Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Setiap aktivitas perekonomian diperlukan keterkaitan antara aktivitas satu dengan yang
lain. Keterkaitan ini akan menunjang kegiatan perekonomian berjalan dengan lancar apabila
kegiatan tersebut dilaksanakan suatu sistem atau pasar. Jika suatu keterkaitan suatu kegiatan
dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar ini adalah suatu bentuk
eksternalitas.
Industrialisasi merupakan salah satu bagian dari kesuksesan perekonomian suatu
negara. Hampir semua Negara menerapkan industrialisasi demi kemajuan pembangunan
ekonomi Negara tersebut termasuk Indonesia. Dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa
industrialisasi adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menjadi lebih pentingnya sektor
industri dalam perekonomian, Olehkarenanya Industrialisasi disuatu negara digunakan
sebagai salah satu sektor yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan devisa Negara,
diantaranya industrialisasi akan memberi keuntungan dengan terbukanya lapangan pekerjaan,
meningkatkan pendapatan masyarakat serta terbukanya sektor usaha informal.Namun selain
memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, industrialisasi mempunyai dampak
negatif baik terhadap manusia maupun lingkungannya yaitu berkurangnya lahan pertanian,
pencemaran lingkungan, terjadinya arus urbanisasi yang besar serta terjadinya perubahan
perilaku masyarakat.

Dampak dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi seperti
sektor industri diatas terhadap pihak ketiga yaitu lingkungan, mahluk hidup, maupun
masyarakat disekitar kegiatan produktivitas industri, baik yang menguntungkan atau
merugikan dalam kegiatan ekonomi disebut dengan eksternalitas,yaitu kegiatan sektor
industri di satu pihak memberikan keuntungan terhadap pihak ketiga yang berada diluar
pasar inilah yang disebut dengan eksternalitas positif yaitu berupa pertumbuhan ekonomi
serta terserapnya tenaga kerja, akan tetapi di satu pihak menimbulkan kerugian yang cukup
besar bagi lingkungann, inilah yang disebut eksternalitas negatif. Perkembangan sektor
industri Indonesia pasti akan sangat berpengaruh terhadap keadaan sosial masyarakat sekitar
pabrik industri yang bersangkutan. Pengaruh secara ekonomi, eksternalitas pada transaksi
ekonomi merupakan dampak dari aktivitas yang secara tidak langsung mempengaruhi suatu
aktivitas ekonomi (baumol,1972).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari eksternalitas?
2. Apa saja jenis-jenis eksternalitas?
3. Apa saja faktor-faktor eksternalitas?
4. Apa jenis dari eksternalitas produsen?
5. Bagaimana solusi mengenai eksternalitas ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami pengertian eksternalitas
2. Mengetahui jenis-jenis eksternalitas
3. Mengetahui faktor-faktor eksternalitas
4. Mengetahui jenis dari eksternalitas produsen
5. Menjelaskan solusi mengenai eksternalitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eksternalitas


Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang timbul dari kegiatan atau transaksi
tertentu yang dibebankan atau diberikan ke berbagai pihak yang tidak terlibat pada transaksi
atau kegiatan tersebut. Kadang-kadang disebut efek limpahan atau efek ketetanggaan.
Adapun pengertian yang lain, yaitu: eksternalitas (externality) muncul apabila seseorang
melakukan kegiatan yang memengaruhi kesejahteraan orang lain, namun tidak membayar
ataupun menerima kompensasi atau imbalan atas pengaruh itu. Pengaruh terhadap orang lain
itu disebut eksternalitas negatif jika bersifat merugikan. Sebaliknya, disebut eksternalitas
positif jika bersifat menguntungkan.

Eksternlitas merupakan bentuk pengaruh dan aktivitas-aktivitas prduksi dan konsumsi


yang tidak secara langsung terrefleksi di dalam pasar1. Eksternalitas (positif maupun negatif),
atau dampak dari keberadaan suatu usaha, merupakan keniscayaan yang perlu diketahui oleh
para pelaku ekonomi. Masalah eksternalitas berkaitan dengan masalah keadilan yang terjadi
di masyarakat. Dengan demikian, eksternalitas mempengaruhi perkembangan aktivitas
ekonomi masing-masing pelaku ekonomi, yang pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan2.

