Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah


Manusia mempunyai banyak indera dengan berbagai stimulus. Segala informasi
sampai kepada kita melalui indera untuk memahami, persepsi, kita harus mengetahui
bagaimana cara kerja mekanisme indera kita. Persepsi adalah proses dimana kita
mengorganisir dan menafsirkan pola stimulus didalam lingkungan. Jadi, studi tentang
persepsi sangat berkaitan dengan studi tentang proses kognitif, seperti ingatan untuk
berfikir.
B. Rumusan Masalah Penulisan Makalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan proses sensorik?
2. Apa perbedaan ambang mutlak dan ambang pembeda?
3. Apa saja macam-macam indera?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan proses sensorik?
5. Apa yang dimaksud dengan persepsi?
6. Apa saja macam-macam persepsi?
7. Apa faktor-faktor dari persepsi?
8. Apa saja proses sensorik?
9. Apa saja tahap-tahap yang terlibat dalam persepsi?
C. Tujuan Pembahasan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian proses sensorik.
2. Untuk mengetahui ambang mutlak dan ambang pembeda.
3. Untuk mengetahui macam-macam indera.
4. Untuk mengetahui factor-faktor yang mengetahui perkembangan proses sensorik.
5. Untuk mengetahui pengertian persepsi.
6. Untuk mengetahui macam-macam dari persepsi.
7. Untuk mengetahui factor-faktor persepsi.
8. Untuk mengetahui proses persepsi.
9. Untuk mengetahui tahap-tahap yang terlibat dalam persepsi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Proses Sensorik


Proses sensoris adalah proses masuknya rangsang melalui alat indra ke kotak (serebral)
kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
RANGSANG > INDRA > OTAK > MOTORIS > TINDAKAN/PERBUATAN
B. Perbedaan Ambang Mutlak dan Ambang Pembeda
Ambang mutlak adalah daya atau kekuatan fisik minimum yang dibutuhkan untuk
menggerakkan system syaraf tertentu. Ambang mutlak dapat ditentukan dengan cara
memberikan stimulus dengan intensitas tertentu pada obyek. Ambang mutlak ini berbeda-
beda dari satu individu dengan individu yang lainnya. Sedangkan ambang pembeda adalah
jumlah stimulus minimum yang dapat membedakan satu stimulus dengan yang lain.
Contohnya adalah dua lampu merah harus berbeda panjang-panjang gelombangnya agar
dapat dibedakan satu dengan yang lain. Pada ambang pembeda intensitas atau besarnya
stimulus meningkat sejalan dengan bertambahnya besar stimulus.
C. Macam-macam Indera
1. Indera Penglihatan
Terjadinya proses pengamatan sebagai berikut.
Sumber cahaya kornea (1) aquos humor pada kamera okuli anterior (2) pupil (3) aquos
humor pada kamera okuli posterior (4) lensa kristalina (5) korpus vitreum (6) retina (7)
nervus optikus (8) otak ( 9) terjadi kesadaran dan kesan-kesan apa yang telah dilihat.
Ada tiga bentuk pengamatan melalui indra mata, yaitu:
a. Pengamatan warna, terdiri dari warna dasar (merah,kuning,dan biru) dan warna
yang memengaruhi perasaan kejiwaan.
Contoh:
Q Warna hijau dan biru memberi suasana tenang
Q Warna oranye menimbulkan suasana riang
Buta warna, yaitu individu yang tidak dapat membedakan wana satu dengan warna
yang lain. Buta warna merupakan kelainan yang di bawa sejak lahir sehingga
sampai saat ini dapat disenbukan. Penyebab buta warna adalah tidak ada atau
kurang sempurnanya alat yang berfungsi untuk membedakan warna pada retina
yang disebut cones.
