Anda di halaman 1dari 17

Kelas

TPS 2

LAPORAN PRAKTIKUM TPS II

PERCOBAAN IV

PEMBUATAN BIODISEL DARI CPO

Nama Praktikan Nomor Tanggal Tanda tangan


Induk Kumpul Praktikan Instruktur
Mahasiswa
1. ADLU ADIL SALEH 201611003 13 April
2. ALDIANSYAH 201611001 2018
3. WINDA 201611020
4. YUNALDI HENDRA 201611011
5. QHAURAF F.I 201611016

Nama Penilai Nilai Tanda tangan

Fatmayati, ST, MSi.

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT

POLITEKNIK KAMPAR

2018
I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui pembuatan biodisel dari CPO.


 Untuk mengetahui tahapan pemurnian biodisel yang diproduksi dari
CPO.

II. DASAR TEORI

Biodisel adalah sebuah alternatif untuk bahan bakar diesel berbasis minyak
bumi yang dibuat dari sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, lemak
hewan atau alga. Ia mendapat sifat pembakaran yang sangat mirip dengan diesel
petroleum, dan dapat menggantikannya dalam menggunakan saat ini. Namun,
yang paling sering digunakan sebagai aditif untuk minyak diesel, meningkatkan
pelumasan dinyatakan rendah bahan bakar solar murni ultra rendah belerang. Ini
adalah salah satu kandidat yang mungkin untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energi utama dunia transportasi, karena merupakan bahan bakar
terbarukan yang dapat menggantikan solar pada mesin saat ini dan dapat diangkut
dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini.

Secara sederhana biodiesel didefinisikan sebagai bentuk bahan bakar


diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan dibandingkan bahan
bakar diesel standar. Biodiesel biasanya dibuat dari minyak nabati seperti
kelapa,kedelai,kacang dan minyak sawit.

Biodiesel terdiri dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol terpasang,
sering berasal dari minyak nabati. Hal ini dihasilkan melelui reaksi
transesterifikasi antara minyak nabati dengan alkohol metil atau etil alkohol
dengan adanya katalis. Umumnya katalis digunakan adalah kalium hidroksida
(KOH) atau sodium hidroksida (NaOH). Proses kimia yang disebut
transesterifikasi yang menghasilkan biodiesel dan gliserin. Namun kimia biodiesel
disebut ester metil jika alkohol yang digunakan adalah metanol. Jika etanol yang
digunakan, disebut ester etil.

Produksi biodiesel jika dengan bahan baku yang memiliki kandungan


asam lemak bebas tinggi (asam lemak bebas-ALB, free fatty acid-FFA >2%)
maka dilakukan 2 tahapan melalui esterifikasi asam lemak bebas dan dilanjutkan
dengan dengan reaksi transesterifikasi trigliserida. Reaksi esterifikasi asam lemak
bebas dengan metanol yang menghasilkan metil ester dan air merupakan reaksi
reversible yang berjalan cepat pada keadaan asam. Karena air yang terbentuk pada
reaksi esterifikasi akan menurunkan konversi reaksi maka perlu dikeluarkan air
dari campuran rekasi untuk meningkatkan biodiesel, misalnya dengan
menggunakan adsorben selektif untuk penyerapan air.

Sifat fisika dan kimia biodiesel

No Parameter SNI Biodiesel


1 Komposisi Metil ester
2 Densitass 400C 0,86-0,89 gr/ml
3 Viskositas kinematic 2,3-6,0 mm/d(cst)
4 Titik nyala Minimal 1000C
5 Titik kabut Maksimal 180C
6 Gliserol bebas Maksimal 0,02%
7 Angka setana Minimal 51
Sumber : (SNI 04-7182-2006)
III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan untuk Bahan yang digunakan untuk


praktikum adalah sebagai berikut: praktikum adalah sebagai berikut:

