1
Januari 2015
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@ftumj.ac.id
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas keberhasilan panggilan telepon seluler di wilayah kampus
UNISMA Bekasi. Luaran (output) pengoperasian BTS (Base Transceiver Station) operator Telkomsel – Simpati
yang melayani komunikasi dalam wilayah tersebut akan dijadikan obyek penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode eksperimentasi – observasi, yakni dengan mencatat/merekam keberhasilan panggilan
dari tempat tertentu terhadap pelanggan di lapangan (yang tersebar di area kampus UNISMA Bekasi, yang
kemudian akan dianalisis efektivitasnya. Dalam penelitian ini pemanggilan dilakukan di pekarangan RS.
dr.Adam Thalib Cibitung terhadap penerima yang berada di dalam wilayah kampus UNISMA Bekasi, yakni
pada 5(lima) gedung dengan mengambil sampel pada 15 (lima belas) titik yang berbeda. Diperoleh data
penerimaan panggilan telepon seluler operator Telkomsel – Simpati berupa durasi (lama) waktu yang
dibutuhkan untuk proses penyambungan antara 2(dua) pelaku komunikasi yang berjarak sekitar 10 kilometer
itu. Dengan uji hipotesis satu arah – uji kebebasan berbasis distribusi chi square, juga ingin diketahui
pengaruh perbedaan titik posisi penerimaan sinyal panggilan terhadap efektivitas keberhasilan panggilan.
Dengan analisis data penelitian yang terdiri atas 75(tujuh puluh lima) sampel diketahui bahwa durasi rata –
rata penyambungan komunikasi antara kedua titik lokasi yang dipilih, adalah sebesar 6,7 detik. Sedangkan dari
hasil uji hipotesis yang dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara perbedaan titik lokasi
penerimaan panggilan dengan efektivitas penerimaan panggilan (penyambungan) komunikasi. Melalui
penelitian ini juga diketahui bahwa sebagian besar durasi penyambungan komunikasi yang tercatat adalah
merupakan waktu tunda (delay time) yang dibutuhkan untuk pengolahan sinyal dalam perangkat telekomunikasi
yang digunakan (telepon seluler, BTS, dan lain – lain).
Kata Kunci: Komunikasi Bergerak Seluler, Incoming Call, Forward Link, Trafik Seluler
ABSTRACT
This study aims to determine the effectiveness of the success of mobile phone calls in the campus area UNISMA
Bekasi. Outputs operation of the BTS (Base Transceiver Station) operator Telkomsel - Sympathy which serve
communication within the region will be the object of research. Data collected by experimentation method -
observation, ie, with notes / recording the call success of a particular place to customers in the field (which is
spread over an area of Bekasi UNISMA campus, which will then be analyzed effectiveness. In this study,
conducted in the yard of the hospital calling. Dr.Adam Talib Cibitung to recipients who are inside the campus
area UNISMA Bekasi, namely in five (5) buildings by taking samples at 15 (fifteen) different points. Obtained
Data answering cellular phone operator Telkomsel - Sympathy form of duration (long) time needed for the
process of switching between two (2) communicators within about 10 kilometers of it. By the hypothesis test in
one direction - a test of freedom based on the distribution of chi square, also wanted to know the effect of
different point position signal reception calls on the effectiveness of the success of the call. The data analysis
research which consists of 75 (seventy-five) sample is known that the average duration - average connection of
communication between the two points selected location, is of 6.7 seconds. While the results of hypothesis tests
performed concluded that there was no relationship between the location of answering point difference with the
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
effectiveness of the call acceptance (grafting) communications. Through this study also note that most of the
duration of the communication connection recorded is the time delay (delay time) required for signal processing
used in telecommunications devices (cell phones, base stations, and others - others).
