TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
definisi itu adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU No.
10
Universitas Sumatera Utara
11
Asuransi komersial adalah asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta atas
Dalam bidang asuransi kesehatan, seseorang dapat mengikuti suatu program yang
tertanggung setiap bulan atau setiap tahunnya. Untuk menjadi anggota tertanggung
Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi
atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi (Kemenkes,
2014). Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari
peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang
menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).
Salah satu masalah yang perlu kita antisipasi adalah pembiayaan kesehatan di
masa depan. Beberapa alasan dapat dikemukakan, antara lain pertimbangan aspek
kenaikan biaya pelayanan kesehatan pasti akan menjadi beban yang semakin berat
masa depan) akan mencapai jumlah yang besar. Dengan demikian, biaya kesehatan
tidak akan mungkin dibebankan kepada pemerintah/perusahaan saja, tetapi juga harus
yang kuat dan sehat harus membantu yang lemah atau sakit (Sulastomo, 2000).
1. Pemeliharaan kesehatan.
2. Perawatan.
3. Pengobatan.
Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
Menurut ILO (1998), Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh
tekanan tekanan ekonomi sosial bahwa jika tidak diadakan sistem jaminan sosial akan
kecelakaan kerja, sementara tidak bekerja, cacat, hari tua dan kematian dini,
yang berlaku di setiap negara (Soekamto, dkk., 2006). Menurut Purwoko (1999),
pengertian jaminan sosial sangat beragam. Dilihat dari pendekatan asuransi sosial,
maka berarti jaminan sosial sebagai teknik atau metoda penanganan risiko hubungan
industrial yang berbasis pada hukum bilangan besar (law of large numbers). Dari sisi
bantuaan sosial , maka jaminan sosial berarti sebagai dukungan pendapatan bagi
komunitas kurang beruntung untuk keperluan konsumsi. Karena itu, maka jaminan
a. salah satu faktor ekonomi seperti konsumsi, tabungan dan subsidi atau
kebutuhan (means-test application), yaitu tes apa yang telah dimiliki peserta
komunitas; dan
2006).
Jaminan sosial memiliki tiga pilar jaminan sosial yang terdiri dari:
1) Bantuan/pelayanan sosial. Sistem ini didanai dari sumber pajak oleh negara
atau sumbangan dari pihak yang mempunyai status ekonomi yang kuat.
premi yang sifatnya wajib. Bisa juga premi/iuran dibayarkan oleh pihak lain
atau eleh pemerintah bagi mereka yang miskin. Sistem asuransi sosial ini
paling baik, dana yang terkumpul memadai, tahan lama, dan paling banyak
masyarakat luas yang mengalami musibah atau kemalangan baik yang disebabkan
dini;
2006).
pengertian karena kata jaminan dapat berasal dari guanrantee atau warranty dan
dapat berasal dari terjemahan bahasa inggris insurance atau asuransi (Soekamto, dkk.,
2006)
terbebas dari beban biaya berobat yang relatif mahal yang menyebabkan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar hidup lain (makan, sekolah, bekerja, dan bersosialisasi)”
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat
medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan
ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan
dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan (Kemenkes, 2014).
preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis
1) Prinsip kegotongroyongan
hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita.
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang
berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud
karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang
2) Prinsip nirlaba
adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama
Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang
3) Prinsip portabilitas
dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi
peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013. Penjelasan bahwa peserta JKN
Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 ini pada Pasal 13 yang bertuliskan bahwa
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan
1. Administrasi pelayanan;
Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP) milik Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan
Presiden No. 32 Tahun 2014. Tertera pada Pasal 12, bahwa dana kapitasi JKN di
FTKP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya
meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan
meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan lainnya. Dalam hal ini, biaya operasional pelayanan
kesehatan lainnya.
Jaminan Sosial membuat Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
manfaat jaminan kesehatan, kompensasi, kendali mutu dan kendali biaya, serta
yang bersifat non spesialistik (tingkat pertama) meliputi pelayanan rawat jalan dan
b. praktik dokter;
meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan
2.6 Puskesmas
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia
(Effendi, 2009).
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana
yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar
dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat
150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai
pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi
(Effendi, 2009).