 Erlemeyer  BahanCPO/minyak
 Penangas air goreng/stearin
 Pipet tetes  Alkohol teknis
 Gelas ukur  Indikator pp
 Buret  KOH (pa) 0,1 N
 Labu takar  Aquadest
 Labu didih leher 2  H2SO4 pekat/ pa
 Thermometer 1000C  Metanol teknis
 Spatula  NaOH (pa)
 Kondensor refluks  Karbon aktif/Bleaching Earth
 Corong pisah  Asam asetat teknis
 Piknometer
 Viskometer
 Gelas piala
 Kaca arloji
 Spinbar/pengaduk
 Hot plate
 Pompa vacum
IV. CARA KERJA
a. Analisa kadar asam lemak bebas (ALB) pada minyak atau lemak yang
akan di proses menjadi biodiesel. Jika kadar ALB minyak/lemak >2%,
lakukan tahapan esterifikasi dan transesterifikasi. Jika kadar ALB <2%,
hanya lakukan proses tahapan trasesterifikasi untuk produksi biodiesel dan
gliserol.
Prosedur analisa kadar asam lemak bebas minyak/lemak sebagai berikut:
 Sebanyak 5 gram contoh dimasukkan ke erlemeyer 250 ml dan
ditambahkan 50 ml etanol netral 96% kemudian panaskan selama
10 menit dalam penangas air
 Selanjutnya ditambahkan indikator Phenolftalein 3-5 tetes dan
digoyang-goyang sampai homogen
 Kemudian lakukan titrasi dengan larutan NaOH atau KOH 0,1N
hingga terbentuk warna merah muda permanen kira-kira selama 15
detik.

Kadar ALB dihitung dengan rumus sebagai berikut:

VxNxM
Kadar ALB =
10 W

Keterangan :

V = Volume NaOH/KOH (ml)

N = Normalitas NaOH/KOH

M =Berat molekul (BM) (jika bahan baku stearin maka BM yang


digunakan adalah BM stearin = 284 mol/g, jika bahan baku
CPO/minyak goreng maka digunakan BM oleat =282 mol/g)

W = Berat contoh (gr)


b. Produksi Biodiesel (Metil Ester)
 Timbang bahan baku minyak/lemak yang akan diproses menjadi
biodiesel.
 Jika bahan baku CPO atau minyak goreng, jumlah metanol yang
digunakan untuk esterifikasi =[(20 x 32)/282] x massa ALB.
 Jika bahan baku stearin sawit, kebuuhan etanol pada tahapan
esterifikasi = 4 x [ [(20 x 32)/284] x massa ALB].
 Massa ALB = Kadar ALB x massa bahan baku minyak/lemak.
 Tentukan jumlah H2SO4 yang diperlukan yaitu (5/100) x massa
ALB, kemudian larutkan dalam metanol sampai terlarut sempurna.
 Panaskan bahan baku minyak /lemak pada rangkaian reaktor
esterifikasi, setelah mencapai suhu 650C masukkan larutan H2SO4-
metanol, lakukan pengadukan pada 800 rpm secara refluks selama
60 menit.
 Pisahkan hasil reaksi esterifikasi yang terdapat pada lapisan atas.
 Lapisan bawah hasil reaksi ditambahkan adsorben karbon aktif
secukupnya untuk menjerap air dan katalis sisa reaksi esterifikasi.
Campuran tersebut kemudian disaring dan ditimbang massanya
(MT) sebagai massa bahan baku tahapan transesterifikasi.
 Selanjutnya tahapan transesterifikasi dilakukan apabila kadar
ALB < 2%. Jika kadar ALB >2% lakukan kembali proses
esterifikasi.
 Tentukan jumlah metanol yang digunakan pada tahapan
transesterifikasi.
 Jika bahan baku CPO atau minyak goreng, jumlah metanol yang
digunakan untuk transesterifikasi =[(6 x 32)/885,45] x massa MT.
 Jika bahan baku Stearin, jumlah metanol yang digunakan untuk
transesterifikasi =2 x[(6 x 32)/890] x massa MT.
 Tentukan jumlah NaOH yang diperlukan yaitu (1/100) x massa
MT, lalu larutkan dalam metanol hingga terlarut sempurna.
 Panaskan bahan baku minyak /lemak pada rangkaian reaktor
transesterifikasi, setelah mencapai suhu 650C masukkan larutan
NaOH+metanol, lakukan pengadukan pada 800 rpm secara refluks
selama 60 menit.
 Hentikan Proses Transesterifikasi, masukkan hasil reaksi dalam
separator tunggu selama satu jam, maka akan terbentuk dua lapisan
yaitu pada bagian atas terdapat biodiesel kasar dan lapisan bawah
gliserol.
 Pisahkan Curde biodiesel dan crude gliserol yang terbentuk.
 Crude gliserol yang terbentuk akan dimurnikan pada pelaksanaan
percobaan berikutnya.

