Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TUGAS AKHIR

I. Latar Belakang

Long Term Evolution (LTE), merupakan jaringan telekomunikasi yang

memiliki standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada

jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA, jaringan telekomunikasi ini harus

dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini memiliki

kemampuan download sampai dengan 300mbps dan kemampuan upload sampai

dengan 75 mbps.

Pada setiap teknologi jaringan komunikasi tentu memiliki parameter

Quality of Service yang mana terdiri dari Throughput, delay, dan paket loss, yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan layanan yang berbeda.

Pada jaringan LTE terdapat pula suatu proses yang disebut handover yaitu

perpindahan mobile station (MS) dari suatu eNodeB ke eNodeB yang lain tanpa

ada pemutusan hubungan. Sehingga setiap saat mobile station (MS) dapat berubah

posisi selama percakapan dan terjadinya pengalihan pelayanan dari eNodeB yang

satu ke eNodeB yang lain saat client berpindah dari satu sel ke sel lainnya.

Pada proses handover LTE adapula beberapa gangguan yang dapat

menyebabkan terputusnya komunikasi atau drop call,maka perlunya cara untuk

mengatasi masalah yang kadang terjadi pada proses handover.

Penelitian ini membahas Quality of Service dari LTE saat terjadinya

handover dari suatu eNodeB (eNB) ke eNodeB (eNB) lainnya dengan

menerapkan beberapa variable dari ukuran paket dan kecepatan. Penulis

1
2

menggunakan perangkat lunak network simulator versi 3 (NS-3) dalam

melakukan penelitian ini.

II. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Quality of Service (QoS) jaringan LTE saat terjadinya

proses handover.

2. Memahami perancangan dan kinerja dari teknologi jaringan LTE.

3. Untuk mengurangi permasalahan / gangguan yang terjadi saat proses

handover berlangsung.

III. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu :

1. Sebagai bahan tambahan informasi bagi pembaca dalam memilih dan

mengembangkan teknologi jaringan di bidang telekomunikasi.

2. Sebagai pengetahuan dalam membuat perancangan handover LTE dan dapat

mengembangkannya kembali.

3. Dapat memberikan informasi kegagalan yang terjadi saat handover

berlangsung.

4. Mempersingkat waktu handover sehingga koneksi antara eNodeB (eNB) dan

MS lebih cepat.
3

IV. Rumusan dan Batasan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, rumusan

masalah yang dapat diambil adalah membuat suatu perancangan teknologi

jaringan LTE pada saat proses handover berlangsung yang terdiri dari dua

eNodeB dan MS (mobile Station).

Selain itu batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini agar tidak

menyimpang dari pembahasan utama yaitu pada penelitian ini merancang sebuah

model dari jaringan LTE ketika handover pada intra eNodeB dan inter eNodeB,

dimana menerapkan beberapa ukuran dan kecepatan. Kemudian menentukan

parameter – parameter pada model yang akan dibuat dan melakukan konfigurasi

simulasi.

V. Metodologi Penelitian

Berikut tahapan – tahapan metodologi yang digunakan dalam penelitian dilakukan

oleh penulis antara lain :

Mulai

Kajian Pustaka / Literatur

Perancangan Simulasi

Analisis Hasil Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Mulai
4

1. Tahap Pertama (Kajian Pustaka/Literatur)

Pada tahap ini akan dilakukan studi literatur dengan mencari dan membaca

referensi mengenai teknologi jaringan atau layanan LTE, terutama dari kinerjanya,

Quality of Service (QoS) dari LTE dan penjelasan mengenai handover.

2. Tahap Kedua ( Perancangan handover LTE dengan metode X2 based

Handover )

Pada tahap ini dilakukan perancangan dan simulasi sistem jaringan LTE

dengan menggunakan simulasi network simulator (NS-3) berupa perancangan

model dari jaringan LTE itu sendiri kemudian menentukan parameter – parameter

dari model simulasi yang telah dibuat dengan menerapkan beberapa ukuran paket

dan kecepatan kemudian ditambahkan suatu metode X2 based handover.

3. Tahap Ketiga (Analisis Hasil)

Setelah simulasi berjalan dengan baik maka tahap selanjutnya yaitu

melakukan analisis dari data yang telah diperoleh sebelumnya. Data akan diolah

sehingga memberikan informasi yang diinginkan dan mendapat hasil yang

diharapkan serta mengetahui kekurangan dari hasil perancangan simulasi dan

faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat digunakan untuk pengembangan

penelitian selanjutnya.
5

VI. Tinjauan Pustaka

6.1 Pengertian LTE

Long Term Evolution (LTE), merupakan jaringan telekomunikasi yang

memiliki standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada

jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA, jaringan telekomunikasi ini harus

dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini memiliki

kemampuan download sampai dengan 300 mbps dan kemampuan upload sampai

dengan 75 mbps.

LTE merupakan evolusi lanjutan dalam standar jaringan bergerak yang

ditentukan oleh 3GPP (Third Generation Partnership Project) dan mendukung

kegiatan operasional baik dalam spektrum yang dipasangkan maupun yang tidak

dipasangkan [1].

LTE(Long Term Evolution) merupakan terobosan terbaru di jaringan

internet nirkabel yang merupakan dasar dari jaringan GSM. Peningkatannya

terjadi pada kapasitas dan kecepatan dengan teknik modulator DSP(Digital

Signal Prosesing).Sebenarnya layanan LTE sudah di gunakan oleh perusahan

TeliaSonera dari swedia pada desember 2009 dan disusul oleh perusahan jepang

dan amerika. LTE di harapkan dapat menjadi standar baru menggantikan jaringan

2G dan 3G, yang merupakan evolusi dari jaringan HSDPA DAN HSUPA. Pada

kondisi prima LTE dapat mendownload dengan kecepatan 300 mbps dan upload

samai 75 mbps, dan mendukung pembagian pembagian frekMSnsi duplexing

(FDD) dan waktu divisi duplex (TDD) di Indonesia mungkin beberapa operator

sedang mempersiapkan diri untuk menyediakan jaringan LTE. Jaringan LTE lebih
6

stabil dalam keadaan mobilitas bergerak seperti didalam kendaraan,streaming

video anti buffering dan sangat baik untuk video call. namun diperkiran jaringan

LTE akan membuat batrey pengguna lebih boros karna menggunakan lebih

banyak energi dan menyedot lebih banyak bandwith.

6.2 X2 Based Handover

X2 handover digunakan ketika keluar konektivitas langsung antara sumber

dan eNBs sasaran dengan X2 interface [2].

Kontrol dan protokol pesawat pengguna tumpukan melalui antarmuka X2,

yang ditunjukkan pada angka 15 dan 16 masing-masing adalah sama dengan

yang untuk antarmuka S1, dengan pengecualian bahwa X2-AP digantikan S1-AP.

Hal ini juga menegaskan kembali bahwa pilihan IP versi dan lapisan data link

sepenuhnya opsional. Penggunaan struktur protokol yang sama atas kedua

interface memberikan keuntungan seperti menyederhanakan operasi forwarding

data [3].

Gambar 1. X2 sinyal pembawa protokol stack dan Transport Network Layer untuk data

stream melalui X2

Pada X2 handover, X2 interface dapat dibentuk antara satu eNodeB dan

beberapa eNodeB tetangga yang bertujuan untuk bertukar informasi sinyal bila
7

diperlukan . Namun , full mesh tidak diamanatkan dalam jaringan E - UTRAN .

Dua jenis informasi biasanya mungkin perlu dipertukarkan melalui X2 untuk

mendorong pembentukan sebuah antarmuka X2 antara dua eNodeBs, kemudian

X2 handover juga berhubungan dengan gangguan, beban dan informasi terkait

penyerahan.

Karena dua jenis informasi sepenuhnya independen satu sama lain maka mungkin

bahwa sebuah X2 interface hadir antara dua eNodeB untuk tujuan pertukaran

informasi beban atau gangguan , meskipun X2 handover prosedur tidak digunakan

untuk penyerahan MS antara eNodeB . Dalam kasus seperti itu , S1 handover

prosedur dapat digunakan sebagai gantinya. Inisialisasi antarmuka X2 dimulai

dengan identifikasi tetangga yang cocok diikuti oleh pengaturan dari TNL .

Identifikasi tetangga kecocokan dapat dilakukan dengan konfigurasi atau alternatif

fungsi yang dikenal sebagai Automatic Neighbor Relation Function ( ANRF ) .

Fungsi ini membuat penggunaan MS untuk mengidentifikasi eNodeB tetangga

yang berguna. Sebuah eNodeB mungkin meminta MS untuk membaca identitas

sel global dari informasi siaran eNodeB lain yang MS telah mengidentifikasi

identitas sel fisik ( PCI ) selama sel baru prosedur identifikasi . ANRF adalah

contoh lain dari proses SON diperkenalkan dengan sukses di LTE . Melalui proses

ini self-optimizing , MS dan pengukuran eNodeB digunakan untuk auto - tune

jaringan .

Setelah tetangga yang cocok telah diidentifikasi, maka eNodeB dapat

memulai mengatur TNL menggunakan alamat IP X2 tetangga ini , baik sebagai

diambil dari jaringan atau dikonfigurasi secara lokal . Secara khusus , sebuah

SON - konfigurasi prosedur khusus selama S1 disebut prosedur transfer


8

Konfigurasi eNB telah dirancang untuk memungkinkan memulai eNodeB untuk

langsung meminta melalui antarmuka S1 alamat IP X2 seorang tetangga

menemukan eNodeB yang akan digunakan untuk pendirian X2 . Jaringan ini

solusi melalui antarmuka S1 dapat menghindari kebutuhan untuk operator lainnya

untuk menggunakan solusi jaringan yang lebih kompleks seperti penyebaran

server DNS .

Setelah TNL telah dibentuk , yang memulai eNodeB harus memicu

prosedur pengaturan X2 . Prosedur ini memungkinkan pertukaran data otomatis

konfigurasi tingkat aplikasi yang relevan dengan antarmuka X2 , mirip dengan

prosedur pengaturan S1. Misalnya, setiap eNodeB laporan kepada tetangga

eNodeB , menggunakan X2 Pengaturan Permintaan pesan , informasi tentang

setiap sel yang dikelolanya , seperti identitas sel fisik, pita frekuensi , identitas

daerah pelacakan dan / atau PLMNs terkait .

6.3 Pengertian Handover

Handover merupakan proses pengalihan kanal trafik secara otomatis pada

Mobile Station (MS) yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa

terjadinya pemutusan hubungaan. Secara umum mekanisme handover dibagi

menjadi dua macam yaitu, Make Before Break dan pada mekanisme ini,

sebelum MS terhubung dan dilayani oleh cell yang baru, maka hubungan

dengan cell lama tidak akan diputus. Break Before Make pada mekanisme

ini, MS akan memutuskan hubungan dengan cell lama walupun hubungan

dengan cell baru belum tercapai. Akibatnya akan ada suatu periode waktu
9

yang singkat dimana MS tidak dilayani oleh cell mananpun. Tipe-tipe handover

terdiri dari hard handover,soft handover [3].

Proses handover ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status

dedicated node dan alat untuk men-switch komunikasi yang sedang berlangsung

dari satu kanal ke kanal yang lainnya.

Adapun tujuan dari sebuah proses Handover adalah:

1. Sebisa mungkin tidak dirasakan oleh konsumen sehingga perlunya

meminimisasi waktu handover dengan menggunakan teknik

interpolasi suara.

2. Meminimisasi error atau gangguan pada saat estimasi kebutuhan

handover.

3. MSC melakukan sharing pada kanal yang sama pada cell tetangga

dan meminjam kanal lain dari cell tetangga pada cell sebelumnya.

Proses tahapan handover terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1. Tahapan Pengukuran (Measurement), dilakukan pengukuran

informasi penting yang dibutuhkan untuk tahap decision.

Pengukuran arah DL yang dilakukan oleh MS yang sedang

melayani dan sel – sel tetangga yang disebut juga Quality of

Service (QoS).

2. Tahapan Keputusan (Decision), hasil pengukuran dibandingkan

dengan threshold yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian

akan diputuskan apakah akan dilakukan handover atau tidak.

Algoritma handover yang berbeda akan memiliki kondisi trigger

yang berbeda pula.


10

3. Tahapan Eksekusi (Execution), proses handover selesai dan

parameter relative berubah berdasarkan jenis handover-nya.

6.4 QoS (Quality of Service)

QOS didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik

jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat

dari suatu layanan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan

layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang

berbeda-beda. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan

layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama.

Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah,

seperti halnya masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek

yang cukup besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara

(seperti VoIP atau IP Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna

frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas jaringan dengan

bandwidth yang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau

jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan

bandwidth, latency, dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan

aplikasi yang digunakan di dalam jaringan tersebut yang ada.

Beberapa parameter QoS yaitu Throughput, delay, dan paket loss.

Throughput adalah jumlah data persatuan waktu yang dikirim dari suatu titik

jaringan ke titik jaringan yang lain [4]. Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh

satu paket dari tempat ke sumber tujuan [5]. Packet loss merupakan suatu
11

parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total

paket yang hilang [6].

6.5 Network Simulator (NS-3)

NS-3 adalah simulator jaringan yang ditujukan penggunaannya untuk

penelitian dan pendidikan yang ditulis dengan bahasa C++. Tujuan dari simulator

NS-3 adalah untuk menyediakan simulasi yang realistis dari semua bagian

jaringan sampai ke level yang paling rendah atau physical. Dengan demikian

perbandingan antara simulasi dan sistem nyata bisa ditekan sekecil-kecilnya. Dan

menyediakan arsitektur yang mudah di konfigurasi [7].

NS-3 sama seperti system nyatanya dengan memodelkan node layaknya

seperti komputer nyata dengan berbagai aplikasi, protokol stacks, antarmuka

jaringan dan mendukung antarmuka seperti soket Barkeley atau peralatan

antarmuka LINUX. Juga mendukung format seperti Pcap dan ns-2 mobility

model untuk memungkinkan integrasi perangkat lunak ke perangkat lainnya [7].

NS-3 terdiri dari modul-modul yang ditulis dengan bahasa C++, berikut

adalah gambar modul pada NS-3 beserta penjelasan lengkap dari setiap modul –

modul NS-3.
12

Gambar 2. Modul-modul NS-3

1. Core adalah modul utama dari NS-3

2. Simulators berisi implementasi dari kejadian / event, penjadwalan dalam

bentuk simulasi.

3. Common berisi kumpulan objek yang umum untuk semua jaringan misalnya,

paket dll.

4. Node berisi fungsi dasar dari simulasi seperti nodes, channels dll.

5. Mobility berisi modul untuk membuat simulasi yang bergerak seperti LTE.

6. Routing : berisi implementasi dari proses routing, misalnya AODV, DSR, dll

7. Internet Stack berisi model internet yang digunakan, misalnya, model TCP,

UDP

8. Net Devices berisi bermacam-macam implementasi alat, misalnya, Ethernet,

Wifi, Wimax.

9. Applications berisi kelas utama untuk implementasi aplikasi.

10. Helpers menyediakan pengunaan antarmuka yang mudah.


13

VII. Jadwal Penelitian

September Oktober November Desember


No 2013 2013 2013 2013
Uraian Tugas

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Proposal

Studi Literatur /
2. Analisa
permasalahan

Alternatif-alternatif
3. permasalahan yang
ditemui

Pengumpulan data
4.
awal

Metodelogi
5. pemecahan
permasalahan

6. Penelitian

7. Hasil Penelitian

Analisa &
Perancangan
8.
pemecahan
masalah

Konsultasi kepada
9.
pembimbing

Rencana Sidang
10.
Tugas Akhir
14

VIII. Daftar Pustaka

[1] Uke Kurniawan Usman,dkk 2012. Fundamental Teknologi Seluler LTE.

Rekayasa Sains, Bandung.

[2] NMC constuling group. LTE X2 Handover.

http://www.nmcgroups.com/en/expertise/lte/x2handover.asp .

[3] Pratista, Hayu. Mekanisme Handover Pada Sistem Telekomunikasi

CDMA. Seminar kerja Praktek.universitas Diponegoro. Semarang.

[4] Heriansyah. 2011. Pemodelan dan Simulasi WEB Server Kampus

dengan Menggunakan Network Simulator. Skripsi. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

[5] Fitriawan, Helmy. 2003. Pengukuran Trafik Jaringan. Bandar

Lampung. Prosiding Dies Natalis Universitas Lampung.

[6] Solekan. 2009. Sistem telekomunikasi. Buku Panduan. Politeknik Telkom

Bandung. Bandung.

[7] Herbertsson, F. 2010. Implementation of a Delay-Tolerant Routing

Protocol in the Network Simulator NS-3. Linköpings universitet SE-581

83 Linköping, Sweden.

Anda mungkin juga menyukai