Buta warna total apabila yang terlihat semuannya berwarna abu-abu (kelabu)
disebut monokromat. Bula hanya melihat dua warna dinamakan bikromat (mis.
hanya dapat melihat warna merah dan hijau).
b. Pengamatan bentuk, yaitu benda terlihat bulat, lonjong, runcing, kubus, dan balok.
c. Pengamatan ruang, meliputi tempat dan jarak (mis. berada di ruang kelas, ruang
terbuka dan tempat yang berjarak dari satu tempat ke tempat lain).
2. Indera pendengaran
Sistem Pendengaran
Getaran-getaran molekul dapat menimbulkan suatu gelombang yang merupakan
rangsangan bagi pendengaran. Menurut W.F Ganong (1991) di dalam telinga terdapat
dua reseptor sensorik untuk pendengaran dan keseimbangan. Proses pengamatan suara
melalui tiga bagian di telinga. Menurut Riddle (1997) bagian-bagian telinga tersebut,
yaitu :
a. Telinga bagian luar (acusticus externus)
Bagian ini menghubungkan saluran pendengaran dengan gendang telinga. Dimana
gendang telinga merupakan bagian yang dapat bergerak dan aktif bila gelombang
suara memasuki telinga sebagai tempat penerima stimulus yang terdiri dari daun
telinga (Auricle) dan saluran telinga luar ( Meatus Acusticus Estenus ).
b. Telinga bagian tengah (Acusticus Medialis)
Berfungsi meneruskan stimulus ke telinga bagian dalam, Pada bagian ini terdapat
tiga tulang kecil yang dinamakan tulang martil, tulang landasan dan tulang
sanggurdi. Tulang martil berhubungan dengan gendang pendengaran dan tulang
sanggurdi dengan selaput yang disebut jendela ovar.
c. Telinga bagian dalam (Acusticus internus )
Pada bagian ini terdapat rumah siput yang menerima gelombang suara dari jendela
oval. Rumah siput menempatkan reseptor berupa sel rambut yang sangat peka ke
dalam alat korti yang dilokalisasikan pada selaput basiler. Akhirnya gerakan
gelombang dalam cairan yang ada di telinga bagian tengah dapat melengkungkan
rambut-rambut sel rambut, akibatnya sel ini mengaktifkan saraf pendengaran.
Pitch dan Loudness
Pitch disebut lingkaran nadi dan loudness disebut terusan suatu siklus gelombang menunjukkan
kompresi dan expansi udara seperti suara gelombang yang selalu bergerak. Kedua karakteristik
utama gelombang seperti itu adalah frekuensi dan amplitudo. Frekuensi diukur diukur dengan
jumlah getaran perdetik. Manusia dapat mendengar frekuensi antara 20-20.000 Hz.
Suara kompleks
Suara yang kita dengar jarang merupakan nada murni yang dihasilkan oleh sebuah
gelombang suara dari frekuensi tuggal. Misalnya memukul nada C tengah pada piano tidak
hanya akan menghasilkan nada dasar 262 Hz. Tetapi juga menghasilkan tambahan beberapa
nada lain (OVER TOHES) yang bermacam-macam dari frekuensi itu. Bunyi yang terdiri dari
sebuah nada dasar ditambah “overtones” mempunyai pitch (tingkatan nada) yang sesuai dengan
overtones biasanya tidak terdengar, walaupun pitch lebih rendahpun dapat terdengar jika kita
dengarkan benar-benar. Perilaku seseorang dapat di pengaruhi oleh bunyi atau suara yaitu :
a. Mendengar lagu-lagu mars membuat kita jadi semangat
b. Mendengar lagu-lagu dangdut membuat kita ingin berjoget
c. Mendengar lagu-lagu slow membuat kita merasa tenang
3. Indera lain
a. Indera penciuman (pembauan)
Indra pembau yang terdapat pada mukosa (selaput lendir) hidung hanya dapat di rangasang
oleh gas.