c. Tahapan Pemurnian Biodiesel

Pemurnian Crude biodiesel hasil reaksi transesterifikasi dilakukan dengan


dua cara yaitu cara basah dengan cara kering. Cara basah dengan pencucian
dengan bahan kimia. Sedangkan cara kering dengan menggunakan adsorben.

Pemurnian Crude biodiesel dengan cara basah sebagai berikut:

 Panaskan 4 liter air dan larutkan asam asetat pekat ke dalam air
panas tersebut (0,03/100) x 4000 = 1,2 gram.
 Cuci biodiesel kotor yang dihasilkan dengan air hangat suhu 65-
700C yang sudah terlarutkan asam asetat 0,03%.
 Lakukan pencucian smapi air cucian bersih dan netral.
 Keringkan biodiesel pada suhu 1050C smpai air dalam biodiessel
sempurna teruapkan.
 Lanjutkan dengan analisa karakteristik biodiesel.
Pemurnian Crude biodiesel dengan cara kering sebagai berikut:

 Masukkan adsorben berupa karbon aktif atau bleaching earth


sebanyak 1% dari berat crude biodiesel yang mau dimurnikan ke
dalam crude biodiesel tersebut.
 Campuran diaduk selama 30 menit. Kemudian dibiarkan selama 2
jam.
 Campuran disaring untuk mendapatkan hasil pemurnian biodiesel.
 Lanjutkan dengan analisa karakteristik biodiesel.

d. Analisa pengujian densitas

Prinsip penentuan densitas adalah menentukan massa contoh tanpa udara


pada suhu dan volume tertentu dibandingkan dengan massa aquades pada suhu
dan volume tertentu

Caranya adalah Piknometer dicuci dengan aquades kemudian dengan


etanol kemudian dikeringkan dalam oven. Piknometer ditimbang kemudian diisi
dengan aquades yang bersuhu 250C. Hindari adanya udara dan permukaan air
diatur smpai penuh atau sampai tanda tera. Kemudia piknometer dimasukkan ke
penangas air (water bath) pada suhu 250C selama 30 menit. Suhu penangas air
diperiksa dengan termometer. Selanjutnya keringkan bagian luar pikrometer baru
ditimbang, dengan cara yang sama dilakukan pengukuran berat sampel metil ester
dengan menggunakan piknometer.

Kemudian densitas sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑊1
Densitas = 𝑥 𝜌 air
𝑊2

Keterangan : W1 = Berat sampel (gr)

W2 = Berat air (gr)

𝜌air = densitas air pada suhu 250C


e. Analisa pengujian viskositas
 Membersihkan gelas ukur 250 ml dan mengeringkannya dengan
tissue.
 Memasukkan sampel kedalam gelas ukur tersebut sampai ¾
volume gelas ukur, lalu masukkan viscometer ostwald kedalam
gelas ukur berisi sampel.
 Secara otomatis membaca viskositas yang tertera dalam alat
tersebut.

f. Pengujian asam lemak bebas (ALB)


 Menimbang 2-5 gram metil ester, menambahkan larutan metanol
95% netral sebanyak 50 ml dan 3 tetes indikator pp.
 Melakukan titrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 N sampai
bewarna merah muda.
 Mencatat banyaknya volume NaOH yang terpakai.

