Anda di halaman 1dari 18

Hari Laksono

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia


Jl. Perintis Kemerdekaan No 175
Banyumanik - Semarang
hari.laksono@bpk.go.id

THE EVALUATION OF EVALUASI KESUKSESAN


SIMDA BMD IN GROBOGAN SIMDA BMD PADA
DISTRICT USING PEMERINTAH
COMBINATION OF DELONE KABUPATEN GROBOGAN
MCLEAN AND TECHNOLOGY MENGGUNAKAN MODEL
ACCEPTANCE MODEL KOMBINASI DELONE
MCLEAN DAN TECHNOLOGY
ACCEPTANCE MODEL
ABSTRACT / ABSTRAK
Grobogan District Government adopts SIMDA Pemerintah Kabupaten Grobogan mengadopsi
BMD for its assets administration. Evaluation SIMDA BMD untuk penatausahaan aset daerah.
of SIMDA BMD in Grobogan District needs to be Evaluasi terhadap kesuksesan penggunaan
done to measure the success of the system. This SIMDA BMD di Kabupaten Grobogan dilakukan
study aims to evaluate the success of SIMDA guna mengukur kesuksesan sistem. Evaluasi
BMD in Grobogan using variables i.e. system SIMDA BMD di Kabupaten Grobogan dilakukan
quality, information quality, service quality dengan menggunakan variabel kualitas sistem,
and user satisfaction from updated Delone kualitas informasi, kualitas pelayanan, dan
McLean. Those variables are combined with kepuasan pengguna dari Model Kesuksesan
the perceived usefulness and perceived ease of Sistem Informasi Updated DeLone McLean.
use from Technology Acceptance Model (TAM) Variabel tersebut digabungkan dengan variabel
to know the effects on the net benefits of SIMDA persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
BMD. Respondents in this study are SIMDA BMD penggunaan dari Model TAM untuk mengetahui
users, especially assets managers of government pengaruhnya terhadap manfaat bersih penggu-
agencies in Grobogan District. Using PLS for naan SIMDA BMD. Responden penelitian adalah
data analysis, this study find that system quality, pengguna SIMDA BMD terutama pihak pengurus
information quality and perceived ease of use barang di seluruh organisasi perangkat daerah.
affect the perceived usefulness, system quality Analisis data menggunakan PLS menemukan
and information quality affect the perceived ease bahwa kualitas sistem, kualitas informasi dan
of use, perceived usefulness, perceived ease of use persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh
and service quality affect user’s satisfaction, and terhadap persepsi kegunaan, kualitas sistem dan
user satisfaction affects net benefits. However, the kualitas informasi berpengaruh terhadap persepsi
system quality and information quality variables kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan,
do not affect the net benefits of SIMDA BMD in persepsi kemudahan penggunaan dan kualitas
Grobogan District. pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna, dan kepuasan pengguna berpengaruh
terhadap manfaat bersih (net benefits). Sedang-
kan variabel kualitas sistem dan kualitas infor-
masi tidak berpengaruh terhadap manfaat
bersih penggunaan SIMDA BMD di Kabupaten
Grobogan.

KEYWORDS: KATA KUNCI:


the system success evaluation; SIMDA BMD DeLone evaluasi kesuksesan sistem; SIMDA BMD; DeLone
McLean; TAM; e-government McLean; TAM; e-government

SEJARAH ARTIKEL:
Diterima pertama: 29 September 2017
Dinyatakan dapat dimuat: 19 Desember 2017
151
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

PENDAHULUAN daerah. Opini BPK RI terbagi menjadi empat


kategori dari yang paling bagus yaitu Wajar
Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan
2004 tentang Otonomi Daerah telah Pengecualian (WDP), Tidak Memberikan
memberi kewenangan kepada pemerintah Pendapat (Disclaimer), dan Tidak Wajar (Ad-
daerah dalam hal pengaturan urusan rumah verse). Opini BPK atas laporan keuangan
tangga daerah, penetapan kebijakan, serta pemerintah daerah dapat mencerminkan
pembiayaan dan pertanggungjawaban keu- tingkat keberhasilan pemerintah daerah da-
angan secara mandiri. Salah satu bentuk lam pengelolaan keuangan daerah termasuk
pertanggungjawaban keuangan daerah yaitu pengelolaan barang milik daerah (BPK, 2017a).
pelaksanaan penatausahaan barang milik
daerah. Untuk dapat menjalankan proses Pengambil keputusan pemerintah daerah
penatausahaan barang milik daerah dengan banyak yang memilih menggunakan sistem
baik maka pemerintah telah mengatur di informasi dalam proses pengelolaan barang
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 milik daerah untuk membantu pengelolaan
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik barang milik daerah serta dapat menghasilkan
Negara/Daerah. Tujuannya supaya pengelolaan informasi yang relevan, cukup, akurat, lengkap
barang milik negara/daerah dilaksanakan dan dapat diuji kebenarannya (Budiriyanto,
berdasarkan asas fungsional, kepastian 2013). Sistem Informasi Manajemen Daerah
hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) yang
dan kepastian nilai. Peraturan tersebut dibuat oleh Badan Pengawasan Keuangan
dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan dan Pembangunan (BPKP) memiliki tujuan
Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 untuk membantu pemerintah daerah dalam
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik melakukan pengelolaan barang dan aset peme-
Daerah. Peraturan ini mengatur tentang ba- rintah daerah. SIMDA BMD telah menjadi
gaimana pemerintah daerah mengelola barang salah satu sistem informasi yang paling
milik daerah sejak perencanaan, pengadaan, banyak digunakan pemerintah daerah dalam
pemeliharaan, pemanfaatan, penggunaan, pengelolaan barang milik daerah dengan
hingga penghapusannya (Kementerian Dalam jumlah pengguna sampai dengan Januari 2016
Negeri, 2016). sebanyak 347 pemerintah daerah di seluruh
Indonesia (Tim Aplikasi SIMDA, 2017).
Pengelolaan barang milik daerah telah
menjadi perhatian utama bagi para pengambil Kabupaten Grobogan merupakan salah satu
keputusan di pemerintah daerah. Penyajian pemerintah daerah di Provinsi Jawa Tengah
barang milik daerah di dalam laporan yang telah menggunakan SIMDA BMD sejak
keuangan pemerintah daerah sangat penting tahun 2014. Penggunaan SIMDA BMD diha-
artinya bagi pemerintah daerah sebagai bentuk rapkan dapat memberikan perbaikan dalam
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pengelolaan barang dan aset daerah yang antara
daerah yang akan diaudit oleh Badan Pemeriksa lain akan berdampak pada perbaikan dari opini
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). BPK hasil pemeriksaan BPK RI terhadap Laporan
sesuai UU Nomor 15 Tahun 2006 merupakan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Opini
lembaga negara yang memiliki tugas untuk Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk
melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan LKPD tahun 2011 s.d. 2016 dapat dilihat pada
tanggung jawab keuangan negara/daerah. tabel 1. Pemerintah Kabupaten Grobogan
dapat dikatakan telah mengalami perbaikan
BPK menghasilkan Laporan Hasil Pemerik- penatausahaan aset daerah, hal ini ditandai
saan (LHP) yang berisi opini atas hasil dengan perkembangan opini yang diperoleh,
pemeriksaan laporan keuangan pemerintah

