Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir V ^ISSN ±410-1998

P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

ID0200114
INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM RANTAU RAPAT SUMATRA
UTARA TAHAPAN PROSPEKSI UMUM

Yanu Wusana, Aldan Djalil, Sriyono, Agus Sutriyono, Sajiyo


Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir-BATAN
ABSTRAK
INVENTARISASI DAERAH PROSPEK URANIUM RANTAU PRAPAT SUMATRA UTARA
TAHAPAN PROSPEKSI UMUM. Peneiitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan
geologi, radiometri, geokimia guna membatasi daerah prospek sumberdaya "U" dengan skala 1 : y
50.000. Berdasarkan hasil penelitian prospeksi terdahulu dijumpai indikasi pemineralan "U",
berupa anomali geokimia lumpur pada metabatupasir (Perm-Karbon) 0,86-28,00 ppm, batupasir
(Miosen Tengah-Atas) 1,192-7,20 pptn, Granit (Perm Atas) 10,71-12,00 ppm; Kadar total "U"
batuan pada batupasir mencapai 10,29 ppm, granit 33,24 ppm; dan radiometri batupasir 25-150
cps, granit 200-500 cps. Batuan yang dijumpai terdiri kuarsit, filit, batupasir, batulanau,
batulempung, konglomerat, granit, urat kuarsa felspatik, andesit dan tufa. Struktur geologi berupa
sesar mendatar, sesar normal, foliasi dan perlapisan. Anomali kadar "U" lumpur sungai terdapat
pada satuan konglomerat-batupasir (1,04-4,80) ppm, kuarsit-filit (0,91-1,90) ppm dan granit (9,81-
13,20) ppm, sedangkan kadar total U batuan pada satuan Konglomerat-Batupasir 2,5-5 ppm,
Kuarsit-Filit 3-46 ppm, Tufa 9-22 ppm dan Granit (biotit, muskopit) 23,5-40 ppm. Batuan granit
didaerah penelitian ini diduga sebagai pembawa/sumber "U". Berdasarkan anomali lumpur sungai
yang terdapat dari satuan Konglomerat-Batupasir hanya sekitar 7,64 km2, Kuarsit-Filit 12,04 km 2 ,
Granit 10,20 km 2 dan tidak didukung oleh anomali mineral berat maupun radiometri dan kadar "U"
batuan, maka disarankan untuktidak dilakukan penelitian lanjutan.
ABSTRACT
INVENTORY OF URANIUM PROSPECT AREA RANTAU PRAPAT NORTH SUMATRA
GENERAL PROSPECTION STAGE. The research has been carried out to gain knowl&dge of
geology, radiometry, geochemistry to bound "U" prospect area scale 1 : 50.000. Based on
investigation result of preliminary prospection was obtained indication of uranium mineralization
as stream sediment anomalies in metasandstone (Penv-Carbonifererous) 0.86-28.00 ppm,
sandstone (Middle - Upper Miosen) 1.192-7.20 ppm, granite (Upper Permian) 10.71-12.00 ppm;
The total "U" content in sandstone until 10.29 ppm, granite 33.24 ppm, and radiometry of
sandstone 25-150 cps, granite 200-500 cps. Litology of the prospect area consist of quarzite,
phyllite, sandstone, siltstone, claystone, conglomerate, granite, quarz feldspatic veins, andesite,
tufaceous. Strike slip fault, normal fault, foliation and folding has been obtained in these area.
Uranium anomalies of stream sediments were found in Conglomerate-Sandstone (1.04-4.80)
ppm, Quartzite- phyllite (0.91-1.90) ppm and Granit units (9.81-13.20) ppm. Uranium conten of
Conglomerate-sandstone (2.5-5) ppm, quartzite-phyllite (3.0-46.0) ppm, tuffaceous (9.0-22.0) ppm
and granite (biotite muscovite) (23.5-40.0) ppm. Granite in these area is as uranium source.
Based on anomaly of stream sediments on Conglomerate-Sandstone unit onty about 7.64 km2,
Quartzite-Phyllite 12.04 km2, Granite 10.20 km2 and no supported by heavy mineral anomalies,
radiometry and "U" rock content, so it was advised to not investigate follow up.