VxNxM
Kadar Asam Lemak Bebas =
10 W

Keterangan :

V = Volume NaOH/KOH (ml)

N = Normalitas NaOH/KOH

M =Berat molekul (BM) (jika bahan baku stearin maka BM yang


digunakan adalah BM stearin = 284 mol/g, jika bahan baku
CPO/minyak goreng maka digunakan BM oleat =282 mol/g)

W = Berat contoh (gr)


V. DATA PENGAMATAN
Tabel data pengamatan
No Uraian Hasil
Pemanasan minyak seberat Pemanasan pada proses esterifikasi
1 131,87 gram untuk proses dilakukan sampai suhu mencapai
esterifikasi. 650C.
Pada proses esterifikasi massa
Massa ALB pada proses
2 ALB yang didapat adalah 6,83
esterifikasi.
gram.
Etanol yang dibutuhkan untuk Massa etanol yang digunakan
3
proses esterifikasi. adalah 15,50 gram.
H2SO4 ditambahkan sebanyak 0,34
4 Penambahan H2SO4. ml. Dan diaduk dengan metanol
sampai terlarut sempurna.
Hasil yang didapat pada proses
5 Hasil esterifikasi
estrifikasi adalah 123,60 gram.
Massa metanol yang Penggunaan metanol pada proses
6 digunakan untuk proses transesterifikasi adalah 26,80
transesterifikasi. gram.
NaOH ditambahkan sebanyak
7 Penambahan NaOH. 1.236 gram. Dan diaduk dengan
metanol sampai terlarut sempurna.
Pengadukan dilakukan secara Pengadukan dilakukan pada suhu
8
refluks. 650C, selama 60 menit.
Hasil yang didapat pada proses
9 Hasil proses transesterifikasi transesterifikasi adalah sebanyak
120,74 gram
Bleaching earth digunakan
Penggunaan bleaching earth
10 sebanyak 1,20 gram. Dan diaduk
untuk proses bleaching.
pada sampel selama 30 menit.
Pada proses pemurnian yang telah
ditambahkan bleaching earth dan
Hasil dari pemurnian didapat
diaduk selama 30 menit, dan
11 dua produk yaitu biodiesel
didiamkan selama 2 jam. Maka
dan gliserol.
biodiesel dan gliserol yang didapat
adalah 92,93 gram dan 22,93 gram.
NaOH yang dibituhkan untuk NaOH yang digunakan pada proses
12
Titrasi. titrasi adalah sebanyak 1,85ml.

13 Analisa ALB pada biodiesel. ALB pada biodiesel adalah 1,57%

Densitas pada biodiesel adalah


14 Analisa Densitas biodiesel
0,87 gr/cm3.

Viskositas pada biodiesel adalah


15 Analisa Viskositas
11,0299Cst.

VI. PERHITUNGAN

Pada pratikum ini, dilakukan perhitungan untuk menentukan massa


Metanol dan H 2 SO4 untuk proses esterifikasi , massa Metanol dan massa
NaOH untuk proses transesterifikasi, massa bleaching earth untuk proses
pemurnian yang akan digunakan, serta analisa ALB, Densitas, dan Viskositas.
a) Menghitung Massa Metanol untuk proses esterifikasi
Diketahui : Massa ALB = 6,83 gr
Ditanya : Massa metanol =?
20 𝑥 32
Jawab : Massa Metanol = x massa ALB
282
20 𝑥 32
= x 6,83 gr
282
=15,10 gr.
b) Menghitung Massa larutan H 2SO4.
Diketahui : % berat H 3PO4 =5%
Massa ALB = 6.83 gr
Ditanya : Massa H 2SO4 5% dari massa ALB = ?
5
Jawab : Massa H 2SO4 = x 6,83 gr
100
= 0,34 ml.

c) Menghitung Massa Metanol untuk proses transesterifikasi


Diketahui : Massa MT = 123,60 gr
Ditanya : Massa metanol =?
6 𝑥 32
Jawab : Massa Metanol = x massa MT
885,45
20 𝑥 32
= x 123,60 gr
885,45

