Kontrasepsi
Kontrasepsi
Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak boleh diigunakan pada
wanita dengan :
Menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan
Usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari
Faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi)
Tekanan darah sistolik ≥ 160 atau TD diastolik ≥ 100 mmHg
Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru
Operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur
Riwayat sakit jantung iskemik
Stroke
Penyakit jantung katup komplikasi
Migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura)
Migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun
Riwayat kanker payudara
Diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit vaskular, atau diabetes > 20
tahun
Sirosis berat
Kanker hati
a) Efektivitas : Kehamilan terjadi pada 0,1 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
b) Keuntungan : Sangat efektif, mencegah kanker indung telur dan kanker
endometrium, menurunkan ketidak teraturan menstruasi dan anemia
yang berkaitan dengan menstruasi, menghaluskan kulit dengan
jerawat sedang
c) Kerugian : Tidak direkomendasikan untuk menyusui, tidak melindungi dari
Penyakit menular Seksual (PMS), harus diminum setiap hari,
membutuhkan resep dokter
d) Efek samping lokal : mual, nyeri tekan pada payudara, sakit kepala
Efek samping : perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan
pemakaian), meningkatkan tekanan darah (dapat kembali normal
bila oral kombinasi dihentikan), bekuan darah pada vena tungkai
(3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko
penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun)
e) Pengembalian kesuburan : ketika dihentikan maka kesuburan akan kembali seperti
semula. Kesuburan ini bervariasi, dalam waktu 3-12
bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan
kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi oral
dan yang tidak Kontrasepsi oral progestin (pil) -->
mencegah kehamilan dengan cara menghambat
terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur),
mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu
pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi
pertumbuhan lapisan endometrium.
Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya.
Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa
menggunakan oral kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada
wanita yang sedang menyusui.
1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,5 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan
pertama
2. Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian
menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui.
mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak memiliki efek samping
yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai)
3. Kerugian : harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif dibandingkan
oral kombinasi, membutuhkan resep dokter
4. Efek samping : penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, angka kejadian terjadinya
perdarahan tidak teratur tinggi
Kontrasepsi Patch
patch ini didesain untuk melepaskan 20μg ethinyl estradiol dan 150 μg
norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti kontrasepsi oral (pil).
Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch untuk siklus menstruasi.
7. Kontrasepsi darurat
Kontrasepsi darurat hormonal a estrogen dosis tinggi atau progestin diberikan dalam waktu
72 jam setelah senggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah ovulasi dan
menyebabkan perubahan di endometrium. 4 pil kombinasi yang mengandung 30-35μg ethinyl
estradiol, diulangi 12 jam kemudian. 2 pil kombinasi mengandung 50μg levonorgestrel,
diulangi 12 jam kemudian. Tidak boleh digunakan pada wanita yang alergi kontrasepsi pil
hormonal. Tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi rutin.
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada bila digunakan dalam
waktu 72 jam
b. Keuntungan : sangat efektif untuk situasi darurat
c. Kerugian : mual hebat dan perdarahan
Kontrasepsi darurat IUD à
Dimasukkan 5 hari setelah senggama tidak terproteksi untuk mengganggu implantasi,
kehamilan terjadi kurang dari 1 per 100 wanita bila dimasukkan dalam waktu 5 hari
8. Sterilisasi
Vasektomi dan sterilisasi tuba adalah metode kontrasepsi permanen dan hanya
dilakukan pada pria maupun wanita yang sudah diberikan penjelasan mengenai metode ini
dan berkeinginan untuk secara permanen mencegah kehamilan. Beberapa metode sterilisasi
ada yang bersifat reversibel tergantung dari panjang saluran tuba, usia wanita, dan jangka
waktu antara sterilisasi dan pengembalian kesuburan.
Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi, sedangkan pada wanita dilakukan
prosedur ligasi tuba (pengikatan saluran tuba). Vasektomi sendiri dilakukan dengan bius lokal
sedangkan ligasi tuba menggunakan prosedur intraabdominal. Konseling sebelum melakukan
prosedur ini sangat diperlukan. Bukan hanya konseling mengenai risiko ataupun keuntungan
operasi, namun juga kemungkinan menyesali keputusan ini di masa depan nanti.
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari
testis). Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit.
Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi,
karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi. Setelah
pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka
dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul. Komplikasi dari vasektomi adalah:
Perdarahan
Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
Pembukaan spontan
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii
(saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan
dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau
dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui
laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan, bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian
arus listrik) untuk menutup saluran tuba. Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik
dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba, kesuburan akan lebih mudah kembali karena
lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan.
Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi
(pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).