Anda di halaman 1dari 10

Volume 7 No.

1
Januari 2015
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@ftumj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

ANALISIS EFEKTIVITAS PANGGILAN TELEPON SELULER (INCOMING CALL)


DALAM WILAYAH LAYANAN UNISMA BEKASI
(STUDI KASUS OPERATOR TELKOMSEL – SIMPATI)
Abdul Hafid Paronda1,*, Andi Hasad2
1,2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Islam 45 Bekasi
Jl. Cut Meutia No 83 Bekasi
*Email: paronda@yahoo.co.uk

Diterima: 8 September 2014 Direvisi: 19 Nopember 2014 Disetujui: 24 Desember 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas keberhasilan panggilan telepon seluler di wilayah kampus
UNISMA Bekasi. Luaran (output) pengoperasian BTS (Base Transceiver Station) operator Telkomsel – Simpati
yang melayani komunikasi dalam wilayah tersebut akan dijadikan obyek penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode eksperimentasi – observasi, yakni dengan mencatat/merekam keberhasilan panggilan
dari tempat tertentu terhadap pelanggan di lapangan (yang tersebar di area kampus UNISMA Bekasi, yang
kemudian akan dianalisis efektivitasnya. Dalam penelitian ini pemanggilan dilakukan di pekarangan RS.
dr.Adam Thalib Cibitung terhadap penerima yang berada di dalam wilayah kampus UNISMA Bekasi, yakni
pada 5(lima) gedung dengan mengambil sampel pada 15 (lima belas) titik yang berbeda. Diperoleh data
penerimaan panggilan telepon seluler operator Telkomsel – Simpati berupa durasi (lama) waktu yang
dibutuhkan untuk proses penyambungan antara 2(dua) pelaku komunikasi yang berjarak sekitar 10 kilometer
itu. Dengan uji hipotesis satu arah – uji kebebasan berbasis distribusi chi square, juga ingin diketahui
pengaruh perbedaan titik posisi penerimaan sinyal panggilan terhadap efektivitas keberhasilan panggilan.
Dengan analisis data penelitian yang terdiri atas 75(tujuh puluh lima) sampel diketahui bahwa durasi rata –
rata penyambungan komunikasi antara kedua titik lokasi yang dipilih, adalah sebesar 6,7 detik. Sedangkan dari
hasil uji hipotesis yang dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara perbedaan titik lokasi
penerimaan panggilan dengan efektivitas penerimaan panggilan (penyambungan) komunikasi. Melalui
penelitian ini juga diketahui bahwa sebagian besar durasi penyambungan komunikasi yang tercatat adalah
merupakan waktu tunda (delay time) yang dibutuhkan untuk pengolahan sinyal dalam perangkat telekomunikasi
yang digunakan (telepon seluler, BTS, dan lain – lain).

Kata Kunci: Komunikasi Bergerak Seluler, Incoming Call, Forward Link, Trafik Seluler

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of the success of mobile phone calls in the campus area UNISMA
Bekasi. Outputs operation of the BTS (Base Transceiver Station) operator Telkomsel - Sympathy which serve
communication within the region will be the object of research. Data collected by experimentation method -
observation, ie, with notes / recording the call success of a particular place to customers in the field (which is
spread over an area of Bekasi UNISMA campus, which will then be analyzed effectiveness. In this study,
conducted in the yard of the hospital calling. Dr.Adam Talib Cibitung to recipients who are inside the campus
area UNISMA Bekasi, namely in five (5) buildings by taking samples at 15 (fifteen) different points. Obtained
Data answering cellular phone operator Telkomsel - Sympathy form of duration (long) time needed for the
process of switching between two (2) communicators within about 10 kilometers of it. By the hypothesis test in
one direction - a test of freedom based on the distribution of chi square, also wanted to know the effect of
different point position signal reception calls on the effectiveness of the success of the call. The data analysis
research which consists of 75 (seventy-five) sample is known that the average duration - average connection of
communication between the two points selected location, is of 6.7 seconds. While the results of hypothesis tests
performed concluded that there was no relationship between the location of answering point difference with the
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

effectiveness of the call acceptance (grafting) communications. Through this study also note that most of the
duration of the communication connection recorded is the time delay (delay time) required for signal processing
used in telecommunications devices (cell phones, base stations, and others - others).

Keywords: Cellular Mobile Communications, Incoming Call, Forward Link, Mobile Traffic