=26,80 gr.

d) Menghitung Massa NaOH


Diketahui : % berat NaOH =1%
Massa MT = 123,60 gr
Ditanya : Massa NaOH 1% dari massa MT = ?
1
Jawab : Massa NaOH = x 123,60 gr
100
= 1,236 gram.
e) Massa bleaching earth
Diketahui : % berat bleaching earth = 1%
Massa sampel = 120,74 gr
Ditanya : massa bleaching earth 1 % dari massa sampel = ?
1
Jawab : M bleaching earth = 100× 120,74 gr

= 1,20 gr.
f) Menghitung % ALB biodiesel
Diketahui : Normalitas Penitar = 0,1 N
Volume Titrasi = 1,85ml
Berat sampel = 3 gram
Ditanya : % ALB =?
25,6 𝑥 𝑁 𝑥 𝑉
Jawab :% ALB = x
𝑤
25,6 𝑥 0,1 𝑥 1,85
=
3
=1,57%.

g) Menghitung Densitas biodiesel


Diketahui : Berat sampel = 21,6454
Berat aquadest = 24,3071
Densitas air = 0,98 gr/cm3
Ditanya : Densitas sampel =?
𝑊1
Jawab : Densitas = 𝑥 𝜌 air
𝑊2

21,6454
= 24,3071 𝑥 0,98

= 0,87 gr/cm 3 .

h) Menghitung Viskositas biodiesel


Diketahui : K = 21,6454
t = 24,3071
µ = 0,01
Ditanya : Viskositas sampel = ?
Jawab : Viskositas = K ( t - µ)

= 0,035 (315,15 – 0,01)

= 11,0299 Cst.
VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum Pembuatan Biodiesel dari CPO yang telah dilakukan


bertujuan agar mahasiswa mengetahui proses pembuatan biodiesel dari CPO, serta
mengetahui tahapan pemurnian biodiesel yang diproduksi dari CPO. Proses
produksi biodiesel yang dilakukan pada praktikum ini yaitu proses esterifikasi,
transesterifikasi, serta pemurnian biodiesel.

Pada praktikum ini percobaan pertama yang dilakukan yaitu proses


penentuan kadar ALB (asam lemak bebas), dengan cara menimbang sebanyak 5
gram sampel kemudian dimasukkan kedalam erlemeyer 250ml dan ditambahkan
50 ml metanol 96% dan dipanaskan pada penagans air selama 10 menit.
Selanjutnya ditambahkan indikator pp sebanyak 3-5 tetes dan digoyang larutan
hingga homogen. Kemudia lakukan proses titrasi dengan penitar adalah NaOH
0,1N hingga terbentuk warna merah muda permanen kira-kira 15 detik. Apabila
%ALB yang didapat >2% maka lakukan proses esterifikasi dan transesterifikasi,
jika kadar %ALB < 2% maka lakukan proses transesterifikasi. Hasil dari
penentuan kadar %ALB ini didapat hasilnya adalah 5,184%, maka proses
selanjutnya adalah esterifikasi karena %ALB nya besar dari 2%.

