dianjurkan untuk beritirahat yang
cukup agar rasa lelah yang dirasakan ibu berkurang dan tubuh ibu kembali bugar.
Berusaha istirahat pada saat bayi tertidur dan lakukan tidur siang 1-2 jam/hari.
Ibu dan keluarga mengerti dan ibu akan melakukannya.
4. Berikan pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan nutrisi dan hidrasi
73
Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi yaitu untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi seperti sayuran, buah-buahan, lauk
pauk tinggi protein dan mengurangi konsumsi garam. Anjurkan ibu untuk minum lebih
banyak minimal 8 gelas/hari agar produksi ASI ibu lancar dan banyak.
Ibu memberikan respon positif dan akan melakukan anjuran yang telah diberikan.
5. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi sedini mungkin
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu menggerakkan tubuh dari satu tempat ke
tempat lain yang harus dilakukan secara bertahap dan langsung setelah melahirkan,
minimal 8 – 24 jam setelah persalinan. Manfaat mobilisasi dini diantaranya dapat
melancarkan pengeluaran lochea (darah pada masa nifas), mengurangi infeksi,
mempercepat pengembalian alat kandungan, melancarkan fungsi alat pencernaan dan
alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah, mempercepat fungsi ASI,
serta ibu akan merasa lebih baik dan kuat.
Ibu memberikan respon yang baik dan akan melakukan mobilisasi.
6. Berikan pendidikan kesehatan mengenai personal hygiene
Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan daerah kemaluannya dengan
cara mengganti pembalut setiap 4 jam atau apabila pembalut terasa penuh agar ibu
merasa nyaman dan tidak terjadi infeksi.
Memberitahu ibu untuk tidak menggunakan ramuan pada daerah kemaluan, agar tidak
terjadi infeksi pada luka perineum.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
7. Berikan pendidikan kesehatan mengenai pemberian ASI
Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya secara on demand yaitu 2 – 3 jam sekali. Jika
bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui, susui bayi sampai payudara terasa
kosong lalu pindah ke payudara sisi yang lain. Upayakan selalu susui bayi dengan ASI
agar payudara ibu terhindar dari bendungan ASI.
Ibu memberikan respon yang baik dan akan melakukannya.
8. Beritahu ibu mengenai tanda bahaya pada masa nifas
Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada masa nifas yaitu :
Perdarahan banyak dari jalan lahir
Keluar cairan berbau dari jalan lahir
74
Demam tinggi
Bengkak di muka, tangan, kaki disertai sakit kepala dan atau kejang
Nyeri atau panas didaerah tungkai
Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit
Putting lecet
Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada
bayinya)
Apabila ibu merasakan hal yang telah disebutkan tadi segera lah ke tenaga kesehatan
terdekat untuk mendapatkan penanganan segera.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
9. Informasikan mengenai kunjungan ulang 3 hari post partum dan ingatkan untuk
mengkonsumsi obat yang telah diberikan.
Memberitahu kepada ibu bahwa pada hari Rabu, 08-06-16 bidan akan datang
melakukan kunjungan untuk memastikan keadaan ibu dan bayi atau apabila ibu
merasakan tanda bahaya pada masa nifas, ibu boleh datang kapanpun . Mengingatkan
kepada ibu untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikan untuk membantu
memulihkan kondisi ibu pasca bersalin, obat tersebut yaitu tablet Fe 10 tablet 1 x 1,
Paracetamol 500 mg 10 tablet 3 x 1, vit A 10 IU 1 x 1 (1 tablet diminum pasca bersalin).
Ibu mengerti dan bersedia untuk dikunjungi oleh bidan.
75
PENGKAJIAN POST NATAL CARE 3 HARI
B. Aktivitas Sehari-hari
1. Diet
a. Kebutuhan Nutrisi
Pola makan : 3 x/ hari
Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi, sayur, lauk pauk, tempe, tahu,
buah pepaya.
Makanan yang di pantang : Tidak ada
Perubahan pola makan : Ada
Alergi : Tidak ada
b. Kebutuhan Hidrasi
Minum dalam sehari : 8 gelas/ hari (gelas ukuran 250 cc)
Jenis minuman yang dikonsumsi : Air mineral, air teh.
2. Istirahat dan Tidur
a. Tidur Siang : Tidak tidur siang
b. Tidur Malam : 3 jam/hari
c. Masalah : Tidak tidur siang karena adat istiadat
dan kurang tidur malam karena bayi sering
menangis.
3. Personal Hygiene
a. Mandi : 2 x/hari
76
b. Gosok Gigi : 2 x/hari
c. Ganti pembalut : 4 x/hari
d. Vulva Hygiene : Setiap setelah BAK atau BAB
e. Ganti Pakaian : 2 x/hari
4. Data Eliminasi
a. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Masalah : Tidak ada
Konsistensi : Lunak
b. BAK
Frekuensi : 6 x/ hari
Banyaknya : ± 150 cc/BAK
Masalah : Tidak ada
5. Aktifitas dan Mobilisasi
Aktifitas yang sudah dilakukan : Menyusui bayi, mandi.
Mobilisasi : Berdiri, duduk, jongkok ketika BAB
saja, berjalan.
