Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN DAUN SIRIH MERAH UNTUK

MENGATASI KEPUTIHAN PADA WANITA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh:

Arihana Kristiani (115012)

Aziz Oktasari Sihana (115015)

Tyas Harum Cahyani (115108)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN 2015
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
karya tulis ilmiah dengan judul “PEMANFAATAN DAUN SIRIH MERAH
UNTUK MENGATASI KEPUTIHAN PADA WANITA” dengan tepat waktu.
Saat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak.
Penulis menyadari didalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini
banyak kekurangannya dari segi teknik dan metode penulisan yang jauh dari
sempurna. Merupakan suatu penghargaan bagi penulis apabila ada saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Semarang, 2 Desember 2015

Penulis
DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Daun Sirih Merah .......................................................... X
B. Klasifikasi Daun Sirih ................................................................. X
C. Definisi Keputihan ...................................................................... X
D. Klasifikasi Jamur Candida albicans ........................................... x
BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. x
B. Saran ............................................................................................ x
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keputihan merupakan salah satu masalah yang berpengaruh pada
wanita. Secara fisiologis keputihan adalah suatu hal yang normal dan tidak
mengganggu, tetapi apabila berlebihan dan disertai keluhan lain seperti
rasa gatal, dan rasa nyeri pada daerah kewanitaan tentu saja akan
mengganggu aktifitas.
Keputihan merupakan infeksi pada genetalis perempuan dan
disebabkan oleh organisme Candida albicans. Keputihan merupakan
keluhan yang paling sering di temukan pada perempuan (Clayton, 2008).
Menurut Sastroamidjoyo (1997), Indonesia memiliki jenis tanaman
obat yang beraneka ragam, salah satunya daun sirih merah atau Piper
crocatum Ruiz & pav. Daun sirih dapat digunakan untuk pengobatan
berbagai macam penyakit diantaranya obat keputihan, sakit gigi dan
mulut, sariawan, batuk, hidung berdarah, gatal-gatal, wasir, tetes mata,
jantung berdebar dan trachoma (Syukur dan Hernani,1999). Selain itu juga
tanaman sirih merah juga sangat gampang untuk ditemukan di sekeliling
tempat tinggal kita.
Oleh karena itu kita dengan mudah mendapatkannya dan mencoba
untuk membuktikan khasiatnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. DEFINISI DAN MORFOLOGI DAUN SIRIH MERAH


Daun sirih merah adalah tanaman yang merambat dan memiliki
banyak khasiat untuk kesehatan.
Tanaman sirih merah tumbuh menjalar seperti halnya sirih hijau.
Batangnya bulat bewarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya
bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi
rata, dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya
mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih
keabu abuan. Bagian bawah daun bewarna merah hati cerah, daunnya
berlendir, rasanya sangat pahit, dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya
bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm. Disetiap buku tumbuh
bakal akar (Sudewo, 2005).
B. KLASIFIKASI DAUN SIRIH MERAH

(Gambar 2.1)
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Trachaeobionta
Super divisi : Spermathophta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum Ruiz & pav
(Backer,1963)
C. DEFINISI JAMUR Candida albicans
Jamur Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang
menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan
dan eksudat. Ragi ini adalah anggota flora normal selaput mukosa saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan genetalia wanita. Ditempat ini, ragi
dapat menjadi dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik.
Kadang-kadang Candida menyebabkan penyakit sistemik progresif pada
penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas
berperantara sel terganggu (Jawetz et al.2009).
D. MORFOLOGI JAMUR Candida albicans
Candida albicans tumbuh sebagai sel ragi tunas, berbentuk oval
berukuran 3,6 µ. Candida albicans membentuk pseudohifa ketika tunas-
tunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan rantai sel
yang memanjang. Candida albicans bersifat dimorfik dan juga dapat
menghasilkan hifa sejati. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong
atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2-5,5 µ x 5-28 µ
(Jawetz et al.2009).
E. KLASIFIKASI JAMUR Candida albicans
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Upafilum : Saccharomycotina
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans

F. DEFINISI KEPUTIHAN
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vagina abnormal
pada wanita (Wijayanti,2009,hlm 52).
Keputihan adalah semacam slim yang keluar terlalu banyak,
warnanya putih seperti sabun kental dan agak kekuning kuningan, jika
slim atau lendir ini terlalu banyak maka tidak menjadi persoalan.
(Sasmiyanti & Handayani, 2008).
Keputihan adalah contoh gejala yang diberikan kepada cairan yang
dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah (Sarwoono,
2005, hlm 271).