Proses selanjutnya yaitu proses esterifikasi. Esterifikasi adalah proses


penurunan kadar ALB dengan bantuan H2SO4 yang mengikat asam lemak bebas
dari sampel yang akan di esterifikasi tersebut. Esterifikasi dilakukan dengan cara
menimbang bahan baku yang akan dilakukan untuk pembuatan biodiesel yaitu
sebanyak 131,87 gram. Bahan baku dipanaskan hingga suhu 650C kemudian
ditambahkan metanol dan H2SO4 yang telah didapat dari rumus yang telah
ditentukan yaitu 15,50 gram dan 0,34ml dan telah diaduk hingga larutan
homogen. Pengadukan dilakukan dengan 800 rpm secara refluks selama 60 menit.
Lalu pisahkan hasil dari proses esterifikasi ini dan lakukan uji ALB untuk proses
selanjutnya. Jika ALB > 2% maka lakukan kembali proses esterifikasi, dan jika
ALB < 2% makan lakukan proses transesterifikasi. Hasil dari proses esterifikasi
ini adalah 2,01% dan akan dilanjutkan proses selanjutnya yaitu transesterifikasi.
Tahap selanjutnya adalah proses transesterifikasi. Proses dari tahapan
transesterifikasi ini menghasilkan dua hasil yaitu crude biodiesel dan crude
gliserol. Tahapan ini dilakukan dengan cara menimbang berat metanol dan NaOH
yang telah dihitung dengan rumus yang telah ditentukan yang hasilnya adalah
26,80 gram metanol, dan 1,236 gram NaOH. Selanjutnya NaOH dilarutkan dalam
Metanol sampai terlarut sempurna. Minyak untuk proses transesterifikasi
dipanaskan hingga mencapai suhu 650C dengan cara refluks. Apabila suhu telah
mencapai 650C masukkan larutan NaOH dalam metanol yang telah dilarutkan
dengan sempurna, selanjutnya lakukan pengadukan selama 60 menit dengan
kecepatan aduk 800 rpm. Proses transesterifikasi dihentikan dan masukkan hasil
reaksi dalam corong pisah dan ditunggu selama satu jam, maka akan terbentuk
dua lapisan yaitu biodiesel kasar dan gliserol. Lalu pisahkan crude biodiesel
dengan gliserol untuk masuk ke tahap proses pemurnian biodiesel. Hasil dari
proses transesterifikasi didapat crude biodiesel sebanyak 92,93 gram, dan gliserol
sebanyak 22,93 gram.

Tahap selanjutnya adalah pemurnian crude biodiesel dengan menggunakan


bleaching earth sebanyak 1% dari berat crude biodiesel yang akan dimurnikan
tersebut. Campuran diaduk selama 30 menit pada suhu 1000C, kemudian setelah
diaduk, didiamkan selama 2 jam agar endapan yang di serap oleh adsorben
mengendap ke bawah. Lalu campuran tersbut disaring dengan menggunakan
pompa vacum dan lanjutkan dengan analisa karakteristik biodiesel.

Setelah dilakukan analisa karakteristik pada biodiesel didapatkan hasilnya


yaitu sebagai berikut:

 %ALB biodiesel sebesar 1,57%


 Densitas biodiesel sebesar 0,89 gr/cm3.
 Viskositas biodiesel sebesar 11,0299 Cst.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan:


 Pembuatan biodiesel dari bahan baku CPO dilakukan dengan
tahapan esterifikasi, transesterifikasi, dan pemurnian.
 Tahap pemurnian dari Crude biodiesel terdiri dari dua cara yaitu
cara basah dan cara kering.
 Pemurnian dengan cara basah dilakukan dengan bantuan asam
asetat dan cara kering dengan bantuan adsorben yang berupa
bleaching earth.
8.2 Saran
Dari pratikum yang telah dilakukan, dapat disarankan beberapa hal
sebagai berikut :
 Pada saat proses penambahan larutan H2SO4-metanol kedalam
proses esterifikasi usahakan memasukkan larutan secara perlahan,
agar larutan tidak tertumpah keluar akibat uap yang ditimbulkan
dari proses tersebut.
 Pada saat pemisahan hasil dari transesterifikasi usahakan
pemisahan dilakukan dengan sempurna agar hasil yang didapat
maksimal.
Daftar Pustaka

 Fatmayati, ST, MSi. 2014. Modul Pratikum Teknologi Pengolahan sawit 2.


Bangkinang, Politeknik Kampar.
 http://agroindustriindonesia.blogspot.com/2010/09/proses-pemurnian-
minyak-sawit.html?m=1
 Desmafianti, Gita, 2013. Artikel Pengertian Biodiesel.
 Alliansusmay. 2011. Densitas.

Anda mungkin juga menyukai