Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mata
1. Definisi Mata
Mata merupakan organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi
optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi
ke bentuk lain) sinar(14).
2. Anatomi mata

Gambar 2.1 Anatomi mata14


3. Fisiologi mata yaitu :
a. Iris adalah bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna
karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring
dengan penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak
bagian berlubang yang disebut pupil(15)
b. Kornea adalah bagian dari anterior lapisan fibrosa. Kornea
menonjol sedikit dari permukaan mata dan bersifat transparan,
yang memungkinkan sinar cahaya masuk ke mata dan
membelokkannya untuk fokus pada retina(16)
c. Sklera adalah lapisan fibrous yang elastis yang merupakan
bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih
mata, bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva(17)
d. Koroid adalah selaput yang tipis dan lembab merupakan bagian
belakang tunika vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada
(17)
tunika
e. Korpus siliaris adalah ;apisan yang tebal terbentang mulai dari
ora serata sampai ke iris. Fungsinya untuk terjadinya
akomodasi, pada proses melihat muskulus siliaris harus
berkontraksi(17)
f. Retina adalah suatu membran yang diadaptasi untuk menerima
sinar cahaya dan terdiri dari banyak serabut dan sel saraf dan
tersusun atas sel batang dan kerucut, yang diduga memiliki
fungsi yang terpisah(16)
4. Pengertian Ketajaman Penglihatan
Ketajaman penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan
bagian-bagian detail yang kecil, baik terhadap objek maupun terhadap
permukaan. Ketajaman penglihatan juga tergantung pada pencahayaan
dan tingkat kebutuhan penglihatan(18). Ketajaman penglihatan juga
dapat diartikan sebagai kemampuan mata untuk dapat melihat suatu
obyek secara jelas dan sangat tergantung pada kemampuan akomodasi
mata(19)
B. Faktor yang mempengaruhi ketajaman penglihatan
1. Usia
Seiring bertambahnya usia menyebabkan lensa mata kehilan gan
elastisitasnya, sehigga agak kesulitan melihat pada jarak yang dekat.
Hal seperti ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan penglihatan pada
saat mengerjakan sesuatu pada jarak yang dekat dan penglihatan jauh(8)
Tenaga kerja yang semakin tua akan kehilangan ketajaman penglihatan
karena lensa mata menjadi keruh atau kehilangan elastisitasnya. Selain
itu iris juga tidak dapat berakomodasi pada sinar redup, ketajaman
manusia juga berkurang menurut umur lebih dari 40 tahun. Umumnya
manusia normal berakomodasi optimal sampai umur 40 tahun dan
selanjutnya akan mengalami daya akomodasi sehingga terjadinya
kelainan seperti rabun dekat(20)
2. Lama Kerja
Lama seseorang bekerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan adalah waktu kerja yang ditentukan
(21)
untuk 8 jam dalam 1 hari . Kemampuan seseorang bekerja dalam
sehari 8-10 jam, lebih dari itu kualitas dan efisiensi kerja akan
menurun organ tubuh lainnya, dan fungsi mata hendaknya jangan
dipacu terus untuk bekerja, apalagi jika kerja tersebut menuntut
ketelitian. Untuk itu beberapa jam harus istirahat. Semakin orang
melihat secara dekat, maka akan semakin mudah terkena myopia(18)
3. Masa kerja
Pertambahan masa kerja seseorang yang terakumulasi cukup lama
akan mengakibatkan kelelahan pada otot mata dan otot penggerak bola
mata sehingga bisa berakibat daya kerja seseorang pada
penglihatannya akan semakin menurun(22). Hasil penelitian
menyebutkan masa kerja sebagian besar yang berisiko tinggi adalah >
3 tahun(23)
4. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya juga menentukan jangkauan akomodasi, apabila
intensitas cahaya yang rendah titik jauh bergerak menjauh maka
kecepatan dan ketepatan akomodasi bisa berkurang. Sehingga apabila
intensitas cahaya makin rendah maka kecepatan dan ketepatan
akomodasi juga akan berkurang.(18)
5. Obat-obatan
Pada penderita malaria diberikan obat klorokuin kinine dan apabila
pemberian obat dilakukan tiap hari dengan dosis yang tinggi selama
bertahun-tahun maka akan menimbulkan gangguan toksik pada mata
