Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Awal Kewirausahaan


Seseorang yang memiliki kemauan berusaha biasanya diawali dengan adanya
suatu tantangan. Ada tantangan, maka ada usaha untuk berpikir kreatif dan bertindak
inovatif. Ada usaha pasti ada tantangan. Sebaliknya bila tidak ada usaha tidak akan
menemui tantangan, dan seterusnya. Bila tidak ada tantangan, tidak akan ada usaha,
yaitu berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Sebenarnya, dalam kehidupan kita,
banyak tantangan yang akan dihadapi, ada yang dapat diatasi atau dicari
pemecahannya, ada yang tidak dapat diatasi, bergantung pada kemauan dan
kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut.
Kekurangan, ketidaksempurnaan, kesulitan, ketinggalan, ketiadaan kesempatan
(peluang), ketidakpuasan, dan persaingan merupakan tantangan dalam hidup yang
pasti muncul kapan pun dan dimana pun.
Dengan adanya tantangan tersebut, seseorang akan berpikir kreatif untuk
melahirkan ide-ide, gagasan-gagasan, khayalan-khayalan, dan dorongan untuk
berinisiatif. Khayalan-khayalan (dreams) ini memang penting untuk melahirkan
gagasan. Gagasan, ide, dan dorongan muncul apabila kita berpikir kreatif. Dengan
demikian, bila tidak ada tantangan, kita tidak akan kreatif. Semua tantangan pasti
memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu
wirausahawan adalah orang yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan.
Pada hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan berpikir.
Ide kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul melalui proses imitasi
(peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan
berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi).
Kemampuan berinovasi wirausahawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
berasal dari diri pribadi maupun dari lingkungan. Faktor pribadi yang memicu
kewirausahaan adalah dorongan untuk berprestasi, komitmen yang kuat, nilai-nilai
pribadi, pendidikan, dan pengalaman yang dimiliki (terinternalisasi). Inovasi ini akan
dipicu oleh faktor pemicu yang berasal dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu
peluang, model peran, dan aktivitas. Kewirausahaan muncul apabila memiliki
motivasi, komitmen (kesungguhan), nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman.
Faktor-faktor pribadi akan berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti peluang,
peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, inkubator, kebijakan pemerintah, pesaing,
pelanggan, pemasok (supplier) investor, dan banker lainnya.
Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali
dengan tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan.

Gambar 2.1 Model Proses Kewirausahaan

Pertama, dengan ada tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif


dan berusaha inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif adalah orang
yang produktif. Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan selalu berfikir kreatif,
produktif, dan inovatif.
Kedua, dengan ada tantangan, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada
tantangan. Sekali menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan tumbuh.
Tantangan merangsang wirausahawan berpikir kreatif dan bangkit, mengkhayal
(dreams) menggagas, mencari jalan keluar dari tantangan. Proses kreatif inilah yang
oleh Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai “berpikir sesuatu yang baru (thinking
new things)”. Hasil berpikir (kreatif ) adalah gagasan, khayalan, imajinasi, dan ide-
ide, yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk tindakan nyata (inovasi), yaitu
“melakukan sesuatu yang baru (doing new things) untuk menghasilkan produk-produk
inovatif. Kreativitas dan inovasi dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda yang dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya
saing, dan daya saing akan menghasilkan peluang.
Ketiga, seseorang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang
yang produktif. Orang yang produktif adalah orang yang selalu berpikir dan bertindak
untuk menghasilkan “sesuatu yang baru dan berbeda (somethings new and different).
Sesuatu yang baru dan berbeda tidak lain merupakan nilai tambah. Nilai tambah
memproyeksikan kualitas, dan kualitas memproyeksikan keunggulan. Keunggulan
menghasilkan daya saing. Daya saing merupakan peluang. Dengan demikian, orang
kreatif dan inovatif adalah orang yang produktif untuk menghasilkan sesuatu yang
berbeda, bernilai tambah, unggul, berkualitas, berdaya saing, memiliki banyak
peluang, dan identik dengan kesuksesan.
Bila anda ingin berwirausaha, pertama yang harus muncul adalah ide. Akan
tetapi, ide itu muncul jika ada tantangan. Bila ide muncul, harus ada kemauan. Untuk
menjadi wirausahawan, ide dan kemauan saja tidak cukup, harus memilik kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan). Wirausahawan akan berhasil dan tangguh, bila ada
semangat dan kerja keras. Semangat dan kerja keras inilah modal utama yang
menentukan wirausahawan akan mengalami keberhasilan ataupun kegagalan
berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang tidak ditekuninya tersebut harus sungguh-
sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan, sampingan, atau sambilan, tetapi harus
betul-betul ditekuni. Keseriusan dan ketekunan inilah yang disebut dengan loyalitas,
komitmen, dan tanggung jawab.
Wirausahawan
Loyalitas
Semangat dan
Kemauan dan tanggung
Ide dan kerja keras jawab
kemampuan
Gambar 2.2 Persyaratan Utama yang Harus Dipenuhi