77
b. Palpasi
Benjolan : Tidak teraba benjolan
Keadaan Rambut : Distribusi merata dan tidak rontok
2. Muka
c. Inspeksi
Simetris : Terlihat simetris
Pucat atau Tidak : Terlihat tidak pucat
d. Palpasi
Oedema : Tidak teraba oedema
3. Mata
Simetris : Terlihat simetris
Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
Sklera : Terlihat berwarna putih bening
Kelainan : Tidak ada
4. Hidung
Kebersihan : Terlihat bersih
Polip : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
5. Mulut
Warna : Berwarna merah muda
Lidah : Berwarna merah muda
Warna gigi : Berwarna putih
6. Telinga
Simetris : Terlihat simetris
Kebersihan : Terlihat bersih
Kelainan : Tidak ada
7. Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembengkakan kelenjar KGB : Tidak ada
78
Pembengkakan kelenjar vena jugularis : Tidak ada
8. Dada
Payudara
Inspeksi
Simetris/Tidak : Terlihat simetris ka/ki
Benjolan : Tidak ada ka/ki
Hyperpigmentasi : Ada, disekitar areola mamae
Palpasi
Benjolan : Tidak teraba benjolan
Putting susu : Teraba menonjol
Colostrum : Ada ka/ki
Pembesaran KGB Axilla : Tidak ada
9. Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : Terlihat bulat, cembung
Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
Striae : Ada
Hyperpigmentasi : Ada
Palpasi
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong
Diastasis rekti : Masuk 3 jari pada saat relaksasi, 2 jari
pada saat kontraksi
Konsistensi uterus : Keras
10. Ekstremitas Atas
Oedema : Tidak ada
Capillary refill : Kembali < 2 detik
11. Ekstremitas Bawah
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
79
Reflex patella : (+)/(+)
Capillary refill : Kembali < 2 detik
Tanda homan : Tidak ada
12. Genitalia
Inspeksi
Oedema : Tidak terlihat oedema
Varises : Tidak terlihat varises
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea rubra
Luka perineum : ada jahitan luka perineum, keadaa
masih basah
Palpasi
Oedema : Tidak teraba oedema
Varises : Tidak teraba varises
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea rubra
Luka perineum : keadaan masih basah
13. Anus
Haemorroid : interna (-)/ eksterna (-)
E. Pemeriksaan Laboratorium & penunjang :
Tidak dilakukan
III. Assesment
Diagnosa : Ibu P2A0 post partum 3 hari keadaan normal
Masalah kebutuhan : Istirahat dan Tidur
Antisipasi masalah kebutuhan :Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai
pola istirahat yang baik.
IV. Planning
1. Informasikan hasil pemeriksaan
80
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa saat ini
kondisi ibu dalam keadaan baik.
Ibu dan keluarga tersenyum dan sangat senang mendengarnya.
2. Beritahu kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan alat genetalia dengan sesering
mungkin, mengganti pembalutnya ± 4 jam sekali, membersihkan alat genetalia dengan
air bersih yang mengalir dari arah depan ke belakang, lalu dikeringkan dengan kain
bersih, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan alat genetalia serta
tidak dianjurkan mengompres luka menggunakan rempah-rempah tradisional.
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan menjaga kebersihan alat genetalia
dengan sesering mungkin.
3. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kebutuhan istirahat dan tidur
Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dianjurkan untuk beristirahat
yang cukup, berusaha istirahat pada saat bayi tertidur dan lakukan tidur siang 1-2
jam/hari. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa tidur siang akan
menyebabkan darah putih naik merupakan mitos. Darah putih tidak akan naik karena
setelah melahirkan ibu telah diberi vitamin A.
Ibu dan keluarga mengerti dan ibu akan melakukannya.
4. Beritahu ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada masa nifas
Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada masa nifas
yaitu :
Perdarahan banyak dari jalan lahir
Keluar cairan berbau dari jalan lahir
Demam tinggi
Bengkak di muka, tangan, kaki disertai sakit kepala dan atau kejang
Nyeri atau panas didaerah tungkai
Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit
Putting lecet
Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada
bayinya)
Apabila ibu merasakan hal yang telah disebutkan tadi segera lah ke tenaga kesehatan
terdekat untuk mendapatkan penanganan segera.
81
Ibu mengerti dan keluarga akan melakukannya.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk mejarakkan kehamilan yang berikutnya dengan
menggunakan alat kontrasepsi, seperti Pil, Suntik, IUD, dan Implan. Apabila ibu sudah
memutuskan untuk menggunakan alat kontrsepsi tersebut, segara datang ke tenanga
kesehatan terdekat.
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Informasikan mengenai kunjungan ulang
Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan membawa bayinya
4 hari kemudian yaitu pada tanggal 29 Mei 2016 atau apabila ibu merasakan tanda
bahaya pada masa nifas.
Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 29 Mei 2016.
B. Aktivitas Sehari-hari
1. Diet
a. Kebutuhan Nutrisi
Pola makan : 3 x/ Hari
Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi, sayur, lauk pauk, tempe, tahu,
buah-buahan seperti pepaya, jeruk.
Makanan yang di pantang : Tidak ada
Perubahan pola makan : Tidak ada
82
Alergi : Tidak ada
b. Kebutuhan Hidrasi
Minum dalam sehari : 11 gelas/ hari (gelas ukuran 250 cc)
Jenis minuman yang dikonsumsi : Air mineral, air teh, susu.
2. Istirahat dan Tidur
a. Tidur Siang : 1 jam/hari
b. Tidur Malam : 6 jam/hari
c. Masalah : Terganggu saat bayi menangis
3. Personal Hygiene
a. Mandi : 2 x/hari
b. Gosok Gigi : 2 x/hari
c. Ganti pembalut : 4 x/hari
d. Vulva Hygiene : Setiap setelah BAK atau BAB
e. Ganti Pakaian : 2 x/hari
4. Data Eliminasi
c. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Masalah : Tidak ada
Konsistensi : Lunak
d. BAK
Frekuensi : 5 x/ hari
Banyaknya : ± 130 cc/BAK
Masalah : Tidak ada
5. Aktifitas dan Mobilisasi
Aktifitas yang sudah dilakukan : Mengurus bayinya dan melakukan
semua pekerjaan rumah tangga kecuali
mencuci sambil jongkok.
