Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PROGRAM TERAPI BERMAIN

DIRUANG PERAWATAN AR-RAHIM


RSUD HAJI MAKASSAR

Pokok pembahasan : Terapi bermain pada anak usia


Sub pokok pembahasan : Bermain bergambar
Hari/tanggal :
Tempat : Ruang perawatan Ar-Rahim RSUD Haji Makassar
Sasaran : Anak usia 7 Thn
Waktu : ± 45 menit
Deskripsi waktu :
 Persiapan : 10 menit
 Perkenalan : 5 menit
 Permainan : 20 menit
 Menyimak : 5 menit
 Tanya jawab : 3 menit
 Terminasi : 2 menit

A. LATAR BELAKANG
a. Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan. Selain itu bermain juga merupakan cerminan kemampuan
fisik, intelektual, emosional, dan sosial.
b. Fungsi bermain bagi anak
a) Memacu perkembangan sensorik dan motorik
b) Memacu perkembangan intelektual/kognitif
c) Mengembangkan kreativitas anak
d) Merupakan media sosialisasi anak

Program Terapi Bermain |1


e) Sebagai media untuk kesadaran diri
f) Memacu perkembangan moral
g) Sebagai alat komunikasi
h) Sebagai therapi

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan permainan, diharapkan pada anak dapat mengembangkan
kecermatan dan kreativitas pada anak melalui pengalaman, dapat beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat dirumah sakit. Serta dapat meningkatkan
optimis pada dirinya untuk sembuh agar pengobatan dapat berjalan dengan baik.
Pelaksanaan terapi bermain dengan mengambil topik khusus dengan
permainan untuk menstimulasi perkembangan intelektual / kognitif serta sebagai
penilaian terhadap kemampuan pernafasan klien

b. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan hubungan perawat – klien
b. Meningkatkan kreativitas pada anak
c. Sosialisasi dengan teman sebaya / orang lain
d. Membina tingkah laku positif
e. Menimbulkan rasa kerjasama
f. Sebagai alat untuk mengukur kemampuan pernafasan klien
g. Sebagai media komunikasi antara perawat – klien

Prinsip bermain yang dilakukan, adalah


a) Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
b) Mempertimbangkan keamanan.
c) Kelompok umur/usia klien sama.
d) Melibatkan orang tua.
e) Tidak bertentangan dengan pengobatan.

2
Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi
a) Anak lelah
b) Anak bosan
c) Anak merasa takut dengan lingkungan
d) Anak mendapat program pengobatan saat terapi bermain dilaksanakan
e) Kecemasan pada orang tua

Antisipasi untuk meminimalkan hambatan


a) Membatasi waktu bermain.
b) Permainan bervariasi/tidak monoton.
c) Jadwal bermain disesuaikan yaitu tidak pada saat jadwal terapi.
d) Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.
e) Melibatkan perawat/petugas ruangan dan orang tua.
f) Konsultasi dengan pembimbing.

C. METODE
Metode terapi bermain yang di gunakan adalah individu

D. MEDIA DAN ALAT


 Buku gambar
 Crayon

E. IDENTITAS KLIEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Nama Ibu :
Nama Ayah :
Diagnosa :

3
F. KEGIATAN PERMAINAN
NO Kegiatan Respon klien Waktu
1. Persiapan: 10 Menit
 Menyiapkan ruangan Ruangan, alat, klien dan
 Menyiapkan alat dan bahan keluarga klien siap
 Menyiapkan klien dan
keluarga klien
2. Pembukaan: 5 Menit
Membuka proses terapi bermain Menjawab salam dan
dengan mengucapkan salam dan memperhatikan
memperkenalkan diri

3. Isi:
Menjelaskan pada klien dan Klien memperhatikan dengan 5 Menit
keluarga tentang tujuan dan seksama
manfaat bermain, menjelaskan
cara permainan.
Mengajak klien bermain Klein bermain sangat antusias 20 Menit
Mengevaluasi respon klien Klien mengungkapkan 3 Menit
dan keluarga klien. perasaannya dan tanya jawab
4. Penutup:
Menyimpulkan hasil permainan Memperhatikan dan menjawab 2 Menit
dan mengakhiri permainan salam
dengan mengucapkan salam

Pembagian tugas :

Leader : Kartika, S. Kep


Co Leader : Fira Wahyuni A, S. Kep
Fasilitator 1. Anas Makruf, S. Kep
2. Kartika, S. Kep

4
3. Fira Wahyuni A, S. Kep
Observer : Perawat diruang perawatan Ar-Rahim dan CI
Lahan dan CI Institusi

Evaluasi:
 Anak telah belajar memecahkan melalui eksplorasi alat bermainnya
 Anak dapat mengembangkan hubungan sosial, komunikasi dan belajar untuk sabar
dan saling menghargai
 Anak mampu mengenal jenis-jenis warna
 Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distruksi dan relaksasi)
 Anak dapat berinteraksi dengan perawat.

Makassar, 2013
PEMBIMBING

CI INSTITUSI CI LAHAN

Observer

Anda mungkin juga menyukai