PENDAHULUAN 33,24 ppm. Granit Hatapang diduga sebagai


sumber U. Batuan granit ini menerobos
Hasil penelitian PPBGN-BATAN satuan Metabatupasir dari Kelompok
1984/1985 di daerah Rantau Prapat Sumatra Tapanuli yang dimungkinkan terjadinya
Utara Tahap Prospeksi Pendahuluan(1), mineralisasi U pada kontak kedua batuan
dijumpai anomali kadar U mobil lumpur tersebut. Adanya urat kuarsa (mengandung
sungai, pada kelompok metabatupasir (Perm- sulfida) yang mengisi fraktur pada satuan
Karbon) 0,866-28.00 ppm, batupasir (Miosen metabatupasir dan dijumpai mineralisasi
Tengah-Atas) 1,192-7,20 ppm, granit Cu (2)l , dimungkinkan terjadinya proses
Hatapang (Perm Atas) 10,71-12,00 ppm. hidrothermal yang dapat menyebabkan
Sedangkan radiometri pada satuan terbentuknya mineralisasi U. Satuan
Metabatupasir 30-150 cps, Batupasir 25-150 Batupasir dan Konglomerat mempunyai
cps, Konglomerat 30-150 cps, Batulempung struktur berlapis, materi penyusunnya
60-100 cps, Batulanau 50-125 cps, merupakan hasil rombakan granit dan batuan
sedangkan pada granit Hatapang 200-500 malihan tersebut diatas, diendapkan pada
cps. Kadar U total batuan pada batupasir lingkungan fluviatil-paralik berkarakter
1,47-10,29 ppm, dan granit Hatapang 3,46- reduktif (mengandung karbon). Kondisi

128
ISSN 1410-1998 Pmsiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V
P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

lingkungan pengendapan tersebut morfologi dataran rendah-pegunungan tinggi,


memungkinkan terbentuknya cebakan dengan elivasi 100 meter hingga 1700 meter
mineralisasi U. Berdasarkan hal diatas maka dari permukaan air laut, dengan pola aliran
perlu penelitian lanjutan dengan tujuan sungai subrectangular (Gambar 2).
meningkatkan pengetahuan geologi,
radiometri, geokimia guna membatasi daerah 1.2. Stratigrafi
prospek uranium, daerah Rantau Prapat dan
sekitarnya, Sumatera Utara dengan sekala Stratigrafi daerah penelitian secara
1:50.000, seluas ± 900 km2. umum dapat dikelompokkan menjadi 7
satuan batuan (Gambar 2,3), berurutan dari
tua ke muda adalah sebagai berikut:
1. Lokasi dan Pencapaian Daerah
Kuarsit - Filit (Perm - Karbon)
Daerah penelitian secara Granit (Perm Atas)
administratif Kabupaten Labuhan Batu Dan Batupasir - Batulanau (Trias Atas)
Kabupaten Tapanuli Selatan Propinsi Konglomerat - Batupasir (Miosen
Sumatra Utara. (Gambar.1). Bawah - Tengah)
Pencapaian daerah penelitian dapat Andesit porfir (Miosen Atas)
