Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KESEHATAN PARIWISATA

“PERAN SEKTOR INSTANSI PEMERINTAHAN, PELAKU


PARIWISATA, MASYARAKAT DAN TENAGA KESEHATAN DALAM
MENGEMBANGKAN KESEHATAN PARIWISATA”

Oleh :

NAMA KELOMPOK

1. NI WAYAN DEVI CRISTIANTI (15C11485)


2. NI WAYAN DEWI SUKMA AMBARA WATI (15C11489)
3. NI KADEK RISKA KUSUMA DEWI (15C11522)
4. NI NYOMAN SINTANINGSIH (15C11523)
5. PUTU AYU SINTAYANI (15C11524)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
Tahun Ajaran 2017

1
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,

Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas berkat-Nya kami sebagai penulis dari makalah ini dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, serta tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Mahagandamayu , karena atas bimbingannya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai bukti bahwa
kami telah menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami dan sebagai
pengetahuan tambahan bagi seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bali (STIKES BALI) tentang Peran Sektoral Instansi Pemerintahan, Masyarakat,
Pelaku Pariwisata dan Tenaga Kesehatan dalam mengembangkan Kesehatan
Pariwisata.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa dan dapat
bersifat membangun bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
(STIKES BALI).

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah
diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini dan kami harap bagi
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun bagi makalah kami
ini.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Denpasar, 14 September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Isi Halaman

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1 Peran sektoral instansi pemerintah, masyarakat, serta tenaga


kesehatan dalam pengembangan kesehatan ......................................... 3

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 10


3.2 Saran .................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu industri yang berdampak pada kehidupan


sosial, lingkungan dan ekonomi. Hal inilah yang mendorong banyak negara
tertarik untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sektor
pembangunan, terutama bagi negara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia. Sebagai salah satu industri terbesar di dunia, perkembangan pariwisata
diharapkan pariwisata mampu meningkatkan perekonomian sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana dikembangkannya pariwisata
tersebut (Evita dkk, 2012). Pembangunan pariwisata yang tidak melibatkan
masyarakat sering menyebabkan rasa terpinggirkan di antara masyarakat setempat
sehingga dapat menimbulkan konflik antara masyarakat lokal dengan kalangan
investor pariwisata dan pemerintah (Santosa, 2013) yang pada akhirnya
mengancam keberlanjutan pembangunan pariwisata itu sendiri.

Pariwisata dapat menumbuhkan dan meningkatkan pengenalan budaya dan


rasa cinta terhadap tanah air. Dari sektor pariwisata juga dapat memberikan
sumbangan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pajak,
retribusi parkir dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan
yang berkunjung. Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha
ekonomi disekitar area wisata dan menunjang kegiatannya sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas kami mengambil beberapa


rumusan masalah yaitu bagaimana peran sektoral instansi pemerintah, masyarakat,
pelaku pariwisata serta tenaga kesehatan dalam pengembangan kesehatan
pariwisata ?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan yang kami ingin kami
capai adalah untuk mengetahui peran sektoral instansi pemerintah, masyarakat,
pelaku pariwisata serta tenaga kesehatan dalam pengembangan kesehatan
pariwisata

1.4 Manfaat

Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi para pembaca khususnya pada
para mahasiswa mengetahui peran sektoral instansi pemerintah, masyarakat,
pelaku pariwisata serta tenaga kesehatan dalam pengembangan kesehatan
pariwisata dan mengetahui tindakan atau program yang dilakukan dalam
pengembangan kesehatan pariwisata

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Peran sektoral instansi pemerintah, masyarakat, pelaku pariwisata serta


tenaga kesehatan dalam pengembangan kesehatan pariwisata
2.1.1 Peran sektoral instansi pemerintah dalam pengembangan
kesehatan pariwisata

Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari


peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan
(planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development)
fasilitas utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy)
pariwisata, dan pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Berikut ini
adalah penjelasan mengenai peran-peran pemerintah dalam bidang pariwisata
tersebut di atas:

2.1.1.1 Perencanaan Pariwisata

Pariwisata merupakan industri yang memiliki kriteria-kriteria khusus,


mengakibatkan dampak positif dan negatif. Untuk memenuhi kriteria khusus
tersebut, memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif
yang ditimbulkan sehubungan dengan pengembangan pariwisata diperlukan
perencanaan pariwisata yang matang. Kesalahan dalam perencanaan akan
mengakibatkan munculnya berbagai macam permasalahan dan konflik
kepentingan di antara para stakeholders. Masing-masing daerah tujuan wisata
memiliki permasalahan yang berbeda dan memerlukan jalan keluar yang
berbeda pula.

