Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian
yang meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan antara semua operasi pelvic.
Endometriosis jarang didapatkan pada orang-orang Negro, dan lebih sering didapatkan pada
wanita-wanita dari golongan social-ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian ialah bahwa
endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur muda dan
yang tidak mempunyai banyak anak. Rupanya fungsi ovarium secara siklis yang terus
menerus tanpa diselingi oleh kehamilan, memengang peranan dalam terjadinya
endometriosis. (Prawihardjo, Ilmu Kandungan, 2010, Hal 317)

Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami nyeri yang bermakna
saat menstruasi. Remaja merupakan 8% wanita yang menderita endometriosis. Dari remaja-
remaja yang menderita endometriosis, 10% nya mengalami obstruksi congenital aliran keluar
menstruasi. Gejala-gejala yang paling mengarah ke endometriosis pada kelompok umur ini
adalah peningkatan dismenorea yang didapat, nyeri panggul kronis, perubahan usus saat
menstruasi dan perdarahan vagina abnormal. Karena itu, pemeriksaan laparoskopi untuk
diagnostic harus dipertimbangkan pada remaja yang benar-benar menunjukkan gejala. Pada
kasus yang jarang, dapat terjadi endometriosis pascamenopause yang disebabkan oelh
penggunaanestrogen eksogen yang tidak teratur. (Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, 2009,
Hal 670)
Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama
(ibu anak perempuan, saudara perempuan). Endometriosis yang berat bisa menyebabkan
kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis).
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan endometriosis?
2. Apa saja tanda gejala endometriosis?
3. Bagaimana cara mengobatinya?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
endometriosis, gejala dari endometiosis dan cara pengobatan endometriosis

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Endometriosis

Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan yang mirip endometrium, di luar kavum


uteri (Manuaba,2001:526). Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar
dan stroma). (Mansjoer, 2001: 381). Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan
endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas
kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat di miometrium ataupun di luar uterus. (Wiknjosastro,
1999: 314). Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan yang hanya ada di dalam
rahim, dapat ditemukan dibagian lain dalam tubuh. (Irwan, 2008: 02).
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di
luar rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan
rahim. (Henri, 2009: 1)

2.2. Etiologi Endometritis

Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain: (Scott, R James,
dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)

· Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )

· Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)

· Menstruasi yang lama (>7 hari)

· Peningkatan jumlah estrogen dalam darah

· Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.

· Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis

· Terpapar Toksin dari lingkungan Biasanya toksin yang berasal dari pestisida,
pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah
perkotaan.

Teori paling banyak diterima ialah migrasi trans tuba atau menstruasi retrogrand.
Menurut teori ini, jaringan endometrium diregurgitasi dari uterus selama menstruasi ke tuba
falopii dan kedalam rongga peritoneum, dan organ-organ lain.( Irene M. Bobak, dkk.2004,
Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta)

2
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:

 Teorimenstruasi retrograd(menstruasi yang bergerak mundur)


Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ketuba
falopiilalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga
panggul/perut.
 Teorisistem kekebalan
Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain
rahim.
 Teorigenetik
Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi
terhadap endometriosis.

2.3 Patofisiologi

Teori histogenesis dari endometriosis yang paling banyak penganutnya adalah teori
Sampson. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali
(regurgitasi melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah dibuktikan bahwa dalam darah haid
didapati sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini
kemudian dapat mengadakan implantasi di pelvis 2. Teori lain mengenai histogenesis
endometriosis dilontarkan oleh Robert Meyer. Pada teori dikemukakan bahwa endometriosis
terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel yang berasal dari selom yang dapat
mempertahankan hidupnya di dalam pelvis. Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasi
dari sel-sel epitel itu, sehingga terbentuk jaringan endometrium.

2.4 Tanda-Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala endometriosis antara lain :

1. Nyeri :

· Dismenore sekunder

· Dismenore primer yang buruk

· Dispareunia

· Nyeri ovulasi

· Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian
abdomen bawah selama siklus menstruasi.