Keywords: Cellular Mobile Communications, Incoming Call, Forward Link, Mobile Traffic
2
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015
3
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
4
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015
bergerak dari masalah – masalah fundamental kedatangan sebesar (lambda) dan laju
sistem. Misalnya, pengaruh interferensi pada kepergian sebesar µ dengan kapasitas kanal
sistem CDMA yang tetap saja masih ada (server) sebesar n. Pada sistem loss murni
(padahal secara teoritis dinyatakan bebas (pure loss system) setiap panggilan akan
interferensi) sehingga dibutuhkan tertolak (diblok) ketika semua kanal sudah
penanggulangan khusus yang disebut diduduki (full occupancy) karena tidak
penghapusan interferensi – interference memiliki kanal cadangan (antrian).
cancellation (Paronda, 2009, dan Paronda, Sebaliknya, pada sistem tunggu murni
2010). (kapasitas antrian tak terhingga) semua
Faktor lain yang dapat menurunkan kualitas panggilan yang datang diproses dengan
kinerja jaringan telekomunikasi bergerak penyambungan. Berbeda dengan dua yang
seluler adalah perkembangan kegiatan berbasis pertama, juga dikenal sistem yang ketiga,
layanan komunikasi seluler yang sangat yakni sistem dengan kapasitas antrian tertentu.
intensif sehingga membuat ketersediaan sarana Pada sistem ini, panggilan yang belum
dan prasarana pendukung sistem masih selalu dilayani diberi kesempatan menunggu (antri)
relatif kurang. Ditambah lagi dengan beberapa saat sampai akhirnya dipastikan
menggejalanya mobile communication lifestyle apakah dapat disambungkan atau ditolak.
sebagai kebutuhan dalam era manajemen Dalam kaitan ini berlaku blocking probability
modern. yang dinyatakann sebagai berikut:
Dengan pendekatan teletraffic engineering a
diketahui bahwa setiap panggilan yang
Bc Bt n n! j ............................. (2)
dilakukan oleh pelanggan akan diakomodasi a
sebagai beban trafik yang harus dikelola oleh j 0 j!
sistem sedemikian rupa sehingga terjalin
komunikasi dengan pihak tujuan yang di mana :
diinginkan. Dalam kaiatan ini berlaku formula Bc=Bt: Blocking probaility
berikut: a : trafik yang ditawarkan
n : jumlah kanal/berkas server
A = Y + R ……………………… (1) j : nomor urut (indeks) kanal.
Sistem yang keempat disebut sistem tak
di mana , A adalah offered traffic (trafik yang terbatas (infinite system), karena dapat
ditawarkan), yakni banyaknya panggilan yang melayani semua panggilan yang datang. Hal
datang dan harus diproses dalam ini dimungkinkan karena kapasitas sistem
penyambungan (switching). Y adalah carried berisi jumlah kanal yang besarnya tak
traffic (trafik termuat), yakni panggilan yang terhingga.
dapat disambungkan ke tujuan sehingga terjadi
komunikasi antara kedua pihak. Sedangkan R
adalah rejected/loss traffic (trafik yang
tertolak/hilang), yakni panggilan yang tidak
bisa disambungkan karena keterbatasan
kapasitas sistem, di mana pada saat
kedatangan panggilan tersebut semua kanal
yang ada pada sistem sedang bekerja/diduduki
; sementara kapasitas antrian juga sudah penuh Gambar 3. Blok diagram sistem pengelolaan
atau boleh jadi karena sistemnya tidak trafik
menyediakan alternatif antrian. Ketiga besaran
tersebut semuanya dinyatakan dalam Erlang, Integrasi seluruh komponen sistem yang
yakni satuan intensitas/beban trafik yang tanpa bekerja secara optimal akan memudahkan
dimensi (Juhana, 2008). terjalinnya komunikasi antara para pelanggan
telekomunikasi, baik yang berada pada
Proses kedatangan panggilan dan jaringan back bone maupun yang disiagakan
pengelolaannya dalam sistem dapat pada bagian pelayanan penyambungan (server
ditunjukkan seperti pada gambar 3. Dengan dan switching). Hal ini merupakan syarat
sistem antrian yang berkapasitas m, laju utama untuk mencapai tujuan penelitian ini.