PENDAHULUAN pusat kegiatan akademik yang melayani ribuan


Ruang dan waktu merupakan bagian dari mahasiswa dan civitas academica pada
sumber daya yang akan selalu dimanfaatkan umumnya serta berkaitan dengan sejumlah
manusia dalam kehidupan sehari–hari. stakeholder (pemangku kepentingan), maka
Perangkat telekomunikasi menjadi sarana UNISMA Bekasi sangat mebutuhkan layanan
media interaksi untuk mengoptimalkannya, komunikasi seluler dengan kepastian kualitas.
yang saat ini teknologi pendukungnya telah Berkenaan dengan itu, maka efektivitas
berkembang sangat pesat; baik yang penerimaan sinyal komunikasi seluler di dalam
dihadirkan oleh para vendor berupa produk wilayah kampus tersebut sangat dibutuhkan.
perangkat sistem, maupun yang dekelola oleh Berkenaan dengan pelaksanaan penelitian ini ,
para operator dalam bentuk layanan jasa beberapa hal berikut perlu dijadikan acuan:
telekomunikasi, khususnya aplikasi teknologi
telekomunikasi bergerak seluler (mobile Definisi, Asumsi, dan Terminologi
cellular telecommunication technology). a. BTS (Base Transceiver Station)
Peningkatan teledensitas (angka yang adalah perangkat telekomunikasi
menunjukkan jumlah pengguna telepon per seluler terdepan yang berfungsi
100 jiwa penduduk) komunikai seluler secara sebagai penghubung antara pelanggan
berkala sangat signifikan. Kemenkominfo RI (subscriber) dengan operator
melansir angka 60,18% pada tahun 2009 telekomunikasi. Prasarana utamanya
(13%, 29%, 50%, masing-masing pada tahun adalah antena pengirim (transmitter)
2004, 2006, dan 2008). Dengan demikian, dan antena penerima (receiver) yang
prediksi untuk tahun 2012 mendekati kisaran di pasang pada sebuah tower (menara)
80%. Selain itu, pembangunan tower (menara) komunikasi seluler di pusat sel (cell
komunikasi seluler pun kian bertambah site).
sehingga beberapa pemerintah kabupaten-kota b. Efektivitas panggilan yang dimaksud
di Indonesia telah menetapkan pemberlakukan dalam penelitian ini adalah tingkat
pemanfaatan menara komunikasi bersama keberhasilan/ketersambungan
untuk menghindari fenomena „hutan kota‟ – panggilan yang datang (incoming call)
yang berisi menara komunikasi seluler. kepada pelanggan (subscriber)
Keinginan para pegiat berbagai bidang untuk telekomunikasi seluler, termasuk
meningkatkan kinerja yang berbasis aplikasi durasi (lama) waktu yang dibutuhkan
telekomunikasi bergerak telah berdampak dalam proses penyambungan.
pada munculnya ketidakselarasan antara c. Cell (sel) adalah satuan wilayah
jumlah user (pengguna) dan ketersediaan layanan telekomunikasi seluler yang
kapasitas trafik telekomunikasi di berbagai difasilitasi dengan sebuah BTS.
tempat. Hal ini berpotensi menurunkan d. Kampus UNISMA Bekasi adalah
kualitas layanan komunikasi – Quality of bagian dari wilayah cakupan
Service (QoS), sehingga kegiatan yang (coverage area) layanan
pengelolaannya telah dirancang akan telekomunikasi seluler yang termasuk
menggunakan dukungan fasilitas dalam pemetaan dan perancangan
telekomunikasi akan mengalami gangguan operator Telkomsel (pengelola
berupa: ketidaksinambungan (diskontinuitas) layanan komunikasi berbasis SIM card
layanan, penurunan akurasi perencanaan Simpati).
(terutama scheduling), dan bahkan gangguan
atas sinergi dalam kemitraan (partnership) dan Ruang lingkup
hubungan jejaring (networking). Sebagai suatu

