OLEH:
RSUP.H.ADAM MALIK
2007
Ulkus Mooren pertama kali ditemukan oleh Bowman pada tahun 1849 dan
Mc.Kenzie pada tahun 1854 yang dikenal dengan “chronic serpiginous ulcer” atau
“ulkus roden” pada kornea. Mooren adalah orang yang pertama sekali
Ulkus Mooren jarang dijumpai dan biasanya bersifat idiopatik dan tanpa disertai
penyakit sistemik yang dapat mempengaruhi terjadinya kerusakan pada kornea. .(1,2)
Ulkus Mooren adalah keratitis yang bersifat kronis dan ulseratif serta disertai rasa
sakit.
Keratitis dimulai dari daerah perifer kornea yang kemudian menuju daerah sentral
secara sirkumferensial. Ulkus mooren dapat mengenai satu atau dua mata yang dapat
EPIDEMIOLOGI
Ulkus mooren adalah penyakit yang jarang terjadi di Amerika Serikat yang biasanya
bersifat idiopatik. Walaupun penyakit ini biasanya terjadi paada orang dewasa namun
pernah dilaporkan penyakit ini terjadi pada anak usia 3 tahun. Kietzman melaporkan
37 kasus Ulkus Mooren di Nigeria. Pada penelitiannya, penyakit ini secara primer
terjadi pada laki-laki yang sehat,usia 20-30 tahun, perjalanan penyakit ini sangat
cepat yang dapat melibatkan dan merusak jaringan kornea secara total dalam waktu 6
Wood dan Kaufman membagi ulkus mooren secara klinis menjadi dua type: (1,2,4)
2
Type I : Limited type atau benign mooren’s ulcer ,biasanya bersifat unilateral dan
gejala klinis yang ringan sampai sedang. Type ini cendrung terjadi pada usia
yang lebih tua dan memiliki respon yang baik terhadap pengobatan
Type II: Atypical type atau malignant mooren’s ulcer ,biasanya bersifat progresif.
Kasus bilateral biasanya terjadi pada penderita yang lebih muda. Type ini
disertai rasa yang sangat sakit dan tidak respon terhadap segala bentuk
terapi.
Pada tahun 1990, Lewellwen dan Courtright melaporkan bahwa 43% kasus bilateral
terjadi penderita yang lebih tua sedangkan 25% terjadi pada usia yang lebih muda
yaitu dibawah usia 35 tahun. Kasus ulkus mooren yang bilateral juga dilaporkan lebih
sering mengenai orang kulit putih dabandingkan orang kulit hitam dengan
Baru-baru ini, Watson berdasarkan gejala klinis dan hasil fluorescein angiographic
Type I : Unilateral Mooren’s ulceration (UM) ,yaitu bentuk ulkus mooren yang
terjadi pada penderita wanita dan usia yang lebih tua,bersifat progresif dan
dareah limbus.
3
terbentuknya pembuluh darah baru yang meluas sampai ke daerah dasar
ulkus.
Type III: Bilateral Indolent Mooren’s ulceration (BIM) ,biasanya terjadi pada usia
ETIOLOGI
Terjadinya ulkus mooren diduga akibat adanya faktor pencetus berupa infeksi
yang menumpuk pada daerah perifer kornea sehingga memicu terjadinya proses
inflamasi dan ulserasi. Ulkus mooren juga dapat terjadi akibat adanya trauma. . (2,8,9)
PATHOFISIOLOGI . (1,2,5)
4
sel,immunoglobulin dan komplemen. Pada beberapa orang pasien level T-sel
lymphosit pada konjunctiva yang berbatasan dengan lokasi ulkus, dan terjadinya
ikatan immunoglobulin dengan komplemen pada epitel konjunctiva dan daerah tepi
kornea.
penyakit sistemik,infeksi atau trauma dapat mengubah antigen pada kornea yang
GEJALA KLINIS
Gejala klinis ulkus mooren yang terpenting adanya rasa sakit yang disertai dengan
mata merah, berair dan silau. Uveitis anterior ringan dan sedang dapat terjadi pada
penderita ulkus mooren, glaucoma sekunder dan katarak juga dapat terjadi akibat
komplikasi lanjut dari penyakit ini. Penurunan tajam penglihatan biasanya disertai
Ulserasi biasanya dimulai pada daerah tepi kornea. Pada kebanyakan penderita
prosesnya terjadi di daerah fissura interpalpebra, yaitu berupa infiltrat tipis keabu-
abuan di sekitar limbus. Daerah medial dan lateral kuadran lebih sering jika
dibanding daerah superior dan inferior. Infiltrat tersebut dapat membentuk ulkus
5
Ulserasi kornea pada daerah perifer (14) Perkembangan sirkumferensial
Biasanya epitel di daerah tengah ulkus tidak dirusak, epitel konjunctiva menutupi
daerah yang tipis pada kornea. Keadaan ini dapat memberikan gambaran bahwa
penipisan tersebut dikarenakan keratitis tanpa disertai defek epitel. Kenyataannya hal
itu tidak betul, dimana dengan menggunakan fluorescen 2% defek epitel dapat terlihat
Ulkus kornea dapat terjadi perlahan-lahan melibatkan 1/3 – ½ stroma kornea. Daerah
episclera dan jaringan sclera. Pada kasus yang lanjut ulserasi terjadi sampai ke
Proses ulserasi dapat berlanjut selama 3 sampai 12 bulan jika keseluruhan kornea
trauma. .(1,2,3,5,13)
6
DIAGNOSA
terjadinya infiltrat perifer atau ulkus harus diperhatikan. Kita harus memperhatikan
apakah ulkus mooren disertai adanya scleritis, keterlibatan limbus, sensasi kornea,
blepharitis dan keratitis, deposit lemak, ulkus pada stroma kornea, epitel kornea, dll
untuk dapat membedakannya dengan penyakit lain yang dapat menyebabkan keratitis
ulseratif perifer.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga termasuk penyakit-penyakit kolagen ( seperti
.(1,2,3,4)
lakunata kronis. Ulserasi di daerah perifer dapat juga terjadi pada Herpes simplex.