Berkenaan dengan itu, efektivitas keberhasilan
5
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
panggilan dapat diukur dengan menghitung Adapun yang ketiga, yakni observasi,
waktu propagasi dan waktu tunda yang layak dilakukan untuk mendapatkan hasil
antara dua pihak/pelanggan yang melakukan pengukuran di titik lokasi yang berbeda –
komunikasi. beda. Dengan cara ini, maka variasi kualitas
penerimaan sinyal komunikasi akan diperoleh,
Perhitungan dimulai ketika pihak yang yang selanjutnya diharapkan memperkuat
melakukan panggilan mulai memilih nomor akurasi penelitian dan memenuhi syarat
kontak yang diinginkan (pihak yang ingin kelayakan untuk melakukan analisis data,
dituju), propagasi reverse link dari MU terutama uji hipotesis yang mengacu pada
pertama (pemanggil) ke BTS, BTS ke BSC, distribusi Chi Square (Supranto, J., 2009).
BSC ke MSC dan seterusnya, dilanjutkan
dengan propagasi pada forward link hingga Tahapan Penelitian
mencapai MU kedua (penerima). Atau dengan Sebelum melaksanakan penelitian , ada
perkataan lain ketersambungan koordinasi beberapa hal yang perlu dilakukan, yakni
MTSO yang menghubungkan kedua MU yang antara lain : pengorganisasian dan
bermaksud melakukan komunikasi. Untuk perancangan penelitian. Pengorganisasian
mengetahui lama waktu proses yang penelitian dilakukan dengan membagi tahapan
dibutuhkan, dapat digunakan rumus berikut: kegiatan ke dalam 3(tiga) bagian, yaitu:
…………………………………..(3) Persiapan, Pelaksanaan, dan Pelaporan.
Tahapan persiapan meliputi studi kepustakaan,
Yang dalam hal ini :
perancangan penelitian, dan pemenuhan
t : waktu yang dibutuhkan untuk
kelengkapan kebutuhan penelitian (terutama
menghubungkan dua MU
mengenai instrumen yang akan digunakan
x : jarak total yang ditempuh oleh sinyal
dalam penelitian), termasuk melaksanakan
komunikasi
seminar proposal.
v : kecepatan propagasi sinyal
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi
(elektromagnetik) = 3x 108 m/s.
kegiatan pengumpulan data, pengolahan data,
dan analisis data. Sedangkan pada tahap akhir
dilakukan seminar hasil penelitian dan
METODE PENELITIAN
penyusunan laporan penelitian (baik ringkasan
Pemilihan Metode
eksekutif – executive summary maupun
Dalam pelaksanaan penelitian ini dipilih
laporan lengkap yang final).
3(tiga) metode secara serial, yakni penelusuran
literatur (studi kepustakaan), eksperimentasi,
Perancangan Penelitian
dan observasi. Studi kepustakaan dimaksudkan
Dalam pelaksanaan penelitian, kegiatan
sebagai upaya penguatan konsep penelitian,
pengambilan data dirancang sebagai berikut:
terutama penajaman landasan teori yang
1. Menentukan posisi BTS Telkomsel yang
dijadikan acuan penelitian serta agregasi
melayani komunikasi bergerak seluler
informasi berkenaan perkembangan
untuk wilayah kampus UNISMA Bekasi.
implementasi sistem dan aplikasi teknologi
2. Menentukan titik – titik posisi yang akan
komunikasi seluler dalam menawarkan solusi
ditempati untuk menerima panggilan
bagi kehidupan modern yang kian dinamis.
(call), sekaligus menghitung/mengukur
Sementara itu, eksperimentasi berupa realisasi
jaraknya terhadap BTS yang terkait.
percobaan, perlakuan berulang (frequently
3. Menentukan titik–titik posisi yang akan
treatment) atas sebuah ponsel dengan SIM
ditempati melakukan panggilan.