G. KLASIFIKASI KEPUTIHAN
Ada dua jenis keputihan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan
keputihan tidak normal (patofisiologis).
1. Keputihan Normal (Fisiologis)
Keputihan fisiologis terdiri atas cairan yang berupa mukus
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Keputihan
normal berciri-ciri: warnanya kuning, terkadang putih kental, tidak
berbau tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, merasa terbakar),
keluar pada saat menjelang atau sesudah menstruasi atau pada saat
stres atau kelelahan. Keputihan yang wajar dan tidak menunjukkan
bahaya merupakan sebagai sistem pelindung alami saat terjadi gesekan
vagina saat anda berjalan atau melakukan hubungan seksual
(Wijayanti, 2009, hlm 51).
Keputihan merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari
bakteri yang menjaga kadar keasaman pH wanita. Cairan ini selalu
berada didalam alat genetial. Keasaman pada vagina wanita harus
berkisar 3,8 - 4,2 sehingga sebagian besar bakteri yang ada ialah
bakteri menguntungkan mencapai 95% sedangkan yang lain ialah
bakteri yang merugikan dan menimbulkan penyakit. Jika wanita tidak
mengalami keadaan yang membuat keasaman tersebut bertambah atau
berkurang maka bakteri yang menimbulkan penyakit tidak akan
mengganggu (Uswati, 2010, hlm 134-135).
2. Keputihan Tidak Normal (Patologis)
Penyebab paling penting dari keputihan patologis ialah infeksi.
Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya kekuning
kuningan sampai hijau, serta lebih kental serta berbau (Sarwono, 2005,
hlm 271).
Berikut beberapa penyebab terjadinya keputihan yang tidak normal:
a. Jamur candida
Keputihan yang disebabkan oleh jamur ini terlihat lebih tebal dan
kental atau bisa terlihat lebih tipis dan susu putih yang basi.
Keputihan ini bisa jadi kehijauan, jika yang bersangkutan telah
terinfeksi sekunder. Ini menimbulkan rasa gatal, kemaluan bisa
bewarna kemerahan dan bengkak.
b. Bakteri
Gejala bakterial vaginosis biasanya dicirikan dengan adanya noda
hingga kekuniangan dengan bau tidak sedap. Wanita akan merasa
gatal disekitar kemaluan.
c. Parasit
Keputihan karena parasit seperti Trichomonas vaginalis biasanya
berpindah melalui hubungan seksual, menggunakan handuk,
underwear, benda basah atau lembab lainnya. Biasanya keputihan
ini terlihat seperti busa dan berbau tidak sedap, ada rasa gatal dan
kemerahan sekitar vagina.
BAB III
PEMBAHASAN

A. KANDUNGAN NUTRISI DAN MANFAATNYA


Pada daun sirih merah tergantung berbagai macam nutrisi yang memiliki
khasiat disetiap nutrisi itu.

Kandungan Nutrisi Manfaat


Flavonoid Mengatasi diabetes melitus
Polifenol Menghilangkan batu ginjal
Trepenoid Mencegah dan mengatasi hepatitis
Isoprenoid Mencegah stroke
Cyanogenic Mengatasi asam urat
Glucoside Mencegah kanker
Glucosinolate Mengatasi hipertensi
Non protein amino acid Mengatasi keputihan
Minyak atsiri Mengatasi maag
Hidroksikavicol Mengatasi nyeri sendi
Kavicol Merawat kulit
Kavibeton
Allylprokatekol
Karvakrol
Eugenol
Allyprokatekol
(murtie ,2014, hlm 119)
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Panci :Tempat untuk merebus daun sirih hijau dan
daun sirih merah.
b) Pisau :Untuk memotong daun sirih dari tangkainya.
c) Kompor :Untuk proses perebusan daun sirih.
d) Baskom :Untuk tempat daun sirih.
e) Gayung :Untuk membasuh organ kewanitaan.
2. Bahan
a) Daun sirih Hijau : 13 lembar
b) Daun sirih merah : 13 lembar
c) Air
C. PROSEDUR
1. Mengumpulkan daun sirih hijau dan daun sirih merah
Mengumpulkan daun sirih hijau sebanyak 10 lembar dan 10 lembar
daun sirih merah. Daun sirih hijau dan daun sirih merah didapatkan
dari depan rumah saudara Adelina.
2. Mencuci daun sirih hijau dan daun sirih merah
Mencuci daun sirih hijau dan daun sirih merah dengan air bersih agar
terpisah dari debu.
3. Menyiapkan panci dan kompor
Menyiapkan panci dan kompor sebagai alat yang akan digunakan
untuk merebus bahan tersebut.
4. Penentuan dosis
a. 2 lembar daun sirih merah + 1 liter air bersih.
b. 4 lembar daun sirih merah + 1 liter air bersih.
c. 7 lembar daun sirih merah + 1 liter air bersih.
5. Proses perebusan
Proses perebusan pertama kali, memasukkan 2 lembar daun sirih
merah dengan 1 liter air bersih lalu direbus selama 5 menit. Lalu
tiriskan dalam wadah dan diamkan selama 5 menit hingga suhunya
tidak panas. Lakukan hal yang sama pada 4 lembar daun sirih merah
dan 7 lembar daun sirih merah untuk hari berikutnya.
6. Proses percobaan
a. Ambil air rebusan daun sirih merah yang sudah tidak panas lagi.
b. Basuhkan pada daerah kewanitaan.
c. Bilas dengan air bersih hingga kesat.
D. PEMBAHASAN HASIL
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian serta
pembahasan dari hasil penelitian tersebut. Hasil penelitian disajikan dalam
bentuk tabel yang merupakan rangkuman dari hasil penelitian. Tabel
tersebut ditampilkan sesuai dengan jenis sub bahasan sehingga diharapkan
dapat memudahkan pembaca dalam memahami penelitian ini. Tabel hasil
penelitian “PEMANFAATAN DAUN SIRIH MERAH UNTUK
MENGATASI KEPUTIHAN PADA WANITA”dicantumkan dalam tabel
4.1 sebagai berikut:

