Anda di halaman 1dari 36

PEMBANGUNAN JALUR KERETA API

Kuliah ke-7 Prasarana Transportasi


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA, 2018
TAHAPAN PEMBANGUNAN
■ Pembangunan perkeretaapian pada umumnya
terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu perencanaan,
pembangunan, dan pengoperasian.
– Perencanaan
– Pembangunan
– Pengoperasian
■ Tahap perencanaan :rencana induk (master plan),
studi kelayakan (feasibility study), perencanaan
trase (basic desain), detail engineering desain
(DED), dan analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
TAHAPAN PEMBANGUNAN
■ Pelaksanaan konstruksi jalur dan bangunan :
– Konstruksi pada permukaan tanah (at grade),
– Konstruksi di atas permukaan tanah (elevated),
– Konstruksi di bawah permukaan tanah
(underground).
ORGANISASI PROYEK
MATERIAL YANG DIGUNAKAN
No Description Keterangan

1 Rel R.60, R.54, R.50, R.42 Baru (Angkutan dari


Gudang)
2 Fishplate R54 (lengkap dengan baut, mur & Baru (Angkutan dari
ring), las (thermit dan flashbutt) Gudang)
3 Bantalan beton 1067 dan 1435 termasuk Baru (Angkutan dari
rubber pad, insulator, dan penambat Stockpile)
4 Bantalan kayu untuk sambungan (ordenery Baru
joint) lengkap dengan baseplate dan penambat

5 Ballast Baru
6 Tanah timbunan yang memenuhi syarat
7 Sirtu
8 Geotextile
PERALATAN
No Nama Alat Unit Jumla
h
1 Alat pengangkut material
a. Lori kerja Set 2
b. Gerobak Set 2
c. Dump Truck Set 4
2 Alat untuk bongkar & pasang Track
a. Rail Over rise shifter/Yamaguci (alat penggeser rel) Set 4
b. Rail lifter (alat pengangkat rel) Set 4
c. Track jack ( dongkrak hydrolic) Set 8
d. Screw jack (dongkrak pal) pcs 4
e. Linggis pcs 20
f. Pipa songkel pcs 40
g. Rail cutting machine (mesin potong rel) beserta kelengkapannya Set 2
h. Rail drilling machine (mesin bor rel) Set 2
i. Drilling machine (mesin bor bantalan kayu) Set 2
j. Pan setter (penyetel spur) Set 6
k. Pan puller (alat pemasang pandroll clip) Set 12
l. Track gauge (Mall spur/Matisa) Set 1
m. Hummer 5 kg Pcs 5
n. Kunci Tircfond Set 5
3 Alat-alat untuk pekerjaan Balas
a. Pengki Pcs 30
b. Garuk Balas Pcs 30
c. Handy Tie Tamper Machine (HTT) Set 4
PERALATAN
No Nama Alat Unit Jumlah

