Anda di halaman 1dari 8

Volume 08, Nomor 01, Juni 2017

Hal. 37-44

EFEKTIFITAS POSISI SEMI FOWLER DAN POSISI ORTHOPNEA


TERHADAP PENURUNAN SESAK NAPAS PASIEN TB PARU
Effectiveness of Semi Fowler Position And Orthopnea Position on Decreasing
Shoartness of Breath Patient with Pulmonary Tuberculosis (TB)

Roihatul Zahroh*, Rivai Sigit Susanto**

* Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik


Jl. A.R. Hakim No. 2B Gresik, email: roihatulzr@gmail.com
** Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

ABSTRAK
Penyakit TB Paru ditandai dengan adanya sesak napas. Pemberian posisi
semi fowler dan posisi orthopnea dapat membantu pengembangan rongga dada
sehingga pasien mengalami penurunan sesak napas. Penelitian ini bertujuan
memperjelas efektivitas posisi semi fowler dan posisi orthopnea terhadap
penurunan sesak napas pasien TB Paru.
Penelitian ini menggunakan metode Pra-Eksperiment dengan Two-group
pre-post test design. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan
consecutive sampling. Sample pasien TB paru yang mengalami sesak napas pada
bulan Januari-Februari 2016 di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.
Pengambilan data dengan lembar observasi dan data dianalisis menggunakan
pairet t-test dan independent t-test dengan signifikasi p=0,000 (p < 0,05).
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh posisi semi fowler
terhadap penurunan sesak napas pasien TB Paru, ada pengaruh posisi orthopnea
terhadap penurunan sesah napas pasien TB paru dan ada efektifitas posisi semi
fowler dan posisi orthopnea terhadap penurunan sesak napas pasien TB paru.
Pengaturan posisi yang tepat dan nyaman pada pasien adalah sangat penting
terutama pasien yang mengalami sesak napas, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa posisi semi fowler lebih nyaman dan lebih mudah dipahami oleh
responden akan tetapi posisi orthopnea lebih efektif untuk penurunan sesak pada
pasien TB paru dengan ditunjukkan rata-rata penurunan sesak 5 dibandingkan
posisi semi fowler dengan rata-rata penurunan sesak 4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi orthopnea lebih efektif
dibandingkan dengan posisi semi fowler, dan posisi orthopnea lebih dianjurkan
untuk pengaturan posisi tidur untuk mengurangi sesak pada pasien TB paru.

Kata kunci: Pasien TB Paru, posisi semi fowler, posisi orthopnea, sesak
napas.

ABSTRACT
Pulmonary TB disease is characterized by shortness of breath. Semi-
fowler position and orthopnea position can help the development of the chest
cavity so that patients experience decreased shortness of breath. This study aims

37
to clarify the effectiveness of semi-fowler position and orthopnea position to
decrease shortness of breath of pulmonary tuberculosis patients.
This research used Pre-Experiment method with Two-group pre-post
test design. Sampling technique in this study used consecutive sampling. Sample
of pulmonary tuberculosis patients experiencing shortness of breath in November-
December 2016 at Muhammadiyah Lamongan Hospital. Data collection with
observation sheet and data were analyzed using pairet t-test and independent t-
test with significance p = 0,000 (p <0,05).
The result of research showed that there was influence of semi-fowler
position to decrease shortness of breath of pulmonary TB patient, there was
influence of orthopnea position toward decrease of breath of patient of pulmonary
tuberculosis and there was effectivity of semi fowler position and orthopnea
position to decrease shortness of breath patient of pulmonary tuberculosis.
Proper positioning and comfort in patients is very important especially patients
who experience shortness of breath, the results of this study indicate that the
position of semi-fowler more comfortable and more easily understood by the
respondent but the position of orthopnea is more effective for decreasing
shortness in patients with pulmonary tuberculosis shown flat The decrease in the
shortness of 5 compared to the semi-fowler position with an average decrease in
shortness of 4.
The results showed that the position of orthopnea was more effective
than the semi-fowler position, and orthopnea position was preferred for sleep
position adjustment to reduce shortness in pulmonary tuberculosis patients.

Keywords: Pulmonary TB patient, semi fowler position, orthopnea position,


shortness of breath.

