Anda di halaman 1dari 12

A.

Budidaya Tanaman Padi


Budidaya tanaman padi memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan
agar, hasil yang didapatkan selama proses budidaya dapat maksimal. Ada beberapa
tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut
antara lain persemaian, pengolahan tanah, penanaman dan pemeliharaan.
1. Persemaian
Proses pertama dalam melakukan budidaya tanaman padi yaitu persemaian,
dimana dalam proses persemaian padi terdapatan beberapa tahapan-tahpan ang hars
dilakkan. Tahapan-tahpan tersebt antara lain:
a. Memilih Tempat Persemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan
agar diperoleh bibit yang baik. Syarat-syarat yang hars dilakkan agar didapatkan bibit
ang baik antara lain:
 Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
 Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga
sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
 Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian
banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah
mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
 Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan
pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu
untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
b. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum
penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka
tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
Jenis-jenis persemaian terdiri dari persemaian basah dan persemaina kering
Pesemaian basah harus dipilih dari tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-
rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian
sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak, rumpput-
rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang
dapat merusak bibit mmati pula. Apabila tanah sudah cukup lunak, kemudian
dilakukan pembaan sawah dan penggaruan sebanyak dua kali hingga tanah menjadi
halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki
pematang. Luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang
akan ditanamai. Apabila sawah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian
yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan
adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
Prinsip pembuatan pesemaian kering pesemaian kering sama dengan
pesemaian basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan
terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus.
juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun
ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang
dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan,
penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
c. Penaburan Biji
Biji yang digunakan merupakan biji-biji bernas ang dapat dipilih dengan cara
perendaman dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji
yang hampa akan terapung dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Tujuan
perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama
perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram
dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat
pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak
terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang
tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya
menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan
d. Pemeliharaan Pesemaian
 Pengairan
Pada pesemaian basah, setelah biji ditaburkan harus digenangi air selama 24
jam, kemudian dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak
berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah
penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air
dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-
menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan.
Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan.
Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila
pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau
memerlukan saja.
 Pengobatan
Pengobatan dilakukan untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian
perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan
sesudah pesemaian berumur 17 hari.
2. Pengolahan Tanah
a. Cara Mengolah Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua
bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu
dengan cara tradisional dan cara modern. Pengolahan tanah sawah dilakukan dengan
cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan
traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.

b. Pembersihan
Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-
jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan
kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan
menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
c. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah
menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini
dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.
d. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu.
Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara
12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan
membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan
kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air
lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan
melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
e. Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup
hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan
berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air
ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10
hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu:
meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar
menjadi lebih sempurna.
3. Penanaman
a. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian.
Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung
jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air
agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan. Bibit yang telah dicabut lalu
diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah
dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dan ke kiri
dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan
atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang
cukup dan zat-zat makanan secara merata. Penanaman bibit tidak terlalu dalam
ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat
pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan
menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Penanaman bibit yang terlalu
dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
4. Pemeliharaan
a. Pengairan
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur
dengan cara sebagai berikut:
 Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
 Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
 Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air
dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
 Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat
masak bersama-sama.
b. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti
(disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit
baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu
dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar
tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang
dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi
berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
c. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang
digunakan antara lain:
 Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman
dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan
kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.
 Pupuk buatan diberikan sesudah tanam yaitu ZA/Urea, DS/TS, dan ZK.
d. Pemberantasan Hama / Penyakit
Pemberantasan hama penyakit harus dilakukan agar hasil produksi padi dapat
maksimal. Dalam melakukan pemberantasan hama dan penyakit dilakkan atas dasar
ambang ekonomi dan prisnsip PHT.