2
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015

a. Lokasi penelitian meliputi 5(lima) UNISMA Bekasi” ( hubungan


gedung dalam wilayah kampus keduanya tidak independen).
UNISMA Bekasi, baik titik lokasi b. Pengujian Hipotesis dilakukan dengan
yang berada dalam gedung (tertutup), uji satu sisi (one tail test) berupa ”Uji
maupun yang berada di Kebebasan” menggunakan Distribusi
pekarangan/halaman (terbuka). Chi Square.
b. Pendataan hanya dilakukan atas
penerimaan panggilan masuk Tujuan dan Target Luaran Penelitian
(incoming call) yang berasal dari satu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tempat (pekarangan RS. dr. Adam efektivitas/tingkat keberhasilan panggilan
Thalib, Cibitung), terhadap penerima telepon seluler di kampus UNISMA
yang berada di wilayah kampus Bekasi, yang dilayani oleh operator
UNISMA Bekasi ( sebanyak 65 titik Telkomsel – Simpati. Adapun target
yang tersebar pada 5 gedung , 11 luaran (output)-nya, adalah sebagai
hingga 15 titik pada setiap gedung berikut:
yang dipilih). a. Tersedianya informasi mengenai
kualitas layanan telekomunikasi
Permasalahan seluler di lingkungan kampus
a. Berapa besar efektivitas/tingkat UNISMA Bekasi. Selain hal ini sangat
keberhasilan panggilan telepon dalam dibutuhkan oleh para pelanggan
wilayah kampus UNISMA Bekasi, setempat, juga dapat dimanfaatkan
yang diproses melalui BTS. sebagai masukan dalam eksprerimen
b. Apakah ada pengaruh perbedaan titik akademis yang dilaksanakan oleh para
lokasi (posisi) subscriber penerima mahasiswa Teknik Elektro UNISMA
terhadap efektivitas/tingkat Bekasi di dalam laboratorium
keberhasilan panggilan telepon seluler Telekomunikasi dan Elektronika.
di kampus UNISMA Bekasi. b. Terbentuknya sebuah aktivitas rintisan
Batasan Masalah kajian atas implementasi dan
a. Penelitian dibatasi hanya untuk satu pengembangan aplikasi teknologi
operator pengelola jasa telekomunikasi bergerak seluler pada
telekomunikasi bergerak seluler, yakni jajaran Program Studi Teknik Elektro,
TELKOMSEL – SIMPATI sebagai Fakultas Teknik, UNISMA Bekasi.
studi kasus. c. Tersusunnya rekomendasi yang akan
b. Pengumpulan data dilakukan pada hari diajukan kepada operator terkait untuk
tanggal 22,28, dan 30 September, serta evaluasi atas layanan telekomunikasi
1 Oktober 2013. seluler dalam lingkungan kampus
UNISMA Bekasi.
Pengujian Hipotesis d. Terbangunnya interaksi dan
a. Hipotesis penelitian yang dibuat komunikasi berbasis riset antara
sesuai dengan poin b pada Teknik Elektro dan LPPM UNISMA
permasalahan, yakni sebagai berikut: Bekasi dengan operator
 H0: “Tidak ada pengaruh telekomunikasi terkait khususnya,
perbedaan titik lokasi (posisi) serta dengan segenap stakeholder
subscriber penerima terhadap (pemangku kepentingan)
efektivitas/tingkat keberhasilan telekomunikasi seluler pada
panggilan telepon seluler di umumnya.
kampus UNISMA Bekasi”
(hubungan keduanya independen). TINJAUAN PUSTAKA
 H1: “Ada pengaruh perbedaan Aktivitas komunikasi yang menggunakan
titik lokasi (posisi) subscriber layanan jasa teknologi dan sistem
penerima terhadap telekomunikasi bergerak seluler dapat
efektivitas/keberhasilan panggilan terlaksana karena didukung oleh perangkat
telepon seluler di kampus berikut: Mobile Unit (MU), BTS (Base
Transceiver Station), BSC (Basestation
Service Controller), dan MSC (Mobile

3
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Switching Center)- sebagai bagian dari sambil bergerak – mobile communication),


infrastruktur sistemnya (Lee,1995). Perangkat serta keterbatasan trafik atau kanal
tersebut bekerja secara berurutan dan komunikasi. Faktor yang disebutkan terakhir
berjenjang sehingga 2(dua) orang pengguna ini berpotensi mengakibatkan kegagalan
(user) saling berkomunikasi. Secara komunikasi, yakni jika terjadi penolakan
keseluruhan perangkat tersebut berada dalam (blocking) dari sistem atau jaringan
struktur MTSO (Mobile Telephone Switching telekomunikasi.
Office) Upaya untuk meningkatkan kinerja jaringan
Dalam komunikasi intra operator, level telekomunikasi dilakukan terus – menerus ,
infrastruktur jaringan telekomunikasi yang baik oleh vendor, operator, maupun peneliti
dilibatkan hanya sampai pada sebuah MTSO. dan akademisi dengan pengadaan perangkat,
Sedangkan untuk komunikasi antar operator pengelolaan pengembangan sistem aplikasi,
harus melibatkan minimal 2(dua) MTSO, dan berbagai penelitian yang saling terkait dan
yakni yang dikelola oleh kedua operator yang mendukung. Juga para investor pada
berbeda. Dalam layanan sebuah operator juga umumnya berpartipasi dengan mengalokasikan
bisa terjadi komunikasi intra dan antar sel investasi yang sangat signifikan. Di bidang
yang didukung oleh BTS dan BSC terkait. riset dan pengembangan sistem aplikasi, antara
Jalur komunikasi dari BTS ke MU disebut lain telah dikembangkan penerapan sistem
forward link, sedangkan yang sebaliknya akses jamak (multiple access system) untuk
disebut sebagai reverse link. meningkatkan jumlah pengguna/pelanggan
Realisasi komunikasi bergerak seluler dapat telekomunikasi secara serentak (simultaneous
berlangsung dengan lintasan yang users).
digambarkan sebagai berikut: Ada 3(tiga) sistem akses jamak yang dikenal
sampai saat ini, yakni FDMA (Frequency
Division Multiple Access), TDMA (Time
Division Multiple Access), dan CDMA (Code
Division Multiple Access). Yang pertama
bekerja dengan sistem pembagian frekuensi
(frequency slot), yang kedua dengan
pembagian waktu (time slot), sedangkan yang
ketiga dengan pembagian atau penetapan kode
– kode ortogonal, di mana semua frekuensi
dipakai bersama dalam waktu yang juga
bersamaan. Perbandingan ketiga teknik akses
Gambar 1. Lintasan Komunikasi Seluler jamak ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Kesuksesan sebuah komunikasi tercapai