3
· Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual

· Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter

2. Perdarahan abnormal

· Hipermenorea

· Menoragia

· Spotting sebelum menstruasi

· Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir
menstruasi

3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil

· Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar

· Darah pada feces

· Diare, konstipasi dan kolik

(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica : Jakarta)

Ciri-ciri endometriosis yang umum terjadi adalah :

1. Menstruasi yang berlangsung dalam waktu lama dan waktunya lebih lama dari
menstruasi normal biasanya. Jika menstruasi normal biasanya kurang dari waktu satu
minggu, sedangkan untuk penderita kista endometriosis biasanya waktu menstruasi
mencapai lebih dari 1 minggu dan bahkan lebih dari hitungan 10 hari.
2. Menstruasi yang terjadi biasanya tidak teratur. Dan sebelum menstruasi terjadi,
penderita akan merasakan spotting atau bercak-bercak berwarna cokelat terlebih
dahulu.
3. Jika sudah menikah, maka wanita yang mengalami penyakit endometriosis ini
biasanya akan mengalami kesulitan untuk bisa mendapatkan keturunan.
4. Ciri-ciri kista endometriosis yang selanjutnya adalah rasa sakit saat sedang melakukan
hubungan intim. Rasa sakit ini bukan hanya muncul sekali saja, namun kadang akan
terjadi setiap kali saat Anda melakukan hubungan intim dengan pasangan.
5. Rasa nyeri yang muncul dibagian perut bawah dan juga panggul .
6. Pembesaran yang terjadi di perut. Ciri-ciri kista endometriosis yang ditandai dengan
kista mengalami perkembangan dari ukuran yang kecil yang kadang masih belum
teraba dan nantinya akan semakin membesar, dan akan terasa seperti ada benjolan.

4
2.5 Klasifikasi Endometriosis
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut:

 Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut


Adenomiosis.
 Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut ”true
endometriosis”

Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :

 Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.


 Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang
uterus, di bagian luar tuba dan di ovarium.
 Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio
peritonium dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.

2.6 Penatalaksanaan Endometriosis


Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal,
pembedahan dan radiasi

o Pencegahan

Meigh berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk
endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dah
sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh
sebab itu hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah perkawinan

5
hendaknya diusahakan mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu
lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometrisis,
melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain itu jangan
melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, oleh karena itu
dapat menyebabkan mengalirnya darah haid dari uterus ke tuba dan rongga panggul.

o Observasi dan Pemberian Analgetika

Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita dengan gejala-gejala dan
kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang sudah agak berumur, pengawasan itu bisa
dilanjutkan sampai menopause, karena sesudah itu gejala-gejala endometriosis hilang sendiri.
sikap yang sama dapat diambil pada wanita yang lebih muda, yang tidak mempunyai
persoalan tentang infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin mempunyai anak, jika
setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
infertilitas dan diambil sikap yang lebih aktif. Pada observasi seperti yang diterangkan, harus
dilakukan pemeriksaan secara periodik dan teratur untuk meneliti perkembangan
penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatifnya. Dalam masa observasi ini dapat
diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.

o Terapi Hormonal

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis

Obat Efek samping

Pil KB Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu makan,


kombinasi pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan diantara 2
estrogen- siklus menstruasi, trombosis vena dalam
progestin

Progestin Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana hati,


depresi, vaginitis atrofika

Danazole Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan rambut,


hot flashes, vagina kering, pembengkakan pergelangan kaki, kram
otot, perdarahan diantara 2 siklus, payudara mengecil, perubahan
suasana hati, kelainan fungsi hati, sindroma terowongan karpal

6
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan
suasana hati

o Pembedahan

Ada 2 macan yaitu :

1. Konservatif

 Laparatomi
 Laparaskopi

2. Radikal

Pembedahan radikal dilakukan pada wanita dengan endometriosis yang


umurnya hampir 40 tahun atau lebih dan yang menderita penyakit yang luas disertai banyak
keluhan. Operasi yang paling radikal adalah histerektomi total, salpingo-ooferektomi
bilateral, dan pengangkatan semua sarang-sarang endometriosis yang ditemukan. Akan tetapi
pada wanita kurang dari 40 tahun dapat dipertimbangkan untuk, meninggalkan sebagian dari
jaringan ovarium yang sehat. Hal ini mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul gejala-
gejala pramenopause dan menopause dan juga mengurangi kecepatan timbulnya osteoporosis.

o Radiasi

Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium, terapi cara ini tidak
dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap pembedahan.