Menurut Trihono (2005) ada tiga fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk
matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi
dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut
yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni upaya
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan
gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan jiwa, upaya
kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan
yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
(Trihono, 2005).
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap
pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
dan menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
setiap upaya puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
lain adalah upaya kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina keluarga
balita), upaya pengobatan (posyandu, pos obat desa), upaya perbaikan gizi (posyandu,
panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan sekolah (dokter kecil,
penyertaan guru dan orang tua/wali murid, saka bakti husada dan pos kesehatan
pesantren), upaya kesehatan lingkungan (kelompok pemakai air bersih, dan desa
percontohan kesehatan lingkungan), upaya kesehatan usia lanjut (posyandu usila dan
panti werda), upaya kesehatan kerja (pos upaya kesehatan kerja), upaya kesehatan
pebinaan dan jaminan kesehatan (dana sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua
macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu keterpaduan lintas program dan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas sedangkan untuk
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor
(Trihono, 2005).
pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
hanya terbatas pada kegiatan pemberian informasi (seperti kegiatan penyuluhan, KIE,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
a. Kelompok umum
b. Kelompok khusus
pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap
kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
1. Penyehatan Air
5. Penyehatan Pemukiman
8. Pengamanan Pestisida
9. Klinik Sanitasi
1. Daerah dengan endemis penyakit perut dan kecacingan, angka penyakit diare
6. Daerah yang mempunyai resiko terhadap penularan penyakit diare, TBC Paru,
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya kesehatan primer yang
perlindungan bayi, anak di bawah lima tahun (balita) dan anak usia prasekolah dalam
b) Bayi,
c) Balita,
e) Keluarga yang tinggal atau berada di wilayah kerja puskesmas serta yang
berkunjung ke puskesmas.
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam
pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan
e) Wanita Usia Subur (WUS) yang datang pd pelayanan rawat jalan Puskesmas
profesi kesehatan (tenaga pengelola gizi) serta dukungan peran serta aktif
(GAKY)
Upaya perbaikan gizi memliki tujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masyarakat. Sasaran Upaya perbaikan gizi sebagai berikut:
2. Wanita Usia Subur (termasuk calon pengantin), ibu hamil, ibu nifas, dan lansia.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau
toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/
distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa yang berkaitan
(WHO) adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara
sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
a. Program imunisasi
pneumonia
f. Program rabies
g. Program Surveilans
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah kejadian kesakitan atau kematian yang
melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
mennnimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang
menular)
kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang
KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare.
kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi. Cara Penularan
F. Upaya Pengobatan
dengan melaksanakan tindakan pengobatan dan upaya rujukan serta rehabilitasi jika
berdasarkan program wajib pelayanan kesehatan dasar seperti yang dianjurkan World
Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic Seven. Basic Seven tersebut
terdiri atas maternal and child health care, medical care, environmental sanitation,
satuan masyarakat terkecil. Oleh karena itu, program wajib puskesmas ditujukan
pemerintah pusat seperti Pekan Imunisasi Nasional. Dalam hal demikian, baik
wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti
tersebut tadi, dapat dengan mengurangi atau menunda kegiatan lain (Effendi, 2009).
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni upaya kesehatan
sekolah; upaya kesehatan olah raga; upaya perawatan kesehatan masyarakat; upaya
kesehatan kerja; upaya kesehatan gigi dan mulut; upaya kesehatan jiwa; upaya
kesehatan mata; upaya kesehatan usia lanjut; dan upaya pembinaan pengobatan
dapat berbeda-beda. Namun demikian, upaya kesehatan wajib yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan.
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan
kelompok orang sehat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
2. Peningkatan gizi.
6. Rekreasi.
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi
kegiatan:
1. Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.
kunjungan rumah.
rumah.
1998).
TB
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
4. Perawatan payudara
1. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang,
kelainan bawaan
2. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
pelayanan promotif dan preventif dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
melalui indikator masukan (input), proses (process), dan luaran (output). Oleh karena
sebagai berikut:
a. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan
c. Pendanaan adalah adanya materi dalam bentuk uang yang digunakan untuk
tempat untuk melaksanakan UKM dan UKP, media dan peralatan pendukung
(UKP) di puskesmas.
tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.
3. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pelaksanaan pelayanan promotif dan
masyarakat.