manakala kedua jalur ini dapat tersambung
dengan baik, setelah pelanggan (subscriber)
yang membutuhkan memulai aktivitas
komunikasi dengan menghubungi nomor
kontak yang diinginkan. Hal ini dengan mudah
terlaksana jika lintasan komunikasinya tanpa
penghalang (Line Of Sight – LOS), daya
pancarnya cukup memadai dan dominan atas
berbagai gangguan yang dilaluinya, termasuk
loses (rugi – rugi daya), serta kapasitas trafik
yang selalu tersedia. Gambar 2. Ragam Teknik Akses Jamak
Sebaliknya, kelancaran komunikasi akan
terganggu oleh adanya interferensi, Dengan berkembangnya sistem akses jamak
diskontinuitas dan fluktuasi daya sinyal secara praktis meningkatkan jumlah pengguna
(fading) – yang bisa mengakibatkan kegagalan serentak telekomunikasi seluler. Namun
handoff (pengalihan layanan sinyal komuikasi penerapannya tidak dengan serta – merta
lintas BTS karena berlangsungnya komunikasi mengamankan layanan telekomunikasi

4
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015

bergerak dari masalah – masalah fundamental kedatangan sebesar (lambda) dan laju
sistem. Misalnya, pengaruh interferensi pada kepergian sebesar µ dengan kapasitas kanal
sistem CDMA yang tetap saja masih ada (server) sebesar n. Pada sistem loss murni
(padahal secara teoritis dinyatakan bebas (pure loss system) setiap panggilan akan
interferensi) sehingga dibutuhkan tertolak (diblok) ketika semua kanal sudah
penanggulangan khusus yang disebut diduduki (full occupancy) karena tidak
penghapusan interferensi – interference memiliki kanal cadangan (antrian).
cancellation (Paronda, 2009, dan Paronda, Sebaliknya, pada sistem tunggu murni
2010). (kapasitas antrian tak terhingga) semua
Faktor lain yang dapat menurunkan kualitas panggilan yang datang diproses dengan
kinerja jaringan telekomunikasi bergerak penyambungan. Berbeda dengan dua yang
seluler adalah perkembangan kegiatan berbasis pertama, juga dikenal sistem yang ketiga,
layanan komunikasi seluler yang sangat yakni sistem dengan kapasitas antrian tertentu.
intensif sehingga membuat ketersediaan sarana Pada sistem ini, panggilan yang belum
dan prasarana pendukung sistem masih selalu dilayani diberi kesempatan menunggu (antri)
relatif kurang. Ditambah lagi dengan beberapa saat sampai akhirnya dipastikan
menggejalanya mobile communication lifestyle apakah dapat disambungkan atau ditolak.
sebagai kebutuhan dalam era manajemen Dalam kaitan ini berlaku blocking probability
modern. yang dinyatakann sebagai berikut:
Dengan pendekatan teletraffic engineering a
diketahui bahwa setiap panggilan yang
Bc  Bt  n n! j ............................. (2)
dilakukan oleh pelanggan akan diakomodasi a
sebagai beban trafik yang harus dikelola oleh j  0 j!
sistem sedemikian rupa sehingga terjalin
komunikasi dengan pihak tujuan yang di mana :
diinginkan. Dalam kaiatan ini berlaku formula Bc=Bt: Blocking probaility
berikut: a : trafik yang ditawarkan
n : jumlah kanal/berkas server
A = Y + R ……………………… (1) j : nomor urut (indeks) kanal.
Sistem yang keempat disebut sistem tak
di mana , A adalah offered traffic (trafik yang terbatas (infinite system), karena dapat
ditawarkan), yakni banyaknya panggilan yang melayani semua panggilan yang datang. Hal
datang dan harus diproses dalam ini dimungkinkan karena kapasitas sistem
penyambungan (switching). Y adalah carried berisi jumlah kanal yang besarnya tak
traffic (trafik termuat), yakni panggilan yang terhingga.
dapat disambungkan ke tujuan sehingga terjadi
komunikasi antara kedua pihak. Sedangkan R
adalah rejected/loss traffic (trafik yang
tertolak/hilang), yakni panggilan yang tidak
bisa disambungkan karena keterbatasan
kapasitas sistem, di mana pada saat
kedatangan panggilan tersebut semua kanal
yang ada pada sistem sedang bekerja/diduduki
; sementara kapasitas antrian juga sudah penuh Gambar 3. Blok diagram sistem pengelolaan
atau boleh jadi karena sistemnya tidak trafik
menyediakan alternatif antrian. Ketiga besaran
tersebut semuanya dinyatakan dalam Erlang, Integrasi seluruh komponen sistem yang
yakni satuan intensitas/beban trafik yang tanpa bekerja secara optimal akan memudahkan
dimensi (Juhana, 2008). terjalinnya komunikasi antara para pelanggan
telekomunikasi, baik yang berada pada
Proses kedatangan panggilan dan jaringan back bone maupun yang disiagakan
pengelolaannya dalam sistem dapat pada bagian pelayanan penyambungan (server
ditunjukkan seperti pada gambar 3. Dengan dan switching). Hal ini merupakan syarat
sistem antrian yang berkapasitas m, laju utama untuk mencapai tujuan penelitian ini.
Berkenaan dengan itu, efektivitas keberhasilan