yaitu kerusakan pada retina yang menyebabkan gangguan penglihatan
sentral dan penciutan lapangan pandang perifer.(24,25)
6. Penyakit
a. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan kelainan meta bolik yang
kompleks yang juga mengenai pembuluh darah kecil sehingga
sering terjadi kerusakan luas pada beberapa jaringan termasuk
mata. Pada penderita diabetus melitus yang sudah lama akan
mengakibatkan gangguan pada retina (retinopati diabetes).
Kelainan retina ini yang diakibat diabetes melitus mengganggu
penglihatan sehingga tidak dapat ditentukan dengan tepat
keadaannya karena kekeruhan lensa di depan retina yang akan
diperiksa(26)
b. Hipertensi
Hipertensi secara klasik yaitu dinamakan malignam apabila
ada edema papil saraf optik. Pada penderita hipertensi, biasanya
ada bercak-bercak yang mirip seperti kapas atau pendarahan itu
menunjukkan bahwa keadaan gawat dimana keadaan seperti ini
bisa menyebabkan kebutaan(27)
7. Vitamin A
Pada pusat mata banyak sel kerucut yang berespon pada
penglihatan dan persepsi warna. Di sekitar lapisan tepi retina jumlah
sel batangnya lebih banyak dan sensitif terhadap gerakan obyek di
dalam lapang pandang. Dalam sel batang berisi pigmen yang biasa
disebut ungu visual, yaitu berfungsi mengintesis vitamin A yang
dibutuhkan sehingga apabila kekurangan vitamin A bisa menyebabkan
buta senja(16). Kekurangan vitamin A juga bisa terjadi pada semua usia.
Penderita akan mengeluh mata kering seperti kelilipan, sakit, buta
senja dan penglihatan akan turun berlahan(24)
8. Kontras
Kontras adalah perbedaan derajat terang antara obyek dan
sekelilingnya atau antara 2 permukaan(28). Kontras yaitu derajat
perbedaan luminensi antara dua obyek atau permukaan. Ketajaman
penglihatan bertambah pada obyek gelap dengan latar belakang terang
(18)
dan tidak sebaliknya.
9. Luminensi (brightness)
Luminensi merupakan ukuran tingkat suatu terangnya permukaan.
Sehingga ketajaman penglihatan tergantung pada tingkat luminensi
dari suatu permukaan(16). Luminensi merupakan tingkat terangnya
lapangan penglihatan yang tergantung pada suatu penerangan dan
pemantulan obyek.(28)
C. Penentuan ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan
menggunakan kartu baca snellen dan apabila penglihatan kurang maka
tajam penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah
jari ataupun proyeksi sinar(26)
Pada kartu baca snellen, setiap hurufnya membentuk sudut 5 menit
pada jarak tertentu sehingga apabila huruf pada baris tanda 60 berarti huruf
tersebut membentuk sudut 5 menit pada jarak 60 meter dan baris tanda 30
berarti huruf tersebut membentuk sudut 5 menit pada jarak 30 meter(25).
Biasanya pada pemeriksaan ketajaman penglihatan ditentukan oleh suatu
kemampuan mata membaca huruf-huruf dengan berbagai ukuran pada
jarak baku penglihatan normal dimana pada keadaan ini mata dapat
melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya pemeriksaan ketajaman
penglihatan ini dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter karena pada jarak ini
mata akan melihat benda dalam keadaaan beristirahat atau tanpa
akomodasi(29).
Penggunaan kartu baca snellen adalah sebagai berikut(25) :
1. Pada ketajaman penglihatan 6/6 berarti dia dapat melihat dengan jarak
pandang 6 meter, dan pada orang normal huruf tersebut dapat dilihat
pada jarak 6 meter.
2. Pada pasien yang hanya dapat melihat huruf pada baris yang
menunjukkan angka 30, berarti ketajam penglihatan tersebut 6/30
3. Pada pasien hanya dapat melihat huruf pada baris yang menunjukkan
angka 50, berarti ketajam penglihatan tersebut 6/50.
4. Apabila ketajaman penglihatan yaitu 6/60 itu menunjukkan bahwa
pasien hanya bisa melihat pada jarak 6 meter yang biasanya huruf
tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter oleh orang normal.
5. Apabila pasien tidak bisa melihat huruf terbesar pada kartu baca
snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat terlihat terpisah oleh
orang normal pada jarak 60 meter.
6. Apabila pasien hanya dapat melihat dan menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 meter maka dikatakan ketajaman
penglihatan 3/60. Dalam pengujian ini ketajaman penglihatan hanya
