Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI

Infeksi genital non spesifik (GNS) merupakan infeksi traktus genital yang disebabkan oleh
penyebab yang nonspesifik. Istilah ini meliputi berbagai keadaan, yaitu uretritis nonspesifik,
proktitis nonspesifik pada pria homoseksual, dan infeksi nonspesifik pada wanita.
Uretritis nonspesifik (UNS) ialah peradangan uretra yang penyebabnya dengan
pemeriksaan laboratorium sederhana tidak dapat dipastikan atau diketahui.
Uretritis non gonore (UGN) ialah peradangan uretra yang bukan disebabkan oleh kuman
Neisseria gonorrhoea. Istilah UNS dan UGN lebih sering digunakan untuk pasien pria.
IGNS pada wanita umumnya menunjukkan infeksi pada serviks meskipun infeksi menular
seksual nonspesifik pada wanita dapat menyerang uretra maupun vagina

ETIOLOGI
Organisme penyebab uretritis nonspesifik ialah:
Chlamydia trachomatis (30-50%)
Ureaplasma urealyticum (10-40%)
Lain Lain (20-30%)
Trichomonas vaginalis (jarang)
Ragi (jarang)
Virus herpes simplex (jarang)
Adenovirus (jarang)
Haemophilus sp (jarang)
Bacteroides ureolyticus
Mycoplasma genilatum
Bakteri lain
Tak diketahui

Dengan kemajuan pemeriksaan laboratorium saat ini, diagnosis infeksi genital nonspesifik
makin lebih tajam dan kecil insidensnya.
Pemeriksaan Chlamydia trachomatis di berapa kota di Indonesia ditegakkan melalui
pemeriksan ELISA, IF, Gene Probe, dan PCR, tetapi masih dalam jumlah yang terbatas.
Chlamydia trachomatis
Merupakan penyebab IGNS yang tersering. Kuman ini ditemukan di uretra dari 25%
sampai 60 kasus pria dengan UGN, 4%-35% pria dengan gonore, dan pada 0-7% pada pria dengan
uretritis asimtomatis.
Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang seksual aktif, dan
berhubungan erat dengan usia muda pertama kali kontak seksual serta lamanya waktu aktivitas
seksual. Pada wanita urban, ditemukan 15% infeksi endocerviks yang disebabkan oleh Chlamydia,
sedangkan pada wanita hamil dengan sosio-ekonomi rendah ditemukan sebanyak lebih dari 20%.
Kuman ini dapat ditemukan dengan cara:
1. Pembiakan Chlamydia trachomatis adalah parasit obligat intraselular, se- hingga untuk
pertumbuhannya membutuhkan sel hidup. Sel hidup ini dibiakkan dalam gelas kaca yang disebut
biakan monolayer seperti Mc Coy dan BHK yang dapat dilihat hasil pertumbuhannya pada hari
ketiga.
2. Pemeriksaan mikroskop langsung. Pada pemeriksaan ini yang dilihat adalah badan elementer
(BE) dan badan retikulat (BR) dengan menggunakan pengecatan Giemsa. Pemeriksaan ini
memberikan hasil sensitivitas yang rendah diban- dingkan dengan kultur, dan tidak dianjurkan
pada infeksi asimp- tomatis dan infeksi subakut. Angka spesifisitasnya rendah. Pemeriksaan ini
lebih mempunyai arti diagnosis pada infeksi mata.
3. Metode penentuan antigen. Pemeriksaan antigen bersifat tidak langsung. Sampai saat ini dikenal
dua cara pemeriksaan antigen yaitu
a. Perwarnaan imunofluoresen langsung dengan antibodi mono- klonal.
b. Penentuan antigen klamidia dari hapusan uretra dilakukan dengan pemeriksaan ELISA.
4. Polimerase Chain Reaction.
5. Ligase Chain Reaction.