5
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

panggilan dapat diukur dengan menghitung Adapun yang ketiga, yakni observasi,
waktu propagasi dan waktu tunda yang layak dilakukan untuk mendapatkan hasil
antara dua pihak/pelanggan yang melakukan pengukuran di titik lokasi yang berbeda –
komunikasi. beda. Dengan cara ini, maka variasi kualitas
penerimaan sinyal komunikasi akan diperoleh,
Perhitungan dimulai ketika pihak yang yang selanjutnya diharapkan memperkuat
melakukan panggilan mulai memilih nomor akurasi penelitian dan memenuhi syarat
kontak yang diinginkan (pihak yang ingin kelayakan untuk melakukan analisis data,
dituju), propagasi reverse link dari MU terutama uji hipotesis yang mengacu pada
pertama (pemanggil) ke BTS, BTS ke BSC, distribusi Chi Square (Supranto, J., 2009).
BSC ke MSC dan seterusnya, dilanjutkan
dengan propagasi pada forward link hingga Tahapan Penelitian
mencapai MU kedua (penerima). Atau dengan Sebelum melaksanakan penelitian , ada
perkataan lain ketersambungan koordinasi beberapa hal yang perlu dilakukan, yakni
MTSO yang menghubungkan kedua MU yang antara lain : pengorganisasian dan
bermaksud melakukan komunikasi. Untuk perancangan penelitian. Pengorganisasian
mengetahui lama waktu proses yang penelitian dilakukan dengan membagi tahapan
dibutuhkan, dapat digunakan rumus berikut: kegiatan ke dalam 3(tiga) bagian, yaitu:
…………………………………..(3) Persiapan, Pelaksanaan, dan Pelaporan.
Tahapan persiapan meliputi studi kepustakaan,
Yang dalam hal ini :
perancangan penelitian, dan pemenuhan
t : waktu yang dibutuhkan untuk
kelengkapan kebutuhan penelitian (terutama
menghubungkan dua MU
mengenai instrumen yang akan digunakan
x : jarak total yang ditempuh oleh sinyal
dalam penelitian), termasuk melaksanakan
komunikasi
seminar proposal.
v : kecepatan propagasi sinyal
Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi
(elektromagnetik) = 3x 108 m/s.
kegiatan pengumpulan data, pengolahan data,
dan analisis data. Sedangkan pada tahap akhir
dilakukan seminar hasil penelitian dan
METODE PENELITIAN
penyusunan laporan penelitian (baik ringkasan
Pemilihan Metode
eksekutif – executive summary maupun
Dalam pelaksanaan penelitian ini dipilih
laporan lengkap yang final).
3(tiga) metode secara serial, yakni penelusuran
literatur (studi kepustakaan), eksperimentasi,
Perancangan Penelitian
dan observasi. Studi kepustakaan dimaksudkan
Dalam pelaksanaan penelitian, kegiatan
sebagai upaya penguatan konsep penelitian,
pengambilan data dirancang sebagai berikut:
terutama penajaman landasan teori yang
1. Menentukan posisi BTS Telkomsel yang
dijadikan acuan penelitian serta agregasi
melayani komunikasi bergerak seluler
informasi berkenaan perkembangan
untuk wilayah kampus UNISMA Bekasi.
implementasi sistem dan aplikasi teknologi
2. Menentukan titik – titik posisi yang akan
komunikasi seluler dalam menawarkan solusi
ditempati untuk menerima panggilan
bagi kehidupan modern yang kian dinamis.
(call), sekaligus menghitung/mengukur
Sementara itu, eksperimentasi berupa realisasi
jaraknya terhadap BTS yang terkait.
percobaan, perlakuan berulang (frequently
3. Menentukan titik–titik posisi yang akan
treatment) atas sebuah ponsel dengan SIM
ditempati melakukan panggilan.
(Subscriber Identity Module) card Telkomsel-
4. Menentukan lokasi BSC, MSC atau
Simpati. Ponsel tersebut akan
MTSO yang terkait dengan kegiatan
diletakkan/dipegang di tempat tertentu (dalam
komunikasi yang akan diteliti.
wilayah kampus UNISMA) sambil menunggu
5. Memilih perangkat komunikasi (handset
datangnya sinyal panggilan masuk (incoming
ponsel) yang akan digunakan (SIM card
call) yang terkirim dari salah seorang
Telkomsel – Simpati).
pelanggan yang berada di tempat lain (
6. Menentukan jenis handset ponsel yang
operator yang sama, di pekarangan RS. dr.
akan digunakan untuk melakukan
Adam Thalib, Cibitung).