4 Papan Semboyan:
Semboyan 2A, 2B, 2C,3 set 3

5 Alat Untuk Galian dan pemadatan


a. Excavator Unit 1
b. Vibro Roller Unit 1
c. Scrup Unit 1

6 Alat untuk pengujian


a. Matisa Bh 1
b. DCP Bh 1
c. Sand Cone Bh 1
d. CBR Lapangan Bh 1
e. Hammer Test Bh 1
PEMBANGUNAN BADAN JALAN
Badan jalan merupakan konstruksi geoteknik yang memikul beban yang
diberikan oleh tanah dasar kepadanya. Sedangkan tanah dasar ini
berfungsi mendukung beban di atasnya dan memberikan landasan yang
rata pada kedudukan atau elevasi ditempat balas akan diletakkan.
Badan jalan dapat terbuat dari bahan dalam keadaan asli, bahan yang
diperbaiki, dan bahan buatan. Berdasarkan letaknya, badan jalan dapat
berupa kondisi asli, galian, dan timbunan.
PEMBERSIHAN LAHAN
Pekerjaan pembersihan lahan meliputi pembersihan dan pembuangan
semua tumbuh-tumbuhan termasuk cabang-cabang pohon, kayu-kayu,
vegetasi, sisa bangunan, sampah dan material serta pengupasan
tunggul dan akar-akaran yang berada di lokasi yang akan dikerjakan
dengan tahapan berikut ini.
■ Melakukan survei lokasi dan pembersihan benda yang menghalangi
konstruksi
■ Membuat jalan akses
■ Melakukan pekerjaan Clearing, Grubbing, dan Stripping
■ Melakukan penggalian tanah sampai kedalaman 50 cm dari tanah
asli dengan bulldozer
■ Membuang sisa material dengan dumptruck dan excavator
■ Menentukan lokasi disposal area
PEMBERSIHAN LAHAN
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah meliputi penyelidikan tanah, pekerjaan galian,
perkuatan tanah, dan pekerjaan timbunan. Berikut tahapan
pekerjaan tanah untuk jalur kereta api.
■ Penyelidikan tanah
• Penyelidikan tanah dilakukan di lapangan dan di
laboratorium. Penyelidikan lapangan secara umum meliputi
pengeboran tanah, uji CBR (California Bearing Ratio), dan uji
PCP (Portable Cone Penetrometer).
• Uji CBR dilakukan di beberapa titik sesuai dengan
kebutuhan dan sampel tanahnya diambil untuk dilakukan
pengujian lanjut di laboratorium. Pengujian dilakukan untuk
mengatahui sifat-sifat tanah yang terdiri dari sifat indexs
(kadar air, berat jenis tanah, angka pori, dan derajat
kejenuhan tanah), sifat karakteristik (gradasi dan atterberg
limit), sifat fisik (kohesi, sudut geser, sensitivitas, dan
modulus elastisitas), dan sifat lainnya seperti koefisien
kompresi dan konsolidasi.
PEKERJAAN GALIAN
■ Pekerjaan galian ini diperlukan hingga seluruh panjang
badan jalan dan harus sesuai dengan standar dan juga
bersesuaian dengan garis, letak, kerataan, dimensi dan
potongan melintang. Penggalian dapat diklasifikasikan
ke dalam penggalian tanah dan batuan.
■ Penggalian batuan bisa dikategorikan berdasarkan
jenisnya yaitu batuan lunak dan batuan keras. Batuan
lunak dapat dipotong dengan alat pemotong batu.
Sedangkan batuan keras hanya dapat digali dengan
menggunakan peralatan yang bertekanan, bar dan
peledakan. Semua material dari penggalian yang
mengandung akar-akaran, rerumputan dan bahan
tumbuhan lainnya dianggap sebagai bahan yang jelek
dan tidak diperbolehkan digunakan sebagai bahan
timbunan.
TAHAPAN PEKERJAAN GALIAN
■ Menentukan jenis material galian
■ Metode pelaksanaan dari atas ke bawah atau sebaliknya
■ Penggunaan equipment yang tepat,
■ Pemasangan proteksi atau pengamanan
■ Mempersiapkan train watcher
■ Memasang radio komunikasi di lapangan dan antar stasiun
■ Mempersiapkan rambu atau semboyan 2a, 2b, 2c dan 3
■ Pekerjaan penggalian dilakukan dan dipisah antara material
yang bisa digunakan dan yang tidak bisa digunakan
■ Material yang bisa digunakan, dibawa ke area stock yard untuk
digunakan sebagai embankment, dan sisanya disposal atau
dibuang
r
Excavato