Saraf yang menerima rangsang pembau yaitu :
a. Nervus Olfactorius,rangsang wangi-wangian
b. Nervus Trigemin
Bau dapat mempengaruhi perilaku seseorang,misalnya dekat orang yang wangi,
menimbulknan keinginan mendekat atau sebaliknya.
b. Indera pengecap
Reseptor Pengecap terletak pada epigklotis,palatum,faring,papila fungiformis,dan circum
vallate lidah.
Perangsang pada indra pengecap adalah semua benda yang dapat larut .Lokasi kepekaan pada
lidah :
a. Pucuk lidah
b. Tepi lidah
c. Pangkal lidah
d. Punggung lidah
Campuran rasa lain terdapat pada palatum ( tekak ),yaitu campuran rasa asam,pahit,manis,dan
asin,dan faring campuran keempat rasa tersebut.
c. Indera peraba
Kulit merupakan indra untuk stimulus mekanik (raba dan tekan), panas,dingin,dan nyeri.
Macam – macam reseptor pada kulit
a. Corpus cula tactus dari meisner,merupakan rangsangan tactil
b. Corpus cula rufini ,terdapat di bawah kulit
c. Corpus cula bullo Idea Krauso,terdapat pada corium.
d. Corpus cula lamellasa pacceni,terdapat di subkutis.
e. Rangasangan Nyeri,terdapat pada ujung saraf.

d. Indera kinestesi dan keseimbangan


Indera kinestesi meliputi penginderaan otot, urat dan persendian. Posisi dan gerakan dideteksi
oleh alat-alat indera pada persendian. Alat-alat indera pada otot danurat mengatur mengerutkan
atau perenggangan otot (contraction expansion) secara otomatis yang hamper-hampir tidak kita
sadari.
Tanpa kinestesi kita mengalami kesulitan besar untuk menjaga sikap tubuh. Indera kinestesi
memberi umpan balik dari lingkungan kepada kita dan tetap meyakinkan kita bagaimana segala
sesuatu itu dapat berlangsung.
Indera keseimbangan bekerja sama dengan kinestesi, yang berkenaan dengan posisi seluruh
tubuh dalam hubungannya dengan gravigasi (gaya tarik bumi) dan gerakan tubuh satu dengan
yang lain merupakan tanggung jawab kinestesi, orientasi tubuh dalam ruang adalah tanggung
jawab indera keseimbangan.
Alat-alat indera keseimbangan terletak pada bagian telinga dalam yang merupakan serangkaian
lorong yang meluas dari rumah siput ada 2 sistem yaitu kanal-kanal setengah lingkaran (semi
circular canals) dan vestibular sacs.kanal-kanal ini berisi cairan yang bergerak bila berputar,
dan memberi tekanan pada sel-sel rambut yang serupa dengan sel-sel alat kortil. Indera
keseimbangan juga memberi tanda gerakan bertambah cepat dalam suatu garis lurus. Akan
tetapi kadang-kadang menghasilkan ilusi yang membengkokkan garis gerakan sebenarnya.
Ilusi ini terjadi dalam penerbangan.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Proses Sensorik


. 1. Usia
•Bayi tidak mampu membedakan stimulus sensori, jalur sarafnya masih belum matang.
2. Medikasi
Beberapa antibiotika (Streptomisi, gentamisin) adalah ototoksi dan secara permanen dapat
merusak saraf optik.
3. Lingkungan
Stimulus lingkungan yang berlebihan (Peralatan yang bising dan percakapan staf di dalam unit
perawatna intensif) dapat menghasilkan beban sensori yang berlebihan, ditandai dengan
kebingungan disorientasi, dan ketidak mampuan membuat keputusan.
4. Tingkat kenyamanan
Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpresepsi dan beraksi terhadap stimulus.
5. Penyakit yang ada sebelumnya
Penyakit vaskuler perifer dapat menyebebkan penurunan sensasi pada ekstrimitas dan
kerusakan kognisi.
6. Merokok
Penggunan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf pengecap,
mengurangi persepsi rasa.
