Anda di halaman 1dari 5

PUTUSAN SELA

No. 13/Pid.B/2018/PN.MKS

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Kota Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat
pertama dengan pemeriksaan acara biasa, telah menjatuhkan Putusan Sela sebagai berikut dalam
perkara atas nama Terdakwa :

Nama Lengkap : Gusti Aden Wijaya


Tempat Lahir : Manado, 1 Januari 1994
Umur/Tanggal Lahir : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. A.P. Pettarani
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : S1
Terdakwa ditahan, Pengadilan Negeri tersebut,
Setelah membaca:
1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Kota Makassar No. 13/Pid.B/2018/PN.MKS . tertanggal 5
Maret 2018 tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini.
2. Penetapan Ketua Majelis No. 13/Pid.B/2018/PN.MKS . tertanggal 8 April 2018 tentang
penetapan hari sidang.
3. Setelah mendengar pembacaan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan Nomor Register
Perkara PDM-13/Mks/03/2018. Setelah mendengar pembacaan Nota Keberatan atau Eksepsi dari
tim Penasehat Hukum Terdakwa atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 1 April
2018, setelah mendengar pula tanggapan atau pendapat dari Jaksa Penuntut Umum atas Keberatan
atau Eksepsi tim Penasehat Hukum Terdakwa tertanggal 1 April 2018.
Menimbang:
Bahwa sesuai dengan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 27 Maret 2018 dengan
No.Reg.perkara PDM-13/Mks/03/2018 Terdakwa didakwa dengan Dakwaan sebagai berikut:

DAKWAAN
Dakwaan Alternatif Kesatu sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 354 ayat (1)
KUHP,
Dakwaan Alternatif Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 355 ayat (1)
KUHP.
Menimbang:
Bahwa atas Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut tim Penasehat Hukum Terdakwa
mengajukan keberatan yang pada pokoknya yaitu:
1. Bahwa surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum nyata-nyata telah salah dalam menerapkan hukum
atau Pasal yang seharusnya didakwakan terhadap Terdakwa, hal ini dikarenakan dakwaan Pasal
355 KUHP tidak memenuhi unsur-unsur materiil.
2. Bahwa pengenaan dakwaan yang tepat terhadap tindak pidana yang dituduhkan kepada
Terdakwa tersebut hanya Pasal 354 KUHP, hal ini dikarenakan unsur-unsur materiil terpenuhi.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penaihat Hukum Terdaka berpendapat bahwa Jaksa
Penuntut Umum telah keliru dan nyata-nyata telah salah dalam menerapkan hukum atau Pasal
dalam surat dakwaannya. Untuk itu Penasihat Hukum Terdakwa mohon supaya Pengadilan Negeri
Kota Makassar menetapkan bahwa peradilan atas perkara atas nama terdakwa tidak dapat
dilanjutkan dan mengembalikan berkas perkara kepada Penuntut Umum.
Menimbang:
Bahwa terhadap Keberatan atau Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tersebut Jaksa Penuntut
Umum telah pula mengajukan Pendapat atau Tanggapan yang dibacakan pada Persidangan pada
hari Selasa, 1 April 2018, untuk lebih jelasnya dan menyingkat uraian keputusan ini yang pada
pokoknya berkesimpulan memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Makassar
menolak Keberatan atau Eksepsi tim Penasehat Hukum Terdakwa dengan memberi Putusan Sela
sebagai berikut:
1. Menolak Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa tertanggal 1 April 2018.
2. Tetap menerima Surat Dakwaan Penuntut Umum yang telah dibacakan dalam persidangan
Pengadilan Negeri Kota Makassar untuk dijadikan dasar pemeriksaan dan mengadili perkara para
Terdakwa atas nama Gusti Aden Wijaya.
3. Melanjutkan persidangan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini.
Menimbang:
Bahwa atas tanggapan Jaksa Penuntut Umum tersebut di atas, Penasihat Hukum terdakwa di
persidangan menyatakan tetap pada eksepsinya yaitu persidangan mengenai perkara atas nama
terdakwa Gusti Aden Wijaya tidak dapat dilanjutkan.