dapat dinilai sampai 1/60 yang artinya hanya dapat menghitung jari
pada jarak 1 meter.
7. Dalam penggunaan uji tambahan tangan, sehingga dapat dikatakan
ketajaman penglihatan lebih buruk dari pada 1/60 orang normal dapat
melihat gerakan dan lambaian tangan pada jarak 300 meter. apabila
mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter berarti
tajam penglihatan 1/300
D. Intensitas penerangan
1. Pengertian intensitas penerangan
Intensitas yaitu:
a. Sifat kuantitatif dari penginderaan yang berhubungan dengan
intensitas perangsangnya
b. Kekuatan tingkah laku dan pengalaman seperti intensitas suatu
reaksi emosional
c. Kekuatan yang mendukung suatu pendapat dan sikap(28)
Penerangan berasal dari terjemahan kata illumination sehingga
dapat diartikan sebagai cahaya yang menyinari pada suatu obyek.
Penerangan sangat di kaitkan dengan visual (penglihatan), yaitu
mengenai kepadatan dan kekuatan intensitas cahaya yang menerangi
suatu obyek penglihatan(30) Intensitas penerangan yaitu banyaknya
cahaya yang tiba pada satu luas permukaan(31)
Intensitas penerangan yaitu banyaknya sinar yang mengenai suatu
permukaan. Intensitas penerangan adalah faktor yang penting dari
lingkungan fisik untuk keselamatan kerja, untuk dapat melihat dengan
baik dan teliti diperlukan intensitas cahaya yang cukup(32) Penerangan
yang baik merupakan penerangan yang memungkinkan seorang tenaga
kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat, jelas, dan membantu
menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan(7)
Cahaya merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang
merangsang adanya sesuatu bayangan pada organ penerima dalam
mata(33). Penerangan baik merupakan penerangan yang cukup dan
memadai, sehingga dapat mencegah terjadinya ketegangan mata dan
terjadinya kelelahan, menghemat waktu dan mengurangi pekerjaan
yang terbuang sia-sia(3). Penerangan yang baik juga dapat memberikan
keuntungan terhadap para tenaga kerja, yaitu bisa meningkatkan
produksi dan menekan biaya, meningkatnya kualitas produksi,
menurunkan tingkat kecelakan kerja, memudahkan pengawasan dan
pengamatan, mengurangi ketegangan mata, memperkecil terjadinya
kerusakan barang-barang yang dikerjakan(34)
2. Sumber penerangan
Sumber penerangan di bagi menjadi dua yaitu penerangan alami dan
buatan:
a. Penerangan alami
Penerangan alami adalah penerangan yang bersumber dari
cahaya matahari dan terangnya langit, selain memancarkan
cahayanya untuk penerangan matahari juga memberikan panas
sehingga bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja(35).
Penerangan alami ini juga merupakan penerangan yang berasal dari
matahari dengan cahayanya yang kuat tetapi bervariasi karena
menurut jam, musim dan tempat. Sinar alami ini juga mempunyai
banyak keuntungan, yaitu bisa menghemat energi listrik tetapi juga
dapat membunuh kuman. Pada suatu ruangan agar bisa
mendapatkan pencahayaan alami dibutuhkan jendela-jendela yang
besar dan dinding kaca kurang lebih 1/6 dari luas ruangan. Selain
mempunyai keuntungan sumber pencahayaan alami ini juga dirasa
kurang efektif dibandingkan dengan pencahayaan buatan, karena
selain intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami juga
menghasilkan panas matahari terutama pada saat siang hari(5)
b. Penerangan buatan
Penerangan buatan yaitu penerangan yang dihasilkan dari
elemen-elemen buatan, dimana kualitas dan kuantitas cahaya yang
dihasilkan berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Penerangan
buatan sangat diperlukan jika posisi pada ruangan sulit dicapai oleh
penerangan alami dan saat penerangan alami tidak mencukupi(36).
Pencahayaan buatan yaitu pelengkap dari pencahayaan alami tetapi
sekarang kebthan pencahayan justru dipenuhi oleh pencahayaan
buatan(5)
3. Pencahayaan yang buruk
Pencahayaan yang buruk di tempat kerja bisa mengakibatkan(37):
a. Kelelahan mata dan berkurang daya efisiensi kerja
b. Kelelahan mental
c. Terdapat keluhan di daerah mata dan sakit kepala di baian mata
d. Rusaknya alat penglihatan
e. Tingginya kecelakaan
Tanda- tanda gejala kelelahan mata akibat buruknya pencahayaan di
ruangan kerja(37)