152
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

yaitu opini WTP dari BPK RI untuk Laporan Aplikasi Komputer SIMDA BMD ini pada
Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2015 dan dasarnya digunakan untuk melakukan proses
2016. Meskipun demikian, perlu dilakukan pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) secara
evaluasi atas implementasi SIMDA BMD otomatis dengan memanfaatkan pengolahan
pada Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk data elektronik. Menu-menu yang terdapat
mengetahui kesuksesan sistem informasi dalam Aplikasi Pengolahan BMD digunakan
tersebut. untuk mencatat dan mengadministrasikan
mutasi barang daerah atau aset tetap daerah
Tabel 1. Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten sesuai ketentuan (BPKP, 2017).
Grobogan Tahun 2011-2016
TAHUN OPINI BPK SIMDA BMD yang digunakan oleh Pemerintah
Kabupaten Grobogan saat ini adalah SIMDA
2011 Wajar Dengan Pengecualian
BMD versi 2.0.7 yang merupakan versi
2012 Wajar Dengan Pengecualian
terbaru yang dikembangkan oleh BPKP
2013 Wajar Dengan Pengecualian
untuk menyesuaikan dengan PP Nomor 27
2014 Wajar Dengan Pengecualian
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
2015 Wajar Tanpa Pengecualian
Milik Negara/Daerah. Sistem operasi untuk
2016 Wajar Tanpa Pengecualian
menjalankan SIMDA BMD adalah Microsoft
Sumber: Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten SQL Server 2008 untuk server dan Windows
Grobogan Tahun 2011-2016 (BPK RI, 2017b)
OS untuk client. Untuk pemrosesan data antar
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat
LANDASAN TEORI dilaksanakan secara batch maupun online.

Proses Pengelolaan BMD dalam SIMDA Pengelolaan Barang Milik Daerah menurut
BMD PP Nomor 27 Tahun 2014 meliputi (1)
perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
Sistem informasi dapat diartikan sebagai
(2) pengadaan; (3) penggunaan; (4) peman-
seperangkat komponen yang dapat saling
faatan; (5) pengamanan dan pemeliharaan; (6)
berhubungan untuk mengumpulkan, mempro-
penilaian; (7) pemindahtanganan; (8) pemus-
ses, menyimpan dan mendistribusikan infor-
nahan; (9) penghapusan; (10) penatausahaan;
masi guna mendukung pengambilan keputusan
dan (11) pembinaan, pengawasan dan pengen-
serta pengawasan dalam organisasi (Laudon
dalian. Sebelas proses pengelolaan BMD
& Laudon, 2005). Selain itu definisi lain dari
tersebut, tujuh proses diantaranya diakomodir
sistem informasi yaitu suatu rangkaian orang,
dalam fungsi SIMDA BMD, yaitu (1)
prosedur, dan sumber daya yang mengumpul-
perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
kan, mengubah, dan menyebarkan informasi
(2) pengadaan; (3) penggunaan; (4) penata-
dalam sebuah organisasi dan sebuah sistem
usahaan; (5) pemanfaatan; (6) pemeliharaan;
yang menerima sumber daya akan menggu-
dan (7) penghapusan. Terdapat satu fungsi
nakan sumber daya tersebut sebagai input
tambahan untuk membantu proses rekonsiliasi
dan memprosesnya untuk menjadi produk
antara pengelolaan keuangan daerah dengan
informasi sebagai output (O’Brien, 2004).
penge-lolaan barang milik daerah, yaitu menu
SIMDA BMD merupakan aplikasi komputer “Akuntansi”.
yang dikembangkan oleh BPKP dengan tujuan
Rincian tentang proses pengelolaan BMD
membantu pengelolaan barang milik daerah,
pada SIMDA BMD pada Kabupaten Grobogan
sehingga siklus barang milik daerah dapat
sebagai berikut:
berjalan dengan baik (BPKP, 2010). Program

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 153


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

1. Perencanaan Kebutuhan dan Pengangga- Ketika pembayaran 100%, sudah ada


ran Berita Acara Serah Terima (BAST) dan
dokumen pendukung lainnya, maka user
Pada menu “Perencanaan Kebutuhan dan
dapat melakukan posting Kartu Inventaris
Penganggaran”, user dapat melakukan
Barang (KIB).
proses input data barang milik daerah
yang dibutuhkan, yang akan dianggarkan Pada menu ini juga terdapat submenu
dan direalisasikan pada tahun anggaran khusus untuk inventarisasi yang diper-
berikutnya. Termasuk data barang milik untukkan bagi pemerintah daerah
daerah yang memerlukan pemeliharaan. yang baru pertama kali menggunakan
Setelah daftar tersebut disetujui maka SIMDA BMD dan submenu “Belanja
akan menjadi bahan pada saat penyusunan Penunjang” untuk melakukan input data-
Rencana Kerja Anggaran (RKA) tahun data belanja selain belanja modal yang
anggaran berikutnya. Laporan yang dihasil- turut memengaruhi terjadinya aset atau
kan yaitu Daftar Rencana Kebutuhan disebut proses kapitalisasi. Laporan yang
Barang, Daftar Rencana Kebutuhan Peme- dihasilkan yaitu Daftar Pengadaan Barang
liharaan, Daftar Kebutuhan Barang dan dan Daftar Hasil Pemeliharaan. Manfaat
Daftar Kebutuhan Pemeliharaan. dari menu ini adalah
Manfaat dari menu ini adalah: a. Pengurus barang dapat mengetahui
kemajuan penyelesaian kontrak dan
a. Pengelola barang dapat merencanakan
melakukan posting ke KIB;
secara lebih baik dan matang tentang
pengadaan barang milik daerah; b. Nilai BMD akan terkapitalisasi dengan
Belanja Penunjang;
b. Adanya perencanaan yang baik maka
efektivitas dan efisiensi pengadaan ba- c. Pemutakhiran data KIB dapat dilaku-
rang modal dapat ditingkatkan. kan secara berkala.
2. Pengadaan 3. Penggunaan
a. Pada menu “Pengadaan”, user dapat Pada menu “Penggunaan”, user dapat
memasukkan data kontrak dan rincian memasukkan Surat Keputusan (SK)
aset yang ada pada kontrak, sehing- Penggunaan Aset Tetap yang ditetapkan
ga akan diperoleh informasi tentang oleh kepala daerah. Seperti diketahui,
kontrak-kontrak yang sudah dikeluar- terdapat pengadaan yang dilakukan oleh
kan oleh Organisasi Perangkat Daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
(OPD). dan setelah terealisasi, maka barang/
aset tersebut didistribusikan kepada unit
b. Dengan ter-inputnya rincian aset pada
lain. Pendistribusian tersebut ditetapkan
kontrak, maka dapat dibandingkan
dengan SK Kepala Daerah, sehingga menu
dengan data perencanaan kebutuhan,
ini bertujuan untuk menyajikan data, siapa
apakah BMD yang direncanakan dibeli
atau SKPD mana yang telah ditetapkan
sama dengan yang direncanakan dalam
sebagai pengguna barang. Laporan dari
Daftar Kontrak Barang Milik Daerah
menu ini adalah Lampiran SK Penggunaan
(DKBMD).
Barang.
Selain data kontrak, data Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) atas kontrak 4. Penatausahaan
tersebut juga di-input sehingga akan Proses input data rinci dari masing-masing
terlihat kemajuan pembayaran kontrak. BMD seperti tanah, peralatan dan mesin,