PENDAHULUAN dan dangkal (Price dan Lorraine,


2005). Pengaturan posisi pada pasien
TB Paru adalah suatu penyakit TB Paru sangat penting terutama
infeksi yang disebabkan oleh bakteri untuk mengurangi gejala sesak
Mycobacterium Tuberculosis, bakteri napasnya. Pengaturan posisi semi
ini merupakan bakteri basil yang fowler dan orthopnea perlu diberikan
sangat kuat sehingga memerlukan kepada pasien TB Paru.
waktu yang lama untuk Di seluruh dunia, TB paru
menanganinya. Bakteri ini lebih merupakan penyakit infeksi terbesar
sering menginfeksi organ paru-paru nomor 2 penyebab tingginya angka
(90%) dibandingkan bagian lain mortalitas dewasa sementara di
tubuh manusia (Masrin, 2008). Salah Indonesia TB paru menduduki
satu dari gejala penyakit TB Paru peringkat 3 dari 10 penyebab
adalah dyspnea atau yang biasa kematian dengan proporsi 10% dari
dikenal dengan sesak napas yakni mortalitas total. WHO juga
perasaan sulit bernapas dan biasanya memperkirakan bahwa pada tahun
merupakan gejala utama dari 2002 - 2020, akan ada 1 miliar orang
penyakit kardiopulmonal. Orang terinfeksi TB paru, dari jumlah
yang mengalami sesak napas sering tersebut 5-10 persen akan
mengeluh napasnya terasa pendek berkembang menjadi penyakit, dan

38
40 persen yang terkena penyakit efektifitas posisi semi fowler dan
tersebut akan berakhir dengan posisi orthopnea terhadap penurunan
kematian (Priombodo, 2008). sesak napas pasien TB paru di Ruang
Sejalan dengan perkembangan Perawatan Rumah Sakit
panyakit TB paru penumpukan sekret Muhammadiyah Babat Lamongan.
pada dinding paru-paru atau saluran
pernapasan sehingga terjadi
penurunan ekspansi dada dan paru- METODE DAN ANALISA
paru maka terjadi sesak napas pada
penderita TB paru (Brunner dan Desain penelitian yang
Suddarts, 2002). Pada gejala sesak digunakan adalah Pra-Eksperimental
napas TB paru dengan gejala sesak dengan menggunakan pendekatan
napas dapat ditangani serta Two-group pre-post tes design.
diturunkan oleh beberapa intervensi Kelompok subjek posisi semi fowler
diantara lain yaitu obat-obatan atau dan kelompok posisi orthopnea
farmakologi yang sesuai indikasi, diobservasi sebelum dan setelah
terapi aktifitas dan latihan relaksasi dilakukan intervensi.
(posisi semi fowler dan posisi Teknik sampling pada penelitian
orthopnea), tingkatkan tirah baring ini menggunakan consecutive
atau batasi aktivitas, oksigen (O2) sampling. Sample yang diambil
tambahan yang sesuai. Latihan adalah pasien TB paru yang
relaksasi bisa dilakukan dengan mengalami sesak napas pada bulan
posisi semi fowler atau posisi Januari-Februari 2016 sebanyak 32
orthopnea. Intervensi terapi non pasien di Rumah Sakit
farmakologis terhadap penurunan Muhammadiyah Lamongan.
sesak napas pasien TB paru yang Pengambilan data dengan lembar
menggunakan posisi semi fowler dan observasi dan data dianalisis
orthopnea dirasa efektif dan banyak menggunakan pairet t-test dan
digunakan saat ini (Doenges, 2009). independent t-test dengan signifikasi
Pasien tidak selalu p < 0,05.
memperhatikan tentang adanya
posisi pengaturan posisi yang dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
menurunkan kerja frekuensi
napasnya. Sehingga mereka tidak Pengaruh posisi semi fowler
menyadari seberapa penting akan terhadap penurunan sesak napas
posisi yang tepat akan berpengaruh pasien TB Paru
terhadap proses penyembuhan
penyakit (pery dan Potter, 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa
Sehubungan dengan uraian tersebut jumlah hampir seluruh penderita
peran perawat sangat dibutuhkan mengalami penurunan sesak nafas
untuk memberikan asuhan yaitu 15 orang (93,75%), sedangkan
keperawatan dalam bentuk sebagian kecil pasien tidak
pengaturan posisi tidur. Pengaturan mengalami penurunan sesak nafas
posisi tidur yang tepat pada pasien yaitu 1 orang (6,25%). Untuk
TB paru dengan gejala sesak napas variabel posisi semi fowler diuji
sangat penting, maka dengan dengan uji paired t-test didapatkan
demikian peneliti tertarik untuk signifikansi sebesar p = 0.000
melakukan penelitian tentang (p<0,005) maka ditolak artinya