7. Tingkat kebisingan
Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (mis. Lokasi pada pekerjaan
kontruksi) dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.
8. Intubasi endotrakea
Kehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasangan selang endotrakea melalui mulut
atau hidung ke dalam trakea
2.5 Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului dengan proses pengindraan, yaitu merupakan
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris.
Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dari dalam diri
individu sendiri. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan.
Sekalipun persepsi dapat melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi
sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan.
Karena persepsi merupakan aktivitas yang intregated dalam diri individu, maka apa yang ada
dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam
persepsi akan dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-
pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi
mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu yang lain, karena persepsi
bersifat individual (Davidoff, 1981; Rogers, 1956)
2.6 Macam-macam Persepsi
A. Persepsi Jarak
1. Isyarat Binokular
Penglihatan dipandang dengan kedua mata (isyarat binocular) dapat melihat warna, bentuk dan
hubungan jarak, termasuk konfigurasi tiga dimensi. Dalam penglihatan steroskopik, kedua
mata bekerja sama sehingga mendapat perasaan dalam (devth) dan jarak yang jauh lebih cepat,
alatnya adalah berhubungan dengan stereoskop.
2. Isyarat Monokular
Isyarat monoclonal akan menyebabkan hilangnya gambar. Isyarat kedalaman monoclonal
adalah tingginya bidang penglihatan yaitu bendanya ketinggian letak suatu benda dengan
ukuran yang sama seperti pada batu-batuan atau permukaan gelombang lautan, atau lebih
dikenal dengan gradient of texture yaitu derajat keharusan yang diamati.
B. Persepsi Gerak
Menurut Gipson (1968) dalam Malik (2000:79) bahwa isyarat persepsi gerak ada
disekitarnya. Suatu hal yang menarik terjadi, bila seluruh medan penglihatan bergerak.
1. Gerak yang Tampak
Bayangan gerak terjadi jika stimulus yang terpisah dan yang tidak bergerak disajikan secara
berturut-turut. Ini terjadi pada waktu kita menonton bioskop, layar biasanya gelap selama lebih
kurang setengah dari waktu yang ada.
2. Gerak Nyata
Persepsi gerak tidak hanya bergantung pada gerakan stimulus yang nyata disekelilingnya.
Persepsi gerak nyata lebih kompleks dan tergantung dari hubungan antara setiap obyek dalam
medan penglihatan dengan tafsiran kita tentang hubungan ini.
C. Persepsi Total
Mak Wertheimer dalam Malik (2000:80), menggambarkan pengalaman gerak yang
ditimbulkan oleh serangkaian gambar diam yang dilihat dengan kecepatan tinggi tidak terdapat
pada gambar tersebut secara terpisah.
1. Organisasi persepsi
Sejumlah fenomena persepsi yang berhubungan dengan bagaimana satu bagian dari sebuah
stimulus muncul sehubungan dengan stimulus yang lain. Contoh asumsi Gestalt tentang
organisasi persepsi yaitu hokum kesederhanaan ialah penghayatan yang berkaitan dengan
penafsiran stimulus yang termuda dan termungkin.
2. Konstansi persepsi
Kecenderungan untuk melihat berbagai benda yang dikenal seperti mempunyai sifat hitam
putih yang ajeg (consistent shade) walaupun warna sinar yang menerangi berbeda disebut
konstan kejernihan (lightness constancy), dan kecendrungan untuk melihat kestabilan
warnanya disebut konstansi warna (color constancy). Kecendrungan melihat bentuk obyek
seperti tidak berubah walaupun dilihat dari sudut yang berbeda disebut kontraksi bentuk (shape
constancy). Kecendrungan untuk melihat sebuah objek seperti berukuran sama walaupun
dilihat dari jarak yang berbeda disebut kontansi ukuran (size constancy). Akhirnya
kecenderungan untuk melihat benda tetap mempertahankan tempatnya dalam jarak tertentu
ketika kita bergerak disebut konstansi tempat (place constancy)
3. Konstansi kejernihan warna
Misalnya kain beludru hitam akan kelihatan sama oleh mata kita baik kain itu dilihat dibawah
sinar matahari maupun ditempat yang rindang, walaupun kain itu lebih banyak memantulkan
sinar dibawah sinar matahari. Fakta ini disebut konstansi jernih. Kontansi warna menunjukkan
ketergantungan yang serupa akan adanya medan yang beragam. Konstansi ini tidak terjadi bila
hanya suatu kawasan berwarna satu yang dilihat.
