Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ADSORPSI

MARIANUS M. LEKI

2015510024

TEKNIK KIMIA

TEKNIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI

MALANG

2017
Pengertian :
Adsorpsi merupakan proses tertariknya suatu komponen dari campurannya pada
permukaan zat lain sehingga membentuk film/ lapisan tipis.
Fase yang teradsorpsi disebut adsorbat, sedangkan fase pengabsorpsi disebut adsorban.

Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan zat tersebut. Dalam
adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang
terjerap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah
merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.

Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau
molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair,
mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi.
Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi.
Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens
sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo,
1990).

Komponen yang terserap disebut adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat


terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan sifatnya,
adsorpsi dapat digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia.

Jenis-jenis adsorban :
1. Karbon aktif
Karbon yang diaktifkan dengan tujuan u/ memperbesar luas permukaan dan meningkatkan
adsorpsinya.
2. Silica gel
Dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2), yang didehidrasi sehingga
berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis.

3. Zeolit
Atau disebut juga Aluminosilikat kristalin atau bisa dikatakann sebagai resin alami.

A. Cara Kerja
Karbon aktif seolah - olah “MENYERAP” berbagai bau ,warna, rasa dan lain
sebagainya…
karbon aktif betul-betul “MENYERAP ” ???
Peristiwa dalam reaksi kimia di dalam karbon aktif ialah peristiwa “ADSOPRSI”
(adsorption) ,yaitu menempelnya zat-zat organik dan anorganik ke permukaan karbon
aktif akibat gaya london(tipe lain dari gaya van der walls).
Jadi ,hanya tertarik saja za-zat organik tersebut seperti layaknya planet-planet di jagad
raya ini.
Beda antara “ADSORPSI” dan “ABSORBSI”
Adsorpsi adalah menempelnya benda2 di sekitarnya yang di sebabkan oleh gaya
dispersi london (jenis lain dari gaya van der walls) diantara molekul-molekul.
Binguuuung pak ! kalo dijagad raya atau bumi kita ada tarik menarik dengan matahari
dan bulan , itu mirip dengan gaya dispersi london. jadi, molekul-molekul itu tertarik
saja, tidak “di telan/dihisap”. Beda dengan ABSORPSI (PENYERAPAN) ,artinya zat-
zat tersebut di telan masuk kedalam nya. Maka yang benar adalah karbon aktif
melakukan adsoprsi bukan absorpsi (menyerap). Dari sini kita bisa memahami kalo
ada orang yang bisa melakukan reaktivasi karbon aktif dimana karbon aktif yang
bekas di pakai orang, di cuci bersih, ph-nya di netralkan dan di aktivasi seperti normal
lagi. Kita bisa mengerti pengotor-pengotornya MUDAH di hilangkan karena
pengotor2nya tersebut hanya menempel di permukaan karbon aktif bukan masuk
kedalamnya.

Dasar siklus absorbsi disajikan pada gambar 6-2. Pada gambar ditunjukkan adanya dua
tingkat tekanan yang bekerja pada sistem, yaitu tekanan rendah yang meliputi proses
penguapan (di evaporator) dan penyerapan (di absorber), dan tekanan tinggi yang meliputi
proses pembentukan uap (di generator) dan pengembunan (di kondensor). Siklus absorbsi
juga menggunakan dua jenis zat yang umumnya berbeda, zat pertama disebut penyerap
sedangkan yang kedua disebut refrigeran. Selanjutnya, efek pendinginan yang terjadi
merupakan akibat dari kombinasi proses pengembunan dan penguapan kedua zat pada kedua
tingkat tekanan tersebut. Proses yang terjadi di evaporator dan kondensor sama dengan pada
siklus kompresi uap

Kerja siklus secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Proses 1-2/1-3 : Larutan encer campuran zat penyerap dengan refrigeran (konsentrasi zat
penyerap rendah) masuk ke generator pada tekanan tinggi. Di generator panas dari sumber
bersuhu tinggi ditambahkan untuk menguapkan dan memisahkan refrigeran dari zat
penyerap, sehingga terdapat uap refrigeran dan larutan pekat zat penyerap. Larutan pekat
campuran zat penyerap mengalir ke absorber dan uap refrigeran mengalir ke kondensor.

Proses 2-7 : Larutan pekat campuran zat penyerap dengan refrigeran (konsentrasi zat
penyerap tinggi) kembali ke absorber melalui katup cekik. Penggunaan katup cekik
bertujuan untuk mempertahankan perbedaan tekanan antara generator dan absorber.