Dalam pariwisata, perencanaan bertujuan untuk mencapai cita-cita atau


tujuan pengembangan pariwisata. Secara garis besar perencanaan pariwisata
mencakup beberapa hal penting yaitu:

a. perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu


pertumbuhan berbagai jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata,

3
b. perencanaan penggunaan lahan,
c. perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar
udara, dan keperluan lainnya seperti; listrik, air, pembuangan sampah
dan lain-lain,
d. perencanaan pelayanan sosial yang berhubungan dengan penyediaan
lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan, pendidikan dan kesejastraan
sosial,
e. perencanaan keamanan yang mencakup keamanan internal untuk
daerah tujuan wisata dan para wisatawan.
2.1.1.2 Pembangunan Pariwisata

Pembagunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama


pembangunan fasilitas dan jasa pariwisata. Namun, pengadaaan infrastruktur
umum seperti jalan, listrik dan air yang berhubungan dengan pengembangan
pariwisata terutama untuk proyek-proyek yang berskala besar yang
memerlukan dana yang sangat besar seperti pembangunan bandar udara, jalan
untuk transportasi darat, proyek penyediaan air bersih, dan proyek
pembuangan limbah merupakan tanggung jawab pemerintah. Selain itu,
pemerintah juga beperan sebagai penjamin dan pengawas para investor yang
menanamkan modalnya dalam bidang pembangunan pariwisata.

2.1.1.3 Kebijakan Pariwisata

Kebijakan merupakan perencanaan jangka panjang yang mencakup tujuan


pembangunan pariwisata dan cara atau prosedur pencapaian tujuan tersebut
yang dibuat dalam pernyataan-pernyataan formal seperti hukum dan
dokumen-dokumen resmi lainya. Kebijakan yang dibuat permerintah harus
sepenuhnya dijadikan panduan dan ditaati oleh para stakeholders. Kebijakan-
kebijakan yang harus dibuat dalam pariwisata adalah kebijakan yang
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja,
dan hubungan politik terutama politik luar negeri bagi daerah tujuan wisata
yang mengandalkan wisatawan manca negara.

4
Umumnya kebijakan pariwisata dimasukkan ke dalam kebijakan ekonomi
secara keseluruhan yang kebijakannya mencakup struktur dan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Kebijakan ekonomi yang harus dibuat sehubungan
dengan pembangunan pariwisata adalah kebijakan mengenai ketenagakerjaan,
penanaman modal dan keuangan, industri-industri penting untuk mendukung
kegiatan pariwisata, dan perdagangan barang dan jasa.

2.1.1.4 Peraturan Pariwisata

Peraturan pemerintah memiliki peran yang sangat penting terutama dalam


melindungi wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman
perjalanannya. Peraturan-peraturan penting yang harus dibuat oleh pemerintah
untuk kepentingan tersebut adalah:

a. peraturan perlindungan wisatawan terutama bagi biro perjalanan


wisata yang mengharuskan wisatawan untuk membayar uang muka
(deposit payment) sebagai jaminan pemesanan jasa seperti akomodasi,
tour dan lain-lain
b. peraturan keamanan kebakaran yang mencakup pengaturan mengenai
jumlah minimal lampu yang ada di masing-masing lantai hotel dan
alat-alat pendukung keselamatan lainnya
c. peraturan keamanan makan dan kesehatan yang mengatur mengenai
standar kesehatan makanan yang disuguhkan kepada wisatawan
d. peraturan standar kompetensi pekerja-pekerja yang membutuhkan
pengetahuan dan keahlian khusus seperti seperti pilot, sopir, dan
nahkoda.

Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber


daya alam seperti; flora dan fauna yang langka, air, tanah dan udara agar tidak
terjadi pencemaran yang dapat mengganggu bahkan merusak suatu ekosistem.
Oleh karena itu, penerapan semua peraturan pemerintah dan undang-undang
yang berlaku mutlak dilaksanakan oleh pemerintah.

5
2.1.2 Peran Masyarakat dalam mengembangkan Kesehatan Pariwisata

Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan


pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri dari pertama
pemerintah, kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut tiga
pilar utama pariwisata. Misalnya, setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan
mengenai pengembangan pariwisata yang diiringi dengan regulasinya
tentunya. Kemudian pihak swasta yang secara professional menyediakan jasa
pelayanan bagi pengembangan pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat
adalah selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya
pariwisata juga menumbuh-kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai
kreasi segar yang mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat
pariwisata.

Peran serta masyarakat akan timbul karena adanya manfaat langsung dari
lingkungan sekitar pariwisata. Agar dapat memberikan manfaat, maka
lingkungan tersebut harus dijaga. Hal tersebut adalah hubungan timbal balik
antara kegiatan pariwisata, pengelolaan dan manfaat yang didapatkan dari
lingkungan sekitar pariwisata. Bila alam dijaga kelestariannya, maka
masyarakat sendiri yang akan menikmati kelestarian tersebut. Begitupun
dengan kegiatan pariwisata, jika kelestarian lingkungan sekitar daerah
pariwisata dijaga dengan baik, maka masyarakat yang akan mendapatkan
keuntungannya secara ekonomi (Mahdayani, 2009).