Menimbang:
Bahwa sebelum mempertimbangkan Keberatan/Eksepsi penasehat Hukum Terdakwa dan
Tanggapan Pendapat Jaksa Penuntut Umum Majelis Hakim terlebih dahulu akan menjelaskan
landasan dasar hukum yang dijadikan tim Penasehat Hukum mengajukan keberatan atas dakwaan
Jaksa Penuntut Umum.
Bahwa menurut pasal 156 ayat (1) KUHAP yang menjadi materi keberatan Eksepsi Penasehat
Hukum atas Dakwaan Jaksa Penuntut umum hanyalah secara limitatif menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
1. Dakwaan tidak dapat diterima.
2. Dakwaan harus dibatalkan.
Bahwa meskipun pasal 156 ayat (1) KUHAP hanya dimungkinkan mengajukan Keberatan/Eksepsi
terhadap Dakwaan Jaksa Penuntut Umum sebatas bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili
perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau dakwaan harus dibatalkan akan tetapi dalam
hal bagaimana dakwaan tidak dapat diterima atau dakwaan harus dibatalkan.

Menimbang:
Bahwa keberatan Penasihat Hukum Terdakwa pada pokoknya adalah mengenai Jaksa Penuntut
Umum yang salah dalam menerapkan hukum dalam surat dakwaannya. Bahwa sebenarnya
pengenaan dakwaan yang tepat terhadap tindak pidana yang dituduhkan kepada Terdakwa Gusti
Aden Wijaya adalah hanya Pasal 354 KUHP.

Menimbang:
Bahwa setelah mempelajari dan memperhatikan Pandangan/Pendapat Jaksa Penuntut Umum maka
terhadap Keberatan/Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa Gusti Aden Wijaya , Majelis Hakim
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa eksepsi yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa pada pokoknya adalah telah
memasuki ranah materi atau pokok perkara yaitu membela perbuatan Terdakwa dan menangkis
Pasal yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum.
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 156 ayat (1) KUHAP, hal-hal yang dapat diajukan dalam
eksepsi atau keberatan adalah:
a. Masalah kompetensi/kewenangan mengadili yaitu bahwa pengadilan tidak berwenang
mengadili atau surat dakwaan diajukan pada pengadilan yang salah.
b. Dakwaan tidak dapat diterima disebabkan karena batalnya hak untuk melakukan penuntutan
karena nebis in idem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 KUHP, meninggalnya terdakwa,
kesalahan menunjuk terdakwa, dan kadaluarsa sebagaimanana yang antara lain diatur dalam Pasal
78 KUHP.
c. Bahwa dakwaan harus dibatalkan karena tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
Pasal 143 ayat (2) KUHAP atau melanggar Pasal 144 ayat (2) dan (3) KUHAP serta dakwaan
kabur atau tidak jelas.

Menimbang:
Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dan berdasarkan Pasal 156 ayat
(1) dan ayat (2) Undang-Undang No.8 Tahun 1981 (KUHAP) maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa eksepsi/keberatan Penasihat Hukum Terdakwa tidak dapat diterima dan selanjutnya Majelis
Hakim menetapkan bahwa pemeriksaan perkara ini dilanjutkan.

Mengingat:
Selain pasal-pasal dari Undang-Undang No.8 tahun 1981 seperti diuraikan di atas juga peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan.

MENGADILI
1. Menyatakan bahwa keberatan tim Penasihat Hukum TerdakwA Gusti Aden Wijaya tidak
diterima.
2. Menyatakan bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum pada tanggal 1 Maret 2018 Nomor Register
Perkara PDM 13/Mks/03/2018 adalah memenuhi syarat Undang-undang karenanya dapat diterima
sebagai dasar pemeriksaan di persidangan dalam perkara ini.
3. Menyatakan bahwa pemeriksaan perkara Terdakwa Gusti Aden Wijaya dilanjutkan.

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar
pada hari Selasa, 8 April 2018, oleh:
1.Muh. Zuhud AL Khaer, SH., MH. (Ketua Majelis)
2.Munir Ali Ichsan, SH (Hakim Anggota)
3. Mutiani, S.H (Hakim Anggota)
Putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa, 8 April
2018 oleh Majelis dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut. dengan dibantu oleh Maseati,
Sm.Hk. sebagai Panitera serta dihadiri oleh Tim Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa yang
didampingi oleh Tim Penasihat Hukumnya.

Panitera Hakim Ketua Majelis, Hakim Anggota,


Maseati , Sm.Hk. Muh. Zuhud AL Khaer, SH., MH. 1. Munir Ali Ichsan,
2. Mutiani, S.H

Anda mungkin juga menyukai