83
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Denyut nadi : 83 x/menit
3. Suhu : 36,6 o C
4. Pernafasan : 18 x/menit
C. Berat Badan : 65 kg
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Inspeksi
Warna rambut : Terlihat berwarna hitam
Kebersihan : Terlihat bersih
b. Palpasi
Benjolan : Tidak teraba benjolan
Keadaan Rambut : Distribusi merata dan tidak rontok
2. Muka
e. Inspeksi
Simetris : Terlihat simetris
Pucat atau Tidak : Terlihat tidak pucat
f. Palpasi
Oedema : Tidak teraba oedema
3. Mata
Simetris : Terlihat simetris
Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
Sklera : Terlihat berwarna putih bening
Kelainan : Tidak ada
4. Hidung
Kebersihan : Terlihat bersih
Polip : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
5. Mulut
Warna : Berwarna merah muda
Lidah : Berwarna merah muda
84
Warna gigi : Berwarna putih
6. Telinga
Simetris : Terlihat simetris
Kebersihan : Terlihat bersih
Kelainan : Tidak ada
7. Leher
Pembengkakan kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembengkakan kelenjar KGB : Tidak ada
Pembengkakan kelenjar vena jugularis : Tidak ada
8. Dada
Payudara
Inspeksi
Simetris/Tidak : Terlihat simetris ka/ki
Benjolan : Tidak ada ka/ki
Hyperpigmentasi : Ada, disekitar areola mamae
Palpasi
Benjolan : Tidak teraba benjolan
Putting susu : Teraba menonjol
ASI : Ada, sudah banyak ka/ki.
Pembesaran KGB Axilla : Tidak ada
9. Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : Terlihat bulat, cembung
Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
Striae : Ada
Hyperpigmentasi : Ada
Palpasi
TFU : pertengahan pusat dan sympisis.
Kandung kemih : Kosong
Diastasis rekti : Masuk 2 jari pada saat relaksasi, 1 jari pada
saat kontraksi
85
Konsistensi uterus : Keras
10. Ekstremitas Atas
Oedema : Tidak ada
Capillary refill : Kembali < 2 detik
11. Ekstremitas Bawah
Bentuk : Simetris
Oedema : Tidak ada ka/ki
Varises : Tidak ada ka/ki
Reflex patella : (+)/(+)
Capillary refill : Kembali < 2 detik
Tanda homan : Tidak ada
12. Genitalia
Inspeksi
Oedema : Tidak terlihat oedema ka/ki
Varises : Tidak terlihat varises ka/ki
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea serosa
Luka perineum : ada, terlihat sudah kering,
Palpasi
Oedema : Tidak teraba oedema
Varises : Tidak teraba varises
Pembesaran kelenjar bartholini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea serosa
Luka perineum : sudah kering, tidak ada infeksi di luka
perineum
13. Anus
Haemorroid : interna (-)/ eksterna (-)
E. Pemeriksaan Laboratorium & penunjang :
Tidak dilakukan
86
III. Assesment
Diagnosa : Ibu P2A0 post partum 7 hari keadaan normal
Masalah potensial : Tidak ada
Antisipasi masalah potensial : Tidak ada
IV. Planning
1. Informasikan hasil pemeriksaan
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa saat ini
kondisi ibu dalam keadaan baik.
Ibu dan keluarga tersenyum dan sangat senang mendengarnya.
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai mobilisasi terutama mengenai keluhan ibu yaitu
masih takut mencuci pakaian sambil jongkok pada masa nifas.
Memberitahu ibu bahwa pada masa nifas ibu harus banyak melakukan aktivitas dan
mobilisasi. Manfaat mobilisasi dini diantaranya dapat melancarkan pengeluaran lochea
(darah pada masa nifas), mengurangi infeksi, mempercepat pengembalian alat
kandungan, melancarkan fungsi alat pencernaan dan alat perkemihan, meningkatkan
kelancaran peredaran darah, mempercepat fungsi ASI, serta ibu akan merasa lebih baik
dan kuat. Mengenai mencuci sambil jongkok diperbolehkan namun apabila ibu masih
merasa takut maka dianjurkan memakai kursi kecil/ jojodok.
Ibu mengerti dan akan melakukan saran yang dianjurkan.
3. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kebutuhan istirahat
Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dianjurkan untuk beritirahat
yang cukup yaitu 8 jam/hari. Berusaha istirahat pada saat bayi tertidur dan lakukan tidur
siang 1-2 jam/hari.
Ibu dan keluarga mengerti dan ibu akan melakukannya.
4. Beritahu ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada masa nifas
Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada masa nifas
yaitu :
Perdarahan banyak dari jalan lahir
Keluar cairan berbau dari jalan lahir
Demam tinggi
87
Bengkak di muka, tangan, kaki disertai sakit kepala dan atau kejang
Nyeri atau panas didaerah tungkai
Payudara bengkak, berwarna kemerahan, dan sakit
Putting lecet
Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada
bayinya)
Apabila ibu merasakan hal yang telah disebutkan tadi segera lah ke tenaga kesehatan
terdekat untuk mendapatkan penanganan segera.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
5. Informasikan mengenai kunjungan ulang
MenganjurKan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan membawa bayinya
7 hari kemudian yaitu pada tanggal 15 juni 2016 ke klinik bidan A atau apabila ibu
merasakan tanda bahaya pada masa nifas, Ibu bisa datang kapanpun ke klinik bidan A.
Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang pada tanggal 15 Juni 2016.
88
FORMAT PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 6 JAM
89
D. Intake Cairan
1. ASI : Sudah diberikan
2. PASI : Tidak
3. INFUS : Tidak
E. Eliminasi
1. BAK : Frekuensi : 1 x setelah dilahirkan sampai pemeriksaan
2. BAB : Frekuensi : 1 x setelah dilahirkan sampai pemeriksaan
Warna : Mekonium, terlihat hitam kehijau-hijauan
Konsistensi : Lunak
F. Istirahat/Tidur
Lama setiap kali tidur: 1-2 jam setiap kali tidur
Gangguan tidur : Terbangun jika tidak nyaman/ Ingin menyusui
G. Psikososial
Hubungan ibu dan bayi : Baik, harmonis, ibu menyayangi bayinya
Perilaku ibu terhadap bayi : Baik, ibu terlihat bahagia dan menyayangi bayinya
90
Suhu : 36,7oC
Warna Kulit : Terlihat Kemerahan
2. Kepala
Ubun-ubun kecil : Datar
Mollage :0
Caput succedanum : Tidak ada
Cephal haematom : Tidak ada
Ukuran lingkar kepala
o Circumferensia mento-occipitalis : 32 cm
o Circumferensia fronto-occipatlis : 34 cm
o Circumferensia sub-occipito-bregmatika : 34 cm
3. Mata
Letak : Ka/Ki terlihat simetris
Kotoran : Tidak ada
Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
Sklera : Terlihat berwarna putih bening
Kelainan : Tidak ada
4. Hidung
Lubang hidung : Terdapat 2 lubang hidung
Cuping hidung : Ada
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Sekret : Tidak ada pengeluaran
Kelainan : Tidak ada kelainan
5. Mulut
Warna bibir : Terlihat berwarna merah muda
Palatum : Ada
Lidah : Terlihat berwarna merah muda
Gusi : Ada
Kelainan : Tidak ada kelainan
91
Reflex sucking : Ada (+)
Reflex rooting : Ada (+)
Reflex swallowing : Ada (+)
6. Telinga
Letak telingan terhadap mata : Ka/Ki terlihat simetris, sejajar
Pengeluaran cairan/sekret : Tidak ada pengeluaran
Kebersihan : Terlihat bersih
Kelainan : Tidak ada
7. Leher
Pembengkakan : Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan KGB
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Pergerakan : Aktif
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex tonic neck : Ada (+)
8. Dada
Bentuk dada : Terlihat simetris, sejajar kanan dan kiri, datar
Lingkar dada : 34 cm
Tonjolan putting : Simetris Ka/Ki
Tarikan dinding dada : Tidak ada
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
9. Abdomen
Bentuk : Globuler
Bising usus : Ada
Pembesaran hepar : Tidak ada
Keadaan tali pusat : Baik
Perdarahan tali pusat : Tidak ada
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
10. Ekstremitas Atas
92
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex graps : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
11. Genetalia
Jenis kelamin : Perempuan
Labia minor/mayor : Ada, labia mayor menutupi labia minor
Lubang Uretra : Ada
Lubang Vagina : Ada
Kelainan : Tidak ada
12. Keadaan Punggung
Spina bifida : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
13. Anus
Berlubang/tidak : Terdapat lubang anus
Kelainan : Tidak ada
14. Ekstremitas Bawah
Gerakan : Aktif, tidak ada fraktur
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex babynski : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
B. Data Penunjang
a. Laboratorium
Darah : Tidak dilakukan
Urine : Tidak dilakukan
Feces : Tidak dilakukan
Rh : Tidak dilakukan
93
b. Pemeriksaan lain : Tidak dilakukan
94
Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan, dan tidak memperkenankan
ibu memberikan makanan tambahan apapun seperti susu formula, madu, pisang, dan
lainnya. Karena ASI sudah cukup untuk bayi, mempunyai nutrisi yang baik, murah, dan
dapat diberikan kapan saja serta mengandung zat kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Beritahu ibu apabila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan bayi untuk menyusui.
Ibu mengerti dengan penjelasan dari bidan dan akan memberikan ASI saja tanpa
memberikan makanan tambahan.
4. Informasikan mengenai cara merawat tali pusat
Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat dengan benar. Yaitu dengan cara
membersihkan tali pusat dengan air yang sudah matang, lalu keringkan, kemudian tutup
dengan kassa steril. Memberitahu ibu agar tidak membubuhi apapun ditali pusat ataupun
dikassa steril seperti memberikan bethadine atau alkohol. Beritahu ibu apabila tali pusat
dibubuhi sesuatu, tali pusat akan mengalami infeksi sehingga bayi menjadi demam.
Ibu mengerti dengan penjelasan dari bidan dan akan merawat tali pusat dengan benar
sesuai anjuran bidan.
5. Informasikan mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi
Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi, antara lain :
Pernafasan cepat dan ada tarikan dinding dada
Bayi tidak mau menyusui
Suhu bayi ≤36,2oC atau ≥37,2 oC
Tali pusat merah, bengkak, dan bernanah
Bayi tidak BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam
Warna kulit kuning dan kebiruan
Menangis lemah dan merintih
Bayi kejang
Apabila ibu menemukan salah satu tanda bahaya tersebut maka ibu dan keluarga segera
menghubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan segera
Ibu mengerti mengenai penjelasan dari bidan dan akan pergi ke NAKES atau
menghubungi NAKES apabila menemukan salah satu tanda bahaya tersebut.