Menurut Woodley (1993)“Local people participationis aprerequisite for


sustainabletourism”. Oleh karena itu, dalam konsep pemberdayaan, agar
masyarakat mau ikut berperan serta dalam kegiatan pariwisata yang tidak
merusak lingkungan terdapat tiga komponen yang harus ada, yaitu:

a. Enabling setting, yaitu memperkuat situasi di daerah pariwisata termasuk


sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar masyarakat dapat
berkreatifitas

6
b. Empowering local community, yaitu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat lokal melalui pendidikan, pelatihan dan berbagai
bentuk pengembangan lainnya
c. Socio-political support, yaitu diperlukan adanya dukungan sosial,
dukungan politik, networking oleh pemerintah setempat, dinas pariwisata
dan elemen lain yang mendukung.
2.1.3 Peran Tenaga Kesehatan dalam mengembangkan Kesehatan
Pariwisata

Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan


wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman
dan nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk
kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus
perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan, tindakan
pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai /
ke negara asalnya.

Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan


diberi informasi dan petunjuk oleh boro wisata/klinik wisata melalui brosur
yang disediakan di biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan
di daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil
untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk
mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan
lingkungan, diperlukan kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik
Pemerintsah (Departemen Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak
swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll.

Upaya Perlindungan Kesehatan Terhadap Wisatawan

Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara
mental, sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan
terhadap wisatawan meliputi empat faktor tersebut, antara lain :

a. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan


gangguan pencernaan (diare).

7
b. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan
(masuk di lumpur panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).
c. Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istorahatnya / suasana
yang nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
d. Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-
barangnya.
e. Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan
kepercayaan/agama masing-masing.
f. Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
pelayanan bila mereka jatuh sakit.
g. Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat
asalnya.

Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di


tempat usaha :

1. Obyek Wisata
a. Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga
fasilitas restoran dan WC umum.
b. Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah
memadai di tempat-tempat strategis.
c. Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
d. Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan
kecelakaan yang dapat membahayakan pengunjung.
2. Akomodasi, Hotel dan Restoran
a. Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas
dan perlengkapan.
b. Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
c. Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam renang
dalam keadaan bersih dan bebas hama.
d. Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik untuk
petugas pelayanan.

8
e. Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu
dapat menikmati hidangan penuh selera.
f. Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan
makanan dan minuman termasuk peralatan.
g. Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan
dapur dan juga pakaian tamu.
h. Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang sehat,
berikan informasi yang benar mengenai apa yang harus dilakukan.
3. Biro Perjalanan Wisata
a. Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta
perlengkapannya dalam kondisi bersih dan berfungsi dengan baik.
b. Bis wisata harus tersedia perlengkapan : tong sampah dan kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
c. Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-
tempat yang mudah terlihat.
d. Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan.
Berikan saran simpatik untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.
e. Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian
para petugas dan pramuwisata.

Imunisasi Untuk Wisatawan

Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain


rencanakan terlebih dahulu, misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya
untuk kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu yang
merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi
menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi
yellow fever untuk yang akan pergi ke Afrika. Ada 3 jenis imunisasi :

1. Routinel Immunization : DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.


2. Required Immunization : Yellow Fever, Cholera, Meningococcal
Meningitis.
3. Recommended Immunization : Hepatitis A & B, Typhoid Fever,
Japanese Encephalitis, Cholera, Rabies.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pariwisata merupakan salah satu industri yang berdampak pada kehidupan


sosial, lingkungan dan ekonomi. Hal inilah yang mendorong banyak negara
tertarik untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sektor
pembangunan. Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak
terlepas dari peran serta pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pemerintah bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan
(planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas
utama dan pendukung pariwisata, pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan
pembuatan dan penegakan peraturan (regulation), lalu masyarakat menjadi
pendukung dan membantu menjaga kesehatan lingkungan pariwisata serta peran
tenaga kesehatan dalam mengembangkan kesehatan pariwisata dengan
melakukan pencegahan preventif seperti promosi kesehatan, pemberian vaksin
atau imunisasi serta pencegahan penularan penyakit di tempat wisata

3.2 Saran

Makalah yang kami buat masih jauh dari sempurna, jadi penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi makalah kami sehingga
kami dapat membuat makalah menjadi lebih baik

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Pariwisata. Diperoleh


pada https://subadra.wordpress.com/2007/08/26/peran-pemerintah-
dalam-pembangunan-pariwisata/. Diakses pada tanggal 14 September
2017

Anonim. 2011. Kesehatan Wisata | okshealthenv. Diperoleh pada


https://okshealthenv.wordpress.com/2011/08/05/kesehatan-wisata/.
Diakses pada tanggal 14 September 2017
Subadra, I Nengah. 2006. Ekowisata Hutan Mangrove dalam Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan: Studi Kasus di Mangrove Information
Center, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Nofria. 2016. PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN


PARIWISATA HIJAU DI SUMATERA BARAT. Diperoleh pada
http://lingkungan.ft.unand.ac.id/images/fileTL/SNSTL_II/OP_010.pdf.
Diakses pada tanggal 14 September 2017

11

Anda mungkin juga menyukai