7
ASUHAN KEBIDANAN PADA ENDOMETRIOSIS

Nama : Nama :

Umur : 20 Tahun Umur : 25 Tahun

Alamat : Alamat :

Data Subyektif :

Ibu mengeluh nyeri saat berhubungan seksual . Ibu mengatakan 1 bulan terjadi 2x
menstruasi dan lama menstruasi lebih dari 7 hari.menarche 10 tahun. belum memiliki
momongan lama pernikahan 6 bulan, pasien mengatakan ibunya menderita endometriosis.

 Riwayat Penyakit Keluarga :

Ibu mengatakan bahwa memiliki riwayat penyakit endometriosis dari ibunya.

 Pola Eliminasi :

Nyeri ketika BAB dan BAK

 Pola seksual :

Terdapat rasa nyeri ketika berhubungan intim.

 Riwayat Menstruasi :

 Siklus Mentruasi : menstruasi tidak teratur dan siklus mentruasi pendek (20 hari)

 Lama Mentruasi : lebih dari 7 hari (Menoragia)

 Volume darah menstruasi : banyak (hipermenorea)

 Dismenore primer

Data Obyektif :

Keadaan umum : baik

Status emosional : stabil

8
Kesadaran : Compos mentis

TTV :

TD : 90/70 mmHg

N : 80 x/m

RR : 20 x/m

S : 36.6 °C

Pemeriksaan Fisik :

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran hepar, ada nyeri tekan
dan terdapat masa keras seperti benjolan terfiksasi, terjadi pembesaran di
abdomen.

Pemeriksaan Penunjang :

Dilakukan USG : terlihat pertumbuhan jaringan yang mirip endometrium di luar


kavum uteri.

ASSASMENT :

 Diagnosa

Endometriosis

 Masalah

Gangguan rasa nyaman

9
Penatalaksanaan

1. Memberitahu hasil pemeriksaan TD : 90/70 mmHg, N : 80 x/m, RR : 20 x/m, S:


36.6 °C serta memberitahu pasien bahwa mengalami endometriosis

 ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bidan.

2. Memberitahu ibu bahwa nyeri yang dirasakan ibu pada perut bagian bawah di karena
terdapat benjolan yang terpengaruh oleh hormone dalam tubuh ibu.

 ibu mengerti dan memahami penjelasan bidan

3. Memberikan ibu rasa nyaman dengan menganjurkan ibu untuk bedreast dan memberikan
kompres hangat pada perut bagian bawah untuk mengurangi rasa nyeri

 ibu mengerti dan mau melaksanakan

4. Memberikan obat analgesik yaitu asam mafenamat 500 gram 3x1

 Ibu akan meminum obat

5. Memberikan informasi tentang cara penanganan endometriosis yaitu dengan terapi


hormonal.

 Ibu mengerti dan bersedia

6. Memberikan pilihan terapi hormonal yaitu obat-obatan untuk mengobati endometriosis

 Ibu memilih salah satu obat obatan yang telah dijelaskan.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan
pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di
ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon,
ureter dan pelvis.

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:

1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)

2. Teori sistem kekebalan

3. Teori genetik

Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, observasi, terapi hormonal, pembedahan


dan radiasi.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Kami sekelompok berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kelompok kami demi sempurnanya makalah ini.Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khusunya dan pembaca umumnya
mengenai gangguan system reproduksi khususnya materi tentang endometriosis.

11
DAFTAR PUSTAKA
 Benzo M. D. Ralp C. Buku Saku Obstretri dan Ginekologi. Diterjemahkan oleh : Dr.
Susiani Wijaya. Jakarta. Penerbit buku Kedokteran ECG. 666-670.

 Dr. Susiani wijaya. Jakarta. Penerbit buku kedokteran ECG.666-670

 H. Hendrik, Problem Haid : tinjauan syariat islam dan medis, 2006, Hal 122
 Irene M. Bobak, dkk. 2004 , Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta
 Nugroho. Taufan. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita, 2014 . Jogjakarta : Nuha
Medika

 Prawiroharjo.Sarwono.Ilmu Kandungan.2005.Jakarta:yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo 315-326
 Scott, R. James,dkk. 2002. Buku Saku Obstretri dan Ginekologi. Widya Medika:
Jakarta
 http://asuh.wikia.com/wiki/Infertilitas
 http://id.wikipedia.org/wiki/Endometriosis

12

Anda mungkin juga menyukai