Tanggal Dosis Hasil


27 November 2015 2 lembar daun sirih  Masih keluar
merah keputihan
dikemudian harinya.
 Organ kewanitaan
masih terasa gatal.
 Timbulnya bau
yang tidak sedap.
 Keputihan bewarna
putih pekat dan
kental.
29 November 2015 4 lembar daun sirih  Keputihan sudah
merah berkurang dari hari
sebelumnya.
 Gatal disekitar
organ kewanitaan
sudah berkurang.
 Bau tidak sedap
sudah berkurang.
 Keputihan bewarna
putih bening dan
encer.
1 Desember 2015 7 lembar daun sirih  Tidak muncul
merah keputihan.
 Organ kewanitaan
tidak terasa gatal.
 Tidak tercium bau
yang tidak sedap.
 Tidak timbul
keputihan.
(Tabel 4.1)

Dari tabel hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan dua daun


sirih merah masih timbul adanya keputihan, penggunaan empat daun sirih
merah dapat mengurangi keputihan dan dengan penggunaan tujuh daun
sirih merah dapat menghilangkan keputihan pada organ kewanitaan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan secara
umum, sirih merah (Piper crocatum Ruiz & pav) merupakan tumbuhan
yang dapat ditemukan dengan mudah dan termasuk famili piperaceae.
Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit
salah satunya adalah penyakit keputihan. Keputihan atau flour albus
adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir yang
menyerupai nanah yang disebabkan oleh bakteri.
Pengobatan keputihan dapat dilakukan dengan pemberian daun
sirih merah, karena didalam daun sirih merah mengandung fenol yang
bersifat bakterisida dan fungisisda yang sangat bermanfaat jika digunakan
untuk mengobati infeksi mikroorganisme patogen pada tubuh manusia,
misalnya menghambat pertumbuhan candida albicans. Mekanisme fenol
sebagai agen anti bakteri berperan sebagai toksin dalam protoplasma,
merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis merumuskan saran diantaranya:
1. Pemerintah
Dengan hasil pembahasan ini diharapkan pemerintah
menggalangkan program tentang pemanfaatan daun sirih sebagai
upaya pencegahan penyakit kanker servik yang disebabkan oleh
keputihan.
2. Penulis
Diharapkan dapat mengembangkan jiwa kepenulisan dan
menambah wawasan terhadap manfaat penggunaan daun sirih dalam
mengurangi kadar keputihan guna mencegah terjadinya kanker servik.
3. Masyarakat
Diharapkan dapat menerapkan penggunaan daun sirih untuk
mencegah kanker servik demi keselamatan diri masing - masing
individu, terutama wanita remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Sanadi. 2006. Tiga Solusi Alternatif, Mencegah Kepunahan Tanaman Obat Hutan
Indonesia. PPLH Seloliman-PanEco Switzarland

Sudewo, B. 2006. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Jakarta: Agromedia


Pustaka

Moeljanto, Rini Damayanti. 2009. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih. Jakarta:
Agromedia Pustaka

Sumiati. 2009. Mencegah dan Mengobati Keputihan wanita. http://resepobat.toko


butik.com/2009/10/mencegah-dan-mengobati-keputihan- (diakses pada
tanggal 27 November 2015)

Murti, Afin. 2014. Khasiat Sakti Tanaman Obat. Jakarta: Dunia Sehat

Rosdiana, Ana. 2014. Khasiat Ajaib Daun Sirih Tumpas Berbagai Penyakit.
Jakarta: Padi (Serambi)

Anda mungkin juga menyukai