ditempuh dari kota administratif Rantau Tufa (Pleistosen)
Prapat ke ibukota Kecamatan dengan Alluvial (Holosen)
kendaraan roda empat dan selanjutnya untuk
mencapai desa-desa pada daerah penelitian SATUAN KUARSIT - FILIT
dengan kendaraan roda dua. Satuan ini terdiri dari perselingan
antara kuarsit dan filit, kadang-kadang
2. Peralatan dijumpai urat kuarsa feldspatik, luas
penyebaran sekitar 28 % dari luas daerah
Peralatan lapangan yang digunakan penelitian (Gambar 2,3).
adalah :Kompas Geologi, Palu Geologi,
Loupe, SPP 2 NF, Pahat geologi, Kamera, Kuarsit, berwarna abu-abu kehi-
Roll meter, Alat Tulis, Alat kemah dan alat jauan sampai kehitaman, lapuk berwama
masak. kuning kemerahan-kecoklatan, tekstur
granoblastik, berbutir halus - sedang, struktur
3. Metode Kerja masif. Komposisi mineral serisit, kalsit, klorit,
kuarsa, biotit, korderit, material karbon dan
Pendataan lapangang Geologi, mineral opak sedangkan fragmen terdiri dari
morfologi, singkapan batuan dan struktur kuarsa, mikroklin, ortoklas, plagioklas,
geologi serta bongkah batuan. andalusit, korderit dan turmalin dan pada
Pengukuran radiometri pada singkapan kontak dengan urat kuarsa felspatik dijumpai
dan bongkah. oksida besi dan pirit. Pengamatan
Pengambilan contoh batuan yang mineragrafi pada contoh yang sama dengan
representatif. petrografi pada kuarsit dijumpai mineral bijih
Pengambilan contoh lumpur geokimia berukuran antara 0,001 -1,52 mm, terdiri dari
dengan interval 500-100 m, dan mineral phyrhotit, magnetit, khalkophyrit,
berat arsenophyrit, emas, pyrit, spalerit, copper,
Analisis laboratorium, petrologi, delavosit, chalcosit, covelit, acnarit, markasit,
mineragrafi, geokimia. pyrolusit, bornit, stanit, enargit, pentlandit,
Pengolahan data, Evaluasi dan penyu- gratonit, hematit, kromit, cosalit, bismuthinit,
sunan laporan. molibdenit, timantit.
Filit, berwama abu-abu kehijauan -
HASIL LAPANGAN DAN PEMBAHASAN hitam, lapuk kuning kecoklatan, tekstur
lepidoblastik, ukuran butir halus - sedang;
struktur skistose, komposisi mineral serisit,
1. Geologi Daerah Penelitian
biotit, klorit, kuarsa, ortoklas, epidot dan
fragmen batuan, sedangkan hasil
1.1. Geomorfologi
pengamatan mineragrafi dijumpai mineral
Geomorfologi daerah penelitian ber- bijih berupa magnetit kalkopirit, pirit, spalerit,
dasarkan pengamatan lapangan dan peta pirolusit, nicolit, covellit, hematit, gratonit dan
rupa bumi sekala 1:50.000, termasuk ber- kronit.