4. Konstansi bentuk dan ukuran
Bila sebuah pintu bergerak membuka di depan kita bentuknya mengalami serangkaian
perubahan. Bentuk persegi empat itu menjadi bentuk trapizoit (trapizoit segi empat yang dua
sisinya sejajar) dengan ujung yang menghadap kita terlihat lebih besar dari ujung yang
berengsel, kemudian bentuk trapizoit tersebut makin kecil, sampai yang diproyeksikan pada
selaput jala adalah sebuah garis lurus yang merupakan tebal pintu itu. Kita pasti akan
membedakan perubahan ini, tetapi pengalaman psikologis kita menyatakan bahwa pintu tidak
berubah, melainkan hanya bergerak (membuka/menutup) pada engselnya. Fakta bahwa pintu
itu kelihatan tidak berubah adalah merupakan contoh kontansi bentuk.
5. Konstansi tempat
Walaupun banyak terdapat kesan yang berubah mengenai selaput jala pada waktu kita
bergerak, kita menghayati benda dalam suatu konteks yang pada dasarnya tetap yaitu konstansi
tempat.
6. Ilusi persepsi
Ilusi adalah peghayatan yang salah sehingga keadaannya berbeda dengan keadaan yang
digambarkan oleh ilmu pengetahuan alam dengan bantuan instrument pengukurannya.
Misalnya beberapa ilusi seperti patahnya batang yang kita lihat didalam air dapat kita hayati
secara fisik (physical) bahwa bayangan ini disebabkan adanya penyimpangan stimulus yang
mencapai reseptor kita.
7. Ilusi geometric
Merupakan satu kelompok ilusi besar yang telah mendapatkan sangat banyak perhatian. Ilusi
ini merupakan penggambaran garis-garis yang berbeda aspeknya berubah menurut persepsi.
D. Proses Kognitif dalam Persepsi
1. Sifat aktif persepsi
Hipotesis persepsi: bentuk yang berbalik-balik, seperti kubus Necker menunjukkan bahwa
persepsi kita bukan merupakan kaca stimulus penglihatan yang statis. Dugaan tentang adanya
pangkajian hipotesis menekankan adanya sifak aktif persepsi. System persepsi tidak menerima
masukan secara pasif tetapi berupaya untuk mencari penghayatan yang paling sesuai dengan
data sensorik. Hanya dalam kondisi yang luar biasa, seperti halnya kita melihat bentuk yang
paksa atau (ambiguous) sifat pengujian persepsi menjadi nyata. Pengalaman lampau yang
mempengaruhi setiap hipotesis yang kita bentuk bila kita melihat sesuatu untuk pertama kali.
2. Analisis dengan sintesis
Analisis ini memandang persepsi sebagai proses kognitif yang aktif ini sangat berbeda dengan
pendekatan statis yang mengemukakan bahwa ciri fisik ditimbulkan secara mekanik. Makna
stimulus itu tidak terdapat pada stimulus itu saja tetapi juga pada penghayatan.
3. Perhatian
Apa yang kita hayati tidak hanya tergantung pada stimulus tetapi juga pada proses kognitif
yang merefleksikan minat, tujuandan harapan kita dapat saat itu. Pemusatan persepsi ini disebut
perhatian.
a. Perhatian selektif
Subyek biasanya tidak dapat mengingat apa-apa dari isi verbal berita yang tidak didengarkan.