Proses 3-4 : Di kondensor, uap refrigeran bertekanan dan bersuhu tinggi diembunkan,
panas dilepas ke lingkungan, dan terjadi perubahan fase refrigeran dari uap ke cair. Dari
kondensor dihasilkan refrigeran cair bertekanan tinggi dan bersuhu rendah.

Proses 4-5 : Tekanan tinggi refrigeran cair diturunkan dengan menggunakan katup cekik
(katup ekspansi) dan dihasilkan refrigeran cair bertekanan dan bersuhu rendah yang
selanjutnya dialirkan ke evaporator.

Proses 5-6 : Di evaporator, refrigeran cair mengambil panas dari lingkungan yang akan
didinginkan dan menguap sehingga terjadi uap refrigeran bertekanan rendah.

Proses 6-8/7-8 : Uap refrigeran dari evaporator diserap oleh larutan pekat zat penyerap di
absorber dan membentuk larutan encer zat penyerap. Jika proses penyerapan tersebut terjadi
secara adiabatik, terjadi peningkatan suhu campuran larutan yang pada gilirannya akan
menyebabkan proses penyerapan uap terhenti. Agar proses penyerapan berlangsung terus-
menerus, absorber didinginkan dengan air yang mengambil dan melepaskan panas tersebut ke
lingkungan.

Proses 8-1 : Pompa menerima larutan cair bertekanan rendah dari absorber, meningkatkan
tekanannya, dan mengalirkannya ke generator sehingga proses berulang secara terus menerus.

B. Destilasi Dalam Skala Pabrik

Fungsi Absorbsi dalam industri

Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya

Contoh :

1. 1.Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses pembuatan formalin Formaldehid
sebagai gas input dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas
yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga suhu 55
0
C,dimasukkan ke dalam absorber.Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian terbesar dari
metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari
menara, dan hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi
dibagian atas absorber dengan counter current contact dengan air proses.
2. Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO2).Proses pembuatan asam nitrat Tahap
akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada
setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO2 dan reaksi absorpsi NO2
oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua
fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses,
dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom
absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat
dan kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.

C. Gambar Bagannya

D. Sistem Operasional

Sistem Dua Komponen

Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan liquid yang tidak mudah menguap,
yang akan larut sampai tercapai keadaan setimbang. Konsentrasi gas yang larut disebut
kelarutan gas pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada. Pada T tetap, kelarutan gas akan
bertambah bila P dinaikkan pada absorben yang sama. Gas yang berbeda mempunyai
kelarutan yang berbeda. Pada umumnya kelarutan gas akan menurun bila T dinaikkan.

Sistem Multikomponen

Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu, kelarutan
setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang dinyatakan dalam
tekanan parsiil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas ada gas yang sukar larut maka
kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas yang mudah larut. Pada beberapa
komponen dalam campuran gas mudah larut dalam liquid, kelarutan masing-masing gas
tidak saling mempengaruhi bila gas tidak dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada
larutan ideal.

Karakteristik larutan ideal yaitu:

1. Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik menarik dalam larutan tidak berubah, dalam
campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.
2. Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang dilepaskan.
3. Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi lain ialah
menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk sekunder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat
cair dan distributornya pada bagian atas, sedang pengeluaran gas dan zat cair masing-masing
pada bagian atas dan bagian bawah serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai
fraksi ruang terbuka yang cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring
penyangga itu. Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan
encer zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan distributor,
sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian secara seragam. Gas yang
mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang pendistribusian yang terdapat di
bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian berlawanan arah dengan
aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang luas untuk kontak zatcair dan gas serta
membantu terjadinya kontak antara kedua fase.

Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:

1. Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara


2. Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat.
3. Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair
yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.
4. Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair dengan gas.
5. Harus tidak terlalu mahal.

Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang akan diolah
sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan konsentrasi dan pada laju
perpindahan massa persatuan volume isian. Laju optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan
dengan menyeimbangkan biaya operasi untuk kedua unit dan baiaya tetap untuk peralatan.
Bila gas hanya diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah
secara menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut menyebabkan
naiknya suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan suhu turun. Efeknya secara
menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai
melewati maksimum. Bentuk profil suhu bergantung pada laju penyerapan zat terlarut,
penguapan dan kondensasi pelarut, serta perpindahan kalor antara kedua fase.

Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan 4 cara yang berbeda yaitu:


1. Menggunakan koefisien individual
2. Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
3. Menggunakan koefisien volumetrik.
4. Menggunakan koefisien persatuan luas.

Kolom Absorpsi

Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi


(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini
dilakukan dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut
dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.

Struktur dalam absorber

1. Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
2. Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah
untuk diabsorbsi
3. Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

Anda mungkin juga menyukai