129
Prosiding Pmsentasi llwiah DaurBahan BakarNuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

Satuan Kuarsit - Filit berumur Perm - Batulanau warna abu-abu gelap-


Karbon, merupakan satuan tertua didaerah kehitaman, tekstur klastik, ukuran butir
penelitian dan dapat disebandingkan dengan lempung-lanau, struktur berlapis, agak
Kelompok Tapanuli. kompak. Matrik terdiri dari serisit, mineral
lempung, kuarsa, felspar, sedangkan
SATUAN GRANIT fragmen terdiri dari kuarsa, ortoklas,
plagioklas, biotit, monasit dan fragmen
Satuan ini tersusun oleh granit, aplit
batuan dan karbon. Sebagian dari mineral
granit dan urat kuarsa felspatik, luas
ortoklas telah mengalami alterasi menjadi
penyebaran sekitar 15% dari luas daerah
mineral lempung, sedangkan biotit berubah
penelitian (Gambar 2,3).
menjadi klorit dan oksida besi.
Granit, warna abu-abu putih berbintik
Satuan ini berumur Trias Atas dan
hitam, tekstur holokristalin, fanerik, anhedral -
secara tidak selaras diatas satuan yang lebih
subhedral, komposisi mineral terdiri dari
tua, dan dapat disebandingkan dengan
kuarsa, ortoklas, mikroklin, plagioklas, biotit,
Formasi Kualu(2), yang diduga terbentuk
apatit, fluorit, monasit, epidot, turmalin, pertit
pada lingkungan fluviatil.
dan mineral opak. Sebagian felspar
mengalami alterasi menjadi serisit dan SATUAN KONGLOMERAT - BATUPASIR
mineral lempung, sedangkan biotitnya
Satuan ini terdiri dari konglomerat,
terubah menjadi klorit dan oksida besi. Dari
batupasir, batulanau dan batulempung.luas
hasil analisis autoradiografi positif pada
penyebaran sekitar 27 % dari daerah
mineral monasit.
penelitian (Gambar 2,3).
Urat aplit, tebal 0,5 - 1 meter, ber-
Konglomerat (polimik), warna putih
arah N 255°E/54°, warna putih kekuningan,
keabuan, tekstur klastik, struktur berlapis,
tekstur holokristalin, berbutir halus, komposisi
ukuran fragmen 0,5 - 5 cm, bentuk membulat
mineral berupa feldspar dan kuarsa. tanggung membulat dengan komposisi
Urat kuarsa felspatik, terdapat pada kuarsit, filit, batupasir, sedangkan matrik
granit dan kuarsit-filit, berarah barat - timur berukuran <0,5 cm, komposisi kuarsa,
dan timurlaut - baratdaya, ketebalan feldspar, biotit, semen adalah oksida besi
centimetrik-desimetrik, berwarna putih, dan silika.
tekstur holokristalin, komposisi mlneral Batupasir, warna putih keabuan,
kuarsa, felspar, kadang terdapat biotit dan tekstur klastik, butiran halus, kompak,
mineral opak (kalkopirit, pirotit, emas, pirit, komposisi mineral kuarsa, ortoklas
stanit, cohenit, cobaltit, molibdenit, tinantit, (mengalami ubahan menjadi serisit, mineral
bismutunit dan cosalit), sehingga diduga urat lempung, silika), turmalin, monasit, mineral
kuarsa felspatik merupakan proses opak, material karbon, batuan granitik,
hidrotermal. batuan andesitik, semen berupa oksida besi.
Satuan Granit berumur Perm-Trias Batulanau, warna abu-abu
ini menerobos Satuan Kuarsit-Filit, dikenal kecoklatan, tekstur klastik, ukuran butir
dengan nama Granit Hatapang(2). lempung-lanau, komposisi mineral lempung,
material karbon, serisit, kuarsa dan felspar.
SATUAN BATUPASIR - BATULANAU
Batulempung, warna abu-abu gelap
Satuan ini terdiri dari batupasir kehitaman, tekstur klastik, struktur laminasi,
perselingan dengan batulanau, luas komposisi mineral lempung, material karbon,
penyebaran sekitar 15% dari daerah serisit dan kuarsa, kadang terdapat fosil
penelitian (Gambar2,3). benthos. Batulempung berselang seling
Batupasir, warna abu-abu sampai dengan batulanau dan batupasimya kadang
abu-abu kehitaman, tekstur klastik, ukuran melensa dalam konglomerat.
butir halus - sedang, bentuk butir membulat Satuan konglomerat - Batupasir ,
tanggung membulat, terpilah baik, struktur berumur Miosen Bawah - Tengah(2> secara
berlapis, kompak. Komposisi mineral berupa tidak selaras diatas satuan batuan yang lebih
kuarsa, feldspar, serisit, biotit dan pada tua, dan dapat disebandingkan dengan
fraktur terisi oleh oksida besi. Sebagian dari Formasi Sihapas, diduga terbentuk pada
biotit telah mengalami alterasi menjadi serisit. lingkungan fluviatil - transisi.

130
ISSN 1410-1998 Prosiding Prssentasi Umiah DaurBahan BakarNuklir V
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

SATUAN ANDESIT PORFIR Sesar, hasil pengukuran arah frakturasi di S.


