25 Jenis Penyakit Jiwa
25 Jenis Penyakit Jiwa
Manusia
Semakin beratnya persoalan hidup, zaman sekarang makin banyak orang yang menglami
gangguan mental dan jumlahnya pun terus bertambah. Apabila penanganannya terlambat,
kondisi ini menjadi sakit jiwa yang cukup serius meski memang setiap orang pasti enggan
mengalami hal ini. Gangguan kejiwaan kadang justru tak bisa dihindari karena tingkah laku,
pola pikir dan mood akan terpengaruh secara umum.
Ciri dari orang-orang yang mengalami gangguan mental atau sakit jiwa bisa berbeda, tapi
tetap ada gejala umum yang bisa diamati, seperti mood yang tadinya buruk kemudian dapat
menjadi senang secara drastis, maupun sebaliknya. Ciri lainnya yang begitu terlihat adalah
bagaimana seseorang kemudian bisa menjadi sangat marah yang dilampiaskan dengan
melakukan kekerasan, menarik dirinya dari kehidupan sosial, memiliki perasaan takut yang
berlebihan, serta mengalami delusional. Untuk ciri kondisi fisik, seseorang dapat merasa sakit
perut, nyeri pada punggung dan juga sakit kepala yang menyertai gejala-gejala perilaku di
atas.
Kondisi kesehatan yang sering Anda lihat di sekitar Anda kemungkinan bisa masuk ke dalam
kategori sakit jiwa. Di bawah ini adalah informasi mengenai pengelompokan atau kategori
sakit jiwa yang dapat Anda ketahui, namun pengelompokan ini dapat dibagi lagi menjadi
jenis-jenis tertentu gangguan jiwa. Bila melirik kelompok berikut ini, Anda mungkin sudah
merasa tak asing lagi.
Seseorang dapat mengalami gangguan ini di mana ia tidak lagi mampu mengendalikan
keinginannya dan tidak juga dapat menolak segala dorongan yang berasal dari dalam dirinya
untuk membahayakan orang lain maupun dirinya sendiri. Hal-hal ekstrim dan merugikan
akan dipilih untuk dilakukan olehnya, seperti piromania atau suka menyulut api serta
kleptomania atau suka mencuri barang kecil. Kelihatan umum dan sederhana, tapi kebiasaan
atau perilaku tersebut adalah salah satu tanda gangguan jiwa.
Seseorang dengan gangguan mood bisa merasa sedih secara berkelanjutan, lalu akan merasa
senang di saat tertentu, atau malah bisa jadi perasaan sangat sedih dan senang terjadi secara
fluktuatif. Kondisi semacam ini dapat dikatakan sebagai depresi atau gangguan bipolar, yaitu
bentuk yang paling umum. Kondisi tersebut juga bisa dianggap sebagai gangguan kiklomitik
di mana mood akan berubah dari sedih ke senang atau senang ke sedih secara signifikan.
Seseorang dengan masalah kepribadian akan mengalami gangguan yang pada umumnya akan
memperlihatkan karakter ekstrim. Orang-orang dengan gangguan kepribadian akan
cenderung kaku dan bahkan biasanya tak begitu sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan di
masyarakat, seperti paranoid ataupun antisosial.
4. Gangguan Kecemasan
Seseorang bisa memiliki masalah yang berkaitan dengan kecemasan dalam memberikan
respon situasi maupun terhadap obyek tertentu. Respon tersebut dapat diekspresikan dengan
peraaaan panik dan takut serta berkeringat, tak jarang juga meningkatnya detak jantung
sehingga lebih cepat. Sayangnya, respon tersebut tidak dapat dikendalikan oleh orang
tersebut sehingga akan mengganggu kegiatan sehari-hari. Fobia terhadap keadaan tertentu
juga bisa dimasukkan ke dalam kategori gangguan kecemasan, baik itu dalam bentuk
gangguan panik atau gangguan kecemasan sosial.
Seseorang yang mengalami gangguan ini tentu pikirannya akan didominasi dengan segala
ketakutan maupun pikiran yang sangat mengganggu sehingga dinamakan obsesif. Keadaan
ini justru membawa penderita untuk melakukan ritual berulang kali yang akhirnya kita bisa
sebut dengan kompulsif. Salah satu contoh ambil saja kasus di mana seseorang suka mencuci
tangan berkali-kali yang disebabkan rasa ketakutan berlebihan terhadai bakteri, kuman dan
virus.
Seseorang yang mengalami gangguan satu ini, akan ada perubahan emosi, kebiasaan, serta
perilaku yang akan kelihatan dan semuanya berkaitan dengan makanan dan berat badan.
Ambil saja contoh yang paling sering kita temui, yakni anoreksia nervosa dan pada kondisi
ini penderita begitu takutnya berat badan di mana ketakutan semacam ini dianggap abnormal.
