Anda di halaman 1dari 37

1.

KONSEP DASAR KEHAMILAN


A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (manuaba,
2007 : 4)
Periode antepartum adalh periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang
menandai awal periode intrapartum. (Helen Varney, 2006 : 492)
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konspsi sampai
lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari (4o mingggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2007 : 89 )

B. Perkembangan Embrio dan Janin


Perkembangan intrauterin dibagi dalam tiga tahap yakni : ovum, embrio
dan janin. Tahap ovum berlangsung sejak konsepsi sampai hari ke 14. Pada
periode ini terjadi replikasi seluler, pembentukan blastosis, perkembangan awal
selaput embrio lapisan germinal primer.Tahap embrio berlangsung dari hari ke
15 sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3
cm, dari puncak kepala sampai bokong.

 Usia kehamilan 4 minggu


Tampak luar : badan fleksi membentuk huruf C, terdapat bakal lengan
dan tungkai, kepala pada sudut kanan badan. Ukuran puncak kepala 0,4 cm
sampai 0, 5 cm dengan berat 0,4 gram. Perut berada pada garis tengah dan
berbentuk fusiform, hati jelas terluhat, esofagus pendek, usus halus berupa
tabung pendek. Pada sistem muskulo semua somit telah ada. Jantung
terbentuk, terlihat dua serambi, mulai berdenyut, terbentuk lengkung aorta
dan vena utama. Bakal paru dan ureter pun telah muncul. Lengkungan otak
tengah jelas terlihat, tidak terdapat otak belakang atau lengkungan servikal
dan alur saraf pun menutup. Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh
optik dan atosis. Parit genital muncul pada minggu kelima.
 Usia kehamilan 8 minggu
Badan mulai terbentuk, hidung rata, mata jauh terpisah, jari sudah
terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir hilang, mata, telinga hidung
dan mulut dapat dikenali. Ukuran puncak kepala ke bokong 2,5 sampai 3 cm
dengan berat 2 gram. Mula – mula terlihat adanya osifikasi penulangan,
oksiput, mandibula, dan humerus, janin dapat sedikit bergerak, otot badan,
anggota gerak, dan kepala sudah dapat dilihat dengan jelas. Pembuluh darah
utama sudah hampir selsai dibentuk, darah banyak mengandung sel darah
merah berinti. Pembentukan rongga pleura, dan pericardial, percabangan
bronkiolus, lubang hidung tertutup sumbatan epitel. Tubulus sekretori dini
berdiferensiasi, kandung kemih-uretra memisahkan diri dari rectum. Korteks
serebri mulai membentuk sel khas, diferensiasi korteks serebri, meningens,
foramen ventrikel, sirkulasi cairan serobrospinal, medulla spinalis meluas
sepanjang tulang belakang. Fleksus koroid primordial terbentuk, ventrikel
relative besar dibandingkan korteks, perkembangan terus berlanjut, mata
saling mendekat dengan cepat dan terbentuk telinga dalam. Belum dapat
dibedakan jenis kelaminnya, namun mulai berdiferensiasi.
 Usia kehamilan 12 minggu
Kuku terbentuk menyerupai manusia, kepala tegak tapi besarnya tidak
sebanding, kulit merah muda dan lembut. Ukuran puncak kepala ke bokong
6 sampai 9 cm dan berat 19 gram. Empedu disekresi, penyatuan langit-langit
selesai, usus halus terpisah dari medulla spinalis dan mulai menempati
tempat yang khusus. Beberapa tulang mulai dibentuk, osifikasi meluas,
lengkung servikal dan sacral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang,
lapisan otot polos mulai terdapat di rongga visera. Pembentukan darah di
sumsum tulang, paru – paru mendapatkan bentuk yang tetap dan muncul pita
suara. Ginjal dapat mensekresi urin, kandung kemih menggembung seperti
kantung. Konfigurasi structural otak secara garis besar telah selesai, medulla
spinalis menunjukkan pembesaran di daerah servikal dan lumbar, terbentuk
foramen ventrikel keempat dan janin mulai mengisap jari. Mulai ada bakal
pengecap yang pertama, karakteristik dan organisasi mata mulai terjadi.
Jenis kelamin dapat dikenali, organ seks internal dan eksternal semakin
spesifik.
 Usia kehamilan 16 minggu
Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia pada pemeriksaan
kasar, mata, telinga dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya.
Perbandingan lengan kaki sesuai, muncul rambut kepala. Ukuran puncak
kepala ke bokong 11,5 cm dengan berat 100 gram. Mekonium di dalam usus,
mulai menyekresi beberapa enzim dan anus terbuka. Kebayakan tulang dapat
dibedakan di seluruh tubuh, muncul rongga sendi, pergerakan otot dapat di
deteksi. Otot jantung berkrmbang dengan baik, pembentukan darah secara
aktif di limpa. Serabut elastic muncul pada paru – paru, muncul bronkiolus
terminalis dan respiratorius. Ginjal menempati tempat yang tetap mulai
menyerupai bentuk dan fungsi yang khas. Lobus – lobus serebri terbentuk,
serebelum mulai menonjol. Organ perasa berdiferensiasi. Testis dalam posisi
turun ke dalam skorotum, dan pada janin wanita terlihat vagina mulai
membuka.
 Usia kehamilan 20 minggu
Verniks kaseosa dan lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang
dan mulai terlihat kelejar sebasea. Ukuran puncak kepala ke bokong 16
sampai 18,5 cm dengan berat 300 gram. Kolon asenden dapat dikenali.
Sternum mengalami osifikasi, gerakan janin cukup kuat untuk dirasakan oleh
ibu. Lubang hidung terbuka kembali, gerakan primitive mirip pernapasan
dimulai. Secara kasar otak terbentuk, mielinisasi medulla spinalis dimulai
dan berakhir pada tingkat S1. Hidung dan telinga membentuk tulang.
 Usia kehamilan 24 minggu
Tubuh menjadi langsing. Kulit menjadi merah dan berkeriput, terdapat
verniks kaseosa, pembentukan kelenjar keringat. Ukuran puncak kepala ke
bokong 23 cm dengan berat 600 gram. Pembentukan darah meningkat dalam
susmsum tulang tapi berkurang di hati. Terdapat duktus dan sakus alveolaris,
lesitin mulai muncul pada cairan amnion pada minggu ke 26 hingga ke 27.
Korteks serebri dilapisi secara khas, proliferasi neuron pada korteks serebri
berakhir. Telinga mulai berfungsi. Testis dalam proses turun ke skorotum.
 Usia kehamilan 28 minggu
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah. Ukuran puncak
kepala ke bokong 27 cm dengan berat 1100 gram. Talus dan tulang tumit
menjalani osifikasi, gerkana lemah dan cepat, tonus minimum. Lesitin
terbentuk pada permukaan alveolus. Tampak visura serebralis, pembentukan
lipatan otak dengan cepat, siklus tidur bangun yang tidak tetap. Kelopak
mata terbuka kembali, lapisan retina selsai dibentuk, dapat menerima
cahaya, pupil dapat bereaksi pada cahaya.
 Usia kehamilan 32 minggu
Lemak subkutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda
dan licin, mulai mengambil posisi persalinan. Panjangnya 31 cm dengan
berat 2100 gram. Falang medial keempat mengalami penulangan, terlihat
primordial gigi permanen, dapat menengok ke samping. Mulai sadar pada
suara diluar tubuh ibu. Testis turun kedalam skrotum.
 Usia kehamilan 36 minggu
Kulit merah muda, tubuh bulat. Panjang 35 cm dengan berat antara 2200
– 2900 gram. Gerakan mulai pasti dan dapat bertahan, tonus cukup kuat,
dapat membalik dan mengangkat kepala. Pembentukan nefron baru berhenti.
Siklus bangun ke tidur menetap.
 Usia kehamilan 40 minggu
Kulit halus dan berwarna merah muda, rambut sedang hingga banyak,
tampak tulang rawan hidung dan cuping hidung. Panjangnya 40 cm dengan
berat 3200 gram. Gerakan aktif dan bertahan, tonus baik, dapat mengangkat
kepala. Percabangan paru hanya selesai 2/3. Mielinisasi otak dimulai, siklus
tidur-bangun teratur, emnangis bila lapar dan tidak nyaman, reflex mengisap
kuat. Pada wanita labia mayora telah berkembang dengan baik.