6
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015

panggilan (terdiri dari kategori mobile Tabel 1*) Durasi Waktu Panggilan
wireless cellular dan PSTN/fixed line). (Penyambungan)
7. Menentukan jumlah titik posisi dan ukuran No A B C D E KET
kualitas/efektivitas panggilan untuk 1 6.3 6.8 6.5 6.5 6.8
memenuhi tabel kontingensi sesuai 2 6.5 6.0 7.3 6.3 6.8
distribusi chi square. 3 6.0 6.3 6.3 5.8 6.5
4 7.0 6.8 6.8 6.5 6.3
Pengumpulan Data 5 7.0 6.3 6.5 6.8 6.0
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data
6 6.0 6.8 6.8 6.6 7.3
yang harus dikumpulkan adalah lamanya satuan
7 7.0 6.5 6.0 6.3 8.0
waktu yang dibutuhkan untuk waktu
menyambungkan komunikasi antara dua MU 8 6.5 6.8 7.0 6.3 7.3
dalam
9 6.8 7.3 6.6 6.5 6.8
(Mobile Unit). Oleh karena itu, perlu ”detik”
dilakukan langkah – langkah berikut: 10 6.8 7.3 6.5 7.8 6.3
1. Penetapan waktu/schedule utuk 11 8.0 6.3 6.8 6.5 6.3
melakukan panggilan. 12 7.3 6.8 6.3 6.0 7.0
2. Pengadaan ponsel dan stop watch sesuai 13 7.5 7.1 6.5 6.5 6.3
kebutuhan. 14 6.8 6.3 6.5 6.8 7.0
3. Pengadaan/penyiapan formulir isian untuk 15 6.5 6.5 6.5 6.6 6.5
memudahkan pencatatan dan perekaman 102 99.9 98.9 97.8 101.2
data. Avr 6.8 6.7 6.6 6.5 6.7 6.7
*): Yang melakukan panggilan berada di
Analisis Hasil Penelitian pekarangan RS dr. Adam Thalib, Cibitung.
Analisis Hasil Penelitian (Rekapitulasi Hasil Penerima berada di area kampus Unisma
dan Uji Hipotesis Penelitian) dilakukan (gedung A – E).
dengan membandingkan data yang sudah
diolah dengan bilangan acuan yang dijadikan Pengolahan Data
tolok ukur. Selanjutnya, menggunakan tabel Pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa dari
kontingensi untuk kemudian menghitung nilai gedung A hingga gedung E, diperoleh
chi square dan membandingkannya dengan durasi rata – rata penyambungan
nilai tabel (untuk mengetahui hubungan antara komunikasi berturut – turut (dalam satuan
variabel yang telah ditentukan). detik) : 6,33 , 6,5 , 6,77 , 6,21 , dan 6,18.
Untuk menghitung nilai chi square yang Durasi tersingkat pada gedung E (Fakultas
diperoleh dari pengumpulan data digunakan Keguruan dan Ilmu Pendidikan) : 6,18
rumus berikut (Supranto, 2009) : detik, sementara durasi terlama pada
………… (4) , gedung C (Fakultas Teknik) : 6,77 detik.
Adapun rata – rata keseluruhan untuk 65
di mana :
titik lokasi penerimaan panggilan sebesar
: Nilai Kai Kuadrat (Chi Square) 6,4 detik.
f0 : Frekuensi observasi (hasil pengamatan /
fakta sebenarnya) Untuk memenuhi syarat pengujian
fe : Frekuensi Ekspektasi (harapan / teoritik) hipotesis dengan distribusi Kai – Kuadrat
(Chi Square), maka data di atas perlu
disusun dalam bentuk hubungan
HASIL DAN PEMBAHASA kontingensi seperti pada Tabel 2.
Perolehan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Frekuensi Durasi Waktu Penyambungan


DURASI TITIK LOKASI TOTAL
WAKTU**) A B C D E
fo fe fo fe fo fe fo fe fo fe fo fe
1 t ≤6.5 6 7.8 7 7.8 9 7.8 10 7.8 7 7.8 39 39

7
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

2 6.5<t<7.5 7 6.6 8 6.6 6 6.6 5 6.6 7 6.6 33 33


3 t ≥7.5 2 0.6 0 0.6 0 0.6 0 0.6 1 0.6 3 3
TOTAL 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 75 75
**): durasi waktu (t) dibagi ke dalam 3 interval untuk mengamankan akurasi penelitian.

Selanjutnya, dengan menggunakan rumus 2 akan diperoleh nilai hitung Kai –


pada persamaan (4), maka dari data Tabel Kuadrat, sebagai berikut :

Tabel 3 Nilai Hitung Chi Square Durasi Penyambungan


A B C D E TOTAL
1 0.415 0.082 0.185 0.620 0.082 1.384
2 0.024 0.297 0.054 0.388 0.024 0.787
3 3.267 0.6 0.6 0.6 0.267 5.334
TOTAL 3.706 0.979 0.839 1.608 0.373 7.505
Catatan : Taraf signifikansi : = 5% ; df = (3-1)x(5-1) = 8 ; (8, 0,05) = 15,5073