Kemudian otomatis karena takut berat badan naik, ia pun menjadi enggan untuk makan.
Ambil contoh lainnya, yaitu bulimia nervosa yang pada kondisi ini penderita bakal makan
terus, bahkan secara berlebihan, lalu makanannya ia muntahkan secara sengaja. Selain itu,
masih ada juga kondisi binge-eating di mana seseorang makan berlebihan dalam porsi banyak
secara terus-menerus, tapi bedanya dengan bulimia, ia tak akan memuntahkan makanan yang
sudah dimakan.
7. Gangguan Psikosis
Seseorang yang terkena gangguan mental ini maka pikirannya akan terkacaukan berikut juga
kesadarannya. Delusi serta halusinasi merupakan 2 bentuk gejala yang kerap diperlihatkan
penderitanya. Halusinasi adalah ketika seseorang mendengar atau melihat suara yang pada
kenyataannya tak ada atau sama sekali tidak nyata dan kondisi ini berbeda dari delusi.
Delusi merupakan hal yang kebenarannya sama sekali tidak ada tapi sangat diyakini sebagai
sesuatu yang benar oleh pengidapnya, seperti contohnya delusi kejar, di mana penderita akan
terus terganggu karena merasa diikuti oleh seseorang. Ambil contoh lainnya, seperti
skizofrenia, yaitu penderita memiliki gangguan otak sehingga halusinasi berikut juga delusi
dialami olehnya.
Zat psikoaktif dapat membuat seseorang mengalami gangguan mental dan jiwa. Yang
tergolong dalam kelompok zat psikoaktif antara lain adalah obat-obatan terlarang atau
narkoba serta minuman keras. Saat seseorang kecanduan salah satu atau keduanya, maka
mental dan pikirannya otomatis akan terganggu, terutama jika konsumsi secara terus-menerus
dan sudah pada jangka waktu yang lama.
9. Gangguan Somatoform
Seseorang mengalami gangguan seksual atau bahkan gender yang memengaruhi perilaku
seksual serta gairahnya. Kondisi seperti ini dapat meliputi gangguan identitas gender maupun
disfungsi seksual.
Seseorang yang mengidap gangguan seperti ini akan menjadikannya seorang pribadi yan
begitu emosional. Bahkan dari segi perilaku juga akan berubah sesudah berada di suatu
kondisi tertentu atau tekanan tertentu. Kondisi yang mampu membuat seseorang sulit berada
pada penyesuaian adalah saat ia kehilangan pekerjaan yang ia sukai, bencana alam,
perceraian, maupun kondisi krisis lainnya.
Seseorang dengan kasus ini dianggap juga mengalami gangguan mental di mana gangguan ini
akan muncul tepat sehabis orang tersebut mengalami kejadian yang sama sekali tak
mengenakkan maupun menakutkan. Contoh kejadian yang bisa memengaruhinya adalah
bencana alam, pelecehan seksual, serta adanya anggota keluarga terdekat yang meninggal
secara tiba-tiba.
Setelah mengintip beberapa kategori dari kondisi sakit jiwa, saat ini kita akan melihat satu
per satu dari jenis-jenis gangguan jiwa yang sebagian sudah sangat familiar bagi kita. Untuk
memperoleh penanganan yang tepat, mengenali kondisi serta ciri-ciri dari sakit jiwa sangat
diperlukan, maka berikut adalah beberapa daftarnya. Meski ada banyak sekali jenis dari sakit
jiwa, 12 kasus ini adalah yang kerap ada di sekitar kita.
1. Bipolar Disorder
Gangguan bipolar diketahui juga masuk di dalam kategori gangguan mood atau afektif di
mana gangguan ini berkaitan dengan adanya masalah pada otak sehingga menimbulkan
perubahan yang abnormal. Perubahan drastis pada tingkat aktivitas, energi maupun suasana
hati dapat terjadi. Bahkan kemampuan dalam melakukan aktivitas keseharian juga akan
dipengaruhi dan ini kita juga dapat menyebutnya sebagai kondisi penyakit manik-depresif.
Ciri-cirinya:
Mengalami perubahan suasana hati yang cukup cepat, seperti dari senang beralih ke sedih,
begitu juga sebaliknya.
Terdapat juga multi-emosi pada penderitanya.
Kondisi ini dapat mempengaruhi atau bahkan memperburuk hubungan sosial, kegiatan
sekolah, pekerjaan, dan bisa memicu kepada aksi bunuh diri.
2. Skizofrenia
Termasuk di dalam kategori gangguan psikosis, skizofrenia adalah jenis sakit jiwa yang
penyebabnya adalah kelainan kimiawi yang terjadi di otak. Fungsi sistemik dan impuls saraf
otak pun akhirnya terganggu sehingga fungsi otak pun menjadi gagal di dalam fungsinya
mengolah informasi yang berasal dari dan menuju ke panca indera.