Misalnya subyek diintrupsi ketika sedang menirukan berita itu dari telinga yang mendengarkan
informasi itu dan ditanya dengan cepat apa yang baru didengarnya, tampaknya timbul beberapa
ingatan sementara tentang berita yang tidak diperhatikan.
b. Petunjuk pemilihan stimulus
Ciri fisik stimulus yang penting adalah: intensitas, ukuran, kontras, dan gerakan. Variable
internal tertentu, seperti motif, harapan dan minat juga menentukan stimulus yang menarik
perhatian. Contohnya seorang ibu mendengar tangis bayinya ditengah percakapan orang
banyak dalam ruang yang penuh sesak. Gambaran diatas merupakan gambaran minat yang
tetap.
c. Hubungan psikologis perhatian
Bila suatu stimulasi menarik perhatian kita, kita biasanya melakukan gerakan badan tertentu
yang membangkitkan persepsi. Reaksi psikologis yang terjadi sebagai respon pada perubahan
stimulus disekitarnya membentuk suatu pola yang disebut reflek orientasi.
E. Gerakan Mata dan Membaca
1. Fiksasi dan peralihan
Bila kita perhatikan mata seseorang yang sedang melihat gambar atau benda, terlihat jelas
bahwa mata tersebut tidak tinggal diam tetapi terlihat dalam proses scaning. Scaning bukanlah
merupakan gerakan mata yang lurus dan tetap, melainkan mata diam untuk suatu saat yang
singkat. Saat selama mata tidak bergerak disebut fiksasi, dan gerakan cepat diantara fiksasi
disebut peralihan.
2. Membaca
Membaca adalah ketrampilan yang kompleks sehingga dapat ditingkatkan ketepatan dan
kecepatannya dengan latihan. Tatapan adalah waktu total yang digunakan untuk memberikan
fiksasi. Fiksasi cenderung merupakan kata-kata pendek yang tidak bermakna penuh. Fiksasi
pada kata-kata yang tidak dikenal pembaca dan mempunyai kepentingan tema yang khusus,
ataupun diakhir kalimat pembaca membutuhkan waktu untuk menggabungkan informasi dari
seluruh kalimat.
3. Membaca dengan cepat
Membaca cepat adalah melatihmembaca membuat sedikit mungkin fiksasi mata dan menagkap
beberapa kata dan seluruh frase dalam setiap fiksasi.
F. Peranan Belajar dalam Persepsi
1. Penglihatan yang dipulihkan
Pada tahun 1690. Locke membuat penyelidikan tentang orang-orang yang terlahir buta. Karena
kedua mata mereka tidak dapat membedakan segitiga dan segiempat tanpa menghitung dulu
jumlah sudutnya dan meraba permukaannya. Penyelidikan tentang orang dewasa yang pernah
mengalami kebutaan itu menunjukkan bahwa ada kemampuan visual pada manusia yang belum
mempunyai pengalaman visual. Sebabnya adalah persepsi seorang dewasa yang penglihatanya
baru pulih tidak sama dengan persepsi seorang bayi.
2. Selective rearing
Selective rearing adalah membesarkan binatang dengan kondisi dimana setiap binatang hanya
menerima jenis stimulasi penglihatan tertentu. Walaupun binatang tersebut mendapatkan
stimulasi cahaya dari kacamata, namun cahaya tersebut berpancar-pancar dan tak berpola.
3. Persepsi bayi
Untuk mengukur kemanpuan bayi membedakan stimulus yang paling sederhana yaitu dengan
teknik melihat sesuatu yang lebih sesuai. Seorang bayi diberi pilihan antara permukaan polos
dan permukaan berpola, ambang untuk melihat pola ini dapat ditentukan. Teknik ini digunakan
untuk menunjukkan kemampuan bahwa bayi dapat melihat pola paling tidak setelah berumur
satu bulan tetapi ketajaman ini meningkat sangat cepat setelah mencapai tingkatan orang
dewasa pada kurang umur enam bulan.
