PENDAHULUAN
Pada anak-anak dan orang dewasa dapat terjadi infeksi pada selaput otak
(radang ) yang dapat mengganggu sistem – sistem dalam tubuh manusia baik
sistem pencernaan, sistem persyarafan, sistem sirkulasi tubuh maupun
metabolisme tubuh.
Meningitis adalah radang pada selaput otak dimana penyakit ini termasuk
pernyakit yang tidak bisa diremehkan karena bila tidak ditangani dengan
cepat dan tepat akan menyebabkan kematian. Biasanya juga penderita
meningitis yang bisa bertahan akan mengalami kerusakan pada otaknya.
1
2. Apa klasifikasi meningitis?
3. Apa etiologi/predisposisi meningitis?
4. Bagaimana patofisiologi meningitis?
5. Bagaimana WOC meningitis?
6. Apa manifestasi klinik meningitis?
7. Bagaimana pentalaksanaan meningitis?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang meningitis?
9. Bagaimana komplikasi meningitis?
10. Bagaimana pencagahan terhadap meningitis pada anak?
11. Bagaimana asuhan keperawatan anak dengan meningitis sesuai
dengan kasus?
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Falks serebri adalah lapisan vertikel dura meter yang memisahkan kedua
hemisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal
dari dura meter yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebellum.
Arakhnoid merupakan membrane lembut yang bersatu di tempatnya dengan
pia meter, diantaranya terdapat ruang subarachnoid dimana terdapat arteri dan
vena serebri dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah
bagian terbesar dari ruang subarachnoid di sebelah belakang otak belakang,
memenuhi celah di antara serebellum dan medulla oblongata.
Pia meter merupakan membrane halus yang kaya akan pembuluh darah
kecil yang menyuplai darah ke otak dalam jumlah yang banyak. Pia meter
3
adalah lapisan yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh
medulla spinalis.
1. Menigitis Serosa adalah radang selaput otak pada araknoid dan piameter
yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
Mycobacterium tuberculosa dan lainnya (lues Virus, Toxoplasma gondhii
dan Ricketsia)
2. Meningitis Purulenta adalah radang bernanah pada arakhnoid dan piameter
meliputi otak dan medulla spinallis. Penyebabnya antara lain :
Diplococcus pneumoniae, Neisseria meningitis, Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. Angka
kejadian Meningitis Purulenta pada bayi dan anak di Indonesia, khususnya
di Jakarta masih belum menurun. Tertinggi pada umur antara 2 bulan-2
tahun. Umumnya terdapat pada anak yang distrofik. Yang daya tahannya
rendah. Dinegeri yang sudah maju, angka kejadian sudah sangat kurang
(Suriadi,dkk.2006).
4
2.3 Etiologi/Predisposisi
2.4 Patofisiologi
5
Organisme bakteri masuk ke dalam aliran darah dan beredar sampai ke
lapisan meningen sehingga terbentuk respon tubuh dimana sel darah putih
banyak dihasilkan yang menghasilkan sitokin untuk menghancurkan invasi
asing yang masuk dan terjadi perubahan permeabilitas kemudian
menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah daerah korteks,
yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah serebral.
Jaringan serebral juga mengalami gangguan metabolism akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfungsi. Penurunan aliran darah pada
serebral menyebabkan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi, kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah, sehingga otak mengalami infeksi/septicemia
jaringan otak. Hal ini menyebabkan iritasi meningen dan terjadi perubahan
fisiologi intracranial seperti sakit kepala demam, edema serebral dan
peningkatan permeabilitas darah otak.
6
16. Koma
17. Kaku kuduk
18. Tanda kering dan brudzinski postif
19. Ruam petekie (infeksi meningokokus)
20. Kelainan sendi (infeksi meningokokus dan H. Influenzae)
21. Telinga mengeluarkan secret yang kronis (meningitis
pneumokokus)
b. Bayi dan anak yang masih kecil
1. Demam
2. Pemberian makan buruk
3. Vomitus
4. Iritabilitas
5. Serangan kejang
6. Fontanela menonjol
7. Kaku kuduk dapat terjadi atau tidak
8. Tanda brudzinski dan kering tidak membantu dalam menegakkan
diagnose
c. Neonates: tanda-tanda spesifik
1. Menolak pemberian susu /makam
2. Kemampuan mengisap susu buruk
3. Vomitus atau diare
4. Tonus otot buruk
5. Penrunan gerakan
6. Fontalena yang penuh, tegang, dan menonjol dapat terlihat pada
akhir perjalan penyakit
7. Leher lemas
2.7 Penatalaksanaan
7
mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi
yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya
menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji
resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.
1. Isolasi
Anak ditempatkan dalam ruang isolasi sedikitnya selama 24-48 jam
setelah mendapatkan antibiotik IV yang sensitif terhadap organisme
penyebab.
2. Terapi antimikroba
Terapi anti mikroba pada meningitis bakteri terdiri dari ampisilin dan
sefotaksim atau ampisilin dan gentamisin. antibiotik yang diberikan
didasarkan pada hasil kultur dan diberikan dengan dosis tinggi.
3. Mempertahankan hidrasi optimum
mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat
menyebabkan edema serebral (pembengkakan otak). Pemberian plasma
perinfus mungkin diperlukan untuk rejatan dan untuk memperbaiki
hidrasinya.
Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):
8
2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan
untuk mengobati edema serebri.
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian
tambahan volume cairan intravena.
Penanganan / Perawatan pada saat anak demam (rumah)
1. Baringkan anak pada tempat yang rata, kepala di miringkan dan pasangkan
gagang sendok yang dibungkus kain atau sapu tangan bersih dalam
mulutnya. Dengan tujuan untuk mencegah lidah tergigit.