39
terdapat penurunan sesak nafas Pemberian posisi semi fowler sangat
sebelum dan sesudah diberi efektif dan penting dalam
perlakuan posisi semi fowler. memberikan terapi dalam
Posisi semi fowler menurunkan frekuensi sesak nafas
merupakan suatu posisi dimana pasien TB paru. Hasil penelitian
bagian kepala tempat tidur dinaikkan sebagian besar responden mengalami
15 – 45°, bagian ujung dan tungkai penurunan sesak, hal ini dikarenakan
kaki sedikit diangkat, lutut diangkat responden mudah memahami dan
dan ditopang, dengan demikian merasa lebih nyaman dengan
membuat cairan dalam rongga pemberian posisi semi fowler
abdomen berkumpul di area pelvis. sehingga responden mau
Tujuan pemberian posisi semi fowler melaksanakan sesuai dengan
adalah sebagai berikut : 1) prosedur tindakan yang telah
Mengurangi tegangan intra abdomen dijelaskan peneliti. Sebagian kecil
dan otot abdomen, 2) Membantu responden yang diberikan perlakuan
mengatasi masalah kesulitan posisi semi fowler tidak mengalami
pernapasan dan kardiovaskular, 3) penurunan sesak atau tetap
Memperlancar gerakan pernafasan dikarenakan responden tidak
pada pasien yang bedrest total, 4) kooperatif sehingga posisi sering
Pada ibu post partum akan berubah-ubah. Selain itu umur
memperbaiki drainase uterus, 5) responden tersebut > 65 tahun
Memberikan rasa nyaman bagi sebagaimana dilihat dari segi kondisi
pasien dalam beristirahat.(Kozier, B. anatomi organ pernafasan responden
2009). tersebut dapat mempengaruhi
penurunan sesak nafas.

Tabel 1 Pengaruh posisi semi fowler terhadap penurunan sesak napas


pasien TB paru
Penurunan sesak nafas
Efektifitas Tetap Berkurang
∑ % ∑ %
Posisi Semifowler 1 6,25 15 93,75
Jumlah 16 pasien tuberculosis paru
Hasil Uji Statistik Pairet t-test p = 0,000

Pengaruh posisi orthopnea nafas yaitu 2 responden (12,5%).


terhadap penurunan sesak nafas Variabel posisi orthopnea diuji
pasien TB paru dengan uji paired t-test didapatkan
signifikansi sebesar p = 0.000
Tabel 2 menunjukkan bahwa (p<0,005) maka ditolak artinya
jumlah hampir seluruh penderita terdapat perbedaan frekuensi
mengalami penurunan sesak nafas penurunan sesak nafas sebelum dan
yaitu 14 responden (87,5%), sesudah diberi perlakuan posisi
sedangkan sebagian kecil pasien orthopnea.
tidak mengalami penurunan sesak

40
Posisi orthopnea merupakan adaptasi Pengaturan posisi yang
dari posisi fowler tinggi, klien nyaman dan mudah dilakukan adalah
dengan posisi 90° klien duduk di sangat penting. Selain posisi semi
tempat tidur atau di tepi tempat tidur fowler adalah posisi orthopnea dapat
dengan meja yang menyilang di atas dilakukan untuk membantu
tempat tidur. Tujuan pemberian mengatasi masalah sesak nafas. Hasil
posisi orthopnea sebagai berikut : 1) penelitian ini menunjukkan sebagian
Membantu mengatasi masalah kecil responden yang diberi
kesulitan pernafasan dengan perlakuan posisi orthopnea tidak
memberikan ekspansi dada mengalami penurunan sesak nafas
maksimum, 2) Membantu klien yang hal ini dikarenakan responden
mengalami masalah ekshalasi, 3) merasa kurang nyaman dan
Membantu memaksimalkan ekspansi pemahaman responden yang kurang
dada dan paru, 4) Menurunkan upaya terhadap prosedur yang telah
pernapasan, vetilasi maksimal dijelaskan oleh peneliti. Sehingga
membuka area atelektasis dan responden tidak kooperatif untuk
meningkatkan gerakan sekret ke melakukan tindakan sesuai dengan
dalam jalan napas besar untuk prosedur.
dikeluarkan. (Kozier, B. 2009).