C. Patofisiologi kehamilan
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami
ovum dan sperma.
1. Ovum
a. Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid
dan akan habis jika sudah masuk masa menopause
b. Ovum mempunyai waktu hidup 24 – 28 jam setalah di keluarkan dari
ovarium
c. Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis
d. Mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai nucleus,
terapung – apung dalam sitoplasma yang kekuning – kuningan yakni
vitelus. Vitelus banyak mengandung karbohidrat dan asam amino.
e. Mempunyai lapisan pelindung sel – sel granulosum / korona radiata
dan zona pelusida, didalam zona ini terdapat ruang perivitelina, dan
tempat benda – benda kutub. Bahan – bahan dari sel korona radiata
dapat disalurkan ke ovum melalui saluran halus di zona pelusida.
Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum di ampul tuba makin
berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada
waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat
pembuahan umum terjadi.
2. Sperma
a. Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannyadisebut
spermatogenesis
b. Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum
dan tetap berproduksi meskipun pada lansia
c. Kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari, rata – rata 3 hari
d. Terdapat 100 juta sperma pada setiap mili liter air mani yang
dihasilkan, rata – rata 3 cc tiap ejakulasi.
e. Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di
nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum
karenadapat mengeluarkan enzim hialuroidase untuk melunakkan
korona radiate atau sel – sel granulosa
f. Mempunya morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh kromosom
dan membrane plasma. Leher : menghubungkan kepala dengan bagian
tengah. Ekor : panjangnya kurang lebih 10 kali bagian kepala dan
dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
Secara garis besar, proses kehamilan melputi beberapa tahapan sebagai
berikut :
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampul tuba (sarwono 2009). Saat terjadi
ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi
pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk keoargan
genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi bebebrapa
rintangan antara lain lendir vagina yang bersifat asam, lendir serviks
yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di tuba fallopi. Untuk
menghadapi rintangan tersebut sperma harus mempunyai akrosom
yang melewati proses kapasitasi. Sedangakan ovum akan di keluarkan
dari ovarium sebanyak satu dalam tiap bulan, ditangkap oleh fimbrae
dan berjalam menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum dan sperma
paling sering adalah di daerah ampul tuba. Adapun proses fertilisasi
meliputi :
 Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi
mampumelakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai
ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan del di
luar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein
ekstraseluler) , yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah
ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu sperma. Suatu molekul
kompleks khusus di permukaan kepala sperma mengikat ZP3
glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom
untuk mengaluarkan enzim yang membantu spermatozoa
menembus zona pelusida, pada saat yang bersamaan terjadi reaksi
korteks ovum. Granula korteks di dalam ovum (oosit sekunder)
berdifusi denganmembran plasma sel, sehingga enzim di dalam
granula – granula dikeluarkan secara eksitosis ke zona pelusida.
Hal ini yang menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan
satu sama lain membentuk suatu materi keras dan tidak dapat di
tembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum di buahi
lebih dari satu sperma.
 Fusi spermatozoa dan ovum
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya, yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor
spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya
seluruh mitokondria mnusia berasal dari ibu. Masuknya
spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nucleus ovum yang
masihdalam metaphase untuk proses pembelahan selanjutnya
(miosis ke II / anafase). Sesudah anaphase kemudian telofase, dan
benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang
hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus
spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang
haploid.
 Fusi materi genetic
Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk
zigotyang terdiri atas bahan genetic dari perempuan dan laki – laki.
Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom
dan 2 kromosom kelamin. Pada laki – laki satu X dan satu Y.
sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang mempunyai
22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X atau Y.
zigot yang memeliki 44 kromosom otosom dan 2 kromosom X
akan tumbuh menjadi janin perempuan, namun bila memeliki 44
kromosom otosom dan 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan
tumbuh menjadi janin laki – laki.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah


pembentukan zigot. Hal ini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum
mengandung bnyak asam amino dan enzim. Hasil konsepsi berada
dalam stadium morula. Energy pembelahan ini diperoleh dari vilitelus,
sehingga volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh
morula. Dengan demikian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan kata
lain besar hasil konsepsi tetap sama. hasil konsepsi ini akan disalurkan
ke pars ismika danpars interstisisalis tuba dan terus di salurkan kea rah
cavum uteri.

b. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium. Hasil konsepsi menanamkan dirinya dalam bentuk
blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah
trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell yang
berkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh suatu
simpai yang disebut trofoblas, sejak trofoblas terbentuk, produksi hCG
dimulai. Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan
mencairkan jaringan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel –
sel desidua. Blastula dengan bagian yang berisi inner cell mass akan
mudah masuk ke desidua, menyebabakan luka kecil yang kemudian
sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, terkadang nidasi terjadi
sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda Hartman). Sel desidua
mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan
endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi
yang kuat, di sisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas
dengan mengeluarkan cyrokine dan protease. Keberhasilan nidasi dan
plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara
trofoblas dan endometrium.

Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka


akan dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan janin :
1. Masa preembrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama ectoderm, endoderm dan mesoderm
2. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2 – 8 minggu, sistim utama di dalam tubuh
tekah ada dalam bentuk rudimenter (mengecil, menciut dan
akhirnya menghilang). Seringkali deisebut masa oogenesis atau
masa pembentukan organ.
3. Masa fetal
Berlangsung setelah minggu ke – 8 sampai bayi lahir.
c. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada
manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah
fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi,
trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke pembuluha darah
endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yakni ruangan yang
berisi darah maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan.
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruang – ruang
interviler dimana vili korialis seolah – olah terapung diatas ruangan
tersebut sampai terbentuk plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi
dan dimulai pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini
berakhir di lengkung kaplier di dalam vili corialis yang ruang
interfilinya dipenuhi dengan darah maternal yangdipasok oleh arteri
spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis akan
tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta

D. Tanda dan gejala


1. Tanda tidak pasti (presumptive sign)
a. Amenorea (berhentinya menstruasi)
 Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi.
 Mengetahui HPTH dengan rumus neagle dapat ditentukan
perkiraan persalinan
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
 Pengaruh estrogen dan progerteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan
 Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang
disebutkan morning sicknes
 Dalam keadaal fisiologis keadaan ini dapat diatasi
 Akibat mual muntah nafsu makan berkurang
c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
 Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam
d. Syncope (pingsan)
 Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau
pingsan.
 Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu
e. Payudara tegang
 Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
 Payudara membesar dan tegang
 Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama
f. Sering miksi
 Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi
 Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi
 Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
sehingga menyebabkan kesulitan untuk BAB
h. Pigmentasi kulit
 Sekitar pipi : cloasma gravidarum
Keluarnya melanopore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
 Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam
 Sekitar payudara : - hiperpigmentasi areola mamae
- putting susu semakin menonjol
- kelenjar Montgomery menonjol
- pembulu darah menifes sekitar payudara
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
j. varises
 karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi
penampakan pembulu darah vena, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat.
 Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki, betis dan payudara
 Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah
persalinan

2. Tanda mungkin (probability sign)


a. Pembesaran perut
Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
b. Tanda hegar
Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c. Tanda goodel
Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi karena
ovum berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat me ningkatnya actomyosin di
dalam ototr uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat
diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ke tiga. Kontraksi
ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekeuatannya
sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Untuk mendeteksi adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik
sel selama kehamilan.

3. Tanda pasti (positive sign)


a. Gerakan janin dalam rahim
- Terlihan alat / teraba gerakan janin
- Terba bagian – bagian janin
b. Denyut jantung janin
- Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler.
- Dilihat dengan USG

E. Perubahan fisiologi ibu hamil


1. Sitem reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormone
estrogen dan progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan
hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan amnion dan perkembangan plasenta. Selain itu akan
terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan pembaesaran
plasenta pada satu sisi uterus.
b. Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena
peningkatan hormon estrogen dan progesteron

c. Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina,
hipervaskularisasi pada vagina.
d. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat
perkembangan dari korpus luteum.
e. Payudara
Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan
hormone estrogen dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan
hormon somatomamotropin untuk produksi ASIsehingga menjadi
lebih besar.
2. Sitem pencernaan
a. Mulut dan gusi
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran
darah ke rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi
sehingga terjadi edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang
sehingga gusi lebih rapuh, timbulnya mual muntah menyebabkan
kebersihan mulut terganggu dan meningkatkan rasa asam di mulut.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot – otot pencernaan antaralain peristaltic di
lambung, sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih
lama dan mudah terjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu,
pengaruh dari peningkatan hormon hCG juga dapat menyebekan ibu
hamil merasakan mual dan muntah
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi
lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga
penyerapan air menjadi lebih lama.
3. Sistem kardiovaskular
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh
peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong
ke atas, jantung terangkat keatas dan berotasi kedepan.
4. Sitem perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya
merupakan akibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi
sedikit urin.

5. Sistem integument
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada
kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita
hamil berkulit hitam akibat peningkatan hormone estrogen dan
progesterone serta hormone melanokortikotropin.
b. Kulit
Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal – gatal
dan peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat
peningkatan hormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan
kegiatan metabolic yang meningkat serta peningkatan aktivitas
kelanjar sebasea.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas
fundus di garis tengah tubuh di induksi hormone timbul.
6. System pernafasan
a. Hidung
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap
peningkatan hormone estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan
atas. Karena pembesaran kapiler, terbentuklah edema dan hyperemia
di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus.
b. Toraks dan diafragma
- Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada
diafragma sehingga diafragma naik 4 cm
- terjadi pelebaran sudut toraks dari 68º menjadi 103º
- peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan
pusat syaraf untuk konsumsi oksigen.
7. System neurologi dan muskulo skeletal
- Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada
sistim pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan
sirkulasi yang buruk pada tungkai
- Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah
besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat
menekan saraf ulnar, median, dan skiatik.
- Terjadi hipertensi postural yang berhungan dengan perubahan
hemodinamis
- Terjadi hipoglikemi