atau pengaruh perbedaan titik lokasi


Pembahasan penerimaan telepon dengan tingkat
a. Deskripsi Umum efektivitas panggilan yang dimaksud.
Analisis yang dilakukan atas data pada Kedua masalah ini dapat dijelaskan
tabel 4.1 menghasilkan angka rata – pada uraian berikut:
rata sebesar 6,7 detik. Dalam tradisi 1) Bahwa untuk fungsi komunikasi
komunikasi lisan, khususnya yang lisan pada umumnya, durasi waktu
menggunakan perangkat pesawat penyambungan atau panggilan
telepon, dampak penyambungan yang telepon di dalam wilayah kampus
oleh penerima dialami sebagai “masa UNISMA Bekasi, dengan
penantian” ketersambungan menggunakan layanan Telkomsel –
komunikasi masih dirasakan layak Simpati, cukup efektif (memenuhi
untuk kisaran durasi waktu selama 10 kategori “sedang” dalam
– 20 detik. Oleh karena itu, angka rata pengolahan dan analisis data).
– rata yang diperoleh tersebut bisa Bahkan, dalam realitas interaksi
dikatakan cukup efektif. Apalagi jika sosial sehari – hari, durasi
dibandingkan dengan angka rata – rata penyambungan yang sebesar itu
pada gedung FKIP (6,6 detik), atau masih sangat efektif dalam
gedung FAI (6,5 detik). Bahkan di menopang fungsi komunikasi yang
antara 75 sampel, ditemukan durasi dibutuhkan.
terkecil yang lamanya hanya 6 detik,
yakni pada sel A3 dan A6 gedung 2) Dengan memilih angka tingkat
Fakultas Teknik, sel B2 (FE), C7 signifikansi sebesar 5% dan derajat
(FKIP), D12 (FAI), dan E5 kebebasan (degree of freedom) : df
(Pascasarjana). Sementara angka sebesar 8 (tabel kontingensi : 3
tertinggi ”hanya” 8 detik, yakni pada baris dan 5 kolom), diketahui
sel A11 (gedung Fakultas Teknik) dan angka yang menunjukkan nilai
sel E7 (gedung Pascasarjana) – yang tabel Kai – Kuadrat : (8, 0,05) =
dalam hal ini masih berada 2 skala 15,5073 (Supranto, 2009).
satuan di bawah angka 10 tadi. Sedangkan, nilai hitung yang
diperoleh dalam analisis data
b. Luaran Penelitian dengan menggunakan rumus
Pada Bab I poin 3, yakni persamaan (4), adalah sebesar
Permasalahan Penelitian, dinyatakan 7,505. Ini berarti bahwa hitung
2(dua) hal utama. Yang pertama
(lebih kecil dari) tabel , maka
adalah masalah efektivitas panggilan
telepon, sementara yang kedua adalah H0 diterima dan sebaliknya, pada
faktor ada atau tidaknya hubungan

8
Abdul Hafid Paronda dan Andi Hasad : Analisis Efektivitas Panggilan Telepon Seluler (Incoming Call) Dalam Wilayah Layanan Unisma
Bekasi (Studi Kasus Operator Telkomsel – Simpati)
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 1-10 © 2015

saat yang sama, tentu saja, H1 penelitian ini relatif sangat kecil,
ditolak. maka angka – angka yang
diperoleh sebagai data terukur
Penting digarisbawahi bahwa dalam pengumpulan data yang
indikator efektivitas panggilan telepon telah dilakukan hampir sama atau
yang diteliti di sini merupakan output identik dengan waktu tunda itu
(luaran) murni dari serangkaian proses sendiri. Misalnya, durasi
teknologis yang sangat mudah penyambungan yang terukur 6
dikalkulasi, sementara dampaknya detik, termasuk di dalamnya
yang sangat positif adalah menunjang waktu tunda sebesar
fungsi komunikasi dan interaksi sosial 5.999966666666667 detik, atau
sehingga melibatkan indikasi durasi yang terukur sebesar 8
psikologis yang mengandung konotasi detik, berarti termasuk di
pengalaman yang dirasakan. Dengan dalamnya waktu tunda sebesar
demikian, betapapun angka durasi 6,7 7.999966666666667 detik.
detik, 6,5 detik , atau bahkan yang 6,0
detik waktu penyambungan itu c. Sebagaimana diketahui, waktu
dirasakan sangat efektif dalam tunda tersebut diakibatkan oleh
menopang fungsi komunikasi , dari sejumlah proses pendahuluan atau
sisi teknologi tetap perlu dikaji lebih antara, misalnya : pengaturan atau
seksama. set up untuk originating call pada
pesawat ponsel pemanggil yang
Pertimbangan ini berkaitan dengan terjadi secara otomatis, transmisi
penerapan rumus persamaan (3), yang sinyal dari pengirim ke BTS asal ,
dapat dipahami bahwa dengan dilanjutkan ke BSC dan BTS
memanfaatkan sinyal gelombang tujuan (karena dalam hal ini kedua
elektromagnetik, maka hanya pengguna berada pada sel yang
dibutuhkan waktu 1(satu) detik saja berbeda, dapat diketahui dari jarak
untuk menempuh jarak sejauh 300.000 keduanya yang melebih ukuran
km. Jadi, jarak antara kedua pengguna radius mikrosel : 2 – 5 km), baru
komunikasi seluler dalam studi kasus kemudian segmen perjalanan
ini yang hanya 10 km, membutuhkan terakhir, sinyal menuju ke
waktu tempuh tidak lebih dari penerima.
1/30.000 (seper tiga pulu ribu) detik
atau sama dengan 3,3.10-5 detik, d. Baik pada BTS maupun pada
sebuah angka yang nilainya sangat BSC, keduanya diperlengkapi
kecil sekali untuk suatu “masa dengan sejumlah perangkat
penantian” (lebih lama waktu yang pendukung yang antara lain
digunakan untuk mengedipkan mata difungsikan untuk memproses
secara normal). sinyal komunikasi yang berasal
dari pengguna (pengirim) tertentu
Dari sini secara signifikan diketahui dan menuju ke pengguna
beberapa hal penting berikut : (penerima) tertentu lainnya.
a. Adanya waktu tunda (delay time) Dalam kaitan ini pun terdapat
yang sangat signifikan antara saat kontribusi waktu tunda dalam
aktivasi panggilan yang dilakukan sistem penyambungan
oleh pengguna pertama komunikasi.
(pemanggil) hingga tercapainya
keberhasilan penyambungan yang e. Faktor lain yang berpotensi
sampai kepada pengguna kedua memperbesar waktu tunda adalah
(penerima). antrian layanan sistem yang
b. Karena waktu tempuh yang diberlakukan oleh operator (secara
dibutuhkan untuk jarak kedua otomatis) jika jumlah pengguna
lokasi yang dipilih dalam aktif yang membutuhkan