154
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

bangunan, jalan dan jaringan serta aset lainnya.


lainnya, ada pada menu “Penatausahaan”.
Manfaat dari menu ini adalah memantau
Masing-masing barang memperoleh kode
BMD yang telah masuk kategori
register barang yang berbeda. Kode register
pemanfaatan dengan mengetahui dimana
merupakan identitas khusus untuk setiap
aset tersebut, kapan perjanjian berakhir,
barang. Dengan adanya kode register ini
serta dengan pihak mana pemerintah
maka diharapkan pada saat perencanaan,
daerah bekerja sama sehingga dapat
pengadaan, penghapusan, pindah SKPD
meminimalkan potensi kehilangan aset.
dan kapitalisasi dapat menunjuk langsung
kode register barang yang dimaksud. 6. Pemeliharaan
Dengan demikian tidak ada lagi satu barang
Peng-input-an data pemeliharaan ringan
dengan beberapa kode register. Laporan
dan sedang yang tidak masuk dalam
yang dihasilkan dari menu ini adalah KIB
kategori kapitalisasi aset berada pada
A-F, Rekap KIB A-F, Kartu Inventaris
menu ini. Laporan yang dihasilkan adalah
Ruangan, Buku Inventaris, Rekap Buku
Daftar Pemeliharaan Aset Tetap. Manfaat
Inventaris, Label Kode Barang, dan Kartu
dari menu ini adalah:
Barang A-F.
a. data histori atas pemeliharaan untuk
Manfaat dari menu ini adalah supaya user
masing-masing BMD;
dapat:
b. terdapat kontrol terhadap belanja pe-
a. mengetahui data rinci dari masing- meliharaan, dengan tidak mengang-
masing barang; garkan secara berulang pemeliharaan
b. mengubah data rinci dari masing-ma- pada BMD yang sama;
sing barang dengan melakukan edit c. mengetahui daftar kontrak pemeliha-
atas data dan penambahan nilai de- raan.
ngan kapitalisasi;
7. Penghapusan
c. melakukan proses pindah OPD atas
barang yang telah diterbitkan SK Menu ini adalah untuk mencatat BMD yang
Penggunaan; telah dihapuskan dengan SK Penghapusan.
Laporan dari menu ini adalah Lampiran
d. mengetahui histori dari setiap BMD SK Penghapusan. Manfaat dari menu ini
(sesuai kode register) sejak mulai pe- meliputi pembaruan data Buku Inventaris
ngadaan, data kapitalisasi, data peme- atas BMD yang telah dihapuskan dan
liharaan dan data pindah OPD. data BMD apa saja yang telah dihapuskan
5. Pemanfaatan sebagai bahan pertanggungjawaban.
BMD yang tidak dipergunakan sesuai 8. Akuntansi
tugas pokok dan fungsi SKPD masuk
Pengelolaan BMD berkaitan erat dengan
dalam kategori pemanfaatan dan tidak
pengelolaan keuangan, oleh karena
mengubah status kepemilikan BMD.
itu perlu dilakukan rekonsiliasi secara
Dengan tidak adanya perubahan status
berkala antara data keuangan dengan data
kepemilikan maka BMD tidak dapat
BMD. Untuk mempermudah rekonsiliasi
dihapuskan dari Buku Inventaris. Laporan
tersebut maka pada SIMDA BMD telah
dari menu pemanfaatan adalah Laporan
dilakukan mapping secara otomatis atas
Pemanfaatan untuk setiap jenis BMD yaitu
kategori BMD ke kategori aset tetap di
tanah, peralatan dan mesin, bangunan,
neraca. Dengan dilakukan rekonsiliasi
jalan jaringan dan irigasi, serta aset tetap

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 155


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

maka diharapkan data aset tetap antara Model Kesuksesan DeLone dan McLean
pengelola barang dan pengelola keuangan
Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone
sama. Laporan dari menu ini adalah
dan McLean (1992) telah diperbarui menjadi
Buku Inventaris Intra Kompatabel,
Model update Kesuksesan Sistem Informasi
Buku Inventaris Ekstra Kompatabel,
DeLone dan McLean (2003). DeLone dan
Daftar Penyusutan Aset Tetap. Manfaat
McLean (2003) menyatakan bahwa kesuksesan
dari menu ini adalah user dapat dengan
sistem informasi sangat dipengaruhi oleh
mudah melakukan rekonsiliasi aset antara
kualitas infomasi (information quality),
pengelola keuangan dengan pengelola
kualitas sistem (system quality) dan kualitas
barang.
pelayanan (service quality) yang merupakan
Pengendalian internal atas pengaksesan pada faktor signifikan atas kepuasan pengguna (user
SIMDA BMD dilakukan pada menu “Otoritas satisfaction) dan keinginan menggunakan
User Menu” yang digunakan untuk melakukan (intention to use).
pembatasan user untuk menggunakan menu-
Kepuasan pengguna menjadi faktor yang
menu yang ada pada aplikasi ini. Transaksi
signifikan terhadap keinginan menggunakan
pada menu ini hanya dapat dilakukan oleh
dan berpengaruh terhadap net benefits
administrator aplikasi SIMDA BMD.
(DeLone & McLean, 2003). Model penelitian
Technology Acceptance Model (TAM) DeLone dan McLean Information System
Success Model disajikan pada gambar 2.
TAM dikembangkan oleh Fred D. Davis
berdasarkan model Theory of Reasoned Penelitian dengan menggunakan Model
Action (TRA), yaitu teori tindakan yang Update Kesuksesan Sistem Informasi DeLone
beralasan. Model TAM yang dikembangkan dan McLean (2003) untuk evaluasi atas suatu
dari teori psikologi menjelaskan perilaku sistem telah dilakukan oleh Andriyani (2011).
pengguna sistem informasi, yaitu berdasarkan Model penelitian tersebut menggunakan Model
kepercayaan (belief), sikap (attitude), niat Penelitian Wixom dan Watson (2001) yang
(intention), dan hubungan perilaku pengguna diterapkan pada Model Update Kesuksesan
(user behaviour relationship) (Davis, 1989). Sistem Informasi DeLone dan McLean.

Perceived
Usefulness
(Persepsi
Kegunaan)
Altitute Toward Actual Use
Behavioral (Penggunaan
Using
Intention Tehnologi
(Sikap Untuk
(Niat Perilaku) Sesungguhnya)
Menggunakan)
Perceived
Ease of Use
(Persepsi
Kemudahan
Penggunaan)

Gambar 1. Technology Acceptance Model (TAM) (Davis, 1989)

156
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa SIMDA BMD yang merupakan pengurus
perceived system quality dan user satisfaction barang di Pemerintah Kabupaten Klaten.
berpengaruh secara positif terhadap Hasilnya menyatakan bahwa kualitas sistem
organizational impact, namun perceived dan kualitas informasi berpengaruh terhadap
information quality tidak berpengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
secara positif terhadap organizational impact penggunaan. Persepsi kemudahan penggunaan
(Andriyani, 2011). berpengaruh terhadap persepsi kegunaan.
Persepsi kegunaan, persepsi kemudahan peng-
Penelitian lainnya telah dilakukan oleh
gunaan, dan kualitas pelayanan berpengaruh
Istiyana (2014) dengan menggunakan Model
terhadap kepuasan pengguna. Kualitas sistem
DeLone dan McLean (1992) modifikasian
dan kepuasan pengguna berpengaruh terhadap
dari penelitian Seddon (1997). Penelitian
manfaat bersih, dan kualitas informasi tidak
Istiyana menambahkan variabel kegunaan
berpengaruh terhadap manfaat bersih.
persepsi (perceived usefulness) dan variabel
kemudahan penggunaan persepsi (perceived Selain itu, Nussy dan Tanaamah (2015)
ease of use) dari Model TAM (Davis, 1989). melakukan penelitian untuk menguji
Hasil dari penelitian tersebut mendukung penggunaan aplikasi SIMDA Keuangan di
penelitian Seddon (1997), yaitu terdapat Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.
pengaruh yang signifikan pada kegunaan Sampel diambil dari 33 orang pegawai
persepsi dan kemudahan penggunaan persepsi pengguna SIMDA Keuangan. Hasil dari
terhadap kepuasan pengguna (Istiyana, 2014). penelitian tersebut dari empat hipotesis yang
diajukan seluruhnya signifikan, yaitu persepsi
Laksono (2014) melakukan penelitian untuk
kemudahan penggunaan berpengaruh terha-
menguji penggunaan aplikasi SIMDA BMD
dap penggunaan dan sikap penggunaan,
di Kabupaten Klaten dengan menggunakan
persepsi kegunaan berpengaruh terhadap
modifikasi dari Model Kesuksesan Sistem
sikap penggunaan, dan niat penggunaan
Informasi DeLone dan McLean dengan TAM.
berpengaruh terhadap sikap penggunaan.
Sampel diambil dari 35 orang pengguna

INFORMATION
QUALITY

SYSTEM USE
(INTENTION TO USE)
SYSTEM NET
QUALITY BENEFITS
USER
SATISFACTION

SERVICES
QUALITY

Gambar 2. The Reformulated DeLone & McLean IS Success Model (DeLone & McLean, 2003)

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 157


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Pengembangan Hipotesis buruk. Baik buruknya kualitas pelayanan


bukan dilihat dari sisi penyedia layanan,
Variabel-variabel yang penulis gunakan dalam
namun berdasarkan sisi pengguna sistem
penelitian ini adalah:
informasi. Indikator yang digunakan untuk
1. Kualitas Sistem mengukur kualitas pelayanan diadaptasi
dari penelitian DeLone dan McLean yaitu
Kualitas sistem berarti kualitas dari
pelayanan yang cepat (responsiveness),
kombinasi hardware dan software dalam
pengetahuan yang baik (reliability), sikap
sistem informasi. Fokus kualitas sistem
peduli (emphaty), memberi solusi atas
ada pada performa dari sistem yang
permasalahan (assurance), dan dibekali
merujuk pada seberapa baik kemampuan
perlengkapan yang memadai (tangible)
perangkat keras, perangkat lunak,
(DeLone & McLean, 2003).
kebijakan, dan prosedur sistem informasi
dalam menyediakan kebutuhan informasi 4. Persepsi Kegunaan
bagi pengguna (DeLone & McLean, 1992).
Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai
Indikator yang digunakan untuk mengukur
suatu kepercayaan tentang proses pe-
kualitas sistem diadaptasi dari penelitian
ngambilan keputusan. Dengan demikian
Livari, yaitu kehandalan, akurasi data,
jika seseorang percaya bahwa sistem
waktu respon dan turnover cepat, mudah
informasi berguna, maka pengguna akan
digunakan, dan konektivitas antar bagian
terus menggunakannya. Sebaliknya jika
(Livari, 2005).
seseorang merasa percaya bahwa sistem
2. Kualitas Informasi informasi kurang berguna, maka pengguna
tidak akan menggunakannya (Jogiyanto,
Kualitas informasi dapat dilihat dari
2007). Indikator yang digunakan untuk
beberapa aspek yaitu output sistem
mengukur persepsi kegunaan diadaptasi
informasi, menyangkut nilai, manfaat,
dari penelitian Davis, yaitu bekerja dengan
relevansi dan urgensi atas informasi yang
lebih cepat, performa pekerjaan, mening-
dihasilkan (Jogiyanto, 2007). Indikator
katkan produktivitas, efektif, membuat
yang digunakan untuk mengukur Kualitas
pekerjaan lebih mudah dan bermanfaat
Informasi diadaptasi dari penelitian Livari
(Davis, 1989).
yaitu keakuratan, tepat waktu, kegunaan
informasi, mudah dipahami, kelengkapan 5. Persepsi Kemudahan Penggunaan
(Livari, 2005).
Persepsi kemudahan penggunaan
3. Kualitas Pelayanan didefinisikan sebagai sejauh mana
pengguna percaya bahwa dengan
Definisi kualitas pelayanan lebih
menggunakan teknologi informasi akan
difokuskan pada usaha untuk memenuhi
bebas dari usaha. Dari definisi tersebut
kebutuhan dan keinginan pemakai
diketahui bahwa konstruk kemudahan
serta ketepatan penyampaian untuk
penggunaan persepsi merupakan suatu
memenuhi harapan pemakai (Jogiyanto,
kepercayaan tentang proses pengambilan
2007). Apabila pelayanan yang diterima
keputusan (Jogiyanto, 2007). Indikator
melampaui harapan konsumen maka
yang digunakan untuk mengukur persepsi
kualitas pelayanan dapat dikatakan sebagai
kemudahan penggunaan diadaptasi dari
kondisi yang ideal. Namun sebaliknya
penelitian Davis yaitu mudah untuk
apabila kualitas pelayanan yang diterima
dipelajari, dapat dikontrol, mudah dipa-
oleh pemakai lebih rendah dari harapan
hami, fleksibel dalam penggunaan dan
maka kualitas pelayanan dapat dianggap
mudah digunakan (Davis, 1989).