2. Buka baju anak, longarkan pakaian yang mengganggu pernapasan.
3. Singkirkan benda-benda di sekitar anak.
4. Jangan memberi minuman atau makanan apapun pada anak saat kejang.
5. Bila badan panas berikan kompres hangat.
6. Bila dengan tindakan ini kejang belum berhenti atau kondisi nya semakin
parah, segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit.
9
e. Identifikasi organism penyebab: meningokokus, bakteri gram-
positif (streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, H.influenza)
atau virus ( virus Coksakie, virus ECHO)
f. Asam laktat: meningkat
2. Kultur darah: untuk menetapkan organism penyebab
3. Kultur urin: untuk menetapkan organism
4. Kultur nasofarings: untuk menetapkan organism penyebab
5. Elektrolit serum
6. Osmolaritas urin: meningkat dengan sekresi ADH
2.9 Komplikasi
1. Tuli
2. Buta
3. Efusi subdural
4. Peningkatan sekresi hormone Antidiuretik ADH
5. Perkembangan terlambat
6. Hidrosefalus
7. Edema serebri
8. Gangguan kejang kronik
2.10 Pencegahan
10
1. Melaksanakan imunisasi tepat waktu.
2. Pada usia bayi 0-1tahun usahakan membatasi diri untuk keluar
rumah atau jalan-jalan ketempat-tempat ramai seperti mall, pasar,
dan rumah sakit.
3. Menjauhkan anak dari orang yang sakit.
4. Usahakan anak tetap berada pada lingkungan dengan temperatur
yang nyaman.
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS PADA ANAK
Kasus
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun, dengan berat badan 11 kg; tinggi
badan 105 cm; TD 120/ 85 mmHg; Suhu 390 C; N 136 x/menit; RR 28
x/menit. Anak mengalami demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Anak
mengeluh sesak nafas, mual, dan muntah. Ibu mengatakan anak rewel, sering
menangis, minta digendong dan tidak mau makan. Anak juga mengalami
kejang berulang sejak 2 hari yang lalu, setelah kejang anak tidak sadar.
Retraksi dinding dada (+), terlihat ada sekret di hidung, kekakuan pada leher (
Nuchal Rigidity ) , tanda kernig’s dan brudzinski ( + ) ,GCS E2M4V3. Ibu
merasa khawatir dan terlihat cemas dengan kondisi anaknya.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Biodata
1. Identitas Klien
Nama : An. F
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke :1
Suku : Minang
Alamat : Lubuk Begalung, Padang
Tanggal Masuk : 5 November 2013
Tanggal Pengkajian : November 2013
No. Register : 6176977
Diagnosa Medis : Meningitis
2. Identitas Penanggung
Nama ayah : Noviandi
Umur : 32 tahun
12
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Wira swasta
Penghasilan : Rp. 2.000.000,- per bulah
Alamat : Lubuk Begalung, Padang
Nama Ibu : Mirawati
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alasan masuk ke RS :
13
badan lahir 3500 gram dan panjang badan 49 cm. Saat lahir An. F
menangis spontan.
3. Postnatal : Ibu mengatakan ia tidak mengalami perdarahan yang
banyak setelah melahirkan. Kondisinya normal.
penyakit keturunan.
a. Motorik kasar:
An. F tengkurap pada saat berumur 4 bulan
An. F duduk pada saat berumur 6 bulan
An. F berdiri pada saat berumur 8 bulan
An. F berjalan pada saat berumur 2 tahun
b. Motorik halus:
Sampai umur 3 tahun ini An. F sudah bisa menulis coret- coretan.
c. Kognitif dan bahasa:
14
Umur 3 tahun ini An. F sudah mengerti apa yang diperintahkan
padanya, dan mengerti dan bisa menjawab apa yang ditanyakan
padanya. Perkembangan bahasa normal, anak mulai bisa bicara
umur 12 bulan
d. Psikososial:
Ibu An. F mengatakan sebelum dirawat An. F lincah, ceria, dan sering
bermain dengan teman-temannya.
15
3.1.8 Reaksi Hospitalisasi
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
b. Dokter menceritakan penyakit anaknya adalah penyakit yang agak
berat.
16
Tidak ada pembengkakan
c. JVP : 5-2 cm H20
10. Dada :
a. Inspeksi : retraksi dinding dada
b. Palpasi : normal
11. Jantung :
a. Inspeksi : iktus cordis di RIC V
b. Auskultasi : takikardi
c. Palpasi : normal
12. Paru-paru :
a. Inspeksi : simetris, memakai otot pernapasan
b. Palpasi : abnormal
c. Perkusi : pekak
d. Auskultasi : terdengar bunyi ronkhi
13. Perut :
a. Inspeksi : normal
b. Palpasi : distensi ( + )
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : normal
14. Punggung : bentuk normal
15. Ekstremitas :
Kekuatan otot normal, tonus otot meningkat
16. Genitalia : tidak dikaji
17. Kulit :
a. Warna : sawo matang
b. Turgor : kapiler refill> 4 detik
c. Integritas : kering dan bersisik
d. Elastisitas : elastis
3.1.10 Pemeriksaan Neurologis
1. Kaku kuduk :+
2. Tanda Kernig : +
3. Brudzinski I dan II : +
17
4. GCS E2M4V3
teman2nya
18
3.2 Aplikasi NANDA, NOC, NIC (terlampir)
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun manifestasi klinik atau gejala dan tanda orang yang menderita
meningitis adalah sakit kepala, demam, penurunan tingkat kesadaran, sedikit
gangguan memori, mual dan muntah dan sebagainya.
4.2 Saran
20