Ide berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei yang
dikemukakan oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir setengah (43%)
dari responden menjawab bahwa mereka mendapatkan ide untuk berbisnis berasal
dari pengalaman yang diperoleh ketika mereka bekerja di beberapa perusahaan dan
bidang profesional lainnya. Mereka mulai mengenal cara mengoperasikan usaha dan
cara-cara membuat kontak-kontak jaringan kerja”.

B. Proses Perkembangan Kewirausahaan


Menurut carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996: 3), proses
perkembangan kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu internal dan eksternal, seperti aspek
pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan (Bygrave, 1996: 3).
Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, inovasi, implementasi
yang dapat membuat seseorang berkembang menjadi wirausahawan besar (Soeharto
Prawirokusumo, 1977: 5). Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan,
pengalaman. Sementara itu, faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi
di antaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, kewirausahaan
berkembang, maju, dan tumbuh melalui proses yang dipengaruhi oleh lingkungan,
organisasi, dan keluarga. Berikut ini faktor – faktor pemicu kewirausahaan dan model
proses kewirausahaan menurut Carol Noore dalam buku karya Biygrive :
Gambar 2.3 Model Proses Perkembangan Kewirausahaan

Pertama, Fase Inovasi. Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan


adanya inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu
yang memengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan
risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Sementara itu, faktor eksternal
yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi inovasi adalah peluang, model
peran, dan aktivitas.
Kedua, Fase kejadian Pemicu. Setelah berinovasi semakin merangsang untuk
terus berproses dan timbulah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh
faktor pribadi, sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi kejadian
pemicu meliputi pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai
pribadi, pendidikan, pengalaman, keberanian menghadapi risiko, ketidakpuasan dan
usia.sementara itu, faktor lingkungan yang memicu terdiri peluang, model peran,
aktivitas, persaingan, kebijakan pemerintah. Faktor sosiologi memicu terdiri atas
jaringan, kelompok, orang tua, keluarga.
Ketiga, Fase Implementasi. Implementasi dipengaruhi oleh faktor pribadi,
lingkungan, dan sosiologi. Faktor pribadi mempengaruhi implementasi terdiri atas
visi, komitmen, manajer, pemimpin, dan wirausahawan. Faktor lingkungan
mempengaruhi implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor,
bankir, incubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Faktor jaringan
mempengaruhi implementasi meliputi: jaringan, kelompok, orang tua, keluarga, dan
model peran.
Keempat, Fase pertumbuhan. Implementasi mendorong pertumbuhan. Fase
pertumbuhan dipengaruhi oleh pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor pribadi
yang mempengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer pemimpin, dan
kewirausahaan. Faktor organisasi yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan
meliputi: kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk. Sementara itu, faktor yang
mempengaruhi yang berasal dari lingkungan terdiri atas: pesaing, pelanggan,
pemasok, investor, dan bankir.
Orang yang berhasil dalam kewirausahaan adalah orang yang dapat
menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis. Jadi, pedoman, pengharapan, dan
nilai, baik yang berasal dari pribadi maupun kelompok, berpengaruh untuk
membentuk perilaku kewirausahaan