158
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

6. Kepuasan Pengguna Untuk dapat berguna, maka informasi


yang dihasilkan dari suatu sistem teknologi
Kepuasan pengguna didefinisikan
informasi harus didukung oleh tiga pilar
sebagai pengguna yang percaya bahwa
yaitu tepat kepada orangnya atau relevan
sistem informasi yang tersedia sesuai
(relevance), tepat waktu (timelines), dan
dengan informasi yang mereka butuhkan
tepat nilainya atau akurat (accurate)
(Ives, dkk., 1983). Kepuasan pengguna
(Jogiyanto, 2005). Sistem teknologi infor-
merupakan umpan balik yang dilakukan
masi yang dapat menjalankan perannya
oleh pengguna setelah menggunakan
serta memberikan kepuasan bagi penggu-
sistem informasi (Jogiyanto, 2007).
nanya (user satisfaction) dapat dikatakan
Sikap pengguna atas sistem informasi
sistem informasi tersebut telah mencapai
dapat dijadikan sebagai kriteria yang
kesuksesan.
subjektif atas sejauh mana rasa suka
pengguna pada sistem yang digunakan. Namun penggunaan variabel kepuasan
Suatu sistem informasi dikatakan pengguna untuk melihat kesuksesan
mengalami kegagalan disebabkan ketidak- sistem teknologi informasi mendapat
mampuan suatu sistem informasi dalam kritik dari Markus dan Keil yang
memenuhi ekspektasi pemakai. Sehingga menyatakan bahwa kepuasan pengguna
dalam perencanaan sistem informasi tidak akan bermakna apabila sistem
harus mampu melakukan prediksi hasil tersebut tidak menyebabkan peningkatan
sejak awal agar saat memasuki tahap kinerja individu dan organisasi (Markus
pengembangan sistem informasi dapat & Keil, 1994). Sejalan dengan kritik
berjalan dengan lancar. Indikator yang tersebut, maka DeLone dan McLean
digunakan untuk mengukur kepuasan memperbaharui model kesuksesan sistem
penggunaan diadaptasi dari penelitian informasi mereka dengan memasukkan
DeLone dan McLean yaitu kepuasan individual impact dan organizational
menyeluruh, kepuasan informasi, kese- performance sebagai net benefits (DeLone
nangan, kepuasan komponen pendukung & McLean, 2003). Indikator yang digu-
dan kegunaan (DeLone & McLean, 2003). nakan untuk mengukur net benefits
diadaptasi dari penelitian DeLone dan
7. Manfaat Bersih (net benefits)
McLean yaitu penghematan waktu dalam
Organisasi yang semakin berkembang bekerja, meningkatkan kinerja organisasi,
maka akan semakin besar ketergantungan efektivitas dalam bekerja, menurunkan
pada sistem teknologi informasi. Hal tingkat kesalahan atas data, dan
ini disebabkan karena semakin besar memberikan nilai tambah pada organisasi
organisasi maka akan semakin banyak data (DeLone & McLean, 2003).
dan transaksi yang terjadi, serta semakin
banyak pula keputusan yang harus diambil Penelitian ini diadaptasi dari The Reformulated
oleh para pembuat keputusan di dalam D&M IS Success Model (DeLone & McLean,
organisasi tersebut. Informasi menjadi 2003) yang dikombinasikan dengan penelitian
tidak disajikan secara manual namun harus Seddon, yaitu Technology Acceptance Model
didapatkan dari suatu sistem informasi (Davis, 1989). Model penelitian disajikan pada
yang baik. Pengaruh penerapan sistem gambar 3.
teknologi informasi memberikan lima
peran utama di dalam organisasi, yaitu
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, METODE PENELITIAN
komunikasi, kolaborasi dan kompetisi.
Sumber data penelitian terdiri dari data

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 159


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

primer berupa data jawaban yang diperoleh menggunakan kuesioner metode pertanyaan
dari kuesioner yang diisi langsung oleh tertutup, artinya responden akan memilih
responden yang menjadi anggota sampel. salah satu jawaban dari lima pilihan dalam
Kuesioner penelitian dibuat dan disebarkan skala Likert. Bentuk pertanyaan dalam
secara online dengan mempergunakan aplikasi kuesioner ini menggunakan pertanyaan yang
google forms. Data sekunder merupakan data diadopsi dan dikombinasi dari penelitian
pendukung yang diperoleh dan disajikan oleh sebelumnya yang dilakukan oleh Andriyani
pihak-pihak lainnya seperti BPK RI dan BPKP. (2011), Istiyana (2014) dan Laksono (2014)
serta disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

Kualitas
Sistem
H1
Persepsi H10
Kegunaan
H2
H6
H5

Persepsi
H7 Kepuasan
Kemudahan H9 Net Benefits
Pengguna
Penggunaan
H3

H8

H4 Kualitas H11
Pelayanan

Kualitas
Informasi

Gambar 3. Model Penelitian


Keterangan : Construct dari Model TAM;
Construct dari The Reformulated D&M IS Success Model

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah


H1 : Kualitas sistem berpengaruh terhadap persepsi kegunaan.
H2: Kualitas sistem berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan.
H3: Kualitas informasi berpengaruh terhadap persepsi kegunaan
H4: Kualitas informasi berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan.
H5: Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap persepsi kegunaan.
H6: Persepsi kegunaan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
H7: Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
H8: Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
H9: Kepuasan pengguna berpengaruh terhadap net benefits.
H10: Kualitas sistem berpengaruh terhadap net benefits.
H11: Kualitas sistem berpengaruh terhadap net benefits