Kotabatu, S Ketiak dan S Maumang berarah
Satuan ini, luas penyebaran sekitar 3
N145°-165°E dengan kemiringan
% dari daerah penelitian (Gambar 2,3),
subvertikal hingga vertikal ke timur dengan
berwarna abu-abu kehitaman berbintik putih,
striasi yang menunjukkan sesar-sesar
tekstur holokristalin porfiritik, bentuk
mendatar dektral, sebagai sesar relatif muda
anhedral-subhedral, butiran halus-kasar.
(teraktifkan).
masa dasar berupa feldspar, biotit, mineral
opak, sedangkan fenokris berupa biotit, Pengukuran arah frakturasi S Ketiak, S
mineral opak, plaglioklas, hornblende, Pinarik, Sungai Buru berarah N 35° - 55°E
ortoklas, apatit, kuarsa, sfen. biotit (sebagian dengan kemiringan subvertikal ke utara
teralterasi menjadi klorit, serisit dan oksida dengan striasi yang menunjukkan sesar
besi), horblende (teralterasi klorit dan oksida mendatar sinistral, sebagai sesar relatif tua
besi), ortoklas (teralterasi menjadi serisit dan (teraktifkan).
mineral lempung).
Pengukuran arah frakturasi di S Bila, S
Satuan ini berumur Miosen Atas(2) Ketiak, S Buru berarah N 80° - 90°E dengan
menerobos satuan yang lebih tua. dan dapat kemiringan subvertikal dengan striasi
disebandingkan dengan Formasi Gunungapi menunjukkan sesar turun yang relatif muda,
Sihabu-habu. data kelurusan arah barat - timur.
SATUAN TUFA Foliasi, foliasi terdapat pada batuan
metamorf secara umum berarah WNW - ESE
Satuan Tufa, luas penyebaran sekitar
dengan kemiringan 40° - 55° ke selatan
7% dari daerah penelitian (Gambar 2,3).
kecuali pada daerah yang dekat dengan
warna putih berbintik hitam, butir halus-
struktur sesar.
sedang, terdapat fragmen batuapung dengan
diameter 1-7 cm, tekstur vitroklastik. Perlapisan, perlapisan dan laminasi dijumpai
komposisi mineral gelas vulkanik, kuarsa, pada batuan konglomerat, batupasir dan
plagioklas, biotit, ortoklas dan mineral opak. kuarsit, filit; secara umum berarah E - W
Gelas vulkanik sebagian telah mengalami miring ke selatan dan NW - SE miring ke
divitrivikasi menjadi mineral lempung dan selatan.
serisit, sedangkan biotit telah berubah
menjadi oksida besi. 2. Radiometri
(2)
Satuan ini berumur Plistosen
2.1.Radiometri Singkapan Batuan
secara tidak selaras diatas satuan yang lebih
tua, dijumpai kontak dengan konglomerat Pengukuran radiometri singkapan
satuan Konglomerat Batupasir, kuarsit dan batuan hasilnya bervariasi, hal ini disebabkan
filit satuan Kuarsit Filit berupa bidang erosi. perbedaan macam batuan dan kandungan
dan dapat disebandingkan dengan Tufa mineral radioaktif yang terdapat pada batuan
Toba. tersebut (Tabel I).
SATUAN ALLUVIAL Radiometri tinggi pada granit, yaitu
400 cps - 550 cps terdapat pada No contoh
Alluvial dijumpai disepanjang sungai
40/B, 41/B, 80/B dan 83/B, tersingkap segar,
Bila, terdiri dari material lumpur, pasir, kerikil
warna abu-abu putih berbintik hitam, tektur
sampai bongkah, hasil rombakan batuan
holokristalin, fanerik, butiran sedang-kasar,
yang terdapat bagian hulu sungai, dalam
struktur masif, komposisi kuarsa, ortoklas,
keadaaan belum terkompakkan.
mikroklin, plagioklas, biotit, apatit, monasit,
1.3. Struktur Geologi epidot, turmalin dan mineral opak. Hasil
autoradiografi positif pada monasit.
Struktur geologi yang dapat dikenali
Radiometri 400 cps - 550 cps dan kadar total
dilapangan adalah kekar, sesar, foliasi, dan
U 23,5 - 33,0 ppm.
perlapisan batuan.
Radiometri tinggi pada urat kuarsa
Kekar, kekar yang dijumpai mempunyai arah
feldspatik (250-330)cps, warna putih, tekstur
yang bervariasi, berarah NE - SW, NW - SE
holokristalin, kompak, komposisi mineral
dan E - W, sebagian kekar-kekar tersebut
kuarsa, feldspar sedikit pirit, pirotit dan
terisi urat kuarsa felspatik dengan tebal
arsenopirit. Urat kuarsa feldspatik
milimetrik - desimetrik.
mempunyai radiometri tinggi pada granit

131
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V tSSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