Tabel 2 Pengaruh posisi orthopnea terhadap penurunan sesak nafas pasien TB


paru.
Penurunan sesak nafas
Efektifitas Tetap Berkurang
∑ % ∑ %
Posisi orthopnea 2 12,5 14 87,5
Jumlah 16 pasien tuberculosis paru
Hasil Uji Statistik Pairet t-test p = 0,000

Efektifitas Posisi semi fowler dan terdapat perbedaan frekuensi


posisi orthopnea terhadap penurunan sesak nafas pada pasien
penurunan sesak napas pasien TB yang diberi perlakuan posisi semi
paru. fowler dan posisi orthopnea.
Tabel 3 menunjukkan bahwa Posturing/mengatur dan
dengan pemberian posisi semi fowler mengubah posisi adalah mengatur
skala penurunan sesak 4, dengan pasien dalam posisi yang baik dan
pemberian posisi orthopneaskala mengubah secara teratur dan
penurunan sesak adalah 5. sistematik. Hal ini merupakan salah
Variabel posisi semi fowler satu aspek keperawatan yang
dan posisi orthopnea diuji dengan penting. Posisi tubuh apapun baik
independen t-tets didapatkan atau tidak akan mengganggu apabila
signifikansi sebesar p = 0.000 dilakukan dalam waktu yang lama
(p<0,005) maka ditolak artinya (potter dan perry, 2006).

41
Tabel 3 Efektifitas posisi semi fowler dan posisi orthopnea terhadap penurunan
sesak nafas pada pasien TB Paru.
Posisi Semi Fowler Posisi Orthopnea
Mean Sebelum Intervensi 25,5 28,8
Mean Setelah Intervensi 21,5 23,8
Rata-rata Penurunan Sesak 4 5
Hasil Uji Statistik Independen t- test p = 0,000

Posisi semi fowler dengan mengurangi sesak pada pasien TB


derajat kemiringan 45° yaitu dengan paru.
menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan
mengurangi tekanan dari abdomen SIMPULAN DAN SARAN
pada diagfragma membuat oksigen
Simpulan
didalam paru-paru semakin
meningkat (Supadi, dkk., 2008). 1. Ada pengaruh posisi semi fowler
Sedangkan posisi orthopnea dimana terhadap penurunan sesak nafas
klien dengan posisi 90° duduk pasien TB paru.
ditempat tidur membantu 2. Ada pengaruh posisi orthopnea
memaksimalkan ekspansi dada dan terhadap penurunan sesak nafas
paru, menurunkan upaya pernapasan, pasien TB paru.
ventilasi maksimal membuka area 3. Ada perbedaan efektifitas posisi
atelektasis sehingga dapat semi fowler dan posisi
meningkatkan gerakan sekret ke orthopnea terhadap penurunan
dalam jalan napas besar untuk sesak nafas pasien TB paru.
dikeluarkan (Supadi, dkk., 2008).
Pengaturan posisi yang tepat Saran
dan nyaman pada pasien adalah
sangat penting terutama pasien yang 1. Bagi institusi pelayanan kesehatan
mengalami sesak nafas, hasil hendaknya senantiasa
penelitian ini menunjukkan bahwa memfasilitasi peningkatan mutu
posisi semi fowlerlebih nyaman dan pelayanan keperawatan yang
lebih mudah dipahami oleh dilakukan terutama dalam praktik
responden akan tetapi posisi keperawatan tentang pengaturan
orthopnea lebih efektif untuk posisi tidur pasien terutama pasien
penurunan sesak pada pasien TB TB paru yang mengalami sesak
paru dengan ditunjukkan rata-rata nafas sehingga didapatkan standar
penurunan sesak 5 dibandingkan prosedur yang tepat.
posisi semi fowler dengan rata-rata 2. Bagi para perawat hendaknya
penurunan sesak 4. Melihat dari data terus berusaha meningkatkan
tersebut diatas peneliti dapat pengetahuan, meningkatkan
menyimpulkan bahwa posisi kunjungan ke pasien dan selalu
orthopnea lebih efektif dibandingkan memperhatikan keluhan pasien
dengan posisi semi fowler, dan posisi sehingga pengetahuan dan
orthopnea lebih dianjurkan untuk informasi terkini tentang
pengaturan posisi tidur untuk pemberian atau pengaturan posisi