F. Perubahan psikologi ibu hamil


Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam
tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis
pada ibu misalnya mual, muntah, keletihan,dan pembesaran pada payudara.
Hal ini akan memicu perubahan psikologis seperti berikut :
1. Trimester pertama
- Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan, dan kesedihan
- Mencari tahusecara aktif apakah memang benar – benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering
memberitahukan kepada orang lain apa yang dirahasiakan.
- Hasrat melakukan seks berbeda – beda, ada yang menigkat ada
yang menurun.
- Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan,
tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapa untuk mencari
nafkah bagi keluarganya.
2. Trimester kedua
- Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormone yang
tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai
berkurang.
- Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan
energy dan pikirannya lebih konstruktif
- Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman
seperti yang dirasakannya pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
- Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya
- Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu – waktu
- Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal
- Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau
benda yang di anggap membahayakan bayinya.
- Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada saat melahirkan.
- Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu meras dirinya jelek dan
aneh.
G. Ketidaknyamanan ibu hamil dan tindakan penatalaksanaannya
1. Sitem reproduksi
- Keputihan
a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b. Pakaian dalam menggunakan bahan katun yang punya daya
serap tinggi
c. Cara cebok yang benar dari vagina ke belakang
d. Keringkan vulva setealh BAK dan BAB
e. Ganti celana dalam setiap kali basah
f. Hindari semprotan air
2. Sitem pencernaan
- Karies gigi
a. Berkumur dengan air hangat dan asin
b. Menggosok gigi secara teratur dan menjaga kebersihannya
- Gusi berdarah
Memeriksakan gusi secara teratur
- Mual muntah
a. Hindari bau dan faktor penyebab lain
b. Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari
tempat tidur dan bangun secara perlahan – lahan
c. Makan sedikit tapi sering
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras
f. Makan makanan kering di antara waktu makan
g. Jangan langsung gosok gigi setelah makan
h. Istirahat seperlunya
i. Gunakan obat obat non farmakologis jika memungkinkan
j. Jika terlalu parah beri vit. B6
- Konstipasi
a. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet
b. Istirahat cukup
c. Senam hamil
d. BAB teratur dan segera setelah ada dorongan
e. Anjurkan defekasi secara teratur
- Hemoroid
a. Hindari kostipasi dan mengejan saat BAB
b. Duduk berendam
c. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum
seperlunya
3. Sistem kardiovaskular
- Palpitasi jantung
KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan
- Anemia fisiologis
a. Konsumsi makanan atau diet tinggi Fe dan asan folat
b. Konsumsi tablet Fe 1 x minimal selama 3 bulan
- Edema umum
a. Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama
b. Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki agak di
tinggikan
c. Hindari stoking yang ketat
d. Senam hamil
e. Hindari sepatu / sandal hak tinggi
4. Sitem perkemihan
- Sering BAK
a. KIE penyabab BAK
b. Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan
c. Perbanyak minum pada siang hari
5. Sistem integument
- Chloasma gravidarum
a. Hindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil
b. Gunakan bahan pelindung non alergis
c. Hindari penggunaan hidrokuinon
- Keringat bertambah
a. Pakai pakaian yang longgar
b. Perbanyak minum
c. Mandi secara teratur
- Garis – garis di perut dan payudara
Gunakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen
6. System pernafasan
- Hidung tersumbat dan mimisan
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Gunakan alat penguapan udara yang sejuk
c. Meningkatkan asupan cairan yang banyak
d. Meletakkan handuk yang lembab pada sinus, dan masase sinus
tersebut
- Sesak nafas
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Bantu cara mengatur pernafasan
c. Posisi berbaring semiflower
d. Latihan pernafasan dan senam hamil
- Nyeri pinggang dan punggung sebelah bawah.
a. Hindari sepatu hak tinggi
b. Gunakan bantak waktu tidur untuk meluruskan punggung
c. Gunakan kasur yang keras untuk tidur
d. Masase daerah pinggang dan punggung
7. Neurologi dan muskulo skeletal
- Kram kaki
a. Kompres hangat pada kaki
b. Konsumsi cukup kalsium
c. Istirahat cukup
- Kesemutan
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Posiskan tubuh dengan benar
c. Berbaring dan merebahkan diri
- Pusing hingga pingsan
a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
b. Hindari berdiri terlalu lama
c. Hindari lingkungan yang terlalu ramai dan berdesak desakan
(Ummi hani,2010)
H. Penatalaksanaan medis

a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan


b. Pengobatan penyulit kehamilan
c. Menjadwalkan pemberian vaksinasi
d. Memberikan preparat penunjang kesehatan
- Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan
sebagainya
- Tambahan preparat Fe
e. Menjadwalkan pemeriksaan ulang (Manuaba, 2010)

2. MENSTRUASI

A. PENGERTIAN
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk
siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid sampai tepat
satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40
hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang memiliki siklus 28 hari.
B. SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap
bulan secara periodik. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata
durasi menstruasi + 4,7 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80
cc darah dengan rata-rata 35 cc4. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari.
Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11
tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun.
Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang
perempuan, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1
dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus
menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang
memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah
menarke dan sesaat sebelum menopause.
Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada
masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami
jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus.
Namun jangan khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan menjadi
lebih teratur.
Pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi
remaja putri. Dengan mengetahui pola siklus menstruasi akan membantu dalam
memperkirakan siklus menstruasi yang akan datang.
Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan
pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap
bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan
cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai
tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut
ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii
dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan
masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah
kehamilan.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium
akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi.
Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses
pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus
berikutnya.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu,
1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi,
Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan
perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. Darah ini
tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan mukosa. Bila darah banyak keluar, fermen
tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam darah haid3. Pada saat ini
ovarium mulai membentuk estrogen.
2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi,
Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan
ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar
endometrium. Pada saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah
mulai saat stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi
tebal ±3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-
kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid
pertama3. Pada saat ini terjadi peningkatan FSH yang memicu terjadinya
pematangan folikel di ovarium menjadi folikel de graaf. Folikel ini
menghasilkan estrogen dimana estrogen menghambat kerja FSH sehingga
pembentukan folikel lainnya dapat dihambat sehingga didapatkan satu folikel
de graaf saja yang matang. Estrogen memulai pembentukan lapisan baru pada
uterus.
Ketika folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup estradiol untuk
memacu terjadinya pelepasan LH secara akut. Pelepasan LH ini terjadi pada
hari ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH mematangkan ovum, menipiskan
dinding folikel sehingga memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel
agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi masih belum
diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara acak. Pada beberapa wanita,
ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang disebut mittelschmerz akibat ada
cairan yang terbebas dari folikel yang meletup yang jatuh ke rongga abdomen
dan merangsang terjadinya rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba
saat ovulasi dapat menyebabkan perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada
beberapa penelitian didapatkan peningkatan kemampuan penciuman perempuan
saat ovulasi.
4. Stadium praementruum atau stadium sekresi3.
Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk
kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah
terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi
ini berlangsung pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama3. Setelah terjadi
ovulasi, folikel yang sudah kehilangan ovum berubah menjadi korpus luteum di
bawah pengaruh kelenjar hipofise. Korpus luteum menghasilkan progesteron
dan tambahan estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum mati.
Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok untuk implantasi
embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi
terjadi, embrio akan mengalir ke dalam kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari
setelah ovulasi. Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada
sistem maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna untuk
mempertahankan korpus luteum agar dapat terus menghasilkan progesteron.
Bila tidak terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah
menstruasi. prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan otot
uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari uterus
dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya
nyeri saat haid.