6. Beritahu ibu mengenai Imunisasi HB0
95
Memberitahu ibu untuk imunisasi Hepatitis B0 pada tanggal . Menjelaskan pada ibu nanti
pada saat kunjungan tiga hari bayi akan diberikan imunisasi HB0 manfaat dari imunisasi
Hepatitis B 0, yaitu Hepatitis B untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang
dan merusak hati dan bila hal itu terus terjadi sampai si anak dewasa akan bisa
menyebabkan timbulnya penyakit kanker hati.
Ibu mengerti dan bersedia bila bayinya diimunisasi pada tanggal 08-05-2016.
7. Beritahu ibu mengenai kunjungan selanjutnya
Memberitahukan kepada ibu bahwa nanti pada tanggal 08-05-2016 bidan akan melakukan
kunjungan ulang ke rumah.
Ibu bersedia jika bidan akan melakukan kunjungan ulang.
96
FORMAT PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 3 HARI
97
B. Berat badan sekarang : 3100 gram
C. Kepala
Ubun-ubun kecil : Datar
Mollage :0
Kaput succedanum : Tidak ada
Cepal haematom : Tidak ada
Ukuran lingkar kepala
o Circumferensia mento-occipitalis : 32 cm
o Circumferensia fronto-occipatlis : 34 cm
o Circumferensia sub-occipito-bregmatika : 34 cm
D. Mata
Letak : Terlihat simetris, sejajar daun telinga
Kotoran : Tidak ada
Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
Skelera : Terlihat berwarna putih bening
Kelainan : Tidak ada
E. Hidung
Lubang hidung : Terdapat 2 lubang hidung
Cuping hidung : Ada
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Sekret : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
F. Mulut
Warna bibir : Terlihat berwarna merah muda
Palatum : Ada
Lidah : Terlihat berwarna merah muda
Gusi : Terlihat berwarna merah muda
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex sucking : Ada (+)
98
Reflex rooting : Ada (+)
Reflex swallowing : Ada (+)
G. Telinga
Letak telingan terhadap mata : Terlihat simetris, sejajar
Pengeluaran cairan/sekret : Tidak ada
Kebersihan : Terlihat bersih
Kelainan : Tidak ada
H. Leher
Pembengkakan : Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan KGB
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Pergerakan : Aktif
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex tonic neck : Ada (+)/(+)
I. Dada
Bentuk dada : Terlihat simetris dan tidak ada kelainan
Lingkar dada : 34 cm
Tonjolan putting : Simetris
Tarikan dinding dada : Tidak ada
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
J. Abdomen
Bentuk : Globuler
Bising usus : Ada
Pembesaran hepar : Tidak ada
Keadaan tali pusat : Baik
Perdarahan tali pusat : Tidak ada
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
K. Ekstremitas Atas
Gerakan : Aktif
99
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex graps : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
L. Genitalia
Jenis kelamin : Perempuan
Labia minor/mayor : Ada, labia mayor menutupi labia minor
Lubang uretra : Ada
Lubang vagina : Ada
Secret vagina : Tidak ada
M. Keadaan Punggung
Spina bifida : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
N. Anus
Berlubang/tidak : Terdapat lubang anus
Kelainan : Tidak ada
O. Ekstremitas Bawah
Gerakan : Aktif, tidak ada fraktur
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex babynski : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
100
1. Beritahu Ibu hasil pemeriksaan
Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa saat
ini bayi ibu dalam keadaan baik dan berat badan bayi meningkat yaitu 3300 gram.
Ibu terlihat senang mendengar penjelasan yang telah diberikan.
2. Beritahu ibu bayi akan diberi Imunisasi HB0
Memberitahu ibu bayi akan diberikan imunisasi Hepatitis B 0. Menjelaskan kembali
pada ibu manfaat dari imunisasi Hepatitis B 0, yaitu Hepatitis B untuk mencegah virus
Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati dan bila hal itu terus terjadi sampai
si anak dewasa akan bisa menyebabkan timbulnya penyakit kanker hati.
Bayi telah dilakukan imunisasi HB0 oleh Mahasiswa Kebidanan
3. Berikan pendidikan kesehatan kembali tentang pemberian ASI
Mengingatkan kembali mengenai pemberian ASI sampai bayi berumur 6 bulan dan
jangan memberikan makanan tambahan apapun seperti susu formula, madu, pisang dan
lain-lain. Berikan ASI kepada bayi secara on demand dan bersihkan terlebih dahulu
sekitar putting ibu saat akan menyusui. Menganjurkan kepada ibu agar setelah menyusui
punggung bayi di masase secara lembut agar tidak muntah. Apabila bayi tidur selama 3
jam, ibu boleh membangunkan bayinya untuk memberikan ASI.
Ibu mengaku hanya memberikan ASI selama 3 hari ini
4. Beritahu Ibu mengenai cara memandikan bayi yang benar
Memberitahu ibu untuk memandikan bayinya setiap pagi dan sore hari. Mengajarkan
ibu cara memandikan bayi yaitu dengan menyiapkan terlebih dahulu air hangat untuk
mandi, sebelum mandi rasakan dulu hangatnya air, kira-kira sehangat kuku jari, setelah
bayi di buka pakaiannya, masukan tubuh bayi dengan menahan punggung bayi
menggunakan tangan, dan jari-jari menginmpit tangan bayi. Setelah itu mandikan bayi
dari ujung kepala sampai ujung kaki menggunakan sabun.
Ibu mengerti cara memandikan bayi yang benar yang telah diajarkan bidan
5. Berikan pendidikan kesehatan mengenai kebersihan bayi
Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu bahwa harus mencuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bayi dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Mencuci
tangan setelah ibu buang air kecil dan buang air besar.