(Subscriber Identity Module) card Telkomsel-
4. Menentukan lokasi BSC, MSC atau
Simpati. Ponsel tersebut akan
MTSO yang terkait dengan kegiatan
diletakkan/dipegang di tempat tertentu (dalam
komunikasi yang akan diteliti.
wilayah kampus UNISMA) sambil menunggu
5. Memilih perangkat komunikasi (handset
datangnya sinyal panggilan masuk (incoming
ponsel) yang akan digunakan (SIM card
call) yang terkirim dari salah seorang
Telkomsel – Simpati).
pelanggan yang berada di tempat lain (
6. Menentukan jenis handset ponsel yang
operator yang sama, di pekarangan RS. dr.
akan digunakan untuk melakukan
Adam Thalib, Cibitung).
6
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015
panggilan (terdiri dari kategori mobile Tabel 1*) Durasi Waktu Panggilan
wireless cellular dan PSTN/fixed line). (Penyambungan)
7. Menentukan jumlah titik posisi dan ukuran No A B C D E KET
kualitas/efektivitas panggilan untuk 1 6.3 6.8 6.5 6.5 6.8
memenuhi tabel kontingensi sesuai 2 6.5 6.0 7.3 6.3 6.8
distribusi chi square. 3 6.0 6.3 6.3 5.8 6.5
4 7.0 6.8 6.8 6.5 6.3
Pengumpulan Data 5 7.0 6.3 6.5 6.8 6.0
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data
6 6.0 6.8 6.8 6.6 7.3
yang harus dikumpulkan adalah lamanya satuan
7 7.0 6.5 6.0 6.3 8.0
waktu yang dibutuhkan untuk waktu
menyambungkan komunikasi antara dua MU 8 6.5 6.8 7.0 6.3 7.3
dalam
9 6.8 7.3 6.6 6.5 6.8
(Mobile Unit). Oleh karena itu, perlu ”detik”
dilakukan langkah – langkah berikut: 10 6.8 7.3 6.5 7.8 6.3
1. Penetapan waktu/schedule utuk 11 8.0 6.3 6.8 6.5 6.3
melakukan panggilan. 12 7.3 6.8 6.3 6.0 7.0
2. Pengadaan ponsel dan stop watch sesuai 13 7.5 7.1 6.5 6.5 6.3
kebutuhan. 14 6.8 6.3 6.5 6.8 7.0
3. Pengadaan/penyiapan formulir isian untuk 15 6.5 6.5 6.5 6.6 6.5
memudahkan pencatatan dan perekaman 102 99.9 98.9 97.8 101.2
data. Avr 6.8 6.7 6.6 6.5 6.7 6.7
*): Yang melakukan panggilan berada di
Analisis Hasil Penelitian pekarangan RS dr. Adam Thalib, Cibitung.
Analisis Hasil Penelitian (Rekapitulasi Hasil Penerima berada di area kampus Unisma
dan Uji Hipotesis Penelitian) dilakukan (gedung A – E).
dengan membandingkan data yang sudah
diolah dengan bilangan acuan yang dijadikan Pengolahan Data
tolok ukur. Selanjutnya, menggunakan tabel Pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa dari
kontingensi untuk kemudian menghitung nilai gedung A hingga gedung E, diperoleh
chi square dan membandingkannya dengan durasi rata – rata penyambungan
nilai tabel (untuk mengetahui hubungan antara komunikasi berturut – turut (dalam satuan
variabel yang telah ditentukan). detik) : 6,33 , 6,5 , 6,77 , 6,21 , dan 6,18.
Untuk menghitung nilai chi square yang Durasi tersingkat pada gedung E (Fakultas
diperoleh dari pengumpulan data digunakan Keguruan dan Ilmu Pendidikan) : 6,18
rumus berikut (Supranto, 2009) : detik, sementara durasi terlama pada
………… (4) , gedung C (Fakultas Teknik) : 6,77 detik.
Adapun rata – rata keseluruhan untuk 65
di mana :
titik lokasi penerimaan panggilan sebesar
: Nilai Kai Kuadrat (Chi Square) 6,4 detik.
f0 : Frekuensi observasi (hasil pengamatan /
fakta sebenarnya) Untuk memenuhi syarat pengujian
fe : Frekuensi Ekspektasi (harapan / teoritik) hipotesis dengan distribusi Kai – Kuadrat
(Chi Square), maka data di atas perlu
disusun dalam bentuk hubungan
HASIL DAN PEMBAHASA kontingensi seperti pada Tabel 2.
Perolehan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
7
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
8
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015
saat yang sama, tentu saja, H1 penelitian ini relatif sangat kecil,
ditolak. maka angka – angka yang
diperoleh sebagai data terukur
Penting digarisbawahi bahwa dalam pengumpulan data yang
indikator efektivitas panggilan telepon telah dilakukan hampir sama atau
yang diteliti di sini merupakan output identik dengan waktu tunda itu
(luaran) murni dari serangkaian proses sendiri. Misalnya, durasi
teknologis yang sangat mudah penyambungan yang terukur 6
dikalkulasi, sementara dampaknya detik, termasuk di dalamnya
yang sangat positif adalah menunjang waktu tunda sebesar
fungsi komunikasi dan interaksi sosial 5.999966666666667 detik, atau
sehingga melibatkan indikasi durasi yang terukur sebesar 8
psikologis yang mengandung konotasi detik, berarti termasuk di
pengalaman yang dirasakan. Dengan dalamnya waktu tunda sebesar
demikian, betapapun angka durasi 6,7 7.999966666666667 detik.
detik, 6,5 detik , atau bahkan yang 6,0
detik waktu penyambungan itu c. Sebagaimana diketahui, waktu
dirasakan sangat efektif dalam tunda tersebut diakibatkan oleh
menopang fungsi komunikasi , dari sejumlah proses pendahuluan atau
sisi teknologi tetap perlu dikaji lebih antara, misalnya : pengaturan atau
seksama. set up untuk originating call pada
pesawat ponsel pemanggil yang
Pertimbangan ini berkaitan dengan terjadi secara otomatis, transmisi
penerapan rumus persamaan (3), yang sinyal dari pengirim ke BTS asal ,
dapat dipahami bahwa dengan dilanjutkan ke BSC dan BTS
memanfaatkan sinyal gelombang tujuan (karena dalam hal ini kedua
elektromagnetik, maka hanya pengguna berada pada sel yang
dibutuhkan waktu 1(satu) detik saja berbeda, dapat diketahui dari jarak
untuk menempuh jarak sejauh 300.000 keduanya yang melebih ukuran
km. Jadi, jarak antara kedua pengguna radius mikrosel : 2 – 5 km), baru
komunikasi seluler dalam studi kasus kemudian segmen perjalanan
ini yang hanya 10 km, membutuhkan terakhir, sinyal menuju ke
waktu tempuh tidak lebih dari penerima.
1/30.000 (seper tiga pulu ribu) detik
atau sama dengan 3,3.10-5 detik, d. Baik pada BTS maupun pada
sebuah angka yang nilainya sangat BSC, keduanya diperlengkapi
kecil sekali untuk suatu “masa dengan sejumlah perangkat
penantian” (lebih lama waktu yang pendukung yang antara lain
digunakan untuk mengedipkan mata difungsikan untuk memproses
secara normal). sinyal komunikasi yang berasal
dari pengguna (pengirim) tertentu
Dari sini secara signifikan diketahui dan menuju ke pengguna
beberapa hal penting berikut : (penerima) tertentu lainnya.
a. Adanya waktu tunda (delay time) Dalam kaitan ini pun terdapat
yang sangat signifikan antara saat kontribusi waktu tunda dalam
aktivasi panggilan yang dilakukan sistem penyambungan
oleh pengguna pertama komunikasi.
(pemanggil) hingga tercapainya
keberhasilan penyambungan yang e. Faktor lain yang berpotensi
sampai kepada pengguna kedua memperbesar waktu tunda adalah
(penerima). antrian layanan sistem yang
b. Karena waktu tempuh yang diberlakukan oleh operator (secara
dibutuhkan untuk jarak kedua otomatis) jika jumlah pengguna
lokasi yang dipilih dalam aktif yang membutuhkan
9
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
10