Tabel 1. Radiometri batuan


Jumlah Radiometri (CPS) No.
No. Nama Batuan Simbol
Contoh Kisaran Menarik Lokasi

1. Kuarsit K 64 50-150
2. Filit Sk 52 60-160
o. Granit 16 200 - 550 400 - 500 40,41,80,83
4. Urat Kuarsa felspatik Qf 36 75-330 250 - 330 17,40,46
5. Batu pasir Bp 55 50-130
6. Batu lanau Bln 17 50-150
7. Batu lempung Blp 11 70-100
8. Konglomerat Kgl 53 50-120
9. Tufa Tf 68 100-200
10. Andesit porfir ap 1 60

dipengaruhi oleh granit itu sendiri yang kontak Granit dan Kuarsit 29,00 ppm,
mempunyai radiometri relatif tinggi pada No batupasir (2,5 - 3,00) ppm, batulanau (3,00 -
contoh 17/B, 40/B, 46/B, sedangkan pada 5,00) ppm, batulempung 3,00 ppm,
kuarsit-filit radiometri tinggi berasal dari urat konglomerat 4,00 ppm, andesit porfir 4,00
kuarsa feldspatik itu sendiri terdapat pada No ppm, tufa (4,00-22,00) ppm.
contoh 20/B dengan kadar total U 10,00 -
14,00 ppm 3.2. Lumpur sungai
2.2. Radiometri Contoh Lumpur Hasil analisis yang dilakukan
terhadap 609 contoh lumpur sungai berkisar
Pengukuran radiometri pada contoh
(0,02-13,20) ppm U. Untuk menentukan
lumpur sungai berkisar 30-350 cps, dari
anomali dari masing-masing domain
sebanyak 609 contoh, Pengukuran radiometri
dilakukan perhitungan statistik, yaitu pada:
tersebut tidak ada kenaikan dari radiometri
Kelompok batuan beku dengan jumlah 87
backgroundnya. Besamya radiometri lumpur
contoh, kadar terendah 0,12 ppm, tertinggi
sungai sangat dipengaruhi oleh singkapan
13,20 ppm, rata-rata (M) = 3,50 ppm,
batuan maupun bongkah.
Simpangan baku (S) = 3,15 ppm. Anomali
2.3. Radiometri Contoh Mineral Berat ditentukan lebih besar dari (M + 2S) = 9,81
ppm. Dari 87 contoh didapat 7 lokasi anomali
Pengukuran radiometri dilakukan
(Gambar 4).
pada 35 contoh, 50-275 cps. Besar kecilnya
radiometri mineral berat dipengaruhi oleh Kelompok Metamorf 224 contoh,
singkapan batuan dan bongkah pada lokasi 0,02 ppm - 1,90 ppm, rata-rata (M) = 0,334
pengambilan contoh. Hasil pengukuran ppm, Simpangan baku (S) = 0,293 ppm.
tersebut tidak memberikan kenaikan Anomali >(M + 2S) = 0,91 ppm. Dari 224
terhadap foackgroundnya. contoh didapat 16 lokasi anomali (Gambar 4).

3. Geokimia Kelompok Sedimen dengan jumlah


183 contoh, 0,02 ppm - 4,80 ppm, rata-rata
3.1. Batuan (M) = 0,364 ppm, Simpangan baku (S) =
0,342 ppm. Anomali >(M + 2S) = 1,04 ppm.
Analisis batuan dilakukan terhadap Dari 173 contoh didapat 18 lokasi anomali
20 buah contoh yang representatif terhadap (Gambar 4).
batuan yang ada di daerah penelitian. Dari
hasil analisis tersebut didapat kadar total U Kelompok Volkanik dengan jumlah
pada Kuarsit (6,00 - 46,00) ppm, Filit (3,00 - 115 contoh, 0,02 ppm - 4,38 ppm, rata-rata
6,00) ppm, granit (23,5 - 40,0) ppm, kontak (M) = 0,71 ppm, Simpangan baku (S) = 0,51
Kuarsit dan Urat Kuarsa (10,00 -14,00) ppm, ppm. Anomali >(M + 2S) = 1,73 ppm. Dari