ruck
Dump T
rea/
Stock A Area
n
Buanga

Existing Track

2. Galian Dari Bawah Keatas

C
L
PLAN

Galain Tahap I
Posisi Excavator
Excavator c av ator
rj a Ex
Ke
A ra h
Dump truck

Stock area/
Buangan Area
3. Galian Dari Atas Ke bawah

tor
ja E xcava
A ra h Ke r

Excavator

ck
p tru awal galian
D um

/
area
stock gan Area n
Buan galia
Garis

SAFETY LINE

EXISTING TRACK
LC
2.40

1:1
PERKUATAN TANAH
■ Penggalian tanah sedalam 50 cm untuk perkuatan
dengan menggunakan excavator dan dibuang
dengan dumptruck, selanjutnya dipadatkan sebagai
dasar konstruksi
■ Penghamparan geotextile yang dilanjutkan dengan
penghamparan material sirtu
■ Pemadatan lapis per lapis dengan ketebalan tidak
boleh kurang dari 30 cm dan setiap lapis dilakukan
pengukuran elevasi
■ Setelah pemadatan, material sirtu tidak boleh
tercampur dengan material lain. Setelah
pengukuran laveling material sirtu tercapai, maka
ditutup dengan geotekstile
PEKERJAAN GEOTEXTILE
■ Pekerjaan geotextile dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
ini.
■ Jika ada kerusakan yang diketahui, permukaan yang rusak harus
dibuang dengan cara dipotong dan disambung dengan bagian lain
ke arah lebarnya
■ Semua bagian yang dipasang, dibawah sub balas dan geotextile
yang dibawah sepur metode disambungkan secara penjahitan
■ Jika ada metode penyambungan yang diusulkan seperti pemanasan
atau overlapping, metode ini harus disetujui oleh pabrik dan
diserahkan untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pemberi
Tugas
■ Penyambungan secara penjahitan harus menggunakan benang
polyester atau polyester/cotton dan harus dikerjakan dengan mesin
jahit
■ Sambungan geotextile yang akan dijahit harus mempunyai suatu
lapisan untuk penjahitan
PERBAIKAN TANAH LUNAK
PERBAIKAN TANAH LUNAK
> 4 METER
PEKERJAAN TIMBUNAN
■ Material yang digunakan untuk timbunan harus mudah dipadatkan, stabil
melawan beban kereta api, curah hujan dan gempa serta bebas dari
penurunan yang berlebihan. Material timbunan yang berasal dari sumber
di luar lokasi atau dari daerah galian di lokasi harus diuji kualitasnya
dahulu dengan pengujian tanah. Tahapan pekerjaan timbunan diuraikan
sebagai berikut ini.
■ Kontraktor harus memberikan hasil uji laboratorium untuk material
timbunan : Moisture Content, Unit Weight, Specific Gravity, Grain Size
Analysis, Liquid and Plastic Limit, Plate-Load Test
■ Membuat uji coba timbunan tanah dengan menggunakan material
timbunan pilihan lebar dari tanggul uji coba adalah 3 kali lebar peralatan
pemadat dengan panjang 50 m, dengan ketebalan 20 cm padat
■ Tanah dasar yang sudah di striping dipadatkan dengan kemiringan ke
arah luar, sesuai dengan gambar, lebar gambar dibuat 3x lebar roda
pemadat sepanjang 20 m
■ Tanah timbunan didatangkan dengan truk-truk kemudian dihamparkan
dengan bulldozer
PEKERJAAN TIMBUNAN
■ Setelah mencapai ketebalan 30 cm maka timbunan
dipadatkan dengan vibroroller atau alat pemadat lain
■ Pemadatan tanah dilakukan pada setiap lapisan tanah
dengan ketebalan padat maksimum 30 cm serta dilakukan
berulang-ulang sehingga persyaratan kepadatan dapat
tercapai dan permukaan bagian dibuat miring ke sisi luar.
Setelah lapisan pertama uji kepadatannya tercapai dapat
dilanjutkan lapisan berikutnya dengan syarat yang sama
■ Tes pemadatan harus dilakukan pada setiap 500 m2 untuk
setiap lapisan tanah yang dipadatkan
■ Setelah badan jalan dipadatkan dan memenuhi persyaratan
serta sistem drainase diatur sebaik-baiknya maka pekerjaan
sub balas di atas badan jalan dapat dilakukan
DRAINASE
■ Drainase adalah sistem pengaliran atau pembuangan
air di suatu daerah jalan rel, baik secara gravitasi
maupun dengan pompa.
■ Setelah pemadatan dan pembersihan permukaan,
dilakukan penggalian untuk long draine dan cross
draine setiap 6 m.
■ Pembersihan permukaan dari akar pohon dan
pemasangan geotekstil. Kemudian penyambungan
geotekstil harus tepat dengan overlapnya agar dapat
digunakan sesuai umur rencana.
■ Penempatan batu kali diatur rapi sampai ketinggian
yang ditentukan. Selanjutnya geotekstile dilipat hingga
menutup rapat drainase dengan overlap 15 cm. Batu
kali yang telah tertutup geotekstile ditimbun kembali
dengan sirtu dan dipadatkan.
PEMBANGUNAN SUB BALAS DAN BALAS