42
tidur yang tepat pada pasien TB Departemen Kesehatan Republik
paru dapat diperoleh sesuai Indonesia,(2007).Pedoman
dengan perkembangan ilmu Nasional Penanggulangan
terbaru. Tuberkulosis. edisi 2,
Cetakan Pertama. Jakarta:
Depkes RI.
DAFTAR PUSTAKA Depkes Jatim,(2015). Jatim Masih
Rawan TB.http://inilah.com.
Agustiar, D. R. (2007). Pemerintah Akses tanggal7 Juni 2016,
Kurang Fokus Atasi jam 09.39 Wib.
Tuberkolosis. Doenges, M. E. (2009). Rencana
http://kompas.com. Akses Asuhan Keperawatan: Untuk
tanggal15 juni 2016, jam perencanaan dan
18.47 Wib. Pendukomentasian
Alsagaff, H. dkk. (2008). Dasar- Perawatan Pasien. Alih
dasar Ilmu Penyakit Paru. bahasa, I made Sumawati.
Surabaya : Airlangga Ed 3 Jakarta: EGC.
University Press. Eko, N. (2006). Penderita
Asril, B. (2004). “Tuberkulosis paru” Tuberkulosis Masih Tinggi.
dalam Buku Ajar Ilmu http://tempo
Penyakit Dalam. Cetakan 2. interaktif.com.Akses
Jakarta: FKUI. tanggal16 Juni 2016, jam
BPS Jawa Timur, (2008). 18.24Wib.
Perkembangan Kegiatan Ferdinand, (2006). Jumlah Penderita
Pencegahan dan TBC di Indonesia Nomor
Pemberantasan Penyakit Tiga di
Menular di Jawa Timur. Dunia.http://mediaindo.co.
Surabaya: BPS Jawa Timur. Akses tanggal18Juni 2016,
Brunner, S. (2002). Edisi 8 jilid I, 19.33Wib.
Keperawatan Medikal Kozier, C.B. (2009). Fundamental of
Bedah, Jakarta : EGC. Nursing. California :
Chandrasoma, T.(2006). Ringkasan Fadition Wesley Publishing
Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Company Inc.
Jakarta : EGC. Perry &Potter, (2006).
Departemen Kesehatan Republik Foundamental Of Nursing,
Indonesia, (2006). Penderita Jakarta : EGC.
TBC Bisa Sembuh Asal Price & Wilson, (2006).Patofisiologi
Minum Obat Teratur. Konsep Klinis Proses-Proses
http://depkes ri.go.id . Akses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta:
tanggal 4 Desember 2016. EGC.
Departemen Kesehatan Republik Price, Sylvia, A.& Lorraine,
Indonesia,(2005). Program (2005).Patofisiologi Vol 1.
Penaggulangan TBC Oleh ed 6. Jakarta : EGC.
Pusat Kesehatan Kerja. Radit, (2009). Menghitung
http://depkes.go.id. Akses Pernafasan. Akses tanggal
tanggal 4 Juni 2016, jam 21 Agustus 2016, jam 15:13
20.05Wib. Wib.

43
Sunaryo, (2004).Psikologi untuk Mutahir” dalam Buku Ajar
Perawat. Jakarta. EGC. Ilmu Penyakit Dalam.
Zulkifli, A. &Asril, B. (2006) Jakarta. Penerbit FKUI.
”Pengobatan Tuberkulosis

44

Anda mungkin juga menyukai