132
ISSN1410-1998 Pmsiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebmari 2000

115 contoh didapat 11 lokasi anomali, U. Batuan metamorf kadar total U sampai
(Gambar 4). 29,0 ppm pada daerah kontak kadar lumpur
3.3. Mineral Berat geokimia diluar kontak 0,91-1,90 ppm seluas
± 12,04 km2, sedangkan batuan sedimen
Hasil analisis mineral 0,10 ppm - kadar U total 2,5-5,0 ppm dan kadar mobil
0,80 ppm U dan dari 35 contoh, 13 contoh lumpur 1,04-4,8 ppm seluas ± 7,64 km2.
terdapat pada aliran yang dipengaruhi oleh
batuan granit dengan kadar U mobil berkisar SIMPULAN DAN SARAN
0,20-0,80 ppm, rata-rata 0,369 ppm, 1 contoh
murni pada sebaran batuan sedimen yaitu Batuan granit didaerah penelitian
lokasi nomor 486 (sungai Mailil) dengan sebagai pembawa/sumber U dan sektor
kadar U mobil 0,44 ppm, 21 contoh lainnya menarik/prospek U berdasarkan kadar U
terdapat pada daerah sebaran yang tidak mobil lumpur geokimia terdapat pada satuan
dipengaruhi oleh granit dengan kadar kuarsit-filit seluas 12,04 km2 dan
berkisar 0,10 - 0,38 ppm, kadar rata-rata 0,24 konglomerat-batupasir seluas 7,64 km2 dan
ppm. Bila dibandingkan antara daerah granit 10,20 km . Sektor menarik tersebut
sebaran yang dipengaruhi oleh granit dengan tidak didukung oleh kadar U mobil mineral
tidak dipengaruhi oleh granit, kadar rata- berat maupun radiomerti, karena sektor yang
ratanya relatif tinggi pada daerah sebaran menarik disetiap satuan cakupannya kecil
yang dipengaruhi granit, tetapi keduanya walaupun kadar U Batuan cukup tinggi di
tidak ada nilai yang menunjukkan anomali, sarankan untuk tidak dilakukan prospeksi
sehingga secara keseluruhan kadar U mobil lanjutan pada daerah penelitian ini.
didaerah penelitian relatif kecil (Gambar 5).
PUSTAKA
BAHASAN
[1]. PPBGN-BATAN , "Laporan akhir Tim PP
Daerah penelitian bermorfologi Wilayah Ekplorasi Sumatra Daerah
dataran rendah-pegunungan tinggi. Yang Rantau Prapat-Natal Sumatra Utara",
disusun oleh Satuan Kuarsit - Filit, Granit, 1984-1985
Batupasir-Batulanau, Konglomerat-batupasir, [2]. Clarke M.C.G., S.A. Ghozali, H.Harahap,
Andesit porfir, Tufa Dan alluvial. Struktur Kusyono dan B.Stephenson, "Peta
geologi, kekar dengan arah bervareasi yang Geologi Lembar Pematang Siantar,
terisi urat kuarsa felspatik. Sesar mendatar Sumatra", (1982)
dektral berarah relatif tenggara-barat laut dan [3]. Sastratenaya A.S "Deformation Et
sesar mendatar sinistral beraarah barat barat Mobilite Du Megaprisma Tectonicque De
laut-timur tenggara dengan kemiringan 25°- Pinoh-Sayan, Kaliman Indonesie",
50° ke selatan dan perlapisan batuan secara (1991) ...
umum berarah timur barat miring subvertikal [4]. Katili J.A, "Tectonic Framework,
ke selatan. Kadar U mobil lumpur sungai Recources Occurrances and Related,
berkisar 0,02-13,20 ppm dengan daerah Problems In Southeast Asia,
menarik/anomali secara umum pada sebaran Departement of Mines and Energy,
kelompok metamorf, sedimen dan granit; Jakarta, Indonesia", (1983)
Kadar U mobil mineral berat hanya berkisar [5]. BATAN-CEA, "Prospect to Develop
0,10-0,80 ppm tidak dijumpai daerah Uranium Deposits in Kalimantan,
anomali; Kadar U total batuan pada granit Volome I, Introduction General
berkisar 20-40 ppm, batuan metamorf 3,0-6,0 Reconnaissance", (September 1977)
ppm pada bagian yang ada urat kuarsa
ataupun batuan granitik kadar U 10,0-29,0
ppm; batuan vulkanik(tufa) 9,0-22,0 ppm;
batuan sedimen 2,5-5,0 ppm.
TANYA JAWAB
Dari uraian diatas bahwa granit
mempunyai radiometri dan kadar total U
relatif tinggi dibandingkan granit pada Bambang S Utopo
umumnya. Kadar U mobil lumpur geokimia
berasal dari granit cukup tinggi seluas ± • Dasar/kesimpulan bahwa granit sebagai
10,20 km2 disamping itu granit mempunyai sumber U; padahal pada granit
komposisi dua mika dapat disimpulkan ditemukan monasit, zirkon (min yang
bahwa granit merupakan pembawa/sumber tidak radioaktif), mohon dijelaskan

