KAJIAN TEORITIS
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan pada individu yang
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir
dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.1 Bahwa antara belajar dan
perkembangan sangat erat kaitannya. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik
sengaja maupun tidak sengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada
suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
prilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang baru
dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai
proses perubahan prilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham
menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil dan dari kebiasaan lama
menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu
sendiri.
Belajar juga bisa diartikan sebagai suatu suatu usaha, perbuatan yang
1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kancana Prenada
Media, 2010), Hal. 16
10
11
potensi yang dimiliki baik secara fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan
Belajar dalam teori konstruktivisme adalah proses aktif dari peserta didik
Belajar dalam perspektif agama islam merupakan kewajiban bagi setiap orang
kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah: 11 yang dalam ayat
tersebut menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-
orang beriman dan berilmu. Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa
pengetahuan agama tetapi juga pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan
zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak
suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh individu sebagai sebuah pengalaman yang
ada pada akhirnya akan menunjukkan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
2
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2009),
Hal. 89
12
B. Model Pembelajaran
menjelaskan sesuatu dengan lebih jelas terhadap sesuatu yang tidak dapat dilihat atau
Model pembelajaran adalah ragam, cara yang terbaik dalam proses belajar
tujuan belajar.
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
3
Ramly Maha, Rancangan Pembelajaran, (Banda Aceh: Yayasan Pena, 2007), Hal. 53
4
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Pakar
Raya, 2007), Hal. 60
5
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media, 2010),
Hal. 70
13
materi pembelajaran agar sesuai dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
proses pembelajaran.
3. Alur-alur, yaitu arah langkah yang harus dilalui. Suatu alur dalam sebuah desain
dapat diperhatikan pada arah tanda panahnya, dan disitu pulalah terlihat
7
Isjoni, Cooperative Learning, (Bandung: Alpabeta, 2012), Hal. 30
14
dipindahkan secara utuh dari guru ke siswa, namun sacara aktif dibangun sendiri
melalui pengsalaman nyata, sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator.
Pandangan konstruktivisme tentang pembelajaran yaitu siswa diberi
kesempatan dan menggunakan model pembelajaran sendiri dalam pembelajaran dan
guru membimbing pelajar ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Secara lebih rinci
Driver dan Bell mengemukakan prinsip-prinsip konstruktivisme dalam pembelajaran
yaitu:
5. Siswalah yang sesungguhnya paling bertanggung jawab terhadap cara dan hasil
pembelajaran mereka.
struktur kognitifnya.8
siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar
mengajar. Sehingga proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada
8
Ibid, Hal. 34
15
learning model), model CLIS (Children Learning in Science), dan model strategi
konstruktivisme. Model ini dikembangkan oleh J. Myron Atkin, Robert Karplus dan
Berkeley, Amerika Serikat sejak tahun 1967. Learning Cycle (LC) merupakan salah
satu model perencanaan yang telah diakui dalam pendidikan, khususnya pendidikan
IPA. Model ini merupakan model yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat
siswa.9
9
Budiasih, Penerapan pendekatan Daur Belajar (Learning Cycle) dalam Pembelajaraan
Mata Kuliah PraktikumKimia Analisis Instrumen, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 10 (1),
2004, Hal, 70-78
16
10
Dasna Fajaroh, Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Kimia Zat aditif dalam Bahan Makanan pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Tumpang-Malang, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 11 (2) Oktober 2004, Hal 112-
122
17
akan dipelajari dan dibuktikan dalam fase eksplorasi. Fase ini dapat pula digunakan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa.
Pada exploration phase siswa diberi kesempatan untuk bekerja secara mandiri
maupun secara kelompok tanpa instruksi atau pengarahan secara langsung dari guru.
Siswa bekerja memanipulasi suatu obyek, melakukan percobaan (secara ilmiah),
melakukan pengamatan, mengumpulkan data, sampai pada membuat kesimpulan dari
percobaan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini, guru sebaiknya berperan sebagai
fasilitator membantu siswa agar bekerja pada lingkup permasalahan (hipotesis yang
dibuat sebelumnya).
Kegiatan pada fase ini sampai pada tahap presentasi atau komunikasi hasil
yang diperoleh dari percobaan atau menelaah bacaan. Dari komunikasi tersebut
diharapkan diketahui seberapa tingkat pemahaman siswa terhadap masalah yang
dipecahkan.
Pada evaluation phase, guru ingin mengamati perubahan pada siswa sebagai
akibat dari proses belajar. Pada fase ini guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka
yang dapat dijawab dengan menggunakan lembar observasi, fakta atau data dari
penjelasan sebelumnya yang dapat diterima. Kegiatan pada evaluasi berhubungan
dengan penilaian kelas yang dilakukan guru meliputi penilaian proses dan evaluasi
penguasaan konsep yang diperoleh siswa. Hal ini disajikan dalam gambar tentang
mekanisme fase-fase model pembelajaran Learning Cycle 5E sebagai berikut :
mencegah terjadinya kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa untuk
menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru. Implementasi
model pembelajaran Learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan
konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun pada diri peserta didik.
Beberapa kelebihan diterapkannya model pembelajaran Learning Cycle
adalah:
a. Pembelajaran bersifat student centered.
b. Informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
c. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.
d. Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena mengutamakan
pengalaman nyata.
e. Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal.
f. Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.
Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi
diperkirakan sebagai berikut:
a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran.
b. Menuntut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
c. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
d. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana
dan melaksanakan pembelajaran.11
12
Skripsi Mailida, Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E pada Materi Koloid di
Kelas XI SMA Negeri 5 Bannda Aceh, (Banda Aceh: Universitas islam Negeri, 2015), Hal. 23-25
20
yang dilakukannya
Mendorong siswa Melihat dan
memahami kekurangan menganalisis kekurangan
dan kelebihannya dalam atau kelebihan dalam
kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran
Berdasarkan table diatas, terlihat bahwa proses pembelajaran bukan lagi
sekedar transfer ilmu pengetahuan dari guru dan siswa, melainkan proses
berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa dapat mempelajari materi secara makna
dengan bekerja dan berpikir, pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa
melalui penyelidikan dan penemuan untuk memecahkan masaalah, kemudian siswa
dapat mengungkapka konsep yang sesuai dengan pengalamannya dan menggunakan
pemahaman yang telah diperoleh untuk memecahkan permasalahan lain yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sedangkan guru lebih banyak bertanya
daripada memberi tahu. Dengan demikian hasil belajar siswa dapat digali dengan
menerapkan model Learning Cycle Tipe 5E.
gejala dan karakteristik alam sekitar, dimana gejala dan karakteristik alam tersebut
13
Tia Mutiara, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK dan MAK kelas X, (Jakarta: Erlangga,
2008), Hal.5
23
dan penyampaian informasi dan produk (pengetahuan ilmiah dan terapannya) yang
Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang
baru.
yang yang harus dimiliki siswa sebagai modal dasar memahami ilmu sains dan
penemuan, meningkatkan daya ingat, memberikan kepuasaan intrinsic bila anak telah
Selain itu, keterampilan proses sains juga bertujuan untuk membuat siswa lebih aktif
14
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),
Hal. 89
24
manual terlibat dalam penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
pengetahuan dan merupakan kunci dalam pembelajaran ilmu sains baik secara formal
maupun informal. Keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan yang satu sama
lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam
1. Mengamati (observasi)
2. Mengelompokkan (klasifikasi)
15
Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2005), Hal. 78-79
25
penggolongan.
yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan.
Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara
siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat
kesimpulan.
4. Meramalkan (Prediksi)
untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum
5. Mengajukan pertanyaan
6. Merumuskan hipotesis
26
Hipotesis adalah suatu dugaan yang dapat diuji mengenai bagaimana atau
mengapa sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis siswa mengetahui bahwa ada lebih dari
satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian, dan menyadari bahwa suatu
kejelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau
7. Merencanakan percobaan
tersebut dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan,
selanjutnya siswa harus dapat menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan
variabel mana yang berubah, demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang
akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Siswa
8. Menerapkan konsep
Konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang telah
dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-
9. Berkomunikasi
dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram
Keterampilan menggunakan alat dan bahan dapat dimiliki siswa jika dengan
sendirinya siswa dapat menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat
memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan
bagaimana cara menggunakan alat dan bahan tersebut, misalnya ketika akan
memasukan suatu larutan kedalam botol, siswa dapat menentukan alat apa yang
penguasaan keterampilan proses sains tersebut diharapkan siswa pun akan memiliki
sikap sains yang dapat dikembangkan dalam kehidupan mereka. Ada beberapa sikap
yang sangat penting dalam pembelajaran sains adalah keingintahuan, ketekunan, hal
positif terhadap kegagalan, terbuka, bekerja sama dengan orang lain, toleransi, tidak
a. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian
lebih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan
c. Ilmu pengetahuan dapa dikatakan bersifat relatif, artinya suatu kebenaran teori
pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan
situasi. Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan
lebih jitu.
artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan.
Larutan merupakan campuran homogeny antara dua zat atau lebih dimana kita
tidak dapat membedakan lagi antara zat terlarut dengan pelarut, karena kedua zat
tersebut sudah tersebar secara merata. Larutan adalah suatu campuran homogen
(biasanya dengan jumlah lebih banyak) dan zat terlarut (biasanya dengan jumlah
sedikit).16
Menurut daya hantar listriknya, larutan dapat dibagi dua yaitu larutan
16
Johari dan Rahmawati, Kimia SMA untuk Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2005), Hal. 192
29
1. Larutan elektrolit
dimana ion-ionnya dapat terurai secara sempurna. Pada alat penguji elektrolit, larutan
elektrolit memberikan gejala yaitu timbulnya gelembung gas dan lampu menyala.
Larutan elektrolit kuat adaalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan daya hantar listrik yang baik. Pada alat penguji elektrolit , jenis zat terlarut
pada larutan elektrolit kuat adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang
Contohnya natrium klorida (NaCl), asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4),
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan daya hantaar listrik yang buruk. Pada alat penguji elektrolit , jenis zat terlarut
pada larutan elektrolit lemah adalah senyawa kovalen polar yang terhidrolisis
sebagian kecil dan nyala lampunya redup. Contohnya asam asetat (CH3COOH),
c. Larutan nonelektrolit
30
listrik. Pada alat penguji elektrolit, jenis zat terlarut pada larutan nonelektrolit adalah
senyawa kovalen polar yang tidak terhidrolisis dan lampunya tidak menyala.
sehari-hari, diantaranya:
a. Aki kendaraan mempunyai fungsi utama untuk menstarter kendaraan. Sel aki
terdiri dari anode Pb dan katode PbO2 dengan larutan elektrolit H2SO4. Adanya
b. Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat menghantarkan
listrik. Sifat in digunakan untuk menangkap ikan di sungai dengan cara setrum
listrik. Sewaktu ujung alat yang telah dialiri listrik dimasukkan ,ke dalam air
sungai/air tanah, maka ikan yang berada didekatnya akan mati kena setrum.
memungkinkan terjadi daya hantar listrik yang diperlukan untuk kerja impuls
saraf. Orang yang kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, contohnya akibat
17
Unggul Sudarmo, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2005), Hal. 108-110
31
jumlah yang sangat kecil. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam
18
Ibid, Hal. 201