Ibu mengerti atas penjelasan bidan.
101
6. Informasikan kembali mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi
Memberitahukan ibudan keluarga kembali mengenai tanda-tanda bahaya pada bayi
yaitu :
Pernafasan cepat dan ada tarikan dinding dada
Bayi tidak mau menyusui
Suhu bayi ≤ 36,5 oC atau ≥ 37,5 oC
Tali pusat merah, bengkak dan bernanah
Bayi tidak BAB selama 3 hari dan tidak BAK selama 24 jam
Warna kulit kuning dan kebiruan
Menangis lemah dan merintih
Bayi kejang
Apabila ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut pada bayi maka ibu dan keluarga
segera menghubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan segera.
Ibu paham dan mengerti atas penjelasan bidan.
7. Memberitahu ibu mengeenai kunjungan ulang
Memberitahukan kepada ibu bahwa nanti bidan akan datang lagi ke rumah untuk
melakukan kunjungan ulang pada hari Rabu, 08-06-16.
Ibu bersedia untuk dikunjungi lagi.
102
FORMATPENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR 7 HARI
103
II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
Pernapasan
Frekuensi : 48 x/menit
Teratur/tidak : Teratur
Bunyi nafas : Bersih
Menangis : Kuat
Nadi : 130 x/menit
Suhu : 36,7oC
2. Berat badan sekarang : 3300 gram
3. Kepala
Ubun-ubun kecil : Datar
Mollage :0
Kaput succedanum : Tidak ada
Cepal haematom : Tidak ada
Ukuran lingkar kepala
o Circumferensia mento-occipitalis : 34 cm
o Circumferensia fronto-occipatlis : 36 cm
o Circumferensia sub-occipito-bregmatika : 36 cm
4. Mata
Letak : Terlihat simetris, sejajar daun telinga
Kotoran : Tidak ada
Konjungtiva : Terlihat berwarna merah muda
Skelera : Terlihat berwarna putih bening
Kelainan : Tidak ada
5. Hidung
Lubang hidung : Terdapat 2 lubang hidung
Cuping hidung : Ada
104
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Sekret : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
6. Mulut
Warna bibir : Terlihat berwarna merah muda
Palatum : Ada
Lidah : Terlihat berwarna merah muda
Gusi : Terlihat berwarna merah muda
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex sucking : Ada (+)
Reflex rooting : Ada (+)
Reflex swallowing : Ada (+)
7. Telinga
Letak telingan terhadap mata : Terlihat simetris, sejajar
Pengeluaran cairan/sekret : Tidak ada
Kebersihan : Terlihat bersih
Kelainan : Tidak ada
8. Leher
Pembengkakan : Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan KGB
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Pergerakan : Aktif
Kelainan : Tidak ada kelainan
Reflex tonic neck : Ada (+)
9. Dada
Bentuk dada : Terlihat simetris dan tidak ada kelainan
Lingkar dada : 36 cm
Tonjolan putting : Simetris
Tarikan dinding dada : Tidak ada
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
105
10. Abdomen
Bentuk : Globuler
Bising usus : Ada
Pembesaran hepar : Tidak ada
Keadaan tali pusat : Baik
Perdarahan tali pusat : Tidak ada
Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
11. Ekstremitas Atas
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
Reflex graps : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
12. Genitalia
Jenis kelamin : Perempuan
Labia minor/mayor : Ada
Lubang uretra : Ada
Lubang vagina : Ada
Secret vagina : Tidak ada
13. Keadaan Punggung
Spina bifida : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
14. Anus
Berlubang/tidak : Terdapat lubang anus
Kelainan : Tidak ada
15. Ekstremitas Bawah
Gerakan : Aktif, tidak ada fraktur
Jumlah jari : Terlihat lengkap, kanan 5 kiri 5
Kelainan : Tidak ada
106
Reflex babynski : Ada (+)
Reflex morrow : Ada (+)
107
Bayi kejang
Apabila ibu menemukan tanda-tanda bahaya tersebut pada bayi maka ibu dan keluarga
segera menghubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan segera.
Ibu paham dan mengerti atas penjelasan bidan.
4. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian ke klinik
bidan A yaitu pada tanggal 22-06-2016 untuk dilihat perkembangan pada bayi.
Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang.
108
BAB V
PEMBAHASAN
109
gliserin dan alcohol. Karena menggunakan air
payudara menegang, hangat dan memijat
sensitive, dan menjadi lebih pelan menggunakan
berat, maka sebaiknya minyak kelapa atau
menggunakan penopang Baby oil bagian areola
payudara yang sesuai untuk membuka duktus-
(brassiere)(sarwono 2010, duktus yang
286) mengeluarkan ASI dan
Tubuh ibu mulai membersihkan kotoran
memproduksi kolostrum yang dapat menyumbat
pada saat usia kehamilan saluran pengeluaran
tiga sampai empat bulan. ASI, namun di
Tapi umumnya para ibu beritahukan juga untuk
tidak memproduksinya tindakan ini dapat
kecuali saat ASI ini bocor memicu adanya
sedikit menjelang akhir kontraksi sehingga ibu
kehamilan. Pada tiga sampai dapat melakukanya
empat bulan kehamilan, dengan hati-hati
prolaktin dari adenohipofise dirumah.
(hipofiseanterior) mulai
merangsang kelenjar air
susu untuk menghasilkan
kolostrum. Pada masa ini
pengeluaran kolostrum
masih dihambat oleh
estrogen dan progesterone,
tetapi jumlah prolaktin
meningkat hanya aktivitas
dalam pembuatan kolostrum
yang ditekan.