133
Prosiding Presentasi Hmiah DaurBahan BakarNuklir V ISSN1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

• Dasar cara menentukan daerah yang • Dapat dideteksi dengan alat SPP2NF
menarik, padahal ppm yang ditemukan yang dengan alat ini ditangkap sinar y
sangat rendah yaitu 0,24 ppm dan p dengan besaran cacah per detik
(cps).
Yanu Wusana
• Ada pengaruhnya tetapi kecil karena di
• Dari analisis petrografi (Auto radiografi) daerah terbuka dan besaran kadar tidak
positif radioakrtif hasil dari nimeragrafi : menyolok bisa dinetralisir oleh udara
muncul, monosit, zirkon. bebas.
• Dasar menentukan daerah menarik: Sumantri
Radiometri batuan
Kadar lumpur geokimia cukup • Saran, mengapa judulnya inventarisasi,
tinggi (kadar U mobil) padahal semuanya nantinya adalah
Dan kadar tota! batuan pendataan, apakah sebaiknya tidak pakai
Tonny Siahaan inventarisasi.
• Daerah yang menarik dimana saja, apa
dasarnya.
• Mengapa sampai melakukan penelitian
disana ? Yanu Wusana
• Apakah di daerah tersebut dapat
dideteksi tingkat radiasinya dan apakah • Saran diterima, dan bisa dipertim-
ada pengaruh atau gejala terhadap bangkan
masyarakat disekitarnya. • Daerah yang menarik/anomali, di batuan
Yanu Wusana granit ada 7 titik anomali berdasarkan
kadar U mobil
• Sesuai tugas eksplorasi P2BGN Kadar U total batuan cukup tinggi
menginventarisari daerah prospek Di sedimen = 18 titik anomali tetapi tidak
uranium di seluruh Indonesia. Mengapa mengelompok
di Rantau Prapat ? karena dari penelitian Di metamorf = 16 titik anomali kadar U
terdahulu (P3G) bahwa di daerah ini mobil yang dapat dilihat di gambar
kemungkinan ditemukan batuan sebagai anomali kadar U mobil.
sumber U (granit) dan dari penelitian
terdahulu (P2BGN) dijumpai anomali
radiometri, geokimia lumpur dan mineral
berat.

134
ISSN 1410-1998 Pnosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari2000

Gambar 1. LOKASI DAEF?AH PENELITIAN

135
Pmsiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

Gambar 2. PETA GEOLOGI DAERAH RANTAU PRAPAT

136
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

-jooo .«*

• « •

Gambar 3a. Penampang geologi

At Aluviol
KUARTCR
PUJTMW Toff

PLIOSgN

'Ande^Vt porfir
Mtoscrt Kon^lomtro:- Ofatupctu
k»*t*r« ««ft -
TERSIER OUGOSEN

",: EOSE'N- .

Qgfiff>Qsit - Gatulonoa
TRIA5

PERM
KuaffM • FiU<

OEVON

SU.UJ? '

OROOV4S1UW

KAMBni'JM .,

Gambar 3b. Korelasi satuan peta geologi.

137
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebmari 2000

Gambar 4. Peta anomali "U" lumpur geokimia.

138
ISSN 1410-1998 Pnosiding Presentasi limiah DaurBahan BakarNuklir V
P2TBDUdan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebmari 2000

Gambar 5. Peta lokasi contoh mineral berat.

139

Anda mungkin juga menyukai