Siklus menstruasi dibagi menjadi 4 fase, yaitu:


• Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke- 14)
Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH
meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler
karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur.
Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon
terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium
terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan,
sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru
untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5
hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya
tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
• Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28)
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase
luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini
bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.
Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan
dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai
menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara
korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan
hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
 Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)
Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan
endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali
peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang
disebabkan tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya
telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal.
Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah
vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-
perubahan higiene pada daerah tsb dan menimbulkan keputihan
 Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan
endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali
membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh
hormon-hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan
kembali di dalam ovarium.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS MENSTRUASI
1. Kondisi hormonal belum stabil
Hal inilah yang menjadi penyebab menstruasi kadang datang kadang
tidak atau super telat. Kondisi tubuh remaja yang masih belum stabil ini yang
menyebabkan belum sepenuhnya memiliki siklus yang tepat untuk semua
fungsinya, termasuk untuk menstruasi. Makanya ada kalanya kita menstruasi
sampai dua kali dalam satu bulan, atau malah sampai beberapa bulan
menstruasi tak kunjung datang.
Sampai pada usia tertentu, kondisi ini sangatlah normal. Biasanya remaja
yang masih SMP atau SMA kelas II atau III masih ada yang belum
mendapatkan pola menstruasi yang menetap. Malah ada yang juga perempuan
yang ternyata siklus mensnya memang tidak beraturan seperti ini.
2. Kondisi fisik terganggu
Aktivitas yang sangat padat bisa mengganggu siklus menstruasi.
Misalnya, di sekolah sedang ada kegiatan besar yang menuntut perhatian dan
mengurangi tenaga kita selama hampir tiga bulan. Menstruasi bisa ikut
menghilang selama tiga bulan. Karena kelelahan fisik juga bisa menjadi salah
satu faktor penyebab hormon kita gagal mematangkan sel telur kita. Makanya
menstruasi kita jadi mundur selama kurang lebih tiga bulan.
3. Kondisi psikis terganggu
Sederhananya kondisi psikis itu keadaan jiwa kita alias kondisi emosi
kita. Ada kondisi stres, sedih berlebihan, panik, senang, dan sebagainya.
Ternyata kondisi-kondisi ini juga berperan sebagai salah satu penyebab
terganggunya siklus menstruasi.
4. Kurangnya asupan gizi
Kondisi hormon menjadi salah satu faktor yang memengaruhi proses
pematangan sel telur. Jika gizi yang diperlukan untuk mematangkan telur tidak
terpenuhi, jelas akan menghambat proses menstruasi. Yang pertama adalah
kualitas dan kuantitas makanan. Dan jangan lupa juga: pola hidup. Kalau kita
sudah sangat memerhatikan kualitas dan kuantitas makanan, tetapi tidak
diimbangi dengan pola hidup yang jelas, ya sama juga bohong.
5. Hamil
Kehamilan itu bisa terjadi kalau sel telur matang dibuahi oleh sel sperma.
Kalau sudah dibuahi, berarti tidak mungkin sel telur matang tadi dikeluarkan.
Yang terjadi kemudian adalah sel telur yang dibuahi tadi diantarkan dan
disimpan oleh tubuh kita ke dalam rahim untuk kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi seorang bayi. Begini ini proses terjadinya kehamilan.
Makanya perempuan yang sudah dalam keadaan hamil tidak mungkin mens,
karena hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah
fungsinya menjadi penyedia makanan bagi sang jabang bayi.

D. GANGGUAN DAN KELAINAN MENSTRUASI


Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormon
yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya.
Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah,
banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya
pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya
regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.
1. Nyeri haid (dismenerrohoe)
Pada saat menstruasi, cewek kadang mengalami nyeri. Sifat dan derajat
rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat.
Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang
hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Nyeri haid ada dua macam:
1). Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh
atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid
ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan
fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang
menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak
membahayakan kesehatan.
2). Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada
penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip,
tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat
mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

2. Pre Menstruasi Syndrome


PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat
menyertai sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:
 Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
 Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
 Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan
perasaan-perasaan negatif lainnya.
 Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
 Kepala nyeri.
 Pingsan.
 Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang
banyak.
 Pinggang terasa pegal.
Cara mengatasinya
Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal di bawah ini;
a. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacang-kacangan, dan
makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.
b. Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat.
c. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C dosis
tinggi, seminggu sebelum menstruasi.
d. Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih.
e. Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak makan
makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar terhindar dari
anemia.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut waktu
menstruasi:
 Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa kram
(bisa perut atau pinggang bagian belakang).
 Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan
diri.
 Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
 Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit.
 Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini bisa
membantu relaksasi.
 Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
 Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh minum
analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal
dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.

