LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Abdul Bari Saifuddin, 2001).
a. Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu – 42 minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu lebih.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam (Abd
ul Bari Saifuddin, 2001) :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1.500 gram - 2.500 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1.500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1.000 gram.
2. Etiologi
a. Faktor Ibu
1). Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
2) Usia
4) Faktor lain
b. Faktor Janin
3. Klasifikasi
a. Bayi berat lahir rendah kurang bulan (<37 minggu) disebut Prematur, dengan gejala:
Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
b. Bayi berat lahir rendah cukup bulan (>37 minggu) disebut Dysmatur, dengan gejala:
Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
1). Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
4). Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5). Lemak sub kutan kurang.
7). Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada wanita) pada pria
testis belum turun.
8). Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
13). Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang
dan refleks batuk masih lemah.
b. Komplikasi
1). Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin yang melapisi alveolus perut.
2). Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks menelan dan batuk pada bayi prema
tur belum sempurna.
4) Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan.
5) Hiperbillirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi prematur belum matang.
5. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan,
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar maka yang perlu diperhatikan
:
b. Mencegah infeksi dengan ketat; BBLR sangat rentan terhadap infeksi, perhatikan prinsif –
prinsif pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
1. Pengkajian
Hal – hal yang perlu dikaji pada klien dengan BBLR adalah :
a). Biodata
2. Diagnosa Keperawatan
a). Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya daya tahan tubuh.
b). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan belum matang organ – organ pencernaan.
c). Potensial hipotermi berhubungan dengan belum matangnya organ pengatur suhu tubuh.
d). Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum matangnya organ – organ pernafasan.
Perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada, membahas tindakan yang akan dilakuka
n pada bayi BBLR /
Prematur sesuai dengan kebutuhan, antara lain memungkinkan masalah yang timbul pada bayi deng
an BBLR / Prematur :
a. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan perkembangan system saraf pusat imatur
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
1. Observasi tanda – tanda vital suhu 1. Hipotermia membuat bayi cenderung
badan. pada stress dingin .
Kolaborasi
Kolaborasi 6. Membantu mencegah kejang berkenaan
dengan perubahan fungsi SSP yang
6. Berikan obat – obatan sesuai dengan
disebabkan oleh hipertermia.
indikasi.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat badan extreme
(premature, dibawah 2.500 grm).
Intervensi Rasional
Mandiri Rasional
1. Timbang berat badan tiap hari. 1. Berat badan adalah indicator paling
sensitive dari keseimbangan cairan.
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
1. Tingkatkan cara – cara mencuci tangan 1. Mencuci tangan adalah praktek yang
pada staf , orang tua, dan pekerja lain. paling penting untuk mencegah
kontaminasi silang serta mengontrol
infeksi dalam ruang perawatan.
6. Pantau bayi terhadap tanda – tanda 6. Awitan lanjut penyakit dapat terjadi
infeksi. secepat mungkin pada hari ke lima.
Kolaborasi Kolaborasi
7. Pantau pemeriksaan laboratorium 7. Sepsis menyebakan jumlah trombosit
sesuai indikasi : jumlah trombosit menurun tetapi pada bayi pra term rentan
trombosit normal mungkin hanya 60.000.
mm3
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
Kolaborasi
5. Meningkatkan pemulihan pecah –
5. Berikan zalp Antibiotik pada hidung, pecah iritasi dan dapat membantu
mulut dan bibir bila pecah / teriritasi. mencegah infeksi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah proses dari keperawatan oleh perawat, klien serta keluarga. Dalam tind
akannya implementasi dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan keterampilan yang
dilakukan dengan
cermat dan efesien pada situasi yang tepat dengan melindungi keamanan fisik dan psikologis serta
mendokumentasikan intervensi dan respon klien baik secara tertulis maupun lisan untuk kelanjutan
asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian akhir dari proses keperawatan untuk mengevakuasi semua tahapan k
eperawatan seperti diagnosis, yaitu baik aktual maupun potensial apakah tujuan sudah tercapai atau
belum dan menggambarkan fokus spesifik untuk masalah yang ada dan apakah sesuai serta dapat
diterima oleh klien.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nomor register :-
1. Identitas klien
a. Nama : By. S
b. Tanggal lahir / Jam : 16 Mei 2011 / 11.00 wit
2. Identitas Ibu
a. Nama : Ny, S
b. Umur : 35 Thn
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : Angkasa
3. Identitas Ayah
a. Nama : Tn. Y
b. Umur : 37 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
g. Alamat : Angkasa
a. Hamil pertama
TP : 23 Mei 2011
a. Kelahiran : pertama
f. Pengeluaran :
Nafas 1 2
Jantung 2 2
Warna kulit 1 2
Tonus otot 2 2
Refleks 1 2
Jumlah 7 10
8. Tindakan resusitasi
a. Data saat dikaji: Megap-megap saat bernapas, Refleks isap lemah, Refleks menelan lemah, badan panas.