B. Budidaya Tanaman Jagung


1. Penyiapan Benih
Penyediaan benih adalah hal atau factor awal ang penting pada aktivitas bertanam
jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul
biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik adalah
sebagai berikut:
 Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
 Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
 Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
 Biji terletak dalam barisan yang lurus
 Tongkol memiliki ranbut yang banyak
 Tongkol sudah dijemur sampai kering.
2. Persiapan Lahan dan Penanaman
Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi
lingkungan yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil produksi jagung.
Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:
1. Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan
jagung.
2. Memperbaiki sifat fisik tanah.
3. Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.
Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul,
bajak ataupun dengan traktor. Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari
beberapa langkah, yaitu:
1. Memecah
Memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalah mengubah
kondisi tanah yang tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak,
agar dapt diproses selanjutnya. Alat untuk memecah kondisi tanah ini adalah traktor.
2. Membalik
Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau
pemindahan posisi dari bagian tanah sebelas atas menjadi sebelah bawah atau
sebaliknya. Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang
berbeda-beda, baik kandungan unsure maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang
dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.
3. Meratakan tanah
Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan
diratakan, agar proses perawatan yang lain dapat berlangsung dengan mudah. Alat
yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau kerbau atau
tenaga manusia.Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:
 Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai
dengan luas lahan.
 Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang
dalamnya 20 cm dan lebarnya 40 cm.
 Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang
kayu
 Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya
tumbuh benih.
4. Penanaman tanaman jagung
Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga
pada masa pertumbuhan tanaman jagung masih tersedia air dari curahan hujan.
Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung
disertai dengan furadan 1 g tiap lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi
dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali dengan tanah.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung adalah proses yang penting, karena akan ikut
menentukan hasil produksi dari aktivitas kita bercocok tanam jagung.
Kegiatan pemeliharaan tanaman jagung meliputi:
a. Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung
adalah dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan.
Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
b. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatannmembuang rumput liar/pengganggu yang ikut
tumbuh bersama tanamanjagung, yang sering disebut gulma.
Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara:
 Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.
 Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk
membasmi gulma.
c. Pemupkan
Pemberian pupuk yanmg dimaksudkan disini adalah pemupukan lanjutan,
yaitu setelah tanaman jagung berumur 2 minggu, dengan cara ditaburkan pada larikan
tanaman jagung Pemberian urea juga diberikan setelah tanaman jagung berumur 40
hari, dengan tujuan menungkatkan jumlah dan kualitas tongkol jagung.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan
agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya
mengganggu hasil produksinya.

C. Budidaya Tanaman Kedelai


Tahapan-tahapan dalam melakukan budidaya tanamn kedelai natara lain:
1. Pemilihan Varietas dan Benih
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah
varietas yang berumur genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari).
Tiga belas varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci,
Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya.
Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka
Brebes dan Lumajang Brewok. Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk
mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Biji
terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi.
2. Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah dilakukan
tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga meng-
akibatkan penambahan biaya, waktu tanam kedelai ter-lambat dan tanah menjadi
kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4 m dan
panjang disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 -
40 cm.
b. Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa
(penutup tanah) dari jerami yang dipotong.
3. Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :
a. Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b. Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu
sekam, abu dapur.
c. Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d. Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.
e. Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15 cm.
4. Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
 Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping
tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
 Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara
dienclo disamping tanaman.
 Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan
cara dienclo disamping tanaman.
5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma
(tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4
minggu setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.
6. Pengandalian Hama dan Penyakit
Hama tanaman kedelai umumnya banyak menyerang bagian batang tanaman
muda, daun dan polong. Hama utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus,
ulat grayak dan hama penggerek polong.

