Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-
50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai
komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi,
hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007). Infeksi pada
neonatus lebih sering di temukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada
bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah
sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara
septik. Segala bentuk infeksi yang terjadi pada bayi merupakan hal yang lebih
berbahaya dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada anak atau dewasa. Ini
merupakan alasan mengapa bayi harus dirawat dengan ketat bila dicurigai
mengalami infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pencegahan infeksi pada bayi?
2. Apa saja tindakan pencegahan infeksi?
3. Apa prinsip umum pencegahan infeksi?
4. Bagaimana asuhan neonatus untuk pencegahan infeksi?
5. Apa saja upaya lain untuk pencegahan infeksi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pencegahan infeksi pada bayi
2. Untuk mengetahui tindakan pencegahan infeksi
3. Untuk mengetahui prinsip umum pencegahan infeksi
4. Untuk mengetahui asuhan neonatus untuk pencegahan infeksi
5. Untuk mengetahui upaya lain dalam pencegahan infeksi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat
penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi.

B. Tindakan Pencegahan Infeksi


Tindakan pencegahan pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :
1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3. Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang talipusat telah
didisinfksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap,
pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap
untuk lebih dari satu bayi.
4. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
5. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop,
danbenda-bendalainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan).
6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan
mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
7. Membersihkanmuka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang
yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
Pencegahan infeksi adalah bagian penting setiap komponen perawatan pada
bayi baru lahir. Bayi baru lahir lebih rentan terhadap infeksi karena sistem imun
mereka imatur, oleh karena itu, akibat kegagalan mengikuti prinsip pencegahan
infeksi terutama sangat membahayakan.

2
C. Prinsip Umum Pencegahan Infeksi
Dengan mengamati praktik pencegahan infeksi di bawah akan melindungi
bayi, ibu dan pemberi perawatan kesehatan dari infeksi. Hal itu juga akan membantu
mencegah penyebaran infeksi :
1. Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir.
2. Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan staf) berpotensi menularkan
infeksi.
3. Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan beralkohol.
4. Pakai – pakaian pelindung dan sarung tangan.
5. Gunakan teknik aseptik.
6. Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan bersihkan dan jika perlu
sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.
7. Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang sampah.
8. Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi nosokomial.

D. Asuhan Neonatus Pencegahan Infeksi


Berikan perawatan rutin bayi baru lahir :
1. Setelah enam jam pertama kehidupan atau setelah suhu tubuh bayi stabil,
gunakan kain katun yang direndam dalam air hangat untuk membersihkan darah
dan cairan tubuh lain ( misal: dari kelahiran ) dari kulit bayi, kemudian
keringkan kulit. Tunda memandikan bayi kecil ( kurang dari 2,5 kg pada saat
lahir atau sebelum usia gestasi 37 minggu ) sampai minimal hari kedua
kehidupan.
2. Bersihkan bokong dan area perineum bayi setiap kali mengganti popok bayi,
atau sesering yang dibutuhan dengan menggunakan kapas yang direndam dalam
air hangat bersabun, kemudian keringkan area tersebut secara cermat.
3. Pastikan bahwa ibu mengetahui peraturan posisi penempatan yang benar untuk
meyusui untuk mencegah mastitis dan kerusakan puting

E. Upaya Lain Pencegahan Infeksi


Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru
lahir adalah:

3
1. Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat talipusat yang berarti menjaga
agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau
tanah. Pemakaian popok bayi diletakkan di sebelah bawah talipusat. Apabila
talipusat kotor, cuci luka talipusat dengan air bersih yang mengalirdan sabun,
segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa tipis
yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoles ramuan, abu
dapur dan sebagainya pada luka talipusat, sebabakan menyebabkan infeksi dan
tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-tanda infeksi
talipusat yang harus diwaspadai, antara lain kulit sekitar talipusat berwarna
kemerahan, ada pus/nanah dan berbaubusuk. Mengawasi dan segera melaporkan
kedokter jika pada tali pusat ditemukan perdarahan, pembengkakan, keluar
cairan, tampak merah atau berbau busuk.
2. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada kulit
bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu
agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan
terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat nonpatogen,
serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air
susu ibu.
3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata
bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua
mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih
yang telah dibersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir,
berikan salep/obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum (Tetrasiklin
1%, Eritromisin 0.5% AtauNitrasn, Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata
bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan. Setelah selesai
merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep
mata, misalnya bayi baru lahir diberi salep mata setelah lewat 1 jam setelah
lahir, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata
bayi baru lahir.

4
4. Imunisasi
Pada daerah risiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus
diberikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio
dianjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud
pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan
awal. Imunisasi Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Pada daerah risiko tinggi, pemberian
imunisasi Hepatitis B dianjurkan pada bayi segera setelah lahir.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.
Pencegahan infeksi adalah bagian penting setiap komponen perawatan pada bayi
baru lahir. Bayi baru lahir lebih rentan terhadap infeksi karena sistem imun mereka
imatur, oleh karena itu, akibat kegagalan mengikuti prinsip pencegahan infeksi
terutama sangat membahayakan. . Tanda-tanda infeksi talipusat yang harus
diwaspadai, antara lain kulit sekitar talipusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah
dan berbaubusuk. Mengawasi dan segera melaporkan kedokter jika pada tali pusat
ditemukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau berbau
busuk. Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada kulit bayi
baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi
kontak kulit langsung ibu dan bayi. Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru
lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu,
membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan
halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat. Pada daerah risiko tinggi
infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus diberikan pada bayi segera setelah lahir.
Pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada bayi segera setelah lahir atau
pada umur 2 minggu.

B. Saran
Sebaiknya melakukan pencegahan infeksi supaya bayi terhindar dari infeksi tali
pusat, infeksi mata, dan juga infeksi kulit.

6
DAFTAR PUSTAKA

Muslihatun, Wati Nur. 2010.AsuhanNeonatus Bayi Dan Balita. Jogyakarta. Fitramaya


https://meitychristiani.wordpress.com/2014/05/15/pencegahan-infeksi-2/

7
Lampiran 1

Ceklist Pencegahan Infeksi pada BBL

Nilai
No Butir yang dinilai
2 1 0
A. Sikap atau Perilaku
1 Teruji memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan, sabar dan teliti
4 Teruji menjaga privasi
5 Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
B Content / Isi
1 Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah
melakukan kontak dengan bayi.
2 Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani
bayi yang belum dimandikan.
3 Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting
dan benang talipusat telah didisinfksi tingkat tinggi
atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap,
pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah
menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari
satu bayi.
4 Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut
serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam
keadaan bersih.
5 Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur,
termometer, stetoskop, danbenda-bendalainnya yang
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan).
6 Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama
payudaranya dengan mandi setiap hari (putting susu
tidak boleh disabun).
7 Membersihkanmuka, pantat dan tali pusat bayi baru

8
lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
8 Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi
dan memastikan orang yang memegang bayi sudah
cuci tangan sebelumnya.
C. Teknik
1 Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan
2 Teruji memposisikan pasien dengan tepat
3 Teruji memperhatikan prinsip aseptik dan antiseptik
4 Teruji percaya diri dan tidak ragu-ragu
5 Mendokumentasikan

9
Lampiran 2

Ceklist Pencegahan Infeksi pada BBL

Nilai
No Butir yang dinilai
2 1 0
A. Sikap atau Perilaku
1 Teruji memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan, sabar dan teliti
4 Teruji menjaga privasi
5 Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
B Content / Isi
1 Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupilah dengan kain bersih secara
longgar.
2 Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
3 Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan
sabun dan air bersih , dan keringkan betul-betul
4 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum
merawat tali pusat.
5 Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat
dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan
longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih/steril.
6 Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak
menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan
feses dan urin.
7 Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam
untuk membalut tekan tali pusat
8 Jagalah tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
C. Teknik
1 Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan
2 Teruji memposisikan pasien dengan tepat
3 Teruji memperhatikan prinsip aseptik dan antiseptik

10
4 Teruji percaya diri dan tidak ragu-ragu
5 Mendokumentasikan

11
Lampiran 3

Ceklist Pencegahan Infeksi mata pada BBL

Nilai
No Butir yang dinilai
2 1 0
A. Sikap atau Perilaku
1 Teruji memperkenalkan diri
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3 Teruji bersikap sopan, sabar dan teliti
4 Teruji menjaga privasi
5 Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
B Content / Isi
1 Membaca buku daftar pemberian obat salep mata, yang
menyatakan nama obat dan nama pemberian
2 Mencuci tangan
3 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
4 Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan
posisi perawat di samping kanan.
5 Gunakan sarung tangan.
6 Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas
lembab dari sudut mata ke arah hidung, apabila sangat
kotor basuh dengan air hangat.
7 Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian
bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang
orbita.
8 Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar dan
berikan obat pada kelopak mata bawah. (kira - kira ¼
inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada sakus
konjungtiva.
9 Tutup mata dengan kasa bila perlu.
10 Beritahu klien bahwa penglihatannya akan kabur
sebentar.

12
11 Berikan pada waktu tidur,jika memungkinkan
12 Cuci tangan.
13 Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian.
C. Teknik
1 Teruji melaksanakan secara sistematis dan berurutan
2 Teruji memposisikan pasien dengan tepat
3 Teruji memperhatikan prinsip aseptik dan antiseptik
4 Teruji percaya diri dan tidak ragu-ragu
5 Mendokumentasikan

Persiapan Alat dan Bahan :


1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep.
2. Pipet.
3. Pinset anatomi dalam tempatnya.
4. Korentang dalam tempatnya.
5. Plester.
6. Kain kasa.
7. Kertas tisu.
8. Balutan.
9. Sarung tangan.
10. Air hangat/kapas pelembab.
11. Handschoen
12. Lembar Observasi
13. Alat Tulis
14. Bengkok
15. Buku Catatn Pemberian Obat
16. Penlight

13

Anda mungkin juga menyukai