3. Kelainan Panjang Siklus


Amenorrhe
a. Definisi
Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala.
Amenorrhe dapat terjadi pada menopouse, sebelum pubertas, dalam
kehamilan dan dalam masa laktasi. Bila tidak menyusukan, haid datang ±
3 bulan post partum namun bila menyusukan, haid datang pada bulan ke-
66.
Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder.
 Amenorrhe primer berarti seorang perempuan belum mengalami haid
setelah usia 16 tahun7 tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder
atau tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks
sekunder. Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan underweight
atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk
memacu pelepasan hormon.
 Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti
untuk masa tiga siklus atau lebih dari enam bulan.
b. Etologi
Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya:
 Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang.
Sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan
ini diketahui bila cewek sudah waktunya mens tetapi belum
mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan. Untuk
mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi selaput daranya.
 Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga tidak
terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini
menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan keadaan ini
menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur karena sel telur
tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.
 Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens
sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti
hipotensi, anemia, infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum.
Selain itu, bisa juga disebabkan oleh stres psikologis. Apabila terjadi
kondisi ini sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Kelainan Kompartemen I: Kelainan saluran uterus


1. Sindrom Asherman
Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini
terjadi akibat kuretase postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik
dan perlengketan. Endometrium mungkin memiliki tekanan yang
begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat mengalamai
keluhan lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan
kuretase untuk menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan
histeroskopi dengan melisiskan adhesi dengan memotong dan
membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding kuretase yang tidak
terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya
kembali perlengketan dengan memasang IUD. Dapat juga
menggunakan folley kateter pediatrik dengan memasukan 3 cc dan
baru dilepas setelah 7 hari.
2. Mullerian anomali
Pada keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada.
Atau pada keadaan lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat
rongga, atau terdapatnya rongga namun endometrium sangat sedikit.
Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi dengan
menggunakan teknik vecchietti atau teknik Frank untuk membentuk
saluran vagina buatan. Penundaan operasi dapat menyebabkan
terjadinya inflamasi.
3. Insensitivitas Androgen (testicular feminization)
Insenitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan
kanalis vagina namun tidak didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria
pseudohermaprodit dimana ketentuan pria ditentukan dari adanya
kromosom XY dan pasien memilliki testes. Pseudohermaprodit berarti
genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada pasien ini secara
fenotip tampak seperti wanita tapi tidak ditemukannya rambut pubis
dan rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat testosteron darah yang
normal atau sedikit meningkat dan kenaikan LH
Pada insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang
komplit), individu mendapat sedikit pengaruh androgen. Individu ini
mungkin memiliki pembesaran klitoris, dan phallus mungkin ada.
Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat pertumbuhan payudara9.

Kelainan Kompartemen II
1. Kelainan ovarium
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer
maupun sekunder. 30-40% amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium (Gonadal disgenesis). Pasien ini dapat terdiri
dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik (25%), 46XX (25%).
Wanita dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder
berhubungan dengan kariotip 46xx, mosaik, 47 xxx ,dan 45x.
2. Sindrom Turner
Pada sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif
dalam oosit untuk menghindari percepatan kematian folikel. Karena
pada pasien ini terjadi kekurangan folikel, terjadi kekurangan hormon
sex gonadal saat pubertas sehingga terjadi amenorrhea primer.
3. Kegagalan ovarium prematur
Sekitar 1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40
tahun. Hal ini juga terjadi pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan
ovarium yang prematur dapat disebabkan kelainan genetik dengan
peningkatan kematian folikel. Dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan.
4. Efek radiasi dan kemoterapi
Efek radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi
barium dapat kembali setelah bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak
kerusakan tidak akan muncul hingga terjadinya kegagalan ovarium
prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis, radiasi tidak
memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad
tidak dalam keadaan bahaya ketika di dapur menggunakan oven
microwave yang berdaya penetrasi rendah.

Kelainan Kompartemen III


Gangguan pada kompartemen ini dapat berupa gangguan pada
hipofise anterior. Gangguan dapat berupa adanya tumor yang bersifat
mendesak ataupun menghasilkan hormon yang membuat haid menjadi
terganggu9. Tumor mikroadenoma dapat diterapi dengan menggunakan
agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat pelepasan prolaktin
lebih lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise dan prolaktinemia dapat
dicegah. Operasi dapat dilakukan terutama bila tumor masih kecil.
Namun angka rekurensi setelah operasi sangat besar lagipula struktur
tumor sulit dibedakan dengan jaringan hipofise sehat sehingga operasi
sering kali meninggalkan sisa. Pada makroadenoma dapat diberikan
agonis dopamin terlebih dahulu untuk memperkecil ukuran tumor.
Setelah operasi dapat dilanjutkan dengan pemberian radiasi namun radiasi
ini dapat memicu terjadinya tumor di tempat lain pada otak9.

Kelainan Kompartemen IV
Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang
secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmiter
seperti serotonin yang dapat menghambat lepasnya gonadotropin.
Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi pada penderita anoreksia
nervosa maupun atlet atau penari balet yang mengalami latihan dengan
ketegangan.
Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain
seperti penyakit kronis (TBC), penyakit metabolik seperti penyakit tiroid,
pankreas dan glandula suprarenalis, kelainan gizi (obesitas dan
underweight), kelainan hepar dan ginjal.
c. Pengelolaan & prognosa
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila
penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk. Menurut
beberapa penelitian, dapat dilakukan terapi sulih hormon, namun fertilitas
belum tentu dapat dipertahankan.
d. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah
infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita
sehingga dapat menggangu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran
setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-gejala
lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis.
e. Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea
Yang harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena
pada keadaan hipotroid terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang
pelepasan TRH. TRH merangsang hipofise anterior untuk menghasilkan
prolaktin dimana prolaktin akan menghambat pelepasan GnRH. Namun
pada satu waktu, saat hipofise anterior terangsang secara kronik, hipofise
anterior dapat membesar sehingga meningkatkan sekresi GnRH dan
menyebabkan terjadinya pematangan folikel yang terburu-buru sehingga
terjadi kegagalan ovarium prematur. Sehingga harus diwaspadai bila
terjadi suatu tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan galaktorrhea.
Keadaan amenorrhea yang disertai keadaan galaktorrhea dapat juga
terjadi pada sindrom chiari-Frommel yang terjadi setelah kehamilan dan
merupakan amenorrhea laktasi yang berkepanjangan. Diduga keadaan ini
disebabkan oleh inhibisi dari faktor imhibisi prolaktin dari hipofise. Pada
sindrom Forbes-Albright terdapat adenoma chromopob dimana banyak
dihasilkan prolaktin. Pada sindrom Ahoemada del-Costello tidak terdapat
hubungan antara kehamilan dengan tumor hipofise. Sindrom ini diduga
akibat obat-obatan seperti kontrasepsi dan fenotiazin.
Pasien juga seharusnya dilakukan progesteron challenge. Bila
dengan pemberian progesteron lalu dilakukan withdrawl terjadi haid,
maka dipastikan amenorrhea disebabkan anovulasi. Terapi yang diberikan
pada pasien ini adalah pemberian progesteron.
Perlu juga diberikan preparat estrogen bila dengan pemberian
progesteron tidak menghasilkan haid untuk mencari apakah penyebab
terjadinya amenorrhea akibat kurangnya estrogen.
Bila dengan langkah-langkah di atas tidak didapatkan hasil yang
memuaskan, lakukan pemeriksaan FSH dan LH untuk mencari apakah
penyebab amenorrhea ada pada kompartemen III.
f. Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih
Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak
sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan
hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada
keadaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan
progeteron yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan
berlebih banyak dihasilkan endorpin yang merupakan derifat morfin.
Endorpin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan
progesteron menurun. Pada keadaan stress berlebih, corticotropin
releasing hormon dilepaskan, pada peningkatan CRH, terjadi peningkatan
opoid yang dapat menekan pemebentukan GnRH.