Sedangkan pada trimester
110
kedua kehamilan, laktogen
plasenta mulai merangsang
pembuatan kolostrum.
Keaktifan dari rangsangan
hormon-hormon terhadap
pengeluaran air susu telah
didemonstrasikan
kebenarannya bahwa
seorang ibu yang
melahirkan bayi berumur
empat bulan dimana
bayinya meninggal tetap
keluar kolostrum.
Banyak wanita usia
reproduktif ketika ia
melahirkan seorang anak
tidak mengerti dan
memahami bagaimana
pembentukan kolostrum
yang sebenarnya sehingga
dari ketidaktahuan ibu
tentang pembentukan
kolostrum akhirnya
terpengaruh untuk tidak
segera memberikan
kolostrum pada bayinya.
Intranatal Care
Pemantauan Kala I Pada pemantauan kala 1 Terdapat kesenjangan dalam
pembukaan Didefinisikan sebagai fase aktif persalinan pemantauan kala I dimana
serviks pada permulaan persalinan dalam pengkajian kasus dilatasi serviks berlangsung
kala I yang sebenarnya. Ny. M proses dilatasi lebih cepat dari teori dimana
111
Dibuktikan dengan serviks berlangsung kala I fase aktif tahap
perubahan serviks yang lebih cepat dari teori deselerasi yang seharusnya
cepat dan diakhiri yakni 1 jam 30 menit berlangsung lambat, dalam
dengan dilatasi serviks yang seharusnya kurang kasus Ny.M berlangsung
yang komplit (10 cm), lebih 2 jam dalam teori. sangat cepat. Hal ini
hal ini dikenal juga Fase aktif tahap memang masih normal
sebagai tahap dilatasi deselerasi berlangsung namun dalam segi
serviks. sangat cepat, dan kesiapsiagaan penolong
Lamanya kala I untuk effacement juga (bidan) jika menghadapi
primigravida berlangsung sangat kasus multipara maka
berlangsung 12 jam cepat karna dorongan persiapan baik alat, tempat
sedangkan untuk kepala dan his yang dan penolong harus di
multigravida sekitar 8 kuat serta factor siapkan lebih dini
jam. Berdasarkan kurve multiparitas ibu. mengingat dalam hal ini
Friedman, umumnya pembukaan
diperhitungkan berlangsung lebih cepat
pembukaan primigravida berbeda dari penjelasan
1 cm/jam dan teori.
pembukaan multigravida
2 cm/jam.
Fase aktif
Berlangsung mulai dari
kemajuan aktif sampai
dilatasi lengkap terjadi.
Secara umum dari
pembukaan 4 cm (akhir
dari fase laten) sampai
10 cm atau dilatasi akhir
kala I dan berlangsung
selama 6 jam.
112
Fase aktif dibagi
kedalam 3 fase :
a. Akselerasi :
berlangsung 2 jam,
pembukaan menjadi 4
cm
b. Dilatasi
maksimal/kemajuan
maksimal : selama 2 jam
pembukaan berlangsung
cepat dari pembukaan 4
cm menjadi 9 cm
c. Deselerasi :
berlangsung lambat,
dalam waktu 2 jam dari
pembukaan 9 sampai 10
cm atau lengkap.
Penipisan dan
pembukaan serviks (
Effacement dan Dilatasi
serviks )
Effacement serviks
adalah pemendekan dan
penipisan serviks selama
tahap pertama
persalinan. Serviks yang
dalam kondisi normal
memiliki panjang 2
sampai 3 cm dan tebal
sekitar 1 cm, terangkat
ke atas karena terjadi
113
pemendekan gabungan
otot uterus selama
penipisan segmen bawah
rahim pada tahap akhir
persalinan. Hal ini
menyebabkan bagian
ujung serviks yang tipis
saja yang dapat diraba
setelah effacement
lengkap. Pada kehamilan
aterm pertama,
effacement biasanya
terjadi lebih dahulu dari
pada dilatasi.. Pada
kehamilan berikutnya,
effacement dan dilatasi
cenderung bersamaan.
Tingkat effacement
dinyatakan dalam
persentase dari 0%
sampai 100%. Dilatasi
serviks adalah
pembesaran atau
pelebaran muara dan
saluran serviks, yang
terjadi pada awal
persalinan. Diameter
meningkat dari sekitar 1
cm sampai dilatasi
lengkap (sekitar 10 cm)
supaya janin aterm dapat
114
dilahirkan. Apabila
dilatasi serviks lengkap,
serviks tidak lagi dapat
di raba. Dilatasi serviks
lengkap menandai akhir
tahap pertama
persalinan
Post Natal Care
Adat Istiadat Menurut Syafrudin (2009), Ny.M mengeluh pusing Terjadi kesenjangan antara
kebudayaan adalah dikarenakan kurang teori dan praktik, dimana
kompleks yang mencakup tidur. Pada siang hari kebudayaan yang beredar
pengetahuan, kepercayaan, Ny.M dilarang tidur dimasyarakat tidak sesuai
kesenian, moral, hokum, oleh keluarganya dengan ilmu kebidanan.
dan adat istiadat. karena kepercayaan Padahal ibu nifas sama
Budaya atau kebiasaan adat dan kebudayaan sekali tidak dilarang untuk
merupakan salah satu yang yang mengatakan melakukan tidur siang demi
mempengaruhi status bahwa apabila ibu nifas kebutuhan istirahatnya yang
kesehatan. Banyak sekali melakukan tidur siang cukup, karena ibu telah
pengaruh atau yang maka darah putihnya diberi vit A sehingga tidak
menyebabkan berbagai akan naik ke mata. akan terjadi kerusakan pada
aspek kesehatan di negara mata.
kita, Selain itu ditemukan
pula sejumlah pengetahuan
dan perilaku yang tidak
sesuai dengan prinsip-
prinsip kesehatanmenurut
ilmu kedokteran ataupun
ilmu kebidanan.