160
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

Dalam kuesioner terdapat lima klasifikasi SIMDA BMD sebanyak 1-5 kali, 19,5% telah
jawaban yang diberikan dengan pemberian menggunakan SIMDA BMD sebanyak 6-10
skor sebagai berikut: sangat setuju (SS) skor 5, kali, dan lebih dari sepuluh kali sebanyak
setuju (S) skor 4, netral (N) skor 3, tidak setuju 60,9%.
(TS) skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) skor
1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer
Model)
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna
SIMDA BMD terutama pihak pengurus barang Evaluasi model pengukuran (outer model)
di seluruh OPD Pemerintah Kabupaten dilakukan dengan menguji validitas dan
Grobogan (52 OPD). Sampel penelitian reliabilitas dari indikator-indikator pembentuk
dilakukan secara simple random sampling variabel laten dengan cara Confirmatory
dari target responden sebanyak 104 orang, Factor Analysis (Abdillah & Jogiyanto, 2015).
yaitu dua orang dari setiap OPD. Teknik 1. Validitas Konvergen (Convergent Validi-
penyampelan simple random sampling efektif ty)
dan efisien digunakan pada populasi yang
bersifat homogen (Abdillah & Jogiyanto, 2015). Uji validitas konstruk secara umum dapat
diukur dengan parameter outer loading di
Pengolahan data pada penelitian ini model penelitian >0,7 serta nilai Average
menggunakan Partial Least Square (PLS) Variance Extracted (AVE) > 0,5 dan nilai
yang merupakan bagian dari Structural Communality >0,5. Apabila outer loading
Equation Modelling (SEM). PLS adalah salah <0,5 maka indikator dapat dihapus
satu metode statistika SEM berbasis varian dari konstruknya karena indikator ini
yang didesain untuk menyelesaikan regresi tidak termasuk dalam konstruk yang
berganda ketika terjadi permasalahan spesifik mewakilinya. Apabila outer loading
pada data, seperti ukuran sampel penelitian memiliki nilai 0,5-0,7 maka tidak akan
kecil, adanya data yang hilang (missing dihapus indikatornya sepanjang AVE dan
values), dan multikolinearilitas (Abdillah & Communality indikator tersebut > 0,5
Jogiyanto, 2015). Software yang digunakan (Abdillah & Jogiyanto, 2015).
dalam penelitian ini adalah software SmartPLS
versi 2.0. Berdasarkan gambar 4 serta tabel 2
diketahui bahwa hasil iterasi algoritma
yang menghasilkan nilai loading factor
untuk semua indikator memenuhi
HASIL DAN PEMBAHASAN validitas konvergen (convergent validity)
Total responden yang telah mengisi kuesioner karena tidak ada indikator yang memiliki
secara lengkap sebanyak 87 responden. outer loading <0,5. Selain itu indikator
Data responden terkait informasi demografi yang memiliki outer loading 0,5-0,7 yaitu
memperlihatkan bahwa 57,5% responden KS5 dan PKP4 memiliki nilai AVE dan
adalah laki-laki dan 42,5% perempuan. Pada Communality > 0,5.
tingkat pendidikan, sebesar 34,5% SMA, 18,4%
2. Validitas Diskriminan (Discriminant Va-
D3, 42,5% S1, 4,6% S2. Untuk usia responden
lidity)
<20 tahun sebesar 1,1%, 20-30 tahun sebesar
23%, 31-40 tahun sebesar 46%, 41-50 tahun Pengukuran validitas diskriminan dinilai
sebesar 23% dan >50 tahun sebesar 6,9%. berdasarkan cross loading pengukuran
Data responden berikutnya terkait dengan dengan konstruknya atau dengan
pengalaman menggunakan SIMDA BMD membandingkan akar AVE untuk setiap
dimana terdapat 19,5% telah menggunakan konstruk dengan korelasi antara konstruk

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 161


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Gambar 4. Hasil Outer Loading


Sumber: Hasil analisa data dengan PLS

Tabel 2. Hasil loading factor, nilai AVE dan Communality


Hasil loading factor
Konstruk Variabel Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator AVE Communality
1 2 3 4 5
Kualitas Sistem (KS) 0,833 0,777 0,843 0,806 0,589 0,600743 0,600743
Persepsi Kemudahan Penggunaan 0,820 0,764 0,877 0,519 0,756 0,573192 0,573191
(PKP)
Kualitas Informasi (KI) 0,807 0,863 0,805 0,819 0,769 0,661009 0,661009
Persepsi Kegunaan (PK) 0,774 0,872 0,864 0,875 0,891 0,732927 0,732927
Kepuasan Pengguna (KPsP) 0,765 0,844 0,798 0,869 0,858 0,685552 0,685552
Kualitas Pelayanan (KP) 0,878 0,830 0,870 0,857 0,837 0,730145 0,730145
Net Benefits (NB) 0,780 0,895 0,874 0,921 0,869 0,755120 0,755120
Sumber: Hasil analisa data dengan PLS

dengan konstruk lainnya dalam model nilai cronbach’s alpha dan nilai composite
penelitian. Model mempunyai validitas reliability. Untuk dapat dikatakan suatu kon
diskriminan yang cukup jika akar AVE struk reliabel maka nilai cronbach’s alpha
untuk setiap konstruk lebih besar daripada harus > 0,6 dan nilai composite reliability
korelasi antar konstruk dalam model
harus > 0,7 (Abdillah & Jogiyanto, 2015). Tabel
(Abdillah & Jogiyanto, 2015). Tabel 3
4 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha
memperlihatkan nilai akar AVE > korelasi
> 0,6 dan composite reliability > 0,7 sehingga
antara konstruk dengan konstruk lainnya
semua indikator adalah reliabel.
sehingga memperlihatkan validitas
diskriminan yang baik. Akar AVE dapat Evaluasi Model Struktural (InnerModel)
dilihat pada bagian diagonal dengan
warna. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan R-square untuk variabel
Reliabilitas (Reliability) dependen, nilai path coefficients (β) atau
t-values tiap path untuk menguji signifikansi
Pengujian reliabiltas dilakukan dengan melihat

162
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

Tabel 3. Nilai Akar AVE terhadap Korelasi Konstruk

Konstruk KPsP KI KP KS NB PK PKP

KPsP 0,8279 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000


KI 0,8032 0,8130 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
KP 0,7035 0,6791 0,8544 0,000 0,000 0,000 0,000
KS 0,7254 0,8012 0,6428 0,7750 0,000 0,000 0,000
NB 0,8149 0,7192 0,6387 0,6702 0,8689 0,000 0,000
PK 0,8017 0,7474 0,6758 0,7045 0,7949 0,8561 0,000
PKP 0,7515 0,7704 0,6519 0,6918 0,6348 0,7289 0,7570
Sumber: Hasil analisa data dengan PLS

Tabel 4. Nilai Composite Reliability, Cronbach’s Alpha dan R-square


Variabel Composite Reliability Cronbach’s Alpha Nilai R-square
KPsP 0,915799 0,884664 0,776171
KI 0,906856 0,871643 0
KP 0,931140 0,907539 0
KS 0,881157 0,828245 0
NB 0,938919 0,918006 0,721399
PK 0,931923 0,908117 0,630091
PKP 0,867369 0,808781 0,602641
Sumber: Hasil analisa data dengan PLS

antar konstruk dalam model struktural. signifikansi 95% untuk hipotesis dua ekor
Semakin tinggi nilai R-square, maka semakin (two tailed) adalah ≥ 1,963 (Yamin &
besar variabel independen tersebut dapat Kurniawan, 2011). Hipotesis akan diterima
menjelaskan variabel dependen, sehingga jika nilai t-statistics ≥ nilai t-tabel. Tabel 5
semakin baik persamaan struktural (Yamin & memperlihatkan hasil path coefficients dan
Kurniawan, 2011). Pada tabel 4 menunjukkan t-statistics.
R-square.
Hasil pengolahan SmartPLS menunjukkan
Konstruk net benefits sebagai indikator kesuk- bahwa H1 dan H2 diterima. Hal ini
sesan sistem informasi memiliki R-square menunjukkan bahwa kualitas sistem berpe-
sebesar 0,721399 yang berarti bahwa variasi ngaruh langsung dan signifikan secara positif
pada konstruk net benefits dapat dijelaskan terhadap persepsi kegunaan SIMDA BMD
oleh konstruk kepuasan pengguna, kualitas dan persepsi kemudahan penggunaan. Hasil
informasi, kualitas pelayanan, kualitas sistem, hipotesis ini menunjukkan bahwa kehandalan,
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan akurasi data, waktu respon dan turnover cepat,
penggunaan sebesar 72,13%, sedangkan kemudahan penggunaan dan konektivitas
27,87% lainnya dijelaskan oleh variabel lain di antar bagian pada SIMDA BMD menjadi
luar model. pendorong kepercayaan pengguna untuk terus
menggunakannya dan pengguna mempercayai
Hasil Analisis Data bahwa sistem tersebut sangat membantu dan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini tidak membebani. Hasil tersebut mendukung
menggunakan tingkat signifikansi (significant hasil penelitian yang dilakukan oleh Laksono
level) 5% dan tingkat keyakinan (confidence (2014).
level) 95%. Nilai t-tabel dengan tingkat H3 dan H4 diterima dengan signifikansi

