Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Perairan Indonesia kaya akan komoditas sumberdaya perikanan, salah satunya


yaitu ikan nila. Bibit Nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Peneliti
perikanan Air Tawar (Balitkanwar) dari Taiwan pada tahun 1969. Setelah melalui masa
penelitian dan adaptasi, ikan ini kemudian disebarluaskan kepada petani di seluruh
Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui
Direktur Jenderal Perikanan. Pada tahun 1980-1990, Nila Merah diintrodusir masuk
dari Taiwan dan Filipina oleh Perusahaan Aquafarm.
Ikan nila banyak hidup di waduk, sungai, danau, dan sawah. Pada daerah tropis
ikan nila dapat hidup dan tumbuh dengan baik sepanjang tahun pada lokasi sampai
ketinggian 500 m di atas permukaan air laut. Keunggulan yang dimiliki oleh ikan nila
antara lain toleran terhadap lingkungan (hidup di air tawar dan payau pada kisaran pH
5-11), pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap kekurangan oksigen dalam air.
Bentuk tubuh ikan nila adalah bilateral simetris, pipih, dan perut membesar dengan
posisi mulut terminal dan dapat disembulkan, tidak memiliki sungut serta memilki
linea lateralis lengkap terputus. Ikan nila mempunyai sirip punggung, sirip dada, sirip
ekor, sirip dubur, dan sirip perut (Febrina, 2008). Adapun klasifikasi ikan nila merah
yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub-kelas : Acantophterigii
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar 1. Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)
Surimi adalah produk olahan perikanan berupa sayatan daging ikan yang telah
mengalami proses pencucian (leaching), pengurangan kandungan air, penambanahan
bahan tambahan, dan umumnya mengalami proses pengepakan, pembekuan, dan
penyimpanan beku (BSN, 1992). Menurut Wijayanti, Santoso, dan Jacoeb (2012),
menyatakan bahwa frekuensi pencucian surimi ikan lele dumbo sebanyak 3 kali
menghasilkan surimi dengan karakteristik mutu gel terbaik. Surimi yang merupakan
bentuk olahan setengah jadi harus mengalami berbagai prosedur lagi agar bisa
dijadikan sebuah produk.
Tepung tapioka merupakan suatu jenis bahan pangan yang dibuat dari ubi kayu.
Bahan pangan tersebut merupakan pati yang diekstrak dengan air dari umbi singkong
(ketela pohon), kemudian disaring, cairan hasil saringan kemudian diendapkan. Bagian
yang mengendap tersebut selanjutnya dikeringkan dan digiling hingga diperoleh
butiran-butiran pati halus berwarna putih, yang disebut tapioka. Tepung tapioka
merupakan produk olahan bahan pangan yang mengandung sumber karbohidrat dan
kalori (energi) yang cukup tinggi karena bahan dasarnya adalah ubi singkong. Ubi
singkong mengandung energi, Protein, Lemak total, Karbohidrat, Serat pangan,
Kalsium, Besi, Magnesium, Fosfor, Kalium, Natrium, Seng, Tembaga, Mangan,
Selenium, dan Asam folat.
Daftar Pustakoy

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1992. SNI Surimi Beku (SNI 01-2694-1992).
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Febrina H. 2008. Kappa karaginan semimurni (Kappaphycus alvarezii) sebagai


cryoprotectant pada surimi ikan nila (Oreochromis niloticus). [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Wijayanti, I., Santoso, J., dan Jacoeb, A. M. 2012. Pengaruh frekuensi pencucian
terhadap karakteristik gel surimi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal
Saintek Perikanan 8 (1): 32-37

Anda mungkin juga menyukai