■ Apabila uji pemadatan telah memenuhi maka


dilanjutkan dengan penghamparan sirtu untuk sub balas
dengan menggunakan dumptruck dan bulldozer.
■ Pemadatan dilakukan dengan vibroroller secara
berulang-ulang dengan ketebalan 15-20 cm. Ada
beberapa yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan
balas yaitu sumber bahan (quarry), persyaratan
material, dan tempat penimbunan.
■ Pekerjaan balas dimulai dengan pengiriman quarry ke
lokasi pekerjaan dengan dumptruck. Penghamparan
balas dilakukan 2 kali dengan tebal lapis pertama 20
cm dan lapis berikutnya sesuai track laying dengan
menggunakan bulldozer atau motor grader.
PEMBANGUNAN SUB BALAS DAN BALAS
■ Sub balas dihamparkan dan harus dilakukan dengan
campuran yang seragam
■ Pemadatan harus dilakukan dengan ketebalan tidak
lebih dari 15 cm. Material sub balas tidak boleh
tercampur dengan material lain. Jika tercampur maka
harus dibuang dan diganti
■ Kepadatan sub balas dapat diuji dengan AASHTO T221
Steel Bearing Plate dengan diameter 30 cm dengan
hasil tidak kurang dari 11 kg/cm3 pada lapisan atas sub
balas yang dilakukan setiap 500 m2
■ Elevasi sub balas tidak boleh kurang dari 25 mm dari
elevasi desain
PEKERJAAN BALAS
■ Setelah pekerjaan sub balas selesai dapat dilanjutkan dengan
pekerjaan balas yang bisa dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu
pertama bahan balas dituangkan di lokasi pekerjaan dengan interval
jarak tertentu dalam tumpukan. Kemudian penyebaran dan pemadatan
dilakukan secara manual menggunakan sekop (Shovel).
■ Metode kedua penyebaran bahan balas dilakukan dengan kereta balas
yaitu ketika kereta berjalan dengan kecepatan tertentu, bahan balas
keluar melalui pintu yang ada di lantai kereta balas dan disebarkan
secara merata pada jalur yang dibangun.
■ Untuk menghindari terjadinya kantong balas akibat pembebanan oleh
kereta pada track yang belum diberi balas, Hay (1982) dalam suryo
(2009) menyatakan bahwa untuk pekerjaan yang baik, sebelum
struktur bagian atas diletakkan dan pemberian beban, balas
dituangkan di atas tanah dasar dengan ketebalan antara 6-8 inch.
Pengukuran ketebalan balas dilakukan menggunakan meteran dengan
cara menggorek balas diujung bantalan sampai subbalas, selanjutnya
ketebalan diukur dengan meletakkan ujung meteran pada permukaan
sub balas. Bagan alir transportasi pekerjaan balas
SEQUENCE OF WORK

To Disposal Area
Ballast
Dump truck Watcher

Dump truck

1. Arrangement of Ballast at Dump Truck

Dumping Mat.

2. Dump of Ballast

Dumping Mat.

