Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sulastri Silalahi, S.

Pd
No Peserta : 18071915610044

TUGAS KB 1 MODUL 1: PA 21

Dalam bagian materi sebagaimana yang telah Anda baca dan pahami, beberapa materi pokok
yang meliputi diskripsi dan analisis tentang karakter utama masyarakat abad 21 dan berbagai
konsekuensi perkembangannya. Sederet pertanyaan kemudian bisa diajukan terkait dengan perubahan
moda pembelajaran pada lembaga pendidikan, bagaimana konsekuensinya terhadap karakteristik
guru abad 21? , dan bagaimana pula konsekuensinya terhadap karakteristik siswa?. Oleh
karena itu, silahkan Anda merenungkan perkembangan baru abad 21 yang telah memasuki era digital,
dan kemudian buatlah analisis singkat tentang implikasinya terhadap proses pembelajaran pada
masing -masing lembaga sekolah Anda. Kemudian silakan membuat analisis tentang konsekuensi
perkembangan pembelajaran baru abad 21 tersebut bagi profesi Anda sebagai guru menghadapi
tantangan pembelajaran era digital yang berangkat dari situasi dan kondisi riil pada lembaga sekolah
Anda. Tipologi atau profil guru ideal seperti apa menurut Anda guru yang sesuai dengan
karakteristik guru abad 21? Akhirnya silakan adakan analisis ringkas tentang karakteristik siswa
abad 21 yang berangkat dari kondisi riil yang Anda hadapi sehari pada sekolah Anda.

Jawab :