Bayi Baru Lahir
Perawatan Higiene bayi dapat terjaga Pada kasus ini, bayi Ny. Terjadi kesenjangan
Kulit dengan mandi. Mandi M mengalami biang mengenai masalah higiene
115
Neonatus memiliki beberapa tujuan keringat yang pada bayi, dimana ibu hanya
yaitu membersihkan seluruh diakibatkan karena ibu memandikan bayi 2 hari
tubuh, mengobservasi hanya memandikan sekali dan sering
keadaan, memberi rasa bayi 2 hari sekali memberikan bedak tabur
nyaman, dan diakibatkan karena ibu terlalu tebal sehingga kulit
mensosialisasikan orang masih merasa khawatir bayi menjadi lembab dan
tua, anak dan keluarga untuk memandikan terjadi biang keringat.
(Bobak dkk, 2005) bayi. Biang keringatnya Seharusnya ibu menjaga
Memandikan bayi pun disebabkan karena higiene bayi dengan
dilakukan di tempat yang pemakaian bedak tabur memandikannya sehari
aman, dengan suhu yang yang terlalu sering. sekali untuk menjaga tubuh
hangat (Bonny & Mila, bayi dari kuman dan
2003). Menurut Helen dkk. memberikan rasa nyaman
(2007) perawatan kulit yang bagi bayi.
ditutup oleh popok sangat
penting untuk mencegah
terjadinya ruam popok.
Perawatan kulit dengan
menggunakan minyak telon,
krim, baby oil, dan colegne
diperkenankan tetapi
penggunaan bedak tabur
tidak dianjurkan karena
dapat terhirup oleh bayi dan
mengganggu jalan napas
atau membuat tersedak
(Bonny & Mila, 2003).
116
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil pengkajian asuhan komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas sampai
asuhan bayi baru lahir yang telah dilakukan dalam kegiatan Praktik Kebidanan 1 mulai dari 2
Mei sampai 9 juni 2018 , dapat disimpulkan bahwa asuhan komprehensif pada Ny. M yang telah
dilakukan sejak tanggal 12 Mei sampai 08 juni 2015 di Kp. Cikangkung Barat rt 06/01
Rengasdengklok Utara, Kab. Karawang adalah sebagai berikut :
1. Pada dasarnya masa kehamilan Ny. M sampai masa nifas berlangsung dengan baik dan
normal, tidak ada masalah yang berarti yang dapat mengganggu kesehatan ibu, baik
dalam proses kehamilan, persalinan, ataupun nifas. Namun ada beberapa perbedaan atau
kesenjangan antara teori dengan keadaan secara nyata seperti teori untuk kemajuan
pembukaan dan persalinan pada multipara dikatakan bahwa 1 jam ada 2 cm pembukaan,
namun dalam keadaan di lapangan banyak ibu hamil inpartu seperti Ny.M yang berstatus
G2P1A0 mengalami pembukaan yang lebih cepat yakni 1 jam 30 menit mengalami
pembukaan sebesar 4cm. Hal ini membuktikan bahwa kemajuan persalinan pada ibu
multipara lebih ditentukan oleh kekuatan His, disamping posisi, besar janin, dan
kemungkinan adanya penyulit seperti lilitan atau tali pusat yang pendek juga
mempengaruhi cepat lambatnya persalinan.
117
2. Keadaaan bayi Ny.M dari mulai pengkajian Bayi Baru Lahir sampai Kunjungan
Neonatus 07 hari dinyatakan dalam keadaan baik dan normal, meskipun ada beberapa
gangguan namun hal tersebut tidak begitu berarti yang dapat mengganggu kesehatan bayi
dalam jangka panjang dan mempengaruhi tumbuh kembangnya.
3. Asuhan komprehensif yang berkesinambungan dan dilakukan secara berkualitas
berbanding lurus dengan hasil yang maksimal dengan kualitas kesehatan dan keselamatan
ibu maupun bayi, dengan mengantisipasi juga mendeteksi secara dini adanya masalah
yang timbul, sehingga secara lebih lanjut diharapkan dapat meminimalkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi.
6.1 Saran
a. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan instansi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan
kebidanan secara komprehensif mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir
dalam upaya untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi sesuai dengan teori
manajemen kebidanan.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bidan sebagai tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
ANC, INC, PNC, dan BBL dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan klien agar tidak terjadi kesenjangan yang mungin menimbulkan
komplikasi.
c. Bagi Klien
Diharapkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC secara rutin dan mengikuti
penyuluhan atau anjuran tentang nutrisi bagi ibu hamil supaya dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya dengan cukup, melakukan persalinan di tenaga kesehatan,
melakukan kunjungan nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan anjuran.
d. Bagi Pembaca
118
Diharapkan laporan studi kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusunya
mahasiswa sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan dalam melakukan asuhan
kebidanan komprehensif.
e. Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi para mahasiswa dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran.
Diharapkan untuk tetap sabar dalam mendidik dan membimbing mahasiswa guna
menghasilkan lulusan yang berkualitas.
119
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Umi dkk.2010. Asuhan Kehamilan pada Kehamilan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM
Muslihatun, Wafi Nur, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Oxorn, Harry, 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essentia Medika
Penny, dkk. 2007. Panduan Lengkap Melahirkan dan Bayi. Jakarta: Arcan
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC
120