Perbedaannya adalah pada lesi herpetik biasanya disertai dengan gejala klinis yang
lebih ringan, dimulai dengan ulserasi epitel yang diikuti dengan terjadinya infiltrasi
didaerah stroma dan disartai dengan hilangnya atau turunnya sensasi pada kornea. .(1)
Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan keratitis ulseratif didaerah perifer yang
dan diffrensial blood cell count; erythrocyte sedimentation rate (ESR); rheumatoid
ray dan sinus film; pemeriksaan enzim liver, veneral disease research(VDRL) test;
7
menyingkirkan adanya penyakit vaskular kolagen, infeksi, malignansi, dan penyakit-
TERAPI (1-7,10-20)
1. Steroid topikal
Terapi inisial harus mencakupi program topikal intensif: predisolon asetat atau
dan antibiotik profilaksis. Penyembuhan epitel tidak akan terjadi dalam 2-3 hari,
Jika penyembuhan epitel terjadi maka penggunaan tipokal steroid harus dikurangi
secara perlahan-lahan selama beberapa bulan. Pada ulkus mooren yang jinak dan
dipertimbangkan jika pengobatan dengan steroid topical tidak efektif dalam 7-10
hari atau pada beberapa kasus dimana penggunaan steroid menjadi kontraindikasi.
Penggunaan soft kontak lens dan patching pada mata yang terlibat sangat berguna
2. Reseksi konjunctiva
Jika ulkus terus berkembang walaupun sudah diterapi dengan steroid, maka
dari arah sisi perifer ulkus , dan sekitar 4 mm ke arah posterior dari corneoscleral
8
limbus dan sejajar dari ulkus. Penggunaan soft kontak lens setelah dilakukan
konjunctiva dan ulkus tersebut dapat terjadi beberapa hari sampai beberapa
3. Immunosuppressive chemotherapy
Pada kasus – kasus bilateral atau progresif dimana ulkus mooren gagal diterapi
atau internist.
9
prosedur operasi tambahan perlu dipertimbangkan. Superficial lamellar
penyembuhan.
Pada beberapa kasus, perforasi dapat juga terjadi walaupun pengobatan telah
jaringan sekitarnya ( conjunctival flap ) dan penggunaan soft kontak lens. Jika
PROGNOSA
Ulkus mooren dapat terjadi pada kasus ringan yang unilateral dan tidak mengancam
visus sampai dengan kasus yang bilateral dan mengancam visus. Oleh karena ulkus
mooren merupakan kasus yang jarang terjadi maka pengetahuan yang lebih terperinci
tentang keparahan penyakit ini tidak ada. Beberapa studi telah mencoba mencari
hubungan antara jenis kelamin, umur, dan ras, namun tidak ada lagi penelitian lebih
10
DAFTAR PUSTAKA
2. http://www.uveitis.org/medical/articles/case/MU.html
3. http://www.eMedicine.com/Americanuveitissociety/MU.html
6. Miller SHJ, Parson’s Disease of The Eye, 18TH edition, Longman Singapore
2003, p.117-119.
9. http://www.eMedicine.com/corneal/article
10. Elder Duke Sir Steward, Disease of The Outer Eye, System of
Ophthalmology,vol.VIII,Part.2,London,1997,p.916-920.
11. http://www.google.com/cornea/ulcer
12. Allen JH, May’s Manual of the Disease of the Eye for student and general
104.
11
13. Wong T Yin, The Ophthalmology Examinations Review, World scientific
14. http://www.optometry.co.uk/BasicImmunology
15. Adler FH, Gifford’s Text Book of Ophthalmology, 6th edition, WB.Sounders
16. http://www.google.com/fatalsight/MU.html
19. Langston DP, Manual of Ocular Diagnostic and Therapy, 4th edition, Little
20. Nema VH, Textbook of Ophthalmology, 4th edition, Jaypee Brothers Medical
12