Hadirnya eksternalitas merupakan gejala penting dalam kehidupan modern. Berikut ini
hanyalah beberapa contoh yang ada di mana-mana: polusi udara, air, tanah, pemandangan,
dan bumi; kemacetan lalu lintas; kecelakaan mobil; perumahan yang ditinggalkan;
kecelakaan nuklir; dan asap bagi perokok pasif.

2.2 Jenis-Jenis Eksternalitas

A.Eksternalitas Positif atau Dampak Positif

Masyararakat akan merasakan adanya eksternalitas atau dampak positif dari keberadaan
suatu aktivitas (produksi atau konsumsi) bila kuantitas barang dan jasa sangat sedikit
dibandingkan kebutuhan masyarakat.

1
Sawitri, Dyah. Ekonomi Mikro dan Implementasinya ( Yogyakarta; Graha Ilmu; 2014) hlm 115
2
Noor Hendry Faizal, Ekonomi Publik, (Jakarta ; PT indeks permata putri media : 2005) hlm 145

3
Contoh aktivitas produksi yang menimbulkan eksternalitas positif:

a. Sebuah yayasan kemasyarakatan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada


sekelompok pemuda (yang terpilih dengan kriteria tertentu) di suatu daerah dalam
rangka pemberdayaaan masyarakat setempat. Pendidikan yang diberikan adalah
tentang cara memulai dan menjalankan operasi perusahaan sehari-hari, mulai dari
perencanaan usaha, perencanaan produksi, pemasaran, sampai masalah keuangan.
b. Sebuah perusahaan membangun taman yang indah di sekitarnya. Keindahan dari
taman yan dibangun oleh perusahaan tersebut tidak hanya dinikmati oleh pemilik dan
karyawan, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat sekitar yang melintas di kawasan
tersebut.
c. Perusahaan listrik negara (PLN) membangun waduk (dam) untuk pembangkit tenaga
listrik (pembangkit listrik tenaga Air/ PLTA) semua biaya pembuatan waduk tersebut
menjadi beban dari PLN.

Contoh aktivitas konsumsi yang menimbulkan eksternalitas positif:

a. Seorang atau sekelompok pesohor (selebritas) menggunakan pakaian produksi


nasional,misalnya batik, dengan penuh kebanggaan di tempat umum (misalnya saat
pesta dan peringatan suatu peristiwa nasional).
b. Bila para petinggi dan pejabat publik di indonesia, seperti presiden, menteri,
gubernur, bupati, walikota, anggota parlemen, hakim dan lain-lain memiliki gaya
hidup sederhana, santun, dan tidak munafik, hal ini akan menimbulkan eksternalitas
positif bagi masyarakat. Masyarakat pun akan terdorong untuk memiliki gaya hidup
sederhana, santun, dan tidak munafik. Budaya korupsi bisa dilenyapkan bila gaya
hidup semacam itu ditumbuhkan dan dipelihara3.

B. Eksternaitas Negatif atau Dampak Negatif

Masyarakat akan merasakan adanya eksternalitas negatif atau dampak negatif dari
aktivitas komunikasi maupun produksi bila kuantitas produksi atau konsumsi barang dan jasa
menghasilkan limpahakn kerugian atau kesulitan bagi masyarakat. Dengan kata lain,

3
Op.cit. hlm 149-150

4
eksternalitas negatif terjadi bila aktivitas produksi maupun konsumsi menimbulkan beban,
gangguan, penderitaan, kerugian, atau biaya bagi masyarakat.

Contoh aktivitas produksi yang menimbulkan eksternalitas negatif:

1. Sebuah perusahaan berproduksi terus-menerus selama 24 jam (tiga shift) dalam


sehari, perusahaan ini tidak menggunakan bus antar jemput bagi karyawannya.
Akibatnya, di setiap pergantian shift (jam 07.00, 15.00, dan 23.00), terjadi
pengelompokan atau penumpukan karyawan yang menunggu angkutan umum di tepi
jalan yang menjadi jalan masuk dan keluar pabrik sehingga terjadi antrian kemacetan
kendaraan. Hal ini menyebabkan masyarakat yang tidak berkaitan dengan perusahaan
tersebut mengalami dampak negatif dari keberadaanya. Kondisi ini tentu merugikan
masyarakat dari segi waktu, tenaga, biaya, dan sebagainya. Kerugian yang
ditimbulkan oleh adanya aktivitas perusahaan ini seharusnya ditanggung atau menjadi
beban perusahaan yang bersangkutan. Jika justru beban itu ditanggung oleh
masyarakat, hal ini akan menghasilkan eksternalitas negatif bagi masyarakat.
2. Sebuah perusahaan peternakan ayam berlokasi di sekitar pemukiman penduduk
sehingga bau dari peternakan itu tidak hanya mengganggu karyawan perusahaan,
tetapi juga masyarakat sekitar dan penduduk yang melintas dikawasan tersebut.
3. PLN membangun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) untuk
mendistribusikan listrik ke konsumen, tanpa bermaksud mengganggu masyarakat
sekitar. Namun, dalam kenyataanya, jaringan kabel listrik bertegangan tinggi yang
melewati pemukiman penduduk akan menghasilkan pengaruh negatif bagi mereka,
yang sebelumnya tidak diperhitungkan pleh PLN.
Contoh aktivitas konsumsi yang menimbulkan eksternalitas negatif:
a. Karena kemajuan peradaban dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan, aktivitas merokok di tempat umum, misalnya rumah ibadah, terminal,
pelabuhan, bandar udara, sekolah, rumah sakit, kereta api, dan angkutan umum
sangat dibatasi atau dilarang.jika ada yang nekat merokok di tempat-tempat itu,
hal ini akan menimbulkan eksternalitas negatif bagi masyarakat.
b. Masih banyak anggota masyarakat yang tidak peduli dengan adab dan etika
berkomunikasi menggunakan telepon genggam di tempat umum yang
memerlukan kenyamanan bersama, misalnya rumah ibadah, bioskop, kereta api,
pesawat terbang, bus, dam tempat-tempat lain. Jika ada yang berkomunikasi di

5
tempat-tempat itu menggunakan telepon genggam, bahkan dengan suara keras, hal
ini akan menimbulkan eksternalitas bagi masyarakat4.

C. Dampak Suatu Produsen Terhadap Produsen Lain


Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen
lain jika kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi
produksi dari produsen lain. Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi
biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up costs) oleh
produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution)
yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers). Hal ini terjadi ketika produsen
hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami
lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp)
menghasilkan limbah residu produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau,
atau semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain
yakni para penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan produksi pulp tersebut
mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain (ikan) atau nelayan, dan inilah yang
dimaksud dengan efek suatu kegiatan produksi terhadap produksi komoditi lain5.

D. Dampak Produsen Terhadap Konsumen


Suatu produsen dikatakan mempunyai eksternal efek terhadap konsumen, jika
aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumah tangga (konsumen). Dampak atau
efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau
polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam
(amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun pembangkit (polusi udara) serta
polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyamanan konsumen atau masyarakat luas.
Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan-produsen) yang menghasilkan limbah
(wasteproducts) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang
memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai contoh, kepuasan
konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya
polusi udara.

4
Ibid., hlm 151-152
5
Mangkoesoebroto, Guritno, Ekonomi Publik, ( Yogyakarta ; Fakultas Ekonomi UGM; 1999) hlm 121

6
E. Dampak Konsumen Terhadap Konsumen Lain
Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau
kelompok tertentu mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain.
Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan
produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau efek dari kegiatan
suatu seorang konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, bisingnya
suara alat pemotong rumput tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari tetangga, asap
rokok seseorang terhadap orang sekitarnya dan sebagainya.

F. Dampak Konsumen Terhadap Produsen

Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu


fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya
terjadi ketika limbah rumah tangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya sehingga
menganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan) atau
perusahaan yang memanfaatkan air bersih.

2.3 Faktor-Faktor Penyebab Eksternalitas

A. Keberadaan Barang Publik


Karena sifat barang publik yang tidak eksklusif dan merupakan konsumsi umum.
Keadaan seperti akhirnya cenderung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan
untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun
ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan
barang publik yang efisien, karena masyarakat cenderung memberikan nilai yang lebih
rendah dari yang seharusnya (undervalued).