G. Persepsi Ekstra Sensorik
Terdapat tiga macam persepsi ekstra sensorik (ESP):
1. Telepati
2. Calirfoyance (kemampuan melihat pikiran seseorang)
3. Precognition persepsi akan kejadian yang akan datang.
2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
1. Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa
hal antara lain :
a. Fisiologis
b. Perhatian
c. Minat
d. Kebutuhan yang searah
e. Pengalaman dan ingatan
f. Suasana hati
2. Faktor Eksternal merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat
didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.
a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus.
b. Warna dari obyek-obyek.
c. Keunikan dan kekontrasan stimulus.
d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus.
e. Motion atau gerakan.
2.8 Proses Persepsi
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
memandang. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
a. Seleksi
b. Interprestasi,
c. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi
2.9 Tahap-tahap yang Terlibat dalam Persepsi
a. Terjadinya stimulasi alat indar (sensory stimulation).
b. Stimulasi terhadap alat indra diatur.
c. Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inderawi mempunyai ambang mutlak dan ambang perbedaan. Fungsi psikometrik
menunjukkan kemungkinan mendeteksi stimulus pada saat integritas sedikit demi sedikit
ditingkatkan. Mata menerima gelombang cahaya melalui cornea, pupil, lensa mata dinamika.
Sistem penglihatan normal terdiri dari 3 sub sistem yaitu gelap-terang, kuning-biru, merah-
hijau. Alat pendengaran terdiri dari telinga bagian luar (eksternal ear) yang menghubungkan
saluran pendengaran ke gendang pendengaran (ear drum) yang berdekatan dengan telinga
bagian tengah, tulang-tulang telinga bagian tengah mengirim gelombang suara ke jendela
lonjong yang diteruskan ke telinga bagian dalam. Rumah siput menempatkan reseptor telinga
dalam telinga. Indera pembau reseptornya adalah rongga telinga (cavum nalis) dan rongga
hidung rangsangan-rangsangan disesuaikan dengan suhu tubuh, prosesnya cavum nasalis
implus nervus alfactoris (saraf pembau) gyrus centralis postesrion dikulit otak. Peraba
reseptornya adalah copuseula meissner dan corpuskula pacini. Macam-macam rangsangan
mekanis, thermis, khemis, elektris, suara, cahaya. Indera kinestetis reseptornya adalah
persendian otot dan urat. Indera keseimbangan (equilibratory senses).
Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antara stimulus dan pengalaman lebih
kompleks ketimbang dengan fenomena yang ada dalam sensasi. Persepsi jarak tergantung dari
sejumlah kendali stimulus yang disebut isyarat jarak. Organisasi persepsi berkaitan dengan
ketergantungan apa yang dihayati dangan hubungan antara bagian konfigurasi stimulus. Ilusi
dibedakan menjadi 2 yaitu ilusi fisik yang mempunyai sebab eksernal dan ilusi persepsi yang
timbul dalam system persepsi.

DAFTAR PUSTAKA
Malik, Imam.2000.Buku Ajar: Ilmu Jiwa Umum.Tulungagung:Pusat Penerbit dan Publikasi.
http://dianhusadanurulkomariyahblogspotcom.blogspot.com/p/proses-sensorik.htmldiakses
pada tanggal 26 September 2014 ,pukul 14.54 WIB.
http://hananimiftahul.wordpress.com/2013/10/09/makalah-psikologi-umum-sensasi-dan-
persepsi/ diakses pada tanggal 26 september 2014, pukul 14.22 WIB.
http://salnisaharman.blogspot.com/2010/09/proses-sensoris.html diakses pada tanggal 26
september 2014, pukul 14.20 WIB.
http://vevisunarti.wordpress.com/2011/07/05/sensasi-dan-persepsi/ diakses pada tanggal 26
september 2014, pukul 14.47 WIB.

Anda mungkin juga menyukai