9
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

penyambungan komunikasi 2. Juga penting dikaji dan diteliti jarak


melebih kapasitas sistem yang minimum antar gedung yang secara
tersedia. Pada bagian “Tinjauan signifikan mempengaruhi kualitas
Pustaka”, hal ini telah dijelaskan efektivitas penyambungan telekomunikasi.
kaitannya dengan traffic 3. Dibutuhkan kelengkapan data pendukung
engineering dan blocking berupa peta aktual BTS beserta daftar
probability atau GOS (Grade Of perangkat pendukung yang difungsikan
Service). dalam melakukan penyambungan dan
pengolahan sinyal komunikasi.
f. Pengelolaan sistem yang dapat 4. Peningkatkan akurasi pengukuran waktu
memperkecil atau mengendalikan perlu diupayakan, sehingga dibutuhkan
waktu tunda berpeluang adanya alat ukur dengan satuan
meningkatan kapasitas pengukuran terkecil terkalibrasi
penyimpanan data “transit” yang sedemikian rupa yang dapat menampilkan
berdampak pada peningkatan orde persepuluh ribuan.
revenue atau profit dan benefit
pengelolaan usaha telekomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Juhana, Tutun, 2008, Teletraffic Engineering
Kesimpulan (File Bahan Perkuliahan – MS.Ppt),
Dengan mengacu pada hasil analisis data dan STEI ITB Bandung
pembahasan yang telah dilakukan, maka dari Lee, William C Y, 1995, Mobile Cellular
penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal Telecommunication, Mc Graw Hill,
sebagai berikut: USA
1. Penerimaan panggilan komunikasi seluler Lee, William C Y, 2006, Wireless and
menggunakan layanan Telkomsel – Cellular Telecommunication, Mc Graw
Simpati antara Lokasi RS.dr. Adam Hill, USA
Thalib, Cibitung dan Kampus UNISMA Paronda, Abdul Hafid, 2009, Peningkatan
Bekasi cukup efektif. Kapasitas Sistem DS-CDMA Seluler
2. Dengan Uji Hipotesis Hubungan/Pengaruh Dengan Penghapusan Interferensi
menggunakan distribusi Chi Square (Interference Cancellation), Jurnal
diketahui bahwa perbedaan titik lokasi PARADIGMA, Vol.X No.01, LPPM
subscriber penerimaan panggilan tidak Unisma, Juli 2009, ISSN 0853-9081,
mempengaruhi tingkat efektivitas hal. 51-64
penyambungan komunikasi atau Paronda, Abdul Hafid, 2010, Interferensi
penerimaan telepon. Dalam Komunikasi Seluler DS-CDMA,
3. Faktor waktu tunda (delay time) yang Jurnal RESULTAN, Vol.X No.2,
terkait dengan poin 1 sangat dominan Fakultas Teknik Unisma, September
pengaruhnya dalam proses penyambungan 2010, ISSN 1412-7938, hal.19-28
komunikasi antar pengguna. Paronda, Abdul Hafid, 2012, Indikator Kinerja
Telekomunikasi Dalam Pemanfaatan
Saran Menara Seluler Bersama, Jurnal JREC
Untuk menindaklanjuti temuan pada penelitian (Journal of Electrical and Electronics),
ini, maka disarankan untuk melakukan Vol.1 No.1, Jurusan Teknik Elektro,
beberapa hal berikut: Fakultas Teknik Unisma, November
1. Penelitian lanjutan untuk 2012, ISSN 2302-5883, hal.1-10
mengindentifikasi faktor – faktor yang Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
berkontribusi menghasilkan waktu tunda Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(delay time) dalam proses penyambungan Penerbit Alfabeta, Bandung
komunikasi pada lintasan tersebut di atas. Supranto, J., 2009, Statistik: Teori dan
Aplikasi, Penerbit Erlangga, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai