TPS 2
PROPOSAL
PROJECT 2
POLITEKNIK KAMPAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yang
dibuat dari sumber yang dapat diperbaharui seperti minyak nabati dan lemak hewan.
Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, bahan bakar biodiesel mempunyai kelebihan
diantaranya bersifat biodegradable, non-toxic, mempunyai angka emisi CO2 dan gas sulfur
yang rendah dan sangat ramah terhadap lingkungan. (Marchetti dan Errazu, 2008).
Penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi polusi tanah serta melindungi kelestarian
perairan dan sumber air minum (Prihandana, 2007).
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng.
Dengan meningkatkan produksi dan konsumsi minyak goreng, ketersediaan minyak jelantah
kian hari kian melimpah, (Erliza, dkk, 2007: 25). Bila tak digunakan kembali, minyak
jelantah biasanya dibuang begitu saja ke saluran pembuangan. Limbah yang terbuang ke pipa
pembuangan dapat menyumbat pipa pembuangan karena pada suhu rendah minyak maupun
lemak akan membeku dan mengganggu jalannya air pada saluran pembuangan. Minyak
ataupun lemak yang mencemari perairan juga dapat mengganggu ekosistem perairan karena
dapat menghalangi masuknya sinar matahari yang sangat dibutuhkan oleh biota perairan.
Oleh karena itu diperlukan solusi untuk memanfaatkan limbah minyak goreng bekas, salah
satunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Pembuatan biodiesel dari minyak tanaman memiliki kasus yang berbeda -beda sesuai
dengan kandungan FFA. Pada kasus minyak tanaman dengan kandungan asam lemak bebas
tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan transesterifikasi.
1. Reaksi Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi etil ester.
2. Reaksi transesterifikasi
Pembuatan biodiesel dari minyak nabati dilakukan dengan mengkonversi
trigliserida menjadi metil ester dengan suatu proses yang disebut dengan
transesterifikasi.
Proses ini berjalan lambat, sehingga disini kita menggunakan arang aktif yaitu ampas
tebu jadi tidak perlu melakukan proses esterifikasi untuk mengurangi energi aktivasi, dan
untuk selanjutnya mempercepat laju reaksi, karena arang aktif dari ampas tebu mampu
menyerap FFA pada minyak jelantah secara skala besar.
Arang akif dapat dibuat dari bahn organik maupun anorganik salah satunya yaitu dapat
dibuat dari ampas tebu. Ampas tebu yang berasal dari perasan tebu yang telah dibuang dapat
dimanfaatkan sebagai arang aktif karena memiliki daya serap yang tingi terhadap iodium.
Tingginya daya serap dapat dimanfaatkan untuk menyerap kadar FFA pada minyak jelantah
1.2 Tujuan
1.2.1 mengetahui proses pembuatan biodiesel.
1.2.2 untuk mengetahui pengaruh arang ampas sekam padi sebagai absorben terhadap
FFA.
1.2.3 untuk mengetahui penurunan FFA tanpa esterifikasi dengan menggunakan arang
aktif ampas sekam padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak jelantah juga dapat digunakan kembali sebagai minyak goreng yang bersih
tanpa kotoran, dengan cara minyak jelantah tersebut direndam bersama dengan ampas tebu,
maka nantinya warna coklat dan kotoran pada minyak jelantah akan terserap oleh ampas tebu
tersebut, sehingga minyak jelantah tersebut akan kembali bersih dan dapat dipakai kembali.
2.2 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar mesin/motor diesel yang terdiri atas ester alkil dari asam-
asam lemak” (Soerawidjaja,2006). Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun lemak
hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah
minyak nabati. Minyak nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besar senyawa-
senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester asam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati
adalah triester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigliserida, sedangkan biodiesel adalah
monoester asam-asam lemak dengan metanol.
Pada kenyataannya, proses transesterifikasi minyak nabati menjadi ester metil asam-
asam lemak, memang bertujuan memodifikasi minyak nabati menjadi produk (yaitu
biodiesel) yang berkekentalan mirip solar, berangka setana lebih tinggi, dan relatif lebih stabil
terhadap perengkahan. Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar
namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Y.M Choo, 1994).
Ampas sekam padi, merupakan bahan baku pembakaran pembuatan batu bata adalah
suatu bahan yang mengandung karbon cukup tinggi. Hal tersebut yang mendasari bahwa
ampas sekam padi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang aktif untuk
pemurnian minyak goreng bekas. Pemurnian minyak goreng bekas menggunakan arang aktif
merupakan salah satu metode yang dapat dikembangkan karena bahan bakunya mudah
didapatkan dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Kesetimbangan adsorpsi asam lemak
bebas dipelajari menggunakan isoterm Freundlich dan Langmuir pada kondisi yang sama.
Hasilnya menunjukkan bahwa isoterm Freundlich memiliki linearitas yang lebih tinggi
dibandingkan isoterm Langmuir. Hasil pemurnian menunjukkan bahwa arang aktif yang
digunakan dapat menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas.
Komposisi kimia sekam padi sebagai berikut:
2.4.1 Transesterifikasi
b. Memisahkan gliserol
METODOLOGI PELAKSANAAN
1. Indikator PP 6. KOH
2. Aquades
3. Stearin
4. H2SO4 pekat
5. Etanol