Dump truck
Dump Truck

Ballast

3. Dump of Ballast (Repeat)

Dump truck 3
@ 2.0 - 3.0m ( 0.76 m m )

Ballast Ballast

4. Ballast Condition

Bulldozer

Ballast Ballast Ballast

5. Leveled with the BULDOZER(1)

Bulldozer

Ballast Ballast

6. Leveled with the BULDOZER(2)


PEKERJAAN STRUKTUR BAGIAN ATAS
Pembangunan struktur atas terdiri dari pemasangan bantalan, rel, dan
penambat rel. Tahapan pembangunan struktur atas dijelaskan sebagai
berikut ini.
• Pemasangan bantalan dilakukan secara konvensional yaitu dengan
tenaga manusia 4 orang setiap bantalan
• Pengiriman rel ke lokasi proyek dari stockpile. Pemasangan rel
dilakukan dengan man power menggunakan alat yamakoshiki
(pengangkat rel)
• Pemasangan penambat rel dengan menggunakan alat bantu small jack,
pan satter
• Pengelasan rel untuk sambungan fish plate setiap panjang 300m
• Pengecekan rel atau angkat listring track dengan MTT (Multy Tie
Temper)
• Penyebaran upper ballast setelah pemasangan rel selesai dengan
menggunkan trolly atau PBR (Profil Ballast Regulator)
• Pemadatan balas dengan menggunakan Hand Tie Tamper (HTT) dan
pengecekan elevasi dan alignment
PEMBANGUNAN JALUR KERETA API
LAYANG (ELEVATED)
■ Pembangunan konstruksi jalur kereta api di atas permukaan tanah
(elevated) dapat dilakasanakan dengan berbagai metode namun
secara umum menggunakan metode konstruksi precast system.
Metode yang efektif dan direkomendasikan adalah metode U-
Shaped viaducts.
■ Tahapan pelaksanaan konstruksinya adalah sebagai berikut ini.
✓ Pembangunan fondasi
✓ Pembangunan pier
✓ Pembangunan pelat
✓ Pembangunan jalan rel
✓ Pembangunan stasiun
✓ Pembangunan fasop/ sintelis (sinyal, telkom, dan listrik)
LAUNCHING GIRDER
JALUR KERETA API LAYANG
PEMBANGUNAN JALUR KERETA API DI
BAWAH TANAH (UNDER GROUND)
■ Konstruksi jalur dan bangunan kereta api di bawah permukaan
tanah (underground) pertama kali di Indonesia adalah MRT (Mass
Rapid Transit) project di jakarta. Pembangunan MRT ini
bekerjasama dengan JICA dari Jepang.
■ Metode yang digunakan untuk pembangunan konstruksi jalur dan
bangunan MRT ini menggunakan alat TBM (Tunnel Boring Machine).
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk pembangunan
konstruksi jalur kereta api pada bawah tanah.
➢ Pemilihan trase atau rute
➢ Pembangunan stasiun (stasiun layang dan stasiun bawah tanah)
➢ Pembangunan packages (elevated dan undergroud)
■ Pembangunan underground packages meliputi:
➢ transition area,
➢ stasiun, dan
➢ tunnel construction
PEMBANGUNAN TRANSITION AREA
Transition area berfungsi penghubung struktur atas dan struktur bawah
tanah. Tahapan pembangunan transition area yaitu sebagai berikut.
■ Cut and cover area
Salah satu metode yang digunakan adalah shoulder piled dengan
tahapan pekerjaan sebagai berikut :
➢ Pemasangan tiang harus tegak lurus untuk melihat apakah ada
kelengkungan atau tidak
➢ Penggalian lapisan pertama, kedua, dan ketiga
➢ Pengecoran lapisan terakhir
➢ Pemasangan pondasi bawah
■ Desain terowongan
Pengeboran trowongan ini menggunakan alat TBM (Tunnel Boring
Machine) dengan metode earth pressure balance shield machine
yang sangat tergantung dengan kondisi tanah.
PEMBANGUNAN STASIUN BAWAH TANAH

Pembangunan stasiun bawah tanah dapat


dilakukan dengan metode top down yaitu sebagai
berikut.
■ Membuat frame wall (dinding penahan
sementara selama konstruksi, dan dinding
permanen untuk struktur stasiun)
■ Penggalian dan pengecoran slab atas yang
dilanjutkan dengan pemasangan concrete slab
column
■ Menutup kembali daerah galian dengan tanah
dan pemadatan dengan grader dan vibroroller
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai