Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN ANAK

1. APGAR SKOR
0 1 2
Appearance Badan merah
Pucat Merah seluruh tubuh
(Warna Kulit) Ekstremitas biru
Pulse rate
Tidak ada <100 >100
(Frekuensi nadi)
Grimace Sedikit gerakan
Tidak ada Batuk/bersin
(Reaksi rangsang/mimik) mimik
Activity Ekstremitas
Tidak ada Gerak aktif
(Tonus otot) sedikit fleksi
Respiration
Tidak ada Lemah/ireguler Baik/Menangis
(Pernapasan)

Keterangan
 7-10 : asfiksia ringan / normal
 4-6 : asfiksia sedang
 0-3 : asfiksia berat

2. IMUNISASI

Injeksi  Paha Kanan


BCG  TBC

CARA & LOKASI PENYUNTIKAN VAKSIN IMUNISASI


BCG (TBC) DPT HB Campak Polio
Lengan kanan Paha tengah Paha kanan bagian Lengan kiri
Lokasi Mulut
atas luar bagian luar tengah luar atas
Cara IC IM IM SC Diteteskan
Dosis 0,05 cc 0,5 cc 0,5 cc 0,5 cc 2 tetes

Tiw - Page | 1
3. BALLARD SKOR

Tiw - Page | 2
4. TERAPI BERMAIN SESUAI USIA
Klasifikasi permainan berdasarkan isinya
a. Bermain afektif sosial (sosial affective play)
 Adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain
 “Ciluk-ba”, berbicara sambil tersenyum/tertawa, memberikan tangan pada bayi
untuk menggengga
b. Bermain untuk bersenang-senang (sense of pleasure play)
 Menggunakan alat yang menimbulkan rasa senang pada anak
 Menggunakan pasir  membuat gunung atau benda yang dapat dibentuk
dengan pasir
c. Permainan keterampilan (skill play)
 menumbuhkan keterampilan  motorik kasar dan motorik halus
 Bayi terampil memegang benda-benda kecil, memindahkan benda, naik sepeda.
d. Permainan simbolik atau pura-pura (dramatic role play)
 Memainkan peran orang lain
 Anak berceloteh & berpakaian meniru orang dewasa (ibu guru, ibunya, ayahnya
atau kakaknya)
 Apabila anak bermain dengan teman  terjadi percakapan tentang peran orang
yang ditiru.
 Penting untuk memproses atau mengidentifikasi peran tertentu

Tahapan perkembangan bermain


a. Unoccupied play  mengamati kejadian disekitarnya yang menarik perhatian anak.
 Anak menyibukkan diri  memainkan anggota tubuhnya, mengikuti orang lain
berkeliling atau naik turun kursi tanpa tujuan yang jelas
b. Solitary play (bermain sendiri)
 Tampak pada anak berusia sangat muda
 Sibuk bermain sendiri dan tampak tidak memperhatikan kehadiran anak-anak
lain disekitarnya.
 Perilaku egosentris  tidak ada usaha untuk berinteraksi dengan anak lain,
mencerminkan sikap memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kegiatannya
sendiri.

Tiw - Page | 3
 Anak lain baru dirasakan kehadirannya apabila anak tersebut mengambil alat
permainannya
c. Onlooker play (pengamat)
 Bermain dengan mengamati anak-anak lain melakukan kegiatan bermain
 Tampak ada minat yang semakin besar terhadap kegiatan anak lain yang
diamati
 Umumnya pada anak usia 2 tahun, juga tampak pada anak yang belum kenal
dengan anak lain disuatu lingkungan baru  malu atau ragu-ragu untuk
bergabung untuk bermain
d. Paralel play (bermain paralel)
 Dua anak atau lebih bermain dengan jenis alat permainan yang sama,
melakukan gerakan/kegiatan yang sama tetapi tidak ada interaksi diantara
mereka.
 Anak melakukan kegiatan yang sama, secara sendiri-sendiri pada saat yang
bersamaan
 Contoh: bermain mobil-mobilan, membuat bangunan dari alat lego atau balok-
balok menurut kreasi masing-masing, bermain sepeda atau sepatu roda tanpa
berinteraksi
e. Assosiative play (bermain asosiatif)
 Biasanya pada anak usia prasekolah
 Adanya interaksi anak yang bermain, saling tukar alat permainan namun anak
tidak terlibat dalam kerjasama
 Misalnya menggambar maka anak saling berkomentar terhadap gambar masing-
masing, berbagai pensil warna, terdapat interksi diantara mereka namun
sebenarnya kegiatan menggambar mereka lakukan sendiri-sendiri.
f. Cooperative play (bermain bersama)
 Umumnya tampak pada anak usia lima tahun
 Adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian peran antara anak-
anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
 Misalnya bermain dokter-dokteran, bekerja sama membuat suatu karya
bangunan dari balok dan semacamnya.

Tiw - Page | 4
5. BBLR / BAYI PREMATUR
RESUSITASI BBLR
HAIKAP
Hangatkan dg handuk & potong tali pusat
Atur posisi sedikit ekstensi
Isap lendir di mulut & hidung
Keringkan dan rangsang taktil punggung, dada, perut, kaki
Atur posisi kembali kepala & selimuti
Penilaian menangis atau bernapas spontan

6. DIARE
Penanganan dirumah
1) Beri cairan tambahan
 Beri ASI lebih sering dan lebih lama
 Jika ASI Eksklusif  berikan oralit atau air matang sebagai tambahan
 Jika tidak ASI Eksklusif  berikan 1 atau lebih cairan: oralit, cairan makanan
(kuah sayur, air tajin) atau air matang
 Beri 6 bungkus oralit pada ibu, beri oralit sampai diare berhenti
2) Beri tablet zinc selama 10 hari penuh
 Dosis (1 tablet = 20 mg)  larutkan obat dengan sedikit air atau ASI
 Umur < 6 bulan : ½ tablet/hari
 Umur ≥ 6 bulan : 1 tablet/hari
3) Lanjutkan pemberian makan

Tiw - Page | 5
7. HOSPITALISASI: NYERI, TEKNIK DAN PENDEKATAN KHUSUS PADA
ANAK
Fase respon kecemasan akibat hospitalisasi
1) Fase protes (protest)
 Reaksi agresif terhadap perpisahan dengan orang tua
 Menangis, berteriak memanggil orang tua
 Menolak perhatian dari orang lain, sulit dikendalikan.
 Usia prasekolah  menyerang orang asing secara verbal (kata-kata: “pergi”),
secara fisik  memukul, mencubit, mencoba kabur; menahan orang tua secara
fisik agar tetap menemani
 Pendekatan orang asing  peningkatan stres
2) Fase putus asa
 Tangisan berhenti, mulai muncul depresi
 Anak kurang aktif, tidak tertarik bermain atau makanan

Tiw - Page | 6
 Menarik diri, depresi, sedih, tidak tertarik terhadap lingkungan, tidak
komunikatif, menghisap ibu jari atau mengompol
3) Fase pelepasan
 Anak menjadi lebih tertarik pada lingkungan sekitar, bermain dengan orang lain
dan tampak membentuk hubungan baru.
 Mulai berinteraksi dengan orang asing atau pemberi asuhan yang dikenalnya,
 Membentuk hubungan baru namun dangkal, tampak bahagia.
 Biasanya terjadi setelah perpisahan yang terlalu lama dengan orang tua 
upaya untuk melepaskan diri dari perasaan yang kuat terhadap keinginan akan
keberadaan orang tuanya

8. DDST
Aspek-aspek:
1. Personal Social (Perilaku Sosial)
2. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
3. Language (Bahasa)
4. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)

Penilaian:
1. Abnormal
 Didapat > 2 keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan > 2 keterlambatan plus > 1 sektor
dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus
2. Meragukan (Questionable)
 Pada 1 sektor didapatkan > 2 keterlambatan
 Pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tidak ada yang lulus.
3. Tidak dapat dites (Untestable)
 Terjadi penolakan  hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4. Normal
 Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas

Tiw - Page | 7
9. REFLEKS FISIOLOGIS PADA BAYI
10. REFLEKS PATOFISIOLOGIS PADA BAYI
11. ASKEP TUMBUH KEMBANG
12. HIPERBILIRUBINEMIA
13. PNEUMONIA
14. MENINGITIS/ENCHEPALITIS
15. CAMPAK
16. GAGAL TUMBUH
17. MALNUTRISI / IMT
18. LEUKIMIA
19. ANEMIA APLASTIK
20. TUMOR WILMS
21. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
22. HEMOFILIA
23. MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
24. MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA
25. MANAJEMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Tiw - Page | 8

Anda mungkin juga menyukai