B. Sumber Daya Bersama


Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka terhadap
sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik di atas.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak
ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya,
dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya milik bersama memiliki
sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain

7
untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan sumber daya milik bersama ini,
pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien.

C. Ketidaksempurnaan Pasar

Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan di dalam suatu tukar
manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang terjadi
(outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempurna (imperfect market) seperti
pada kasus monopoli (penjual tunggal). Pasar adalah tempat bertemunya kepentingan
konsumen (pembeli) dan produsen (penjual). Namun, dalam kehidupan sehari-hari, pasar
tidak hanya tampak berpengaruh terhadap kedua pihak yang terlibat transaksi pasar. Ketika
pasar memengaruhi pihak lain, selain pada pembeli dan penjual di pasar tersebut, hal ini
dinamakan eksternalitas. Eksternalitas menyebabkan pasar menjadi tidak efisien, dan bila ini
tidak segera diselesaikan, pasar berpotensi dan mengarah menjadi pasar yang gagal. Pasar
yang bersaing atau kompetitif memiliki banyak penjual dan pembeli. Terjadinya eksternalitas
(positif atau negartif)akan memengaruhi pasar.

1. Pasar dengan eksternalitas negatif

Bila terjadi eksternalitas negatif di sebuah pasar, tingkat prosuksi maupun konsumsi
akan melebihi jumlah yang ideal atau jumlah yang efisien untuk pasar tersebut.hal ini
dapat menimbulkan hilangnya sebagian potensi kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh
masyarakat. Karena begitu banyak pemain (rodusen dan konsumen) di pasar, produsen
dan konsumen akan kesulitan dan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan
masalah eksternalitas negatif ini.

Karena itu, untuk menyelesaikan masalah eksternalitas negarif, dibutuhkan intervensi


negara melalui pemerintah untuk membuat pasar menjadi efisien, sehingga nantinya
masala ttersebut dapat diselesaikan. Untuk itu, jumlah produksi da konsumsi harus
diturunkan menjadi ideal, dengan meminimalkan kemibaziran yang timbul akibat
eksternalitas negatif.

2. Pasar dengan eksternalitas positif

Bila terjadi ekternalitas positif di sebuah pasar, tingkat produksi maupun konsumsi
akan kurang dari jumlah yang ideal atau jumlah yang efisien untuk pasar tersebut.
Sebuah pasar yang memiliki eksternalitas positif berkaitan dengan memproduksi atau

8
mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih sedikit atau kurang untuk sebuah pasar yang
efisien.
Hal ini mengakibatkan masyarakat akan kehilangan sebagianpotensi kesejahteraan.
Melalui pemberian subsidi (kepada konsumen) dengan tepat pada barang dan jasa yang
menghasilkan eksternalitas positif, potensi kesejahteraan mansyarakat yang hilang dapat
tergantikan sehingga akan mendorong pasar ke tingkat output yang efisien.

D. Kegagalan Pemerintah

Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan
pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan pemerintah
banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau kelompok tertentu (interest
groups) yang tidak mendorong efisiensi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah
untuk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan
sebagainya6.

2.4 Eksternalitas Negatif dan Positif dalam Produksi maupun Konsumsi

A. Eksternalitas Negatif dari Produksi


Pengertian eksternalitas negatif lebih kurang adalah efek samping yang negatif dari
suatu tindakan dari pelaku ekonomi (katakanlah suatu perusahaan) yang diderita oleh pihak
yang tidak terlibat dalam tindakan ekonomi tersebut (bystander). Misalnya pada umumnya
pabrik akan mengeluarkan asap. Yang secara umum dapat dikatakan bahwa setiap tindakan
ekonomi berpotensi membawa efek samping, yang permasalahannya hanya pada tingkat
gangguannya saja. Dengan demikian, pelarangan secara total akan menghentikan kegiatan
ekonomi pada sektor usaha ini dengan adanya efek negatif ini.

B. Eksternalitas Positif dari Produksi


Yang dimaksud dengan eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan dari
suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi
dari pihak yang diuntungkan. Meskipun banyak pasar dimana biaya sosial melebihi biaya
pribadi, ada pula pasar-pasar yang justru sebaliknya, yakni biaya pribadi para produsen lebih

6
Mankiw, Euston Quah, dan Peter Wilson.. Pengantar Ekonomi Mikro. (Jagakarsa, Jakarta Selatan: Penerbit
Salemba Empat; 2012). Hlm 150-151

9
besar dari biaya sosialnya. Di pasar inilah, eksternalitasnya bersifat positif, dalam arti
menguntungkan pihak lain (selain produsen dan konsumen). Contoh yang dapat dikemukakan
disini adalah industri robot (robot yang khusus di rancang untuk melakukan kegiatan atau
fungsi tertentu di pabrik-pabrik). Robot adalah ujung tombak dari kemajuan teknologi yang
mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat robot, akan berkesempatan besar
menemukan rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba lebih baik. Rancangan ini tidak
hanya akan menguntungkan perusahaan yang bersangkutan, namun juga masyarakat secara
keseluruhan karena pada akhirnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum yang
bermanfaat.

C. Eksternalitas Dalam Konsumsi

Sejauh ini, eksternalitas yang telah kita bahas hanya eksternalitas yang berkaitan
dengan kegiatan produksi. Selain itu masih ada eksternalitas yang terkandung dalam kegiatan
konsumsi. Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas negatif jika
si peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk,
sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya. Eksternalitas dalam konsumsi ini juga ada
yang bersifat positif. Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang
terdidik, masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan lebih mudah
merekrut tenaga-tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya
dalam melayani masyarakat7.

2.5 Penyelesaian Masalah Eksternalitas

A. Penyelesaian oleh privat

Penyelesaian oleh masayarakat sendiri bisa terwujud jika pihak swasta bisa
melakukan tawar-menawar tanpa biaya alokasi sumberdaya, dan dapat dilakukan dengan
beberapa cara:

1. Sanksi moral dan sosial dari masyarakat


2. Organisasi amal

7
D-datakutu. 2012. Makalah Eksternalitas Positif dan Negatif Produsen, http://d-datakuliah diakses tanggal
17 November 2016, pukul 12:20 WIB.

10
3. Pengambungan beberapa bentuk binis
4. Kesepakatan antara pihak yang tekait.
Penyelesaian seperti ini sering gagal karena biaya transaksi bisa sangat tinggi, sehingga
masing-masing pihak yang terlibat sanggup memikulnya.

B. Penyelesaian oleh Negara

Negara yang diwakili oleh penyelenggaranya, khususnya pemerintah sebagai eksekutif,


berkewajiban melindungi kepentingan publik. Jik masalah eksternalitas sangat memengaruhi
kehidupan masyarakat, pemerintahlah yang harus menyelesaikannya melalui:

1. Perintah dan pengendalian melalui kebijakan

Cara biasanya berbentuk peraturan, yaitu melarang atau mewajibkan perilaku tertentu.
Contohnya adalah dilarang merokok di tempat umum, mewajibkan pengendara motor
memakai helm di jalan raya, dan ebagainnya.

2. Intervensi pasar

Cara ini biasanya dilakukan melalui pemberian subsidi untuk menyelaraskan insentif
swasta dengan efesiensi pasar dan sosial untuk memperbaiki efek dari eksternalitas
negatif. Cara lain adalah dengan pengenaan pajak
Melalui dua cara tersebut, negara mengoptimasikan eksternalitas, yaitu
meminimalkan dampak negatifnya (melalui penegakan keadilan di masayarakat,
misalnya pembenan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan dampak negatif,
kemudian uangnya digunakan untuk memperbaiki dampak negatif tersebut).
Pemerintah juga wajib memaksimalkan dampak positifnya (melalui pemberian subsidi
bagi produsen yang menghasilkan eksternalitas positif sehingga masyaakat dapat
menikmati seluruh potensi kesejahteraan yang tersedia).

C. Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas


Kita telah membahas keberadaan eksternalitas itu dapat mengakibatkan alokasi sumber
daya yang dilakukan oleh pasar menjadi tidak efisien. Namun sejauh ini kita baru mengulas
secara sekilas tentang cara-cara mengatasi eksternalitas tersebut. Dalam praktiknya, bukan
hanya pemerintah saja yang perlu dan dapat mengatasi eksternalitas itu, melainkan juga
pihak-pihak non pemerintah, baik itu pribadi atau kelompok maupun perusahaan atau

11
organisasi kemasyarakatan. Untuk mudahnya, kita sebut saja pihak-pihak non pemerintah
tersebut sebagai pihak “pribadi” atau “swasta”.
Pada dasarnya, tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah maupun pihak swasta
(perorangan dan kelompok), berkenaan dengan penanggulangan eksternalitas itu sama saja,
yakni untuk mendorong alokasi sumber daya agar mendekati kondisi yang optimum secara
sosial. Pada bagian pembahasan berikut kita akan menelaah solusi-solusi atau upaya-upaya
yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private solutions) dalam mengatasi persoalan
eksternalitas8.

1. Jenis-Jenis Solusi Swasta


Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa diatasi dengan
penegakan atau peningkatan standar moral, atau ancaman penerapan sanksi sosial. Misalnya,
mengapa orang-orang secara sadar tidak mau membuang sampah sembarangan? Peraturan
resmi yang mengatur tentang sampah memang ada, namun di banyak tempat, peraturan
semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Kita tidak mau membuang sampah
disembarang tempat juga bukan karena takut dengan peraturan-peraturan semacam itu,
namun karena kita mengetahui atau menyadari bahwa tidaklah baik dan tidak patut sejak kita
masih kanak-kanak, bahwa kita boleh melakukan sesuatu moral inilah yang kemudian
membatasi perilaku dan tindakan kita, agar sedapat mungkin tidak merugikan orang lain.
Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu meminta kita untuk melakukan internalisasi
eksternalitas.
Contoh lain solusi swasta, adalah derma atau amal yang seringkali sengaja
diorganisasikan untuk mengatasi suatu eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club, sebuah
organisasi sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut melestarikan lingkungan hidup.
Organisasi ini mengandalkan pemasukannya dari donasi pihak-pihak yang bersimpati atau
iuran anggota. Hal ini sebagai contoh untuk eksternalitas negatif. Sedangkan untuk
eksternalitas positif, kita mengetahui banyak perguruan tinggi yang membentuk yayasan yang
menghimpun sumbangan dari para alumni, perusahaan, atau pihak-pihak lain, untuk
kemudian disalurkan sebagai beasiswa.
Pasar swasta terkadang juga mampu mengatasi masalah eksternalitas, dengan
membiarkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengatasinya. Motif utama mereka

8
Mankiw, N. Gregory.. Principles Of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro). (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat ; 2006).hlm 157-158

12
memang untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun dalam melakukan suatu tindakan,
mereka juga sekaligus mengatasi eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja apa yang akan
dilakukan oleh seorang petani apel dan seorang peternak lebah yang hidup berdekatan. Pada
saat lebah-lebah itu mencari madu dari satu bunga apel ke bunga lainnya, mereka membantu
penyerbukan dan mempercepat pohon-pohon apel itu berbuah. Ini menguntungkan si petani
apel. Sedangkan si peternak juga untung karena ia tidak perlu memberi makan lebah-
lebahnya. Namun jika kerja sama terselubung yang saling menguntungakan itu tidak
dipehitungkan, maka kedua belah pihak bisa merugi. Jika pohon apel yang ditanam si petani
terlalu sedikit, maka lebah-lebah itu akan kekurangan makanan. Sebaliknya, jika lebah yang
dipelihara si peternak terlalul sedikit, maka proses penyerbukan tidak lancar.
Eksternalitas ini dapat diinternalisasikan dengan cara penggabungan kedua usaha. Si
petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan lebah, atau sebaliknya si peternak
membeli seluruh atau sebagian pohon apel. Jika kedua usaha itu disatukan, maka
pengelolanya akan lebih mudah menentukan berapa banyak pohon apel yang harus ditanam,
dan berapa ekor lebah yang harus dipelihara, demi membuahkan hasil yang maksimal. Dalam
kenyataannya, niat untuk mengupayakan internalisasi eksternalisasi seperti itulah, yang
merupakan penyebab mengapa banyak perusahaan yang menekuni lebih dari satu bidang atau
jenis usaha sekaligus. Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah
penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-pihak yang menaruh kepentingan.