D. Budidaya Kacang Hijau


1. Persiapan Lahan Budidaya
Langkah awal dalam budidaya kacang hijau adalah mempersiapkan media
tanam. Kacang hijau termasuk tanaman yang budidayanya memiliki kriteria tanah
tersendiri. Jenis tanah terbaik untuk budidaya kacang hijau adalah jenis tanah
lempung berliat yang memiliki banyak kandungan unsur organik didalamnya serta
memiliki sistem drainase yang baik. Tingkat keasaman pH harus berkisar 6,5-7,0.
Budidaya kacang hijau dapat dilakukan pada bekas lahan yang ditanami padi namun
dengan persyaratan kacang hijau sudah harus ditanam setelah 5 hari tanaman padi
atau jagung dipanen. Namun untuk anda yang tidak memiliki lahan bekas padi atau
jagung, pengolahan tanah diwajibkan. Pengolahan tanah untuk budidaya kedelai
dapat dilakukukan dengan cara membajak lahan dengan cara mencangkulnya.
Berikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dalam budidaya kedelai. Biarkan lahan
tanpa perlakuan apapun selama seminggu agar tanah dapat tercampur sempurna
dengan pupuk kandang. Langkah selanjutnya membuat bedengan dengan lebar 1 m
tinggi 0,5 m dan jarak antar bedengan adalah 150cm sedangkan untuk panjan dapat
menyesuaikan luas lahan. Selanjutnya buat lubang tanam 20 x 20 cm. Kacang hijau
ditanam dengan cara tugal maka pada buatlah 3 buah lubang tanam, satu lubang
untuk benih dan dua lainnya untuk pupuk.
2. Persemaian Benih
Persemaian benih kacang hijau dilakukan dengan cara membasahi benih kacang
hijau dengan air lalu dikeringkan dan didiamkan hingga paling lama satu hari hingga benih
kacang hijau timbul kecambah.

3. Penanaman Bibit Kacang Hijau


Setelah benih yang disemai telah berkecambah maka langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah menanam bibit tersebut pada lubang tanam. Masukkan
2-3 bibit kedalam 1 lubang tanam lalu tutup kembali bibit dengan tanah tipis.
Selanjutnya masukkan pupuk pada dua lubang lainnya dan tutup kembali dengan
tanah. Siram lubang tanam dengan air secukupnya agar tanah lembab.
4. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi cuaca. Apabila cuaca panas
ketika musim kemarau maka kacang hijau harus disiram palin tidak 2 kali sehar pagi
dan sore. Sedangkan bila terjadi hujan penyiraman dapat melihat kondisi lahan
terlebih dahulu, apabila hujan terjadi cukup lama dan membuat tanaman basah sekali
maka penyiraman tidak perlu dilakukan pada hari tersebut.
5. Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti bibit yang mati atau gagal tumbuh.
Penyulaman dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur 2 minggu, perhatikan
dengan jeli kondisi tanaman yang gagal tumbuh atau perkecambahannya layu. Setelah
itu cabut tanaman tersebut dan diganti dengan bibit yang baru.
6. Penyiangan Gulma
Penyiangan dapat dilakukan satu sampai 2 minggu sekali. Penyiangan
pertama dilakukan bersamaan dengan proses penyulaman agar lebih efektif. Jaga
gulma agar tidak tumbuh disekitar area pertanaman. Apabila gulma tumbuh secara
berlebihan maka yang akan terjadi tanaman kacang hijau tidak mendapat pasokan
unsur hara yang cukup. Maka dari itu penyiangan harus dilakukan dengan baik dan
tepat waktu.
7. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan ketika tanaman kacang hijau berumur 30 hari
ketika tanaman sudah mulai berbunga. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea 60
kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha. Pemupukan sendiri dilakukan dengan
memasukkan pupuk pada lubang pupuk yang telah disiapkan ketika proses persiapan
lahan. Masukkan bibit kelubang tersebut dan tutup kebali dengan tanah.
8. Pemanenan Kacang Hijau
Panen kedelai dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur 3-4 bulan.
kacang hijau yang sudah siap dipanen adalah kacang hijau yang polongnya sudah
mulai mengering dan mudah pecah. Pemanenan kacang hijau dapat dilakukan setiap
hari yaitu pada pagi hari. cara pemanenan sendiri dapat dilakukan hanya dengan
memetik polong kacang hijau. Setelah polong kacang hijau dipetik lalu dijemur
selama 5-6 jam pada matahari terik apabila polong telah benar-benar mengering lalu
pukul-pukul polong dengan kayu agar biji dapat keluar. Selanjutnya biji yang telah
keluar dimasukkan kedalam karung dan siap dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai