DR. Dedi Mulyadi, S.E.,MM., Uus M. Fadli, Ir.,S.E.,MM., Fitriyani Cipta Kusuma Ningsih,
SE.
Abstrak
Hakikat dasar dari rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan pasien
yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah sakit karena dianggap
rumah sakit mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemuluhan
rasa sakitnya dan pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman
terhadap keluhan penyakitnya. Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit kepada providernya, dimana mutu pelayanan
kesehatan bagi pasien berarti empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya. Oleh karena itu
mutu pelayanan kesehatan pada rumah sakit itu penting karena dilihat dari timbal balik yang
akan diperoleh oleh rumah sakit itu sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan dan menganalisa
manajemen mutu pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Islam Karawang dan membandingkan
teori dengan praktik. Metode pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian metode penelitian
yang diambil adalah metode penelitian kualitatif, teknik pengumpulam data dilakukan secara
triangulasi (gabungan).
A.PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan mewajibkan semua sektor ikut berperan
dalam mendukung dan melaksanakan setiap kegiatan dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud
Jurnal Manajemen Vol.10 No.3 April 120
2013 3
derajat
B.KAJIAN PUSTAKA
1. Manajemen
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2008 : 2) manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Andrew F. Sikula (dalam buku Malayu S.P.Hasibuan, 2008 : 2)
Management is general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating,
communicating and decision making activities performed by any organization in order
to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of
some product of service.
Artinya :
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas - aktivitas perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan
dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel (dalam buku Malayu S.P.Hasibuan, 2008 : 2)
Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of
group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct, and control the
activities other people.
Artinya :
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan
pengendalian.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran merupakan seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan
meraih, mempertahankan serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
(Philip Kotler dan Kevin Lane Keller edisi 13, 2008 : 1)
Menurut Kotler dan Asmstrong (1996) (dalam buku Nembah F. Hartimbul Glating, 2011 : 3
) Manajemen pemasaran sebagai analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
atas program yang dirancang dalam menciptakan, membangun dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk
mewujudkan tujuan organisasi
3. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung
antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan penyediakan kepuasan
pelanggan.
Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (dalam buku Ratminto & Atik Septi
Winarsih, 2012 : 2)
Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan. Sedangkan definisi
yang lebih rinci diberikan oleh Gonroos sebagaimana kutipan dibawah ini :
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata
(tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen/pelanggan”.
Pengertian pelayanan = S.E.R.V.I.C.E (istilah-istilah tesebut) menurut AKP Adya Barata (dalam
buku Nina Rahmayanty, 2010 : 15 & 16)
Self Awareness yang berarti Menanam Kesadaran diri, menanamkan pelayanan dengan
benar, Enthusiasm yang berarti pelayanan dengan penuh gairah, Reform yang berarti
memperbaiki kinerja pelayanan, Value berarti Pelayanan dengan nilai tambah lalu
Impressive Penampilan Menarik, Care merupakan perhatian / kepedulian sedangkan
Evaluation berarti mengevaluasi layanan.
Self Esteem yang berarti nilai pada diri sendiri, Exceed Expectation yang berarti
Melampaui harapan pelanggan, Recover yang berarti merebut kembali, Vision berarti
Visi lalu Improve Peningkatan, Care perhatian sedangkan Empower berarti
pemberdayaan.
Self Awareness & Self Esteem yang berarti Kesadaran dalam tugas dan menjaga martabat
diri dan pelanggan, Empathy & Enthusiasm yang berarti empati dan gairah, Reform yang
berarti memperbaiki kinerja pelayanan, Vision & Victory berarti visi dan kemenangan
semua pihak lalu Intiative & Impressive Inisiatif dan mengesankan, Care &
Coorperativeness merupakan perhatian dan kersajama yang baik sedangkan
Empowerment & Evaluation berarti pemberdayaan diri dan evaluasi.
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang
bersifat jasa, peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat yaitu untuk memberikan
pelayanan kepada pasien dengan sebaik mungkin. Pada umumnya layanan dalam bentuk
perbuatan dilakukan oleh karyawan-karyawan rumah sakit, karena itu faktor keahlian dan
keterampilan karyawan tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau
pekerjaan. Disini faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi keinginan setiap pelanggan dan
disertai dengan kualitas hasil yang baik.
4. Manajemen Mutu
Manajemen mutu terpadu diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen,
semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan (Ishikawa
dalam Pawitra, 1993:135) (dalam buku M.N Nasution, 2010 : 22).
Definisi lainnya menyatakan bahwa Manajemen Mutu Terpadu merupakan sistem
manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen Mutu merupakan
sistem manajemen yang berfokus pada orang/karyawan dan bertujuan untuk terus-menerus
meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya pencipataan nilai yang
lebih rendah tersebut.
Perbedaan Manajemen Mutu Terpadu dengan pendekatan-pendekatan lain dalam
menjalankan usaha komponen bagaimana. Komponen ini memiliki sepuluh unsur utama
Manajemen
Mutu Terpadu (Goetsch dan Davis, 1994 : 14-18) (dalam buku M.N Nasution, 2010 : 22), yang
masing- masing akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Fokus pada pelanggan
Dalam manajemen mutu terpadu, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan
kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas
tenaga kerja, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk dan jasa.
Menurut Avedis Donebedian (dalam buku A.A. Gde Muninjaya, 2011 : 19)
Mutu Pelayanan kesehatan adalah “The quality of technical care consit in the application
of medical science and technology in a way that maximizes its benefit to health
without correspondingly increasing its risks. The degree of its quality is, therefore, the extent
to which the care provided is expected the most favorable balance of riks and benefit.”
Menurut Philip Crosby (dalam buku A.A. Gde Muninjaya, 2011 : 19)
Memberikan penjelasan tentang mutu dari konteks yang berbeda “ kepatuhan terhadap suatu
spesifikasi dan keadaan tanpa cacat (conforming to requirement and zero defect).”
Menurut Josep Juran (dalam buku A.A. Gde Muninjaya, 2011 : 19)
Mutu adalah apa yang diharapkan atau ditentukan oleh konsumen (quality is fitness for the
used defined by consumers). Quality is doing the thing right, right away. Quality is doing thing
right, the first time and all the times.
C.METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
metode penelitian yang diambil adalah metode penelitian kualitatif dimana suatu
metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meniliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
2. Prosedur Penelitian
Agar mendapatkan data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan permasalahan
maka ada beberapa data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Desain Penelitian
Dalam penyusunan ini memerlukan data dan informasi yang lengkap dan tepat sebagai bahan
acuan Agar data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan permasalahan, menggunakan
metode penentuan sebagai berikut :
a) Berdasarkan Tujuan
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dalam menganalisis Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan, penulis akan menjelaskan dan mengggambarkan permasalahan ini yang didasarkan
pada data yang diperoleh untuk dianalisis.
b) Berdasarkan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei karena dilakukan dengan wawancara langsung dengan
pihak-pihak yang terkait.
c) Berdasarkan Tingkat Ekplanasinya
penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau memaparkan data kejadian berdasarkan
fakta yang ada dan sedang terjadi dengan di terapkan pada teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat dalam judul penelitian ini.
d) Berdasarkan Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data kualitatif, Data kualitatif yang disajikan dalam bentuk kata-kata
yang mengandung makna, Dalam hal ini peneliti mengambil data-data yang berkaitan dengan
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan.
2) Variabel Penelitian
Dalam penelitian akan dijelaskan variabel utama yang akan digunakan dalam penelitian, sub
variabel dan indikator yang akan dijadikan bahan pengukuran sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variabel Penelitian
3) Pupolasi Penelitian
Informan utama 4 orang yaitu Direktur, Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala Seksi
Pelayanan Keperawatan, Kepala Instalasi Rawat Inap.
Informan triangulasi yaitu Pihak Rumah Sakit Islam Karawang, Pasien Rumah Sakit Islam
Karawang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
3. Tempat, Latar Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis memilih lokasi penelitian di Rumah Sakit Islam
Karawang, yang terletak di Jalan By Pass KM.2 By Pass Kelurahan Tanjung Pura Kecamatan
Karawang Barat Kabupaten Karawang. Adapun waktu penelitiannya akan dilaksanakan oleh
Peneliti adalah sebagai berikut :
4. Data dan Sumber data
Data yang diperlukan adalah sesuai dengan objek yang akan diteliti. Data-data tersebut
akan dicari dan dikumpulkan dari berbagi sumber yaitu sumber yang berasal dari perusahaan
maupun berada diluar perusahaan dengan menggunakan jenis data sebagai berikut :
a) Data Primer
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer, dimana Data Primer itu
sendiri adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan, yaitu dari data-data
laporan yang bersifat internal.
b) Data Sekunder
Dalam pengambilan data secara secara sekunder ini diambil dari data perusahaan yang akan
diteliti yang terdiri dari profil perusahaan, sejarah singkat, keorganisasian dan data lainnya yang
mendukung penelitian yang telah direncanakan.
5. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengambilan data penelitian ini, dilakukan beberapa metode sebagai berikut :
1. Interview
2) Dimensi Reliability
Reliability atau keandalan yaitu kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
yang sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya, keharusan dan
kesesuaian dengan harapan pasien dalam kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa
kesalahan, sikap simpatik dan dengan akurasi tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pihak Rumah Sakit Islam Karawang
memberikan akurasi pelayanan yaitu Rumah Sakit Islam Karawang memiliki surat ijin
penyelenggaran rumah sakit, surat ijin operasional, surat ijin bapeten, surat ijin pembuangan
limbah, surat ijin pemadam kebakaran, surat ijin diesel atau genset, surat ijin dokter, perawat
dan bidan, kemudian rumah sakit pun memiliki sertifikat akreditasi 5 pelayanan, lalu rumah
sakit pun membuat suatu peraturan atau tata tertib karyawan, memiliki STATUTA Hospital By
Laws serta SOP dari setiap Instalasi yang ada di Rumah Sakit Islam Karawang dan memiliki Buku
Pedoman Standar Asuahan Keperawatan Rumah Sakit Islam Karawang.
Di Rumah Sakit Islam Karawang pun dibuatkan jadwal praktek dokter spesialis dan
dokter umum, tetapi kendala yang dihadapi di Rumah Sakit Islam Karawang adalah mengenai
kedatangan atau ketepatan waktu kehadiran dokter dalam melakukan visit dan praktek
kepada pasien baik itu pasien rawat jalan maupun rawat inap dan memiliki keterbatasan
jumlah dokter yang ada.
Mengenai dimensi ini bahwa jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Islam
Karawang diantaranya adalah Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat
Jalan, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Bedah Central, Instalasi
Farmasi, Instalasi Pembinaan Kerohanian, Fisioterapi, Endoscopy dan Urologi Center setelah
dilakukan survey dan wawancara kepada pihak Rumah Sakit Islam Karawang masih terdapat
kekurangan khususnya pada pelayanan Instalasi Rawat Jalan dan pihak Rumah Sakit Islam
Karawang berencana akan menambah pelayanan rawat jalan untuk klinik mata, klinik THT dan
klinik ortopedi.
3) Dimensi Responsiveness
Responsiveness atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien, dengan penyampaian informasi
yang jelas. Membiarkan pasien menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang
negatif dalam kualitas pelayanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan baik itu perawat dan dokter memiliki
kemampuan yang tidak dapat diragukan lagi, perawat yang cekatan cepat tanggap terhadap
keluhan pasien itu adalah yang dimiliki oleh karyawan yang ada di Rumah Sakit Islam Karawang
sehingga hasil dari semua itu pasien dan keluarga pasien memperoleh hasil yang memuaskan
terhadap pelayanan atau perawatan yang diberikan kepadanya. Karyawan pun memiliki sikap
yang baik ramah sopan santun dalam bertutur kata dalam penyampaian kepada pasien maupun
keluarga pasien sehingga pasien merasa puas tanpa keluhan.
Pihak Rumah Sakit Islam Karawang selalu mengadakan pertemuan perawat dan bidan
setiap bulannya biasanya dilakukan pada awal bulan dimana dalam pertemuan itu terdiri dari
koreksi dari kinerja-kinerja sebelumnya keluh kesah dikeluarkan dalam pertemuan tersebut
sehingga menghasilkan hasil apabila terdapat permasalahan di ruangan atau ketika bekerja,
bahkan selalu diadakan berupa masukan dari Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan, Kepala Bidang
Pelayanan Medis mengenai ilmu-ilmu yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit.
Dari hasil penelitian dan survey yang dilakukan bahwa mengenai dimensi responsiveness
yaitu pemberian pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien dinilai baik dan
sudah sesuai berupa tanggap terhadap permintaan dan keluhan yang dilontarkan tetapi terkadang
pihak pasien mengeluh keterlambatan dokter, pemberian obat disaat penebusan obat di Instalasi
Farmasi masih terlalu lama untuk menunggu dan masih ada beberapa karyawan khususnya
perawat masih kurang cepat tanggap terhadap pasiennya jadi belum secara sepenuhnya
karyawan Rumah Sakit Islam Karawang berprilaku yang sesuai dengan SOP yang sudah
ditentukan sehingga menimbulkan komplain atau keluhan dari pasien dan keluarga pasien.
4) Dimensi Assurance
Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan dan
kemampuan para karyawan rumah sakit untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada
rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit
kepada pasien maupun keluarga pasien masih kurang memuaskan ini ditinjau dari keterlambatan
jadwal visit dan praktek dokter yang ada di Rumah Sakit Islam Karawang, tetapi dibantu oleh
pelayanan yang diberikan oleh perawat yang ada di Rumah Sakit Islam Karawang karena
dipandang bagus dan cakap dalam merawat pasiennya.
Standar keramahan yang diterapkan di Rumah Sakit Islam Karawang melalaui cara 5 S
yaitu Salam Senyum Sapa Sopan dan Santun dalam melayani pasiennya. Standar tersebut sudah
diberikan oleh karyawan Rumah Sakit Islam Karawang disaat karyawan memasuki ruangan
rawatan atau kamar pasien dengan salam lalu menyapa pasien dan keluarga pasien serta
memberikan senyuman serta berprilaku sopan dan santun sehingga terwujud kenyamanan
dalam pelayanan.
Dari hasil penelitian dan survey yang dilakukan menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien maupun keluarga pasien masih kurang
memuaskan ini ditinjau dari keterlambatan jadwal visit dan praktek dokter yang ada di Rumah
Sakit Islam Karawang, tetapi dibantu oleh pelayanan yang diberikan oleh perawat yang ada di
Rumah Sakit Islam Karawang karena dipandang bagus dan cakap dalam merawat pasiennya.
Standar keramahan yang diterapkan di Rumah Sakit Islam Karawang melalaui cara 5 S
yaitu Salam Senyum Sapa Sopan dan Santun dalam melayani pasiennya. Pihak Rumah Sakit Islam
Karawang baik itu karyawan yang terjun langsung kepada konsumen atau pasien harus
memiliki sikap yang ramah tamah sopan dan santun, selama ini yang dilihat dari hasil survey
setiap karyawan yang masuk ke Rumah Sakit Islam Karawang ketika dilakukan test tertulis disoal
seleksi tersebut ada yang isinya tentang bagaimana cara anda dalam memberikan pelayanan
kepada konsumen dan apakah sebenarnya yang dimaksud 5S, adapun 5S tersebut adalah
salam senyum sapa sopan dan santun, dan dilihat dari angket yang diberikan kepada pasien dan
keluarga pasien ternyata beberapa karyawan hampir memiliki 5S tersebut walaupun masih
terdapat beberapa orang yang masih kurang dengan cara seperti pasien maupun keluarga pasien
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Islam Karawang.
5) Dimensi Emphaty
Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
yang diberikan kepada pasien dengan berupaya memahami keinginan pasien dimana rumah
sakit diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pasien, memahami
kebutuhan pasien secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi
pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak Rumah Sakit Islam Karawang memahami dan
mengerti akan kebutuhan pasien maupun keluarga pasien dalam perawatan, setiap pasien datang
dengan keluhan yang berbeda – beda seperti ada yang menderita penyakit dalam, jantung,
kelainan pada kandungan dan lain-lain, sehingga pihak rumah sakit di tuntut untuk
memberikan pelayanan yang sesuai agar mendapatkan hasil yang diinginkan atau diharapkan
oleh pasien maupun keluarga pasien, hanya saja masih terdapat dari beberapa pasien yang
ada di rumah sakit menginginkan pemberian obat kepada pasien diperhatikan lebih mendalam
oleh perawat karena keluarga pasien terkadang lupa sehingga pemberian obat tidak teratur.
Kemudahan pelayanan pun diberikan oleh Pihak Rumah Sakit Islam Karawang setiap
pasien yang datang ke rumah sakit untuk berobat tidak dimintai uang muka terlebih dahulu
apalagi apabila ada pasien yang perlu secepatnya dilakukan tindakan contohnya seperti pasien
tabrakan atau pasien yang dinilai harus segera untuk ditangani, sehingga ini memudahkan dalam
pelayanan di Rumah Sakit Islam Karawang, hanya saja dalam pengurusan seperti data pasien
diserahkan kepada keluarga pasien sedangkan pasien tetap ditangani.
Komunikasi yang baik perlu terjalin antara pasien, keluarga pasien dengan pihak rumah
sakit terutama perawat dan dokter yang ada di rumah sakit. Pihak rumah sakit menyediakan
tempat duduk pasien dan meja untuk berkonsul dengan dokter, biasanya pasien tersebut
ketika kontrol maupun berobat secara rawat jalan, dengan ruangan ber-ac sehingga memberikan
kemudahan dan kenyaman buat pasien. Selama ini hasil dari penelitian yang telah dilakukan
pasien maupun keluarga pasien hanya mengeluh tentang ketepatan waktu dokter spesialis
terkadang pasien menunggu terlalu lama apabila ingin berobat dan ini harus sangat
diperhatikan oleh pihak rumah sakit agar kualitas pelayanan dan kepuasan pasien tetap
terjaga.
Dari hasil penelitian dan survei yang dilakukan menunjukkan bahwa pihak Rumah Sakit
Islam Karawang memahami dan mengerti akan kebutuhan pasien maupun keluarga pasien
dalam perawatan, setiap pasien datang dengan keluhan yang berbeda–beda seperti ada yang
menderita penyakit dalam, jantung, kelainan pada kandungan dan lain-lain, sehingga pihak rumah
sakit di tuntut untuk memberikan pelayanan yang sesuai agar mendapatkan hasil yang diinginkan
atau diharapkan oleh pasien maupun keluarga pasien, hanya saja masih terdapat dari beberapa
pasien yang ada di rumah sakit menginginkan pemberian obat kepada pasien diperhatikan lebih
mendalam oleh perawat karena keluarga pasien terkadang lupa sehingga pemberian obat
tidak teratur.
Kemudahan pelayanan pun diberikan oleh Pihak Rumah Sakit Islam Karawang pada
setiap pasien yang datang ke rumah sakit untuk berobat tidak dimintai uang muka terlebih
dahulu apalagi apabila ada pasien yang perlu secepatnya dilakukan tindakan contohnya seperti
pasien tabrakan atau pasien yang dinilai harus segera untuk ditangani, sehingga ini
memudahkan dalam pelayanan di Rumah Sakit Islam Karawang, hanya saja dalam pengurusan
seperti data pasien diserahkan kepada keluarga pasien sedangkan pasien tetap ditangani dan
terkecuali pasien tersebut akan diadakan tindakan operasi harus membayar setengah dari
jumlah pembayaran yang dilakukan oleh pasien tersebut.
Komunikasi yang baik perlu terjalin antara pasien, keluarga pasien dengan pihak rumah
sakit terutama perawat dan dokter yang ada di rumah sakit. Pihak rumah sakit menyediakan
tempat duduk pasien dan meja untuk berkonsul dengan dokter, biasanya pasien tersebut
ketika kontrol maupun berobat secara rawat jalan, dengan ruangan ber-ac sehingga memberikan
kemudahan dan kenyaman buat pasien. Selama ini hasil dari penelitian yang telah dilakukan
pasien maupun keluarga pasien hanya mengeluh tentang ketepatan waktu dokter spesialis
terkadang pasien menunggu terlalu lama apabila ingin berobat dan ini harus sangat
diperhatikan oleh pihak rumah sakit agar kualitas pelayanan dan kepuasan pasien tetap
terjaga.
Dari hasil seluruh kesimpulan yang ada diperoleh bahwa dari perumusan
permasalahan dapat diperoleh mengenai Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan pada Rumah
Sakit Islam Karawang dipandang cukup baik karena masih terdapat sebagian kecil
permasalahan yang terjadi dalam penanganan pelayanan yang bersumber dengan standar yang
sudah ada atau sudah ditetapkan oleh pihak rumah sakit. Rumah Sakit Islam Karawang pun
mengenai pelaksanaan terhadap standar Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan masih
diperoleh beberapa permasalahan yang terjadi namun secara keseluruhan prosedur atau
pelaksanaannya sudah sesuai dengan standar yang ada ini semua meliputi segala jenis
pelayanan yang ada atau diberikan oleh pihak Rumah Sakit Islam Karawang dan dari hasil
standar manajemen mutu pelayanan kesehatan tersebut karena sudah memenuhi syarat
maka dampak yang timbul kepada pihak rumah sakit yaitu lonjakan kunjungan pasien yang
terjadi dan ini berdampak positif terhadap pihak rumah sakit terutama dibidang
pendapatannya yang bertambah.
2. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara uji kredibilitas dan konfirmabilitas, uji
kredibilitas dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat kepercayaan dari hasil penelitian. Pengujian
dilakukan dengan cara triangulasi dan diskusi dengan teman sejawat.
Triangulasi dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan data dengan pihak Pengelola,
Responden dan Dinas Kesehatan.
Hasil diskusi menunjukkan :
Bahwa dari hasil diskusi atau wawancara yang dilakukan antara Pihak Rumah Sakit
Islam Karawang dan pasien maka diperoleh bahwa pelayanan rumah sakit mengenai
pelayanan untuk bagian keperawatan dipandang sudah memenuhi syarat dan pasien maupun
keluarga pasien sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Pihak Rumah Sakit
Islam Karawang, hanya sebagian kecil dari karyawan yang masih berprilaku cuek terhadap
pasiennya dan masih terdapat beberapa kendala dan kekurangan.
Sedangkan mengenai fasilitas memang pihak Rumah Sakit Islam Karawang masih belum
lengkap seperti contohnya belum tersediannya ruangan ICU, sehingga apabila ada pasien yang
benar-benar membutuhkan perawatan khusus seperti ruang ICU tersebut harus direpral ke
Rumah Sakit lain dan ini sangat mengganggu terhadap pelayanan yang ada di Rumah Sakit
Islam Karawang.
Selanjutnya keluhan yang dilontarkan oleh pasien yaitu mengenai keterlambatan atau
ketidaktepatan waktu atau jadwal dokter spesialis disaat waktu visit dan praktek dokter,
terkadang dokter spesialis yang visit kepada pasien terlalu malam sehingga mengganggu
kenyamanan atau istirahat pasien tersebut, dan ketika dokter praktek di Rawat Jalan pun masih
sering datang terlambat terkadang pasien menunggu dokter lebih dari jam yang sudah
ditentukan oleh pihak rumah sakit.
Pihak rumah sakit berencana akan mengembangkan fasilitas bangunan yang ada di Rumah
Sakit Islam Karawang, sekarang sedang dibangun pengembangan bangunan rumah sakit seperti
akan diadakan Ruang ICU, memperbesar ruangan operasi, melengkapi peralatan yang ada di
Rumah Sakit Islam Karawang, menambah ruang rawat inap untuk kelas I karena ruang rawat
inap untuk kelas I dipandang masih kurang dan menambahkan fasilitas-fasiltas yang ada di
Rumah Sakit Islam Karawang dan berencana akan menambahkan tenaga kerja karena dilihat dari
jumlah tempat tidur yang dimiliki oleh pihak rumah sakit tidak sebanding dengan jumlah tenaga
kerja yang ada.
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
Dari hasil penelitian dengan judul Analisis Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan pada
Rumah Sakit Islam Karawang di Rumah Sakit Islam Karawang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Islam Karawang dipandang
cukup baik, Rumah Sakit Islam Karawang mempunyai suatu sistem manajemen yang
baik dalam penangangan terhadap pasiennya, namun masih terdapat sebagian kecil
permasalahan yang terjadi dalam penangangan pelayanan yang bersumber dengan standar
yang sudah ada atau sudah ditetapkan oleh Pihak rumah sakit.
2. Rumah Sakit Islam Karawang telah memiliki beberapa pelayanan namun pihak rumah sakit
baru ada 5 pelayanan yang terakreditasi pelayanan yang dimaksud diantaranya adalah
pelayanan administrasi dan manajemen, Pelayanan Rekam Medis, Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat, Pelayanan Medis dan Pelayanan Keperawatan, didalam pelaksanaan dari
hasil yang ada dalam angket pasien bahwa pelayanan yang dilakukan sudah memenuhi
syarat dan sesuai dengan standar manajemen Mutu Pelayanan kesehatan namun
pedoman kerja serta peraturan- peraturan khsusu yang telah dibuat oleh pihak rumah sakit
dengan mengacu pada pelaksanaan akreditasi sebelumnya tetapi rumah sakit masih ada
beberapa permasalahan yang terjadi masalah yang terjadi dari segi Sumber Daya Manusia
nya yang masih menjadi kendala paling terbesar,
3. Dari hasil standar manajemen mutu pelayanan kesehatan karena Sumber Daya Manusia
yang paling dominan mendapatkan keluhan sehingga diperoleh bahwa masih terganggunya
pelayanan yang maksimal terhadap pasien seperti contohnya jumlah karyawan yang masih
belum sesuai dengan standar yang ada keterbatasan jumlah perawat dan dokter yang
ada di Rumah Sakit
Islam Karawang sehingga mendapat kendala terhadap pelayanan yang diberikan terhadap
pasien sering timbul keterlambatan dalam penanganan.
2. Saran
Dari hasil penelitian ini selanjutnya disampaikan saran-saran untuk perbaikan kedepannya,
yaitu sebagai berikut :
1. Terhadap hasil penelitian
Pihak Rumah Sakit Islam Karawang perlu lebih meningkatkan pelayanan yang ada di rumah
sakit terutama Sumber Daya Manusia yang ada seperti perawat, bidan dan pelaksana penunjang
medis lainnya, dipandang perlu lebih meningkatkan kualitas pelayanan seperti diadakan
pelatihan- pelatihan khusus sesuai dengan bidangnya, mungkin dilihat dari hasil penelitian bahwa
pihak rumah sakit selalu mengadakan pertemuan rutin setiap bulannya untuk perawat dan
bidan disini dimaksudkan untuk lebih mengetahui atau sharing atau masukan-masukan untuk
pengembangan atau perbaikan mengenai kualitas pelayanan yang diberikan semua ini sudah
cukup bagus, tetapi sedangkan kepada bidang penunjang medis masih terlalu jarang untuk
melaksanakan semi pendidikan ke tempat yang lain dikarenakan keterbatasan tenaga yang ada.
Karena dengan adanya pelatihan-pelatihan untuk peningkatan Sumber Daya Manusia yang ada
ini pun menjadi faktor yang sangat mendukung kualitas pelayanan Rumah Sakit Islam Karawang
sehingga pasien-pasien pun akan berkunjung ke pihak Rumah Sakit Islam Karawang terus menerus
tanpa beralih ke tempat lain/rumah sakit lain dan diharapkan untuk kedepannya penambahan
jumlah karyawan pun menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan sehingga sesuai dengan
standar yang ada.
Pihak Rumah Sakit Islam Karawang perlu lebih memperhatikan kualitas peralatan dan
perlengkapan yang ada di rumah sakit seperti contoh masih terdapat beberapa alat yang sudah
tidak layak untuk dipakai dan diharuskan untuk menggantinya, dan terutama lebih
melengkapi kembali peralatan dan perlengkapan yang sudah ada di Rumah Sakit Islam
Karawang karena ini semua akan mengganggu pelayanan yang ada di Rumah Sakit Islam
Karawang.
Diharapkan pihak rumah sakit pun selalu memberikan kenyamanan kepada semua pasien
yang ada baik pasien itu sendiri maupun keluarga pasien seperti kondisi disaat pasien
tersebut dirawat harus lebih memperhatikan hak yang akan diperoleh oleh pasien, lebih
menyesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan oleh pihak rumah sakit, dan kepada
pihak manajemen rumah sakit seharusnya mengadakan kontrol atau keliling kesetiap pasien
melihat langsung kondisi yang ada di rumah sakit bahkan mengetahui langsung bagaimana
pelayanan yang sudah diberikan kepada pasien tersebut guna evaluasi untuk perbaikan
selanjutnya dan selalu melakukan evaluasi dari semua instalasi yang ada di rumah sakit.
Salah satu permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit Islam Karawang yaitu mengenai
keterlambatan dokter spesialis disaat visit dokter dan praktek dokter yang selalu diluar jadwal
yang telah ditentukan, ini sangat menghambat pemberian pelayanan terhadap pasien dan
akan berdampak buruk bagi kualitas pelayanan yang ada di rumah sakit, oleh sebab itu perlu
segera ditangani dan diatasi, mungkin salah satu yang telah dilakukan oleh pihak rumah sakit
yaitu membuat surat peringatan tetapi surat saja masih belum kuat untuk memperbaiki
diharapkan pihak rumah sakit lebih tegas lagi kepada dokternya dan memberikan solusi yang
lebih akurat agar pelayanan rumah sakit tetap terjalin baik dan diterima oleh pasien yang
berkunjung ke Rumah Sakit Islam Karawang.
2. Untuk penelitian berikutnya
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
standar-standar pelayanan kesehatan lainnya seperti untuk meneliti di bidang jenis pelayanan
Gawat Darurat, Bedah Central, Farmasi, Radiologi, Persalinan perinatologi, Laboratorium, Gizi,
Transfusi Darah, Pelayanan Gakin, Rekam Medik, Pengolahan Limbah, Administrasi dan
Manajemen dan lainnya.
F. DAFTAR PUSTAKA
Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya : Penerbit
Erlangga.
Jakarta.
Ginting, Nembah F. Hartimbul. 2011. Manajemen Pemasaran, cetakan pertama, Bandung :
Penerbit CV. Yrama Widya
Hasibuan, S.P, Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV Haji
Masagung. http://eprints.undip.ac.id/32640/2/sri_2.pdf
http://eprints.kepmenkes129tahun2008-spm.rs.pdf
Isyanto, Puji. 2011.Metodologi Penelitian, Karawang : Fakultas Ekonomi Universitas
Singaperbangsa Karawang.
Kotler, Philip dan Kevin Lene Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 13, Jakarta : Penerbit
PT. Indeks
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran : Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan : Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.
Muninjaya, A.A. Gde. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan : Penerbit Buku Kedokteran
EGC Jakarta.
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu : Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor.
Rahmayanty, Nina.2010.Manajemen Pelayanan Prima : Penerbit Graha Ilmu Yogyakarta.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, cv Bandung.
Wijono, Djoko Haji. 2000 Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Cetakan Kedua :
Penerbit Airlangga University Pres. Surabaya