Ureaplasma urealyticum
Sampai saat ini masih terdapat pro dan kontra tentang ureaplasma sebagai penyebab
uretritis. Kuman ini lebih banyak diisolasi pada penderita NGU dari pada orang yang sehat, atau
pada orang-orang yang mempunyai pengalaman seks yang berlebihan.
GAMBARANKLINIK
INFEKSI PADA PRIA
Penting untuk mengetahui adanya koitus suspektus, ryang biasanya terjadi 1 sampai 5
minggu sebelum timbulnya gejala. Juga penting untuk mengetahui apakah telah melakukan
hubungan seksual dengan istri pada waktu keluhan sedang berlangsung mengingat hal ini dapat
menimbulkan penularan secara fenomena pingpong.
Keluarnya duh tubuh uretra merupakan keluhan yang tersering dijumpai, berupa lendir
yang jernih sampai keruh. Keluhan yang paling umum ialah waktu pagi hari atau morning drops,
tetapi bisa juga berupa bercak di celana dalam.
Nyeri kencing atau disuri merupakan salah satu keluhan yang banyak dijumpai, dan sangat
bervariasi dari rasa terbakar sampai rasa tidak enak pada saluran kencing waktu mengeluarkan
urin. Tetapi keluhan disuri tidak sehebat pada infeksi gonore.
Keluhan gatal di saluran kencing mulai dari gatal yang sangat sampai ringan dan terasa
hanya pada ujung kemaluan .Sebagai akibat terjadinya peradangan pada saluran kencing timbul
perasaan ingin kencing. Bila peradangan hebat bisa bercampur darah, atau bila infeksi sampai pada
pars membranasea uretra, maka pada waktu muskulus sfinkter uretra berkontraksi timbul
perdarahan kecil. Selain itu timbul perasaan ingin kencing pada malam hari atau nokturia.
Keluhan lain yang jarang ialah adanya perasaan demam, pembesaran dan nyeri kelenjar
getah bening inguinal.
Pada pemeriksaan klinis muara uretra tampak tanda peradangan berupa edema dan eritema,
dapat ringan sampai berat. Sekret uretra bisa banyak atau sedikit sekali, atau kadang-kadang hanya
terlihat pada celana dalam penderita. Sekret umumnya serosa, seromukous, mukous dan kadang
bercampur nanah. Kalau tidak ditemukan sekret, bisa dilakukan pengurutan saluran uretra yang
dimulai dari daerah proksimal sampai distal sehingga nampak keluar secret. Kelainan yang
nampak pada UNS umumnya tidak sehebat pada uretritis gonore.

INFEKSI PADA WANITA


Pada wanita, gejala sering tidak khas, asimtomatik, atau sangat ringan. Bila ada, keluhan
berupa duh tubuh genital yang kekuningan, Sering ditemukan pada pemeriksaan wanita yang
menjadi pasangan pria dengan UNS. Pada pemeriksaan klinis genital dapat ditemukan kelainan
serviks, misalnya terdapatnya eksudat serviks mukopurulen, erosi serviks, atau folikel-folikel kecil
(microfollicles).

LABORATORIUM
Dasar untuk menegakkan diagnosis IGNS ialah pemeriksaan laboratorium berupa apusan
sekret uretra/serviks. Pada pemeriksaan sekret uretra. dengan pewarnaan Gram ditemukan lekosit
> 5 pada pemeriksaan mikroskop dengan pembesaran 1000 kali. Pada pemeriksaan mikroskopik
sekret serviks dengan pewarnaan Gram didapatkan > 30 lekosit per lapangan pandang dengan
pembesaran 1000 kali. Tidak dijumpai diplokokus gram negatif, serta pada pemeriksaan sediaan
basah tidak didapatkan parasit Trichomonas vaginalis.

DIAGNOSIS
Dengan memperhatikan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan laboratorium adanya tanda
uretritis, serta tidak ditemukan kuman penyebab yang spesifik

PENGOBATAN
Tetrasiklin sampai saat ini masih efektif untuk pengobatan Chlamydia dan Ureaplasma
urealyticum. Dosis yang dianjurkan ialah 4 kali 500 mg sehari selama l minggu atau lebih.
Eritromisin lebih efektif terhadap Ureaplasma dibandingkan terhadap Chlamydia, dosis
yang dianjurkan ialah 4 kali 500 mg selama 1 minggu atau lebih. Obat ini dipakai untuk mengobati
wanita hamil dengan IGNS.
Doksisiklin merupakan obat yang paling banyak dianjurkan. karena cara pemakaian yang
lebih mudah dan dosis lebih kecil yaitu 2 kali 100 mg selama seminggu atau lebih.
Azithromisin merupakan suatu terobosan baru dalam pengobatan masa sekarang, dengan
dosis tunggal 1 gram sekali minum dan dengan dosis 2 gram juga efektif untuk gonore.
Tetrasiklin, doksisiklin tidak boleh diberikan untuk wanita hamil.

Pengobatan kombinasi
Sekarang ini diperkenalkan pengobatan kombinasi, mengingat insidens infeksi campuran
dengan infeksi gonore yang cukup banyak. obat yang digunakan ialah
1. Siprofloksasin 500 mg hari pertama, lalu doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari, atau
Azithromizin l gram dosis tunggal
2. Azithromizin 2 gram dosis tunggal.
3. Tiamfenikol. Dosis 2,5 g hari pertama kemudian 3 kali 500 mg selama 5 hari.

Dalam pengobatan IGNS harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan dan


pengobatan terhadap mitra seksual penderita.
Penderita dinyatakan sembuh, bila kontrol setelah pengobatan dilakukan, setiap 7 hari
sampai 3 kali berturut-turut tidak ditemukan adanya keluhan dan pemeriksaan laboratorium
menjadi negatif. Pengobatan untuk IGNS dilanjutkan sampai 4 minggu.
IGNS persistent ialah suatu keadaan masih terdapat tanda uretritis setelah dilakukan
pengobatan selama 4 minggu
IGNS rekurens adalah suatu keadaan setelah 2 minggu pengobatan selesai keluhan uretritis
timbul lagi, pada waktu itu penderita telah melakukan hubungan seksual.

Anda mungkin juga menyukai