Anda di halaman 1dari 2

Efikasi Dexketoprofen Dalam Manajemen Nyeri

dr. Dennis William Pratama ( PPDS Ilmu Bedah FKUI - RSCM)


Pendahuluan
Saat ini nyeri merupakan salah satu tanda vital yang harus dievaluasi oleh dokter yang
merawat pasien. Kontrol nyeri yang tidak adekuat dapat menyebabkan terjadinya mual,
muntah, meningkatnya risiko thromboemboli vena, kecemasan, hingga depresi pada pasien.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan The WHO Pain Relief
Ladder berdasarkan derajat keparahan nyeri untuk tatalaksana nyeri yang adekuat. Analgesik
non-opioid merupakan analgesik lini pertama untuk tatalaksana nyeri derajat ringan-sedang.
Dexketoprofen merupakan salah satu jenis obat anti-inflamasi non-steroid. Artikel ini
membahas penggunaan dexketoprofen dalam tatalaksana nyeri.1,2

Isi
Dexketoprofen trometamol merupakan salah satu obat anti-inflamasi non-steroid yang
masuk dalam golongan asam aryl-propionat, yaitu S-enansiomer aktif dari ketoprofen,
sehingga menjadikan dexketoprofen sebagai analgesik yang lebih efektif dengan efek
samping lebih minimal dibandingkan ketoprofen. Seperti obat lain yang termasuk ke dalam
golongan anti-inflamasi non-steroid, dexketoprofen bekerja dengan menghambat kerja enzim
sikloogsigenase-1 dan sikloogsigenase-2. Dexketoprofen bersifat lipofilik, sehingga
penyerapannya diatur oleh laju difusi antar membran dan kompartemen hidrofilik.
Dexketoprofen terdiri dari asam bebas dexketoprofen dan dexketoprofen trometamol.
Penambahan garam trometamin ke dalam dexketoprofen ternyata meningkatkan penyerapan
dexketoprofen.3,4
Dexketoprofen trometamol dimetabolisme oleh hati dengan bantuan kedua enzim
sitokrom P450 (CYP2C8 dan CYP2C9). Dalam proses metabolismenya, dexketoprofen
dikonjugasi menjadi asil-glukoronida kemudian diekskresikan melalui ginjal setelah proses
metabolismenya lengkap. Dexketoprofen memiliki efek samping terhadap mukosa lambung
yang lebih ringan dibandingkan ketoprofen. Selain itu, dexketoprofen juga memiliki sediaan
lepas lambat sehingga menghasilkan penetrasi yang baik ke dalam sendi yang ditandai
dengan konsentrasi terapeutik yang persisten pada serum dan cairan sinovial.3,4
Dexketoprofen efektif untuk mengatasi nyeri sedang-berat seperti nyeri akibat nyeri
pinggang bawah, nyeri gigi, kolik renal, dismenorea, hingga nyeri pasca operasi. Selain nyeri
akut, dexketoprofen juga terbukti efektif untuk mengatasi nyeri kronik seperti osteoartritis
hingga nyeri akibat metastasis kanker. Onset kerja yang lebih cepat merupakan alasan
dipilihnya dexketoprofen dibandingkan obat lain dalam golongan yang sama. Selain onset
kerja yang cepat, hasil penelitian pada hewan menunjukkan bahwa potensi analgesik
dexketoprofen dua kali lebih besar dibandingkan dengan ketoprofen.3,4
Efek samping yang muncul pada penggunaan dexketoprofen pada umumnya sama
dengan efek samping dari penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid lainnya. Gejala yang
sering muncul antara lain mual dan muntah, diarea, dan dispepsia pada 1-10% kasus. Efek
samping yang jarang timbul antara lain ialah gastritis, konstipasi, mulut kering, dan perut
kembung sebanyak 0,1-1% kasus. Sedangkan untuk efek samping ulkus peptikum,
perdarahan gastrointestinal, hingga perforasi sangat jarang ditemukan yaitu hanya sebesar
0,01-0,1% kasus. Meskipun demikian gangguan gastrointestinal akibat penggunaan
dexketoprofen terbukti lebih rendah dibandingkan penggunaan obat anti-inflamasi non-steroif
lainnya.3,5
Penggunaan dexketoprofen pada populasi anak belum diteliti sehingga obat ini tidak
direkomendasikan bagi anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dexketoprofen
pada geriatri harus dikurangi hingga maksimal 50mg/hari karena adanya penurunan laju
eliminasi obat akibat fungsi ginjal yang semakin menurun pada kelompok usia ini. Obat ini
juga dikontraindikasikan bagi wanita hamil dan wanita yang sedang merencanakan kehamilan
karena akan menurunkan tingkat kesuburan wanita. Pada wanita menyusui obat ini juga tidak
direkomendasikan, meskipun belum ada data penelitian mengenai obat ini namun
diperkirakan obat ini juga dapat masuk ke dalam ASI seperti ketoprofen.3,5
Dexketoprofen juga tidak direkomendasikan bagi pasien dengan gangguan fungsi
hepar (Child-Pugh kelas C) karena adanya penurunan ekskresi dexketoprofen. Penggunaan
obat ini untuk pasien dengan gangguan fungsi hati ringan harus dilakukan penyesuaian dosis.
Pasien dengan gangguan ginjal derajat sedang-berat juga dikontraindikasikan untuk
mengonsumsi dexketoprofen karena adanya penurunan ekskresi obat. Untuk pasien dengan
gangguan ginjal ringan maka dosis maksimal yang direkomendasikan adalah 50mg/hari.3,5
Dexketoprofen trometamol tersedia dalam berbagai sediaan yaitu tablet oral, sirup,
dan parenteral baik untuk intravena maupun intramuskular. Sediaan oral diindikasikan untuk
tatalaksana nyeri derajat ringan-sedang, sedangkan parenteral diindikasikan untuk tatalaksana
nyeri akut derajat sedang-berat. Dosis yang direkomendasikan adalah 4-6x12,5 mg atau 3x 25
mg (tidak lebih dari 75mg) untuk sediaan oral, sedangkan untuk sediaan parenteral 2-3x50
mg dengan tidak lebih dari 150mg/hari.3

Kesimpulan
Dexketoprofen merupakan analgesik golongan non-opioid yang terbukti efektif
dengan onset kerja yang cepat untuk mengatasi nyeri derajat ringan hingga berat dengan efek
samping yang lebih minimal dibandingkan obat rasemiknya yaitu ketoprofen.

Referensi
1. Jamdade PT, Porwal A, Shinde JV, Erram SS, Kamat VV, dkk. Efficacy and
tolerability of intramuscular dexketoprofen in postoperative pain management
following hernia repair surgery. Anesthesiol Res Pract. 2011;1-4
2. Schaffer GV. Is the WHO analgesic ledder still valid?. Can Fam Physician.
2010;56:514-7
3. Walczak JS. Analgesic properties of dexketoprofen trometamol. Pain Management.
2011;1(5)409-416
4. Ceyhan D, Bilir A, Gulec MS. Evaluation of analgesic efficacy of dexketoprofen
added to paracetamol. Turk J Anesthesiol Reanim. 2016;44:312-6
5. Jacqz AE, Serreau R, Boissinot C. Excretion of ketoprofen and nalbuphine in human
milk during treatment of maternal pain after delivery. Ther Drug Monit.
2007;29(6):815-818

Anda mungkin juga menyukai