Oligomenorrhea
a. Definisi
Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang.
Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya
berkurang.
b. Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat
juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-
hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat
badan berlebih.
Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis6. Dapat juga
terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada
keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita
normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional,
penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk.
Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti
pada awal pubertas.
Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan
stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua
stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan
oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
c. Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih
panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.
Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar
estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami
osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki
resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
d. Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada
oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang
mendekati menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada
penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan
oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk
memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Pasien dengan sindrom
ovarium polikistik juga sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi
akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Pengobatan alternatif
lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herba.
e. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas
dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya
kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea
mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

Polimenorrhea
a. Definisi
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari5
dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari.
b. Etiologi
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi
pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang
paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus
lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga
dan hal ini menyebabkan infertilitas.
Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan
pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini
sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau
penyakit kronik seperti TBC.
c. Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal.
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium
sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron.
Metrorrhagia
Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid6 namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid
walaupun berupa bercak.
Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun
kehamilan ektopik6 dan dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan
seperti ovulasi, polip endometrium dan karsinoma serviks. Akhir-akhir ini,
estrogen eksogen menjadi penyebab tersering metrorrhagia. Terapi yang
diberikan tergantung etiologi.

4. Kelainan Jumlah Darah Haid


Menorrhagia
a. Definisi
Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan
biasanya disertai dengan pada siklus yang teratur.
Menorrhagia biasanya berhubungan dengan nocturrhagia yaitu suatu
keadaan dimana menstruasi mempengaruhi pola tidur wanita dimana waita
harus mengganti pembalut pada tengah malam. Menorrhagia juga
berhubungan dengan kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan
obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah
dan mual berulang selama haid.
b. Etiologi
Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,
1). Gangguan pembekuan
Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit
von willebrands berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun
efek kelainan pembekuan terhadap individu bervariasi. Pada wanita
dengan tromboitopenia kehilangan darah berhubungan dengan jumlah
trombosit selama haid. Splenektomi terbukti menurunkan kehilangan
darah.
2). Disfunctional Uterine Bleeding (DUB),
Pada dasarnya peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid
berlangsung secara simultan di seluruh endometrium serta jaringan
endometrium yang terbentuk oleh estrogen dan progesterone normal
bersifat stabil. Pada DUB, keadaan ini sering terganggu.
DUB dapat terjadi disertai ovulasi maupun anovulasi. Pada
keadaan terjadinya ovulasi, perdarahan bersifat lebih banyak dan siklik
hampir sesuai dengan siklus haid. Pada keadaan anovulasi, perdarahan
bersifat namun dengan siklus yang tidak teratur sehingga sering disebut
menometrorrhagia. DUB dapat disebabkan estrogen withdrawl bleeding,
progesteron withdrawl bleeding, estrogen breakthrough bleeding,
progesterone breakthrough bleeding,
Estrogen withdrawl bleeding terjadi pada keadaan setelah
ooparektomi bilateral, radiasi folikel yang matur atau penghentian tiba-
tiba obat-obatan yang mengandung estrogen.
Estrogen breakthrough bleeding menyebabkan lapisan
endometrium menjadi semakin menebal namun akhirnya runtuh karena
kurang sempurnanya struktur endometrium karena tidak sebandingnya
jumlah progesterone yang ada disbanding jumlah estrogen. Perdarahan
biasanya bersifat spotting. Estrogen breakthrough bleeding yang
berkelanjutan mengacu pada keadaan amenorrhea namun secara tiba-
tiba dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak.
Progesteron withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum
dihilangkan. Progesteron withdrawl bleeding hanya akan terjadi bila
diawali proliferasi endometrium yang diatur oleh estrogen. Namun bila
kadar estrogen meningkat 10-20 kali lipat, progesteron withdrawl
bleeding tidak akan terjadi.
Progesterone breakthrough bleeding terjadi bila kadar
progesterone melebihi keseimbangan dengan estrogen. Dinding
endometrium yang menebal akan meluruh sedikit demi sedikit akibat
struktur yang tidak kuat. Hal ini terjadi saat menggunakan pil
kontrasepsi dalam jangka waktu lama.
Pada keadaan progesteron withdrawl bleeding dan estrogen
breakthrough bleeding diberikan terapi progesteron sehingga tercapai
keseimbangan jumlah progesterone-estrogen. Progesterone bersifat
antiestrogen dimana menstimulasi perubahan estradiol menjadi estron
sulfat yaitu bentuk tidak aktif estrogen. Progesterone juga menghambat
pembentukan reseptor estrogen. Estrogen juga mencegah transkripsi
onkogen yang dimediasi oleh estrogen.
Pada oligomenorrhea (estrogen breakthrough bleeding) preparat
progesterone yang digunakan adalah medroxypogesteronaseta, 5-10
mg/hari selama 10 hari. Pada menorrhagia (estrogen breakthrough
bleeding yang berlangsung lama dan progesteron withdrawl bleeding)
progestin digunakan selama 10 hari hingga 2 minggu untuk
menstabilkan dinding endometrium lalu dihentikan secara tiba-tiba
dengan maksud mengikis semua dinding endometrium dan bersifat
kuretase alami.
Terapi estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan
progesterone breakthrough bleeding untuk memperkuat stroma tempat
kelenjar yang hiperplasia karena dirangsang progesterone. Pada keadaan
ini diberikan 25 mg estrogen terkonjugasi secara intra vena tiap 4 jam
hingga perdarahan berhenti atau selama 24 jam untuk menghindari
terbentuknya trombus pada kapiler uterus. Semua terapi estrogen harus
diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding.
Dapat juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah
sehingga perdarahan dapat berhenti.
Desmopresin asetat (analog sintetik dari arginin vasopresin)
digunakan untuk mengobati DUB pada pasien gangguan pembekuan
terutama pada penyakit von willebrand’s dan dapat diberikan intranasal
maupun intravena. Pengobatan dapat meningkatkan kadar faktor VIII
dan faktor von willebrands yang berlangsung sekitar 8 jam.
3). Gangguan pada organ dalam pelvis
Menorrrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus,
adenommiosis, infeksi pelvis, polips endometrial, dan adanya benda
asing seperti IUD. Wanita dengan perdarahan haid melebihi 200 cc 50%
mengalami fibroid. 40% pasien dengan adenomiosis mengalami
perdarahan haid melebihi 80cc. Menorrhagia pada retrofleksi
disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada mioma
uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat,
permukaan endometrium yang luas dan bendungan vena uterus.
4). Gangguan medis lainnya
Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea
diantaranya hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya
belum diketahui dengan pasti. Dapat juga terjadi pada hipertensi,
dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat menurunkan kualitas
pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang asthenia dan
yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas
miometrium yang jelek.
c. Terapi
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk
memiliki anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau
polip. Spektrum pengobatannya sangat luas mulai dari pengawasan
sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal seperti pengangkatan
dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip
(polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada kasus
yang refrakter).
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan
cina, ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat
memperkuat uterus. Vitex juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan
sindrom pre-mentrual. Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk
mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan
adalah vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah hebat biasanya
mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk
pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk
memperkuat vena dan kapiler.
d. Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari
awal.

Hipomenorrhea (kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat
sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh
stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien dengan obat kontrasepsi
kadang memberikan keluhan ini11. Hal ini juga dapat terjadi pada hipoplasia
uteri dimana jaringan endometrium sedikit.

Dismenorrhea
a. Definisi
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorrhea terdiri dari
gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala
neurologis seperti kelemahan umum.

b. Klasifikasi
1). Dismenorrhea primer (idiopatik)
Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak
menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ
lainnya. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan biasanya
terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan
20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10% penderita
dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari. Gejala
nya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah
haid dimulai. Biasanya nyeri berakhir setelah diberi kompres panas atau
oleh pemberian analgesik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus,
endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer.
Hiperaktivitas uterus berhubungan dengan aliran darah uterus.
Hiperaktivitas uterus terjadi pada endometriosis dan adenomiosis.
Uterus yang berkontraksi menyebabkan “angina” sehingga terjadilah
nyeri.
Endotelin adalah uterotonin poten pada uterus yang tidak hamil.
Endotelin berperan menginduksi kontraksi otot polos pada perbatasan
dengan kelenjar endometrium. Tempat yang paling banyak mengandung
ikatan endotelin adala epitel kelenjar pada tempat tersebut. Endotelin
tersebut dapat menginduksi pelepasan PGF2α dan menginduksi kelenjar
lainnya untuk menghasilkan endorpin lainnya (parakrin). Iskemi yang
terjadi akibat kontraksi selanjutnya merangsang pelepasan endorpin dan
PGF2α sehingga akan menyebabkan disperistaltis lebih lanjut.
Endometrium wanita dengan dismenorrhea menghasilkan PGF2α
lebih banyak daripada wanita normal. PGF2α adalah oksitoksi dan
vasokonstriktor yang poten yang bila diberikan pada uterus akan
menghasilkan nyeri dan mengakibatkan pengeluaran darah haid. Alasan
mengapa PGF2α lebih tinggi pada wanita tertentu belum diketahui
dengan pasti. Pada beberapa wanita, prostaglandin dapat mengakibatkan
otot polos dalam sistem gastrointestinal berkontraksi sehingga
menyebabkan mual, muntah dan diare.
Vasopresin merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi
miometrium berkontraksi. Pada hari pertama menstruasi,kadar
vasopresin meningkat pada wanita dengan dismenorrhea.
Kerusakan saraf perifer pada miometrium dan serviks oleh
persalinan. Hal ini menjelaskan mengapa pada wanita yang telah
melahirkan dismenorrhea dapat berkurang.
2). Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah
menarche6. Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat
regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan bisa
berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi
abdomen.
Dismenorrhea sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis
dimana jaringan uterus tumbuh di luar uterus dan ini dapat terjadi pada
wanita tua maupun muda. Implan ini masih bereaksi terhadap estrogen
dan progesteron sehingga dapat meluruh sat haid. Hasil peluruhan bila
jatuh ke dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan
menghasilkan nyeri. Endometriosis ditemukan pada 10-15% wanita usia
25-33 tahun. Dismenorrhea sekunder dapat juga disebabkan fibroid,
penyakit radang panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika
urinaria; polip uteri; inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan
akibat operasi sebelumnya dan adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana
endometrium tumbuh menembus miometrium.
c. Terapi
Dismenorrhea primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen
dan naproxen yang dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita
dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi menghilangkan nyeri dan gejala
lainnya pada 90% penderita dengan menekan ovulasi dan jumlah
perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk menghilangkan
gejala. Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
: Sobotta, J. 1989. Alat Kelamin Wanita, Sobotta: Atlas Ananatomi Manusia-Atlas
II, Jakarta: EGC. Fisiologi haid
https://www.scribd.com/document/127519169/SIKLUS-MENSTRUASI-doc
https://www.scribd.com/doc/82072598/Laporan-Pendahuluan-Kehamilan-Normal

Anda mungkin juga menyukai