a. Mata berair
b. Mata perih dan gatal
c. Pandangan rangkap atau kabur
d. Sakit kepala
e. Daya akomodasi menurun
f. Ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dan respon menurun
4. Standar pencahayaan di Ruangan
Kebutuhan intensitas penerangan tergantung pada suatu jenis
pekerjaan yang dilakukan. Apabila pencahaya di tempat kerja tidak
memadai maka pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit
dilakukan.(32)
Tabel 2.1 Beberapa tingkat penerangan berdasarkan jenis pekerjaan :
Jenis Pekerjaan Contoh pekerjaan Tingkat Penerangan yang
Dibutuhkan (Lux)
Tidak teliti Penimbunan barang 80-170
Agak teliti Pemasangan (tak teliti) 170-350
Teliti Membaca, menggambar 350-700
Sangat teliti Pemasangan 700-1000
Sumber : Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja(32)
Nilai pantulan (reflektan) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Nilai Pantulan (reflektan)
Jenis Permukaan Reflektan (%)
Langit-langit 80-90
Dinding 40-60
Perkakas (mebel) 25-45
Mesin dan perlengkapannya 30-50
Lantai 20-40
Sumber : Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja(32)
Menurut keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri adalah sebagai berikut ini :
Tabel 2.3
Standar Tingkat Pencahayaan
Jenis Pekerjaan Tingkat Keterangan
Pencahayaan
Minimal ( Lux )
Pekerjaan kasar dan 100 Ruang penyimpanan dan ruang
tidak terus-menerus peralatan/instalasi yang
memerlukan pekerjaan yang
kontinyu

Pekerjaan kasar dan 200 Pekerjaan dengan mesin dan

terus-menerus perakitan kasar


Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusunan
Pekerjaan agak halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesin, kantor, pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemprosesan
tekstil, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat halus 1500 Mengukir dengan tangan,
Tidak menimbulkan pemeriksaan pekerjaan mesin

bayangan dan perakitan yang sangat halus


Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan
Tidak menimbukan pekerjaan,perakitan sangat
bayangan halus

Sumber: Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002(38)


Jenis pekerjaan menenun merupakan pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian. Menurut standar tingkat pencahayaan
pada tabel 2.3 pekerjaan menenun termasuk pekerjaan agak halus
dengan tingkat pencahayaan minimal 500 Lux(38)
5. Sifat-sifat pencahayaan
a. Kuantitas cahaya atau penerangan yang dibutuhkan yaitu tergantung
pada tingkat ketelitian yang diperlukan pekerja, bagian yang akan
diamati atau kemampuan dari obyek tersebut untuk memantulkan
cahaya yang jatuh padanya(34). Banyaknya suatu cahaya yang jatuh
pada permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan tersebut
dan sekitarnya, kuantitas yang menyangkut warna, arah dan difusi
cahaya, serta jenis dan tingkat kesilauan(33). Semakin tinggi
intensitas cahaya yang jatuh pada suatu obyek,
semakin jelas juga perbedaan kecerahannya atau kontras.
Perbedaan yang sedikit dari warna dasar yang sama dapat
dibedakan dengan tingkat penerangan yang lebih tinggi. Sehingga
penglihatan dapat dibantu oleh tingkat penerangan yang lebih
tinggi dalam tiga hal adalah detail yang lebih kecil dan halus dapat
dilihat, kontras dapat diamati dan perbedaan warna dapat dilihat(39)
b. Kualitas cahaya atau penerangan adalah penerangan yang
ditentukan oleh ada atau tidaknya kesilauan langsung (direct glare)
dan kesilauan yang terdapat karena adanya pantulan cahaya dari
permukaan mengkilap (reflected glare) dan bayangan (sha dow).
Kesilauan yaitu cahaya yang tidak diinginkan yang bisa
menyebabkan rasa ketidaknyamanan, serta bisa menyebabkan
gangguan kelelahan mata dan gangguan penglihatan(34)
E. Jenis – jenis pencahayaan(4)
1. Pencahayaan tak langsung
Pada pencahayaan tak langsung ini 90% hingga 100% cahaya
dipancarkan ke langit-langit ruangan sehingga cahaya yang
dimanfaatkan pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan. Sumber
cahaya digantungkan setidak-tidaknya 45,7 cm dan di bawah langit-
langit tinggi ruangan minimal 2,25 m(40)
2. Pencahayaan setengah tak langsung
Pada pencahayaan ini 60% hingga 90% cahaya diarahkan kelangit-
langit(4)
3. Pencahayaan menyebar (Difus)
Distribusi cahaya ke atas dan bawah relatif merata berkisar 40%
hingga 60%(4)
4. Pencahayaan setengah langsung
Pencahayaan ini berkisar 60% sampai 90% cahayanya diarahkan
kebidang kerja dan selebihnya diarahkan ke langit-langit(40)
5. Pencahayaan langsung
Pencahayaan yang memancarkan cahaya berkisar 90% sampai
100% ke bidang kerja. Pencahayaan ini dapat dirancang menyebar dan
terpusat, tergantung pada reflektor yang digunakan.
Kelebihan pencahayaan langsung yaitu efisiensi penncahayaan tinggi,
memerlukan sedikit lampu dalam bidang kerja yang luas.
Kekurangannya yaitu bayangannya gelap karena jumlah lampu yang
sedikit sehingga apabila terjadi gangguan akan sangat berpengaruh(4)
F. Kerangka Teori
Berdasarkan teori diatas, maka disusun kerangka teori sebagai
berikut:

Faktor ketajaman penglihatan

Faktor individu Faktor eksternal

usia Masa Lama Obat- penyakit Vitamin kontras luminensi Intensitas


kerja kerja obatan A cahaya

Gangguan fungsi
mata

Penurunan
akomodasi mata

Ketajaman
pengihatan
ppppp

Gambar 2.2 Kerangka Teori(8,16,18-27,36)


G. Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel terikat

Intensitas
Penerangan

Masa Kerja Ketajaman Penglihatan

Lama Kerja

- Usia*
- Penyakit*
- Obat-obatan*
- Vitamin A*

Keterangan :
*dikendalikan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


H. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara intensitas penerangan dengan ketajaman
penglihatan pada pengrajin tenun tradisional
2. Ada hubungan antara masa kerja dengan ketajaman penglihatan pada
pengrajin tenun tradisional
3. Ada hubungan antara lama kerja dengan ketajaman penglihatan pada
pengrajin tenun tradisional

Anda mungkin juga menyukai