a. KU : Sedang
c. Panjang badan : 43 cm
e. Kepala
uka
eksi : Bentuk ovale, simetris kanan kiri, muka merah, tidak ada oedema.
ata
eksi : Bentuk simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret, palpebrae tidak oedema,
konjungtiva tidak anemis.
dung
eksi : Simetris kanan kiri, ada sekret, pernapasan cuping hidung ada, terpasang NGT pada lubang
hidung kanan.
linga
eksi : Lubang telinga ada + / +, tidak ada sekret, daun telinga ada, tidak terdapat kelainan.
ulut
eksi : Tampak simetris kanan kiri, bersih, palatum tidak ada kelainan, gigi belum tumbuh, bibir kering dan
pucat/sianosis, reflek isap lemah, refleks menelan lemah, rooting refleks ada.
eher
eksi :
Simetris kanan kiri, papila mamae belum terbentuk, sifat pernafasan dada, frekwensi pernafasan 68
kali / mnt, lingkar dada 29 cm.
bdomen
eksi : Bentuk datar, tidak ada benjolan, tali pusat hitam dankering, lingkar perut 25 cm.
unggung
kstremitas atas
stremitas bawah
eksi : Simetris kanan kiri, jari – jari kaki lengkap, akral hangat, refleks babinski negatif, lingkar paha atas 8
cm.
asi
AB : Kurang lebih 2 kali / hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
13. Data psikologis orang tua : orang tua klien mengatakan bagaimana
keadaan bayi saya, kapan bayi saya bisa pulang, apakah bayi saya sudah bisa minum ASI
, apakah berat badannya sudah naik, cemas memikirkan bayinya, takut terjadi sesuatu
pada bayinya.
Data Spiritual : Orang tua klien beragama kristen perotestan, sering berdoa sering berdoa bersama keluarga
demi kesembuhan bayinya.
- Vitamin K
si data
d. bayinya megap-megap saat bernapas d. Berat badan bayi saat dikaji : 2.100 g
k. Pernafasan : 68 x /mnt
p. Kulit kemerahan
q. Akral hangat
r. Dilakukan suction
25 – 30 cc / 2 jam
w. Infus NaCl 20 tetes/menit mikro
w. Pengobatan :
C. Analisa Data
KU lemah
Pernapasan 68x/menit Luas badan yang kecil
Akral hangat
Kelebihan panas
Hipertermi
KU lemah
Lingkar dada : 23 cm
Merangsang produksi HCL↑
Lingkar perut : 24 cm
mengatakan
a. bagaimana keadaan bayi saya Penurunan status kesehatan
ng tua tampak :
a. cemas dengan
kondisi bayinya.
b. sering
menjenguk bayinya.
c. Sering berdoa
bersama keluarga
demi kesembuhan
bayinya.
d. Sering
menanyakan keadaan
bayinya.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh belum optimal yang ditandai:
KU lemah
Pernapasan 68x/menit
Suhu badan 38,1oC
Kulit kemerahan
Akral hangat
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan dalam
mencerna makanan yang ditandai dengan :
KU lemah
Panjang bayi : 39 cm
Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar dada : 23 cm
Lingkar perut : 24 cm
3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit anaknya yang ditandai
dengan :