C. Proses Pertumbuhan Kewirausahaan


Proses pertumbuhan pada kewirausahaan pada usaha kecil memiliki tiga ciri
penting, yaitu mecakup hal hal sebagai berikut.
1. Tahap imitasi dan duplikasi. Pada tahap ini para kewirausahaan mulai meniru dari
orang lain, misal mennciptakan produk yang sudah ada, baik dari segi teknik
produksinya, desain pemrosesan, organisasi usaha maupun pola pemasaranya.
Keterampilan pada tahap ini diperoleh dari pengamatan dfan pengalaman pribadi
baik dari keluarga maupun lingkungan orang lain.
2. Duplikasi dan pengembangan. Para usahawan mulai mengembangkan ide-ide
barunya. Pada tahap ini mislanya para usahawan mulai mengembangkan
produksinya melalui proses diversifikasi dan deferensiasi dengan desain sendiri,
begitu pula kegiatan organisasi usaha dan pemasaranya. Meskipun pada tahap ini
cenderung terjadi perubahan yang lambat dan kurang dinamis namun sudah ada
perubahan.
3. Penciptaan sendiri terhadap barang yang baru dan berbeda. Melalui ide ide sendiri
mereka menciptakan sendiri sesuatu yang berbeda sampai terus berkembang. Pada
tahap ini biasanya wirausahawan mulai merasakan kebosanan dengan proses
produksi yang ada, keingin tahuan dan ketidakpuasaan terhadap hasil yang sudah
ada, mulai timbul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil
yang lebih unggul. Pada tahap ini usaha juga diperluas dengan skala yang lebih
luas, penciptaan produk berdasar pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen
serta adanya keinginan untuk menjadi penantang bahkan pemimpin pasar.

Dilihat dari prosesnya, Zimmere (1996:15-16) membagi perkembangan


kewirausahaan kedalam dua tahap, yaitu:
1. Tahap awal (perintisan)usaha
2. Tahap pertumbuhan
Tahap Awal Tahap Pertumbuhan
Tujuan dan Perencanaan
Kesinambungan tujuan dan rencana Tumbuh sederhana, efisien, orientasi
pokok (Penciptaan ide ide pemasaran) laba dan rencan langsung untuk
mencapainya
Sifat dan ciri-ciri kunci personal
1. Berfokus pada masa yang akan 1. Sama seperti tahap awal
datang dan usaha menengah
diarahkan untuk jangka panjang
2. Pengambilan resiko moderat 2. Sama seperti tahap awal
dengan tingkat toleransi yang
tinggi terhadap perubahan dan
kegagalan
3. Kapasitas untuk menemukan ide 3. Kapasitas untuk menempa selama
ide inovatif yang meberi kepuasan pertumbuhan cepat, kemurnian
kepada konsumen. organisasi dan kemampuan
berhitung
4. Pengetahuan teknik dan 4. pengetahuan manajerial dan
pengetahuan inovasi pada pengalaman dengan
bidangnya menggunakan orang lain
sumberdaya yang ada
Sifat dan desain
1. Struktur pola yang sederhana dan 1. Struktur yang fungsional atau
luas dengan jaringan kerja vertikal
komunikasi horizontal

2. Otoritas pengambilan keputusan 2. Mendelegasikan otoritas


dimiliki oleh wirausahawan pengambilan keputusan kepada
manajer level kedua
3. Informal dan sistem kontrol 3. kuasi formal, yaitu tidak terlalau
personal komplek atau bekerja sama dalam
beroperasi

Anda mungkin juga menyukai