2. Teorema Coase
Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama
perumusnya, yakni ekonom Ronald Coase yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat
efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan
dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah penanggulangan masalah
eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan
alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi,
maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan
efisiensi alokasi sumber daya.

3. Mengapa Solusi Swasta Tidak Selalu Bekerja dengan Baik


Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan
kenyataan yang ada. Dalam praktiknya, kita tahu bahwa pelaku-pelaku ekonomi swasta atau
pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan yang efisien, atas suatu masalah yang
13
bersumber dari eksternalitas. Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-pihak yang
berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan melaksanakan
kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal itu tidak
selalu bisa diwujudkan9.

2.6 Kebijakan Publik Mengenai Eksternalitas


A. Regulasi atau Pengaturan
Mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan perilaku tertentu dari
pihak-pihak tertentu yang disebut regulasi atau pendekatan komando dan kontrol untuk
melenyapkan eksternalitas. Seperti pemerintah dapat menindak pihak-pihak tertentu yang
mencemari lingkungan dengan limbah produksinya.

B. Pajak Pigovian dan Subsidi


Pajak Pigovian adalah pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari
suatu eksternalitas negatif. Disebut pajak pigou karena ditemukan oleh ekonom yang
bernama Arthur Pigou (1877-1959). Bentuk dari pajak tersebut adalah ketika ada dua pabrik
yaitu pabrik baja dan pabrik kertas yang masing-masing membuang limbah 500 ton per
tahun, maka hanya dua pilihan yang mereka lakukan. Pertama, Badan Perlindungan
Lingkungan Hidup (EPA, Environmental Protection Agency) akan mewajibkan semau pabrik
untuk mengurangi limbahnya hingga 300 ton per tahun atau yang kedua, mereka akan dikenai
pajak sebesar $50,000 untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh setiap pabrik.Memberi
subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif10.

9
Akram, Gio. 2013. Eksternalitas. http://gioakram13.blogspot.com., diakses tanggal 17 November 2016,
pukul 12 : 18 WIB

10
Ariani, Muthia Safira. 2013. Ekonomi Publik : Eksternalitas. http://muthiafirariani.blogspot.com, diakses
tanggal 17 September 2016, pukul 12:18 WIB

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Eksternlitas merupakan bentuk pengaruh dan aktivitas-aktivitas prduksi dan
konsumsi yang tidak secara langsung terrefleksi di dalam pasar. Eksternalitas
(positif maupun negatif), atau dampak dari keberadaan suatu usaha, merupakan
keniscayaan yang perlu diketahui oleh para pelaku ekonomi. Masalah eksternalitas
berkaitan dengan masalah keadilan yang terjadi di masyarakat. Dengan demikian,
eksternalitas mempengaruhi perkembangan aktivitas ekonomi masing-masing pelaku
ekonomi, yang pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.

2. Masyararakat akan merasakan adanya eksternalitas atau dampak positif dari


keberadaan suatu aktivitas (produksi atau konsumsi) bila kuantitas barang dan jasa
sangat sedikit dibandingkan kebutuhan masyarakat. Masyarakat akan merasakan
adanya eksternalitas negatif atau dampak negatif dari aktivitas komunikasi maupun
produksi bila kuantitas produksi atau konsumsi barang dan jasa menghasilkan
limpahakn kerugian atau kesulitan bagi masyarakat. Dengan kata lain, eksternalitas
negatif terjadi bila aktivitas produksi maupun konsumsi menimbulkan beban,
gangguan, penderitaan, kerugian, atau biaya bagi masyarakat.

3. Faktor-faktor penyebab eksternalitas adalah adanya barang publik, adanya barang


bersama, ketidaksempurnaan pasar, dan kegagalan pemerintah.

4. penyelesaian ekstenalitas dilakukan oleh publik, pemerintah dan juga dilakukan oleh
swasta.

3.2 Saran

Dalam melakukan kegiatanya produsen maupun konsumen harus memperhatikan


eksternalitas yang disebebkan. Dan seharusnya pemerintah harus ikut andil dalam
penanggulangan eksternalitas dengan lebih intensif.

15

Anda mungkin juga menyukai