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
Memiliki tekanan di dalam diri sehingga menghabiskan banyak waktu untuk mengganggu
fungsi normal dari seseorang maupun sesuatu yang masih ada hubungannya dengan orang
lain.
Mengalami keresahan berlebihan di mana ia akan merasakan ketidaknyamanan, tekanan
serta kecemasan.
Sering melakukan tindakan yang lebih dari 2 atau 3 kali alias berulang-ulang.
Dapat berisiko terobsesi untuk melukai orang lain dan bahkan dirinya sendiri yang terjadi
pada gangguan OCD tertentu sehingga orang terdekat penderita harus mampu
mendampingi dan memberikan informasi secara selektif.
4. Psikopat
Istilah satu ini telah beredar lama di masyarakat dan kita tahu betapa mengerikannya jenis
sakit jiwa satu ini. Berasal dari kata psyche yang memiliki makna jiwa dan pathosi yang
berarti penyakit, psikopat pada dasarnya bermakna sakit jiwa, dan hal ini sebenarnya berbeda
dari psikosis atau kegilaan. Ini dikarenakan seseorang yang psikopat dianggap juga
“Sosiopat” yang merupakan seseorang antisosial yang bisa memberikan kerugian bagi orang-
orang di sekitarnya.
Orang yang memiliki kondisi gangguan jiwa seperti ini tak memiliki sedikit pun empati
terhadap orang lain. Parahnya dan yang lebih membuat ini menakutkan adalah bahwa seorang
psikopat sadar betul apa yang telah ia perbuat dan ia sama sekali tak memiliki rasa menyesal.
Ciri-cirinya:
5. Anorexia Nervosa
Tergolong di dalam gangguan pola makan, seseorang yang mengalami hal ini akan selalu
merasa tak puas akan berat badannya yang padahal sudah turun dan sudah termasuk ideal
atau bahkan di bawah angka ideal. Depresi dan kecemasan yang intens akan dialami oleh
penderita anoreksia nervosa karena ketidakpuasan tersebut.
Ciri-cirinya:
Merasa ketakutan intens akan berat badan naik jika makan sedikit saja.
Enggan mempertahankan berat badan di atas maupun pada level normal.
Mengingkari bentuk dan berat badan yang sudah pas.
Mengalami amenorrhea atau keadaan di mana wanita tak menstruasi.
Mengalami malnutrisi dikarenakan munculnya gangguan kesehatan serta metabolisme yang
berakibat kematian.
6. Skizoaffectif
Gangguan ini merupakan gangguan mental yang terbilang rancu karena timbul gejala
kombinasi antara gangguan mood dan gejala skizofrenia.
Ciri-cirinya:
7. Self Injury
Self injury atau melukai diri sendiri juga terbilang sebagai salah satu dari bentuk sakit jiwa
karena seseorang akan membahayakan dirinya sendiri dengan melukai tubuhnya. Ini
dilakukan supaya rasa sakit emosional yang dialami bisa teratasi.
ads
Ciri-ciri:
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah gangguan identitas disosiatif atau sakit jiwa di mana
akan terbentuk 2 atau lebih kepribadian yang tidak sama satu dengan yang lain sebagai
akibatnya. Kepribadian-kepribadian yang terbentuk secara berulang akan mengendalikan
seseorang yang mengalami kondisi sakit jiwa ini.
Ciri-cirinya:
Sakit kepala dan terus ada keinginan untuk melakukan aksi bunuh diri.
Penderita terus memiliki kondisi yang berubah-ubah apalagi saat kepribadian yang satu
bertukar dengan kepribadian lainnya.
Mengalami penyimpangan waktu, amnesia, dan distorsi waktu.
Penderita merasa sedang tak mendiami raga mereka sendiri dan selalu menganggap diri
sendiri sebagai orang yang tak nyata atau orang asing.
Penderita seperti merasa bahwa ia tengah terpisah dari dirinya yang asli, entah itu secara
mental maupun fisik.
9. Antisosial
Gangguan ini masuk ke dalam golongan gangguan kepribadian di mana dikenal juga dengan
sebutan sociopathy. Pribadi yang seperti ini biasanya akan selalu sinis, cenderung tak
mempunyai perasaan, kurang merasa empati, kerap menghina orang lain entah itu
penderitaan, hak maupun perasaan.
Ciri-cirinya:
10. Enosimania
Dalam sejumlah kasus, enosumonia dapat menjadi hal yang positif sebab akan membuat
orang selalu mengutamakan kehati-hatian, tapi bila berlebihan maka akan memunculkan rasa
tidak nyaman. Seseorang dengan ketakutan besar dalam melakukan kesalahan dan juga
memperoleh kritik dari orang lain dianggap memiliki gangguan jiwa enosimonia.
Ciri-cirinya:
Bulimia merupakan sebuah sakit jiwa yang berhubungan dengan makan dan seseorang
dengan kondisi ini tidak akan ragu untuk menikmati segala makanan yang ada di depannya
dengan porsi yang banyak dan bahkan berlebihan. Namun setelah itu, ia akan berusaha
mengeluarkannya dari tubuh alias memuntahkannya secara paksa; bisa juga dengan memakan
obat pencahar. Para wanitalah yang cenderung sering mengalami hal ini.
Ciri-cirinya:
12. Kleptomania
Kleptomania tentu bukan istilah yang asing lagi karena masyarakat pun sudah banyak yang
tahu bahwa kleptomania ada hubungannya dengan mencuri, bahkan di tempat umum
sekalipun. Seseorang bisa saja mencuri barang orang lain di sebuah pesta, atau saat
mengunjungi supermarket. Ada dorongan yang tak bisa ia kendalikan untuk mencuri yang
sebenarnya barang tersebut pun tidak ia butuhkan dan bahkan barang yang ia ambil kadang
tak begitu bernilai.
Ciri-cirinya:
Keinginannya begitu mendesak dan besar untuk mencuri yang barang tersebut sebenarnya
tak ia butuhkan.
Merasa puas, lega, dan senang saat mencuri.
Sesudah mencuri, ia dapat merasa menyesal dan merasa bersalah, bahkan ia bakal
membenci diri sendiri serta ada rasa takut bila ditangkap polisi.
Apapun yang penderita kleptomania curi bukan atas dasar kepentingan pribadi maupun
balas dendam terhadap seseorang, melainkan hanya karena adanya dorongan kuat dari
dalam dirinya untuk mengambil barang yang bukan miliknya.
Walau sesudah mencuri ada penyesalan di dalam diri, dorongan mencuri tidak akan berhenti
sampai di situ dan akan terus timbul secara spontan. Biasanya dorongan tersebut bakal
muncul lagi ketika penderita tengah stres atau depresi sehingga untuk menyenangkan diri
sendiri, ia akan melakukan pencurian.
Sebab pasti dari penyakit gangguan mental atau kejiwaan memang tidaklah diketahui karena
pada dasarnya ada berbagai hal yang bisa menjadi latar belakarng seseorang mengalami sakit
jiwa. Faktor lingkungan sekitar atau justru faktor genetik, atau bahkan kombinasi dari faktor-
faktor lain tertentu bakal turut memperbesar kemungkinan seseorang mengidap sakit jiwa.
Berikut di bawah ini merupakan faktor paling umum dari kondisi sakit jiwa pada seseorang.
1. Mempunyai keluarga satu darah yang memiliki riwayat gangguaan kejiwaan. Ini dikarenakan
ada gen-gen tertentu yang bisa membuat risiko seseorang terganggu jiwanya meningkat.
Persoalan hidup dapat menjadi pemicu paling besar yang kemungkinan pernah penderita
sakit jiwa alami sebelumnya.
2. Neurotransmiter atau senyawa kimia alami yang ada pada bagian otak berperan sangat vital
bagi kesehatan kejiwaan dan mental seseorang. Reaksi kimia ini dapat mengalami
perubahan dan kemudian memberi pengaruh pada suasana hati seseorang serta beragam
aspek kesehatan mental penderitanya.
3. Hormon yang tidak seimbang pun dapat dimasukkan pada faktor pemicu sakit jiwa sehingga
kesehatan mental pun akhirnya terpengaruh dan ini benar-benar terjadi pada beberapa
kasus.
4. Terkena paparan obat-obatan, minuman keras, racun maupun virus ketika masih berada di
dalam kandungan.
5. Mengonsumsi obat-obatan terlarang secara berkepanjangan dan akhirnya sampai
kecanduan.
6. Mengalami trauma dan tekanan-tekanan serius, seperti halnya menjadi korban bencana
alam atau mengalami pelecehan seksual (dalam banyak kasus yang terjadi adalah
pemerkosaan).
7. Sebelumnya dulu pernah mengalami yang namanya sakit jiwa.
8. Mempunyai teman hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki teman sehingga
kerap merasa sendiri.
9. Otak mengalami kerusakan.
10. Mengidap penyakit parah atau kronis, contohnya kanker.
11. Memiliki kehidupan berlika-liku dan penuh tekanan, seperti perceraian atau kesulitan dalam
hal keuangan; kematian dari anggota keluarnya juga mengakibatkan kesedihan mendalam
yang berisiko berujung pada gangguan jiwa seseorang.