Abad 21 merupakan abad informasi dan komunikasi, yang ditandai dengan perkembangan
pesat pada teknologi informasi dan komunikasi. Situasi abad 21 identik dengan informasi yang
membentuk masyarakat menjadi masyarakat informasi atau sering disebut “fenomena masyarakat
digital”.Teknologi informasi dan komunikasi berupa televisi, telepon, komputer, dan internet
mengalami perkembangan yang luar biasa. Maraknya era digital memaksa masyarakat harus dapat
menyesuaikan diri dengan teknologi digital dan berjejaring secara produktif. Perkembangan
peradaban pun menyajikan perubahan pada masyarakat yang disebut isebut sebagai era informasional
atau revolusi industri 4.0.
Manuel Castell menyatakan masyarakat informasional itu ditandai dengan karateristik dasar:
Pertama, ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan informasi. Kedua, karena informasi
adalah bagian dari seluruh kegiatan manusia, teknologi-teknologi itu mempunyai efek yang meresap.
Ketiga, semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh ‘logika jaringan’
yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas proses-proses dan organisasi-
organisasi. Keempat, teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi
dan berubah secara terus-menerus. Akhirnya, teknologi-teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan
informasi sedang bergabung menjadi suatu sistem yang sangat terintegrasi.
Demikian pula Scoth Lash dalam “Critique of information ” (2002) menyatakan bahwa
masyarakat informasi dipahami sebgaai produksi pengetahuan. Produksi informasi menyangkut
kemanfaatan. Informasi itu sendiri bersifat statis, komunikasilah yang membuat informasi menjadi
dinamis, kuat dan sumber energi. Scott Lash kemudian mengembangkan konsep ICT.
Perubahan dunia ke arah era revolusi masyarakat digital itu juga berdampak pada
dunia pembelajaran. Perubahan peradapan menuju masyarakat berpengetahuan (knowledge society),
menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu mampu memahami dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy Skills). Pendidikan memegang
peranan sangat penting dan strategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki
keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis;
(4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi.
Perubahan karakter masyarakat yang terjadi abad 21 berimplikasi terhadap
karakteristik guru. Guru sebagai penunjang dalam keberhasilan proses pembelajaran harus
bertransformasi baik secara teknik maupun sosio-kultural untuk mengahadapi masyarakat
digital . Pada abad 21 , guru harus mampu memenfaatkan teknologi digital untuk mendesain
pembelajaran yang kreatif. Kemampuan para guru untuk mendidik pada era digital perlu
dipersiapkan dengan mmeperkuat padegogik siber pada diri guru. Guru yang lebih banyak berperan
sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain
pembelajaran yang kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis.
Sebagai konsekuensi moda pembelajaran abad 21 menghadirkan guru abad 21 yang
memiliki karakteristik antara lain : Pertama, disamping sebagai fasilitator, guru berperan
menjadi motivator dan inpirator. Di era digital saat ini, guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Siswa dapat mencari pengetahuan melalui internet. Oleh karena itu , kemampuan guru sebagai
fasilitator harus diperkuat dengan cara mengarahkan pembelajaran pada proses diskusi , memecahkan
masalah, hingga melakukan proyek yang merangsang proses berpikir siswa. Proses pembelajaran
berorientasi pada siswa (student center) bukan pada guru (teacher center) lagi. Guru memposisikan
diri sebagai mitra belajar bagi siswa.
Kedua, guru harus memiliki minat baca yang tinggi . Pengetahuan merupakan sesuatu yang
bersifat dinamis. Guru abad 21 harus selalu membaharui wawasan dan pengetahuan yang dimiliki
dengan banyak membaca. Informasi yang dimiliki guru harus selalu diupdate, jangan sampai
tertinggal dari siswa. Ketidaktahuan guru (kurangnya pengetahuan dan informasi) akan menurukan
kredibilitas atau kewibawaan guru yang akan berdampak pada kualitas pembelajaran.
Ketiga, selain membaca , guru abad 21 harus memiliki kemampuan menulis. Guru dituntut
untuk menuangkan gagasan-gagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Dalam era
digital guru tidak hanya sebagai konsumen pengetahuan tapi juga sebagai produsen pengetahuan.
Guru harus dapat memberikan sumbangan pemikiran melalui karya-karya tulisnya sebagai upaya
peningkatan kualitas pembelajaran.
Keempat, guru abad 21 harus harus kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran
sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Pemebelajaran era digital tidak lagi
dilakukan secara konvensional melainkan berubah pada berbasis online (e-learning). Misalnya , pola
pembelajaran Hibrida yang mengkombinasikan pertemuan tatap muka dikelas dengan situs
pembelajaran online. Kehadiran e-learning menuntut guru abad 21 untuk kreatif dan inovatif dalam
memanfaatkan media baru berbasis web. Guru harus dapat memanfaatkan multimedia dalam kegiatan
pembelajaran.