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 163


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

Tabel 5. Analisis T-statistic Path Coefficients Hipotesis


Hipotesis Path / Jalur t-statistics Hasil Pengujian
Dari Ke (|O/STERR|) α = 5%
H1 Kualitas Sistem Persepsi Kegunaan 3,405431 Signifikan
H2 Kualitas Sistem Persepsi Kemudahan Penggunaan 2,683741 Signifikan
H3 Kualitas Informasi Persepsi Kegunaan 4,424724 Signifikan
H4 Kualitas Informasi Persepsi Kemudahan Penggunaan 10,682403 Signifikan
H5 Persepsi Kemudahan Penggunaan Persepsi Kegunaan 5,668355 Signifikan
H6 Persepsi Kegunaan Kepuasan Pengguna 13,328507 Signifikan
H7 Persepsi Kemudahan Penggunaan Kepuasan Pengguna 5,308500 Signifikan
H8 Kualitas Pelayanan Kepuasan Pengguna 3,395951 Signifikan
H9 Kepuasan Pengguna Net Benefits 16,727553 Signifikan
H10 Kualitas Sistem Net Benefits 1,328657 Tidak Signifikan
H11 Kualitas Informasi Net Benefits 0,734433 Tidak Signifikan

Sumber: Hasil olah data


dengan t-statistics lebih besar dari t-tabel H7 diterima terlihat dalam tabel 5 dengan
sehingga kualitas informasi memengaruhi signifikansi nilai t-statistics sebesar
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan 5,3085. Persepsi kemudahan penggunaan
penggunaan. Hal ini menunjukkan bah- memengaruhi kepuasan pengguna. Hal ini
wa kualitas informasi SIMDA BMD yang menunjukkan bahwa persepsi kemudahan
berhubungan dengan keakuratan, tepat penggunaan SIMDA BMD yang berhubungan
waktu, kegunaan informasi, mudah dipahami dengan kemudahan dipelajari, kemudahan
dan kelengkapan dapat menjadi pendorong akses, kemudahan dipahami, penggunaan
kepercayaan pengguna untuk terus menggu- yang fleksibel, dan kemudahan penggunaan
nakannya dan bahwa sistem tersebut sangat dapat menjadi pendorong kepuasan pengguna.
membantu dan tidak membebani.
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepua-
Pengujian hipotesis terkait pengaruh persepsi san pengguna SIMDA BMD menunjukkan
kemudahan penggunaan terhadap persepsi nilai t-statistics sebesar 3,395951 sehingga
kegunaan (H5) diterima. Hal ini membuktikan H8 diterima. Hal ini menunjukkan adanya
bahwa Persepsi Kemudahan Penggunaan pengaruh langsung kualitas pelayanan yang
SIMDA BMD yang berhubungan dengan signifikan secara positif terhadap kepuasan
kemudahan dipelajari, kemudahan akses, pengguna SIMDA BMD. Hal ini menunjukkan
kemudahan dipahami, penggunaan yang bahwa sistem yang diimplementasikan apabila
fleksibel dapat menjadi pendorong kepercayaan didukung pelayanan yang cepat, pengetahuan
pengguna untuk terus menggunakannya. yang baik, sikap peduli, memberi solusi atas
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian permasalahan, dan dibekali perlengkapan yang
Laksono (2014) dan Nussy dan Tanaamah memadai maka akan menentukan kepuasan
(2015). Sedangkan persepsi kegunaan terha- pengguna.
dap kepuasan pengguna (H6) juga diterima.
Pengaruh langsung kepuasan pengguna
Penggunaan SIMDA BMD yang membantu
terhadap net benefits juga menunjukkan nilai
untuk bekerja lebih cepat, meningkatkan
t-statistics yang lebih besar dari t-tabel, sehing-
performa pekerjaan serta produktivitas,
ga dapat disimpulkan bahwa H9 diterima.
efektif, membuat pekerjaan lebih mudah serta
Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan
bermanfaat akan memberikan kepuasan bagi
pengguna atas SIMDA BMD berpengaruh
pengguna.
secara signifikan terhadap penghematan waktu

164
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

dalam bekerja, peningkatan kinerja organisasi, memengaruhi penghematan waktu dalam


efektivitas dalam bekerja, menurunkan tingkat bekerja, peningkatan kinerja organisasi,
kesalahan atas data, dan memberikan nilai efektivitas dalam bekerja, menurunkan tingkat
tambah organisasi. kesalahan data, dan memberikan nilai tambah
organisasi. Hasil analisis deskriptif terkait
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dengan H11 diketahui bahwa peng-input-
hubungan kualitas sistem terhadap net benefits an data aset di SIMDA BMD harus secara
memiliki nilai t-statistics dibawah nilai 1,963 detail dan jelas klasifikasi asetnya baik tahun
sehingga dianggap tidak signifikan. Hasil perolehan, nilai aset, spesifikasi aset, nomor
pengujian tersebut menyatakan bahwa H10 inventaris, jenis aset, serta nilai kapitalisasi
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel aset tetap. Data aset-aset yang baru relatif
kualitas sistem yang berhubungan dengan lebih mudah untuk didapatkan namun untuk
kehandalan, akurasi data, waktu respon dan penginputan data aset-aset yang lama perlu
turnover cepat, kemudahan penggunaan dan dilakukan inventarisasi secara periodik.
konektivitas antar bagian tidak berpengaruh Proses penginputan data aset yang tidak
secara signifikan terhadap net benefits. Hasil lengkap tersebut yang membuat keakuratan
analisis deskriptif terkait dengan hipotesis dan kelengkapan dalam kualitas informasi
10 diketahui bahwa konektivitas SIMDA SIMDA BMD belum dapat dipenuhi sehingga
BMD antar OPD di lingkungan Pemerintah belum menjadi pendorong net benefits dari
Kabupaten Grobogan belum dapat dilakukan penggunaan SIMDA BMD pada Pemerintah
sinkronisasi secara online seluruhnya terutama Kabupaten Grobogan.
untuk pengguna SIMDA BMD di sekolah-
sekolah yang terkendala jarak yang cukup jauh
sehingga untuk konsolidasi data SIMDA BMD
masih dilakukan secara offline yaitu dengan KESIMPULAN
menggunakan flash disk. Selain itu, seringkali Hasil evaluasi kesuksesan penggunaan
saat SIMDA BMD diakses oleh banyak OPD SIMDA BMD dalam penatausahaan aset pada
secara bersamaan maka server SIMDA BMD Pemerintah Kabupaten Grobogan dengan
menjadi down sehingga waktu respon sistem menggunakan model kesuksesan sistem
menjadi lama. Proses konsolidasi data SIMDA informasi gabungan antara model kesuksesan
BMD yang belum dilakukan secara online Updated Delone McLean Information System
seluruhnya dan server yang sering down dan TAM dapat diketahui bahwa persepsi
membuat net benefits penggunaan SIMDA kegunaan dalam penggunaan SIMDA BMD
BMD Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk dipengaruhi oleh kualitas sistem, kualitas
aspek penghematan waktu dan efektivitas informasi dan persepsi kemudahan penggu-
dalam bekerja belum optimal. naan. Sedangkan kepuasan pengguna dalam
Hasil pengujian H11 mengenai hubungan menggunakan SIMDA BMD dipengaruhi oleh
kualitas informasi terhadap net benefits juga persepsi kegunaan, kemudahan penggunaan,
menghasilkan nilai t-statistics yang lebih dan kualitas pelayanan. Kepuasan pengguna
kecil dari t-tabel sehingga H11 ditolak. Hal ini tersebut akan berpengaruh terhadap net
menunjukkan bahwa variabel kualitas informasi benefits. Namun kualitas sistem dan kualitas
yang berhubungan dengan keakuratan, informasi yang berpengaruh terhadap persepsi
ketepatan waktu, kegunaan informasi, kemu- kemudahan penggunaan SIMDA BMD tidak
dahan dipahami dan kelengkapan tidak ber- berpengaruh secara langsung terhadap
pengaruh secara signifikan terhadap net net benefits penggunaan SIMDA BMD di
benefits. Kualitas informasi tersebut tidak Kabupaten Grobogan. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa penggunaan SIMDA BMD