Kelima, guru harus mampu melakukan transformasi kultural. Transformasi dalam hal ini
adalah pergantian atau perubahan dari sesuatu yang dianggap lama (usang) menjadi sesuatu yang
baru. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi , pembelajaran pun harus disesuaikan. Dengan
demikian, diperlukan adanya transformasi kultural dari model pembelajaran yang berprinsip searah,
top-down, dan memposisikan peserta didik sebagai pihak yang pasif berubah ke arah model
pembelajaran konstruktivistik yang berorientasi pada peserta didik. Guru dalam pembelajaran abad 21
dituntut mengenali dan menguasai pembelajaran berbasis TIK.
Demikian pula abad 21 juga berdampak pada pola pembelajaran siswa. Siswa yang
merupakan sasaran pembelajaran berubah mengikuti perkembangan teknologi. Jika dahulu siswa
hanya memiliki peluang belajar pada lembaga sekolah, namun saat ini sumber belajar dapat diperoleh
dimana saja. BernieTrilling dan Cahrles Fadel (2009) mengidentifikasi karakteristik siswa abad
21 meliputu : Pertama, ketrampilan belajar dan inovasi : berpikir kritis dan pemecahan masalah
dalam komunikasi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus dipandang sebagai subjektif yang memiliki daya seleksi dan interpretasi, serta daya kreasi
tinggi dalam suatu proses pembelajaran.
Kedua, keahlian literasi digital: literasi media baru dan literasi ICT. Siswa abad 21 adalah
mereka yang memiliki kemampuan mengenali , menggunakan secara teknis dan memanfaatkan pada
aktivitas pembelajaran. Siswa dapat juga terlibat dalam pembelajaran audiovisual maupun proses
pembelajaran berbasis web termasuk penggunaan meultimedia interaktif.
Ketiga, kecakapan hidup dan karir: memiliki kemmapuan inisiatif yang fleksibel dan
inisitaif adaptif dan kecakapan diri secara sosial dalam interaksi antar budaya, kecakapan
kepemimpinan produktif dan akuntabel, serta bertanggung jawab. Siswa abad 21 tidak saja sekadar
pasif menerima begitu saja tetapi senantiasa mengambil inisiatif dalam berbagai aktivitas
pembelajaran. Jadi di era digital ini, siswa harus memiliki kemampuan belajar mandiri karena media
baru telah menyediakan informasi.
Proses pembelajaran pada sekolah saya saat ini sudah mengarah pada era digital. Meski
terbilang baru beroperasi 4 tahun , namun sarana dan prasarana tidak terlalu tertinggal dibanding
sekolah lainnya. Bantuan pemerintah yakni penyediaan jaringan internet melalui PSN atau wifi
nusantara banyak membantu proses pembelajaran di era digital. Mengingat tidak semua siswa
yang memiliki kemmapuan ekonomi menengah ke atas. Ketersediaan wifi nusantara yang tidak
berbayar ini, memudahkan siswa maupun guru dalam mengakses pengetahuan.
Selain itu, sarana yang terkait dalam memasuki era digital saat ini diskolah saya
dilengkapi dengan laboratorium komputer. Unit komputer yang tersedia pun cukup memadai, serta
adanya lcd proyektor yang dapat digunakan untuk mendesain pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan menarik.
Proses pembelajaran sudah menjadikan siswa sebagai sasaran, dimana siswa diberi rangsangan untuk
belajar mandiri melalui tugas proyek maupun pemecahan masalah yang diberikan guru. Walau belum
sepenuhnya berjalan dengan baik, tapi proses pembelajaran sudah berlangsung secara 2 arah.
Abad 21 ini juga berdampak pada tanggung jawab sebagi guru, dimana saya berusaha
membaharui pengetahuan melalui web. Era digital ini menuntut saya untuk tidak gagap
teknologi agar tidak tertinggal dari siswa. Mencari model pembelajaran yang sesuai sebelum
masuk ke kelas sehingga dapat memafasilitasi siswa dalam pemrolehan informasi.
Hanya saja tidak semuanya berlangsung dengan baik, mengingat sebagian siswa yang
ada disekolah masih gagap teknologi. Selain itu, ekonomi yang masih berada dibawah
mengakibatkan tidak semua siswa memiliki teknologi sendiri (smartphone) , sehingga
menghambat belajar mandiri. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran abas 21 masih terhambat.
Siswa masih belum melek teknologi sehingga pemanfaatan teknologi belum terlaksana dengan baik.
Oleh karena itu diera digital seperti ini dibutuhkan guru dengan profil meliputi:
1. Kepribadian yang matang dan berkembang : guru dapat bertransformasi sesuai dengan
perkembangan zaman.
2. Kecakapan berkomunikasi : guru harus dapat mentranfer informasi kepada siswa
3. Kreativitas dan keingintahuan intelektual : guru dapat mendesain pembelajaran dan media
yang mendukung sekalipun sarana dna prasarana tidak memadai
4. Berpikir kritis: berpikir berdasarkan fakta yang ada dan berusaha untuk memberikan
penalaran yang masuk akal
5. Kecakapan melek informasi dan media : guru harus mampu menganalisa, mengakses,
mengelola, mengintegrasi informasi dalam berbagia bentuk dan media.
6. Kecakapan hubungan anatr pribadi dan kerja sama : guru juga harus dapat menunjukkan kerja
sama berkelompok dan kepemimpinan , berempati, dan menghormati perspektif yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Https://ppgspada.brightspace.com : Modul 1: Pembelajaran Abad 21(Karakteristik Guru dan Siswa
Abad 21)

Anda mungkin juga menyukai