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 165


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

dalam penatausahaan aset oleh Pemerintah Jakarta: BPK.


Kabupaten Grobogan dikategorikan baik
BPK. (2017b). Laporan Hasil Pemeriksaan
karena dinilai dari sebagian besar variabel
LKPD Kabupaten Grobogan TA 2016.
telah memberikan kepuasan bagi pengguna
Semarang: BPK.
dan memberikan net benefits bagi Pemerintah
Kabupaten Grobogan. Secara umum penelitian BPKP. (2010). Pedoman Pengoperasian
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, SIMDA Pengelolaan Barang Milik
bahwa kualitas sistem, kualitas informasi dan Daerah. Jakarta: Badan Pengawasan
persepsi kemudahan penggunaan mendorong Keuangan dan Pembangunan.
penggunaan SIMDA BMD.
BPKP. (2017). Pedoman Pengoperasian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Aplikasi SIMDA BMD versi 2.0.7.
masukan untuk Pemerintah Kabupaten Jakarta: Badan Pengawasan Keuangan
Grobogan untuk meningkatkan kualitas sistem dan Pembangunan.
terutama terkait dengan waktu respon dan
konektivitas antar bagian serta meningkatkan Budiriyanto, E. (2013). Kajian legal Sistem
kualitas informasi terutama terkait dengan Informasi Keuangan Daerah (SIKD).
keakuratan dan kelengkapan data sehingga Diakses dari www.djpk.kemenkeu.
dapat berpengaruh secara signifikan terhadap go.id.
net benefits. Langkah-langkah perbaikan yang Davis, F. (1989). Perceived usefulness,
diharapkan dapat dilakukan oleh Pemerintah perceived ease of use, and user
Kabupaten Grobogan antara lain melakukan acceptance of information technology.
peningkatan konektivitas antar bagian dan MIS quarterly, 13(3), 319-340.
peningkatan kemampuan server SIMDA
BMD untuk meningkatkan kualitas sistem DeLone, W., & McLean, E. (1992). Information
SIMDA BMD serta melakukan inventarisasi system success: The quest for the
secara periodik atas kelengkapan data-data dependent variable. Information
aset untuk meningkatkan kualitas informasi System Research, 3.
SIMDA BMD.
DeLone, W., & McLean, E. (2003). The DeLone
and McLean model of information
systems success: A Ten year update.
DAFTAR PUSTAKA Journal of Management Information
Systems, 19, 9-30.
Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least
Square (PLS) alternatif Structural Istiyana, A. N. (2014). Evaluasi kesuksesan
Equation Modelling (SEM) dalam Smartone pada PT PLN Persero.
penelitian bisnis. Yogyakarta: Penerbit Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Andi.
Ives, B., Olson, M. H., & Baroudi, J. J. (1983).
Andriyani, D. (2011). Analisis kesuksesan The Measurement of user information
implementasi sistem informasi satisfaction. Communications of The
manajemen pemeriksaan di BPK RI ACM, 26(10), 785-793.
dengan model kesuksesan DeLone
dan McLean modifikasian (Tesis). Jogiyanto, H. (2005). Sistem teknologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. informasi pendekatan terintegrasi:
Konsep dasar, teknologi, aplikasi,
BPK. (2017a). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan pengembangan dan pengelolaan.
Semester (IHPS) II Tahun 2016. Yogyakarta: Penerbit Andi.

166
EVALUASI KESUKSESAN SIMDA-BMD PADA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN MENGGUNAKAN...
Hari Laksono

Jogiyanto, H. (2007). Model kesuksesan sistem Seddon, P. (1997). A Respectification and


informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. extension of the DeLone and McLean
Model of IS success. Information
Kementerian Dalam Negeri. (2016). Peraturan
System Research, 8(3).
Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Tim Aplikasi SIMDA. (2017). Pengenalan
Barang Milik Daerah. Jakarta: Sistem Informasi Manajemen Daerah
Kementerian Dalam Negeri. (SIMDA). Diakses dari www.bpkp.
go.id/sakd/konten/333/Versi-2.1.bpkp
Laksono, H. (2014). Evaluasi kesuksesan
SIMDA-BMD pada Pemerintah Wixom, B., & Watson, H. (2001). An empirical
Kabupaten Klaten (Tesis). Universitas investigation of the factors affecting
Gadjah Mada, Yogyakarta. data warehousing success. MIS
Quarterly, 27, 17-41.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2005). Sistem
informasi manajemen, mengelola Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Partial
perusahaan digital. Yogyakarta: least square path modelling. Jakarta:
Penerbit Andi. Salemba Infotek.

Livari, J. (2005). An empirical test of the


DeLone McLean Model of information
systems success. Database for Advance
in Information System (DFA), 36.

Markus, M. L., & Keil, M. (1994). If we build it,


they will come: Designing information
systems that people want to use. Sloan
Management Review, 11.

Nussy, L. P., & Tanaamah, A. R. (2015). Evaluasi


tingkat penerimaan dan penggunaan
aplikasi SIMDA menggunakan
Technology Acceptance Model pada
Kantor Bupati Kabupaten Maluku
Tengah. Seminar Nasional Teknologi
Informasi.

O’Brien, J. (2004). Management information


system: managing information in the
business enterprise 6th Edition. New
York: The McGraw Hill Companies, Inc.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Otonomi Daerah.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006


tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.

Volume 3, Nomor 2, Jul - Des 2017: 151 - 167 167


JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA

168

Anda mungkin juga menyukai