Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di zaman yang maju seperti saat ini, persaingan dalam dunia kerja
sangat lah ketat. Maka dari itu mahasiswa harus memiliki skill agar mampu
menembus sulitnya persaingan. Selain itu mahasiswa harus memiliki karakter
dan nilai agama yang baik. Dalam dunia praktek yang harus digunakan adalah
pengaplikasian dari ilmu yang telah diterima selama masa belajar. Dalam
pelaksanaan kerja kita haryus memahami SOP, hal ini yang melatar belakangi
praktek kerja CNC
(Sumber : Pemikiran Individu)

1.2. Tujuan Praktikun


1. Memahami dan dapat mengoprasikan mesin CNC TU-2A
2. Dapat membuat program benda kerja Mesin CNC TU-2A
3. Membuat benda kerja pejal dengan spesifikasi terdapat pemakanan linier,
melingkar, radius, tirus, siklus pengaluran, dan siklus penguliran pada Mesin
CNC TU-2A
4. Dapat melakukan pergantian pahat secara otomatis

(Sumber : Modul Praktikum Teknik Manufaktur II)

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memahami dan mengerti cara mengoprasikan mesin CNC


TU-2A ?

2. Bagaimana membuat program benda kerja sesuai dengan benda yang ingin
dibuat ?

3. Bagaimana membuat benda kerja pejal dengan spesifikasi terdapat


pemakanan linier, melingkar, radius, tirus, siklus pengaluran, dan siklus
penguliran pada Mesin CNC TU-2A ?

(Sumber : Pemikiran Individual)

1
1.4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisikan tentang sejarah mesin
CNC, pengertian mesin CNC, jenis-jenis mesin CNC,
standarisasi mesin CNC TU-2A, prinsip kerja dan sistem
persumbuan pada mesin CNC TU 2A,
bagian-bagian mesin CNC TU 2A, jenis-jenis pahat
CNC TU-2A, metode pemrograman CNC, kode-
kode pada mesin CNC TU-2A, Tombol Kombinasi,
prosedur kalibrasi mesin CNC TU-2A dan produk
CNC TU – 2A.
BAB III Metodologi Praktikum
Pada bab ini berisikan tentang diagram alir
Praktikum, alat dan bahan yang digunakan, serta
prosedur praktikum.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini berisikan tentang hasil benda kerja
yang dibuat, gambar benda kerja, perhitungan benda
kerja, program benda kerja, tahapan penyayatan benda
kerja, pembahasan dan evaluasi praktikum, gambar
benda tugas, perhitungan benda tugas, program benda
tugas dan tahapan penyayatan benda tugas.
BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan
saran.
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Praktikum Teknik Manufaktur 1)

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dan Standarisasi Mesin CNC TU-2A

Mesin CNC TU-2A adalah mesin perkakas yang menggunakan bahasa


pemrograman numeric komputer untuk membuat suatu benda kerja. Mesin
CNC TU-2A adalah mesin yang digunakan untuk training atau latihan.
Namun untuk sekala besar menggunakan CNC PU-2A karena khusus untuk
produksi.

(Sumber : Pemikiran Individu)

Standarisasi mesin CNC TU-2A adalah kelayakan atau kestandaran


suatu mesin CNC TU-2A. Standar system persumbuan pada mesin yaitu :
1. Daerah kerja spindle Antara 50-3200 rpm
2. Kecepatan penuh 700 m/menit
3. Kecepatan gerak arah pahat longitudinal
4. Kecepatan secara manual 5-400 mm/menit
5. Daerah kerja melintang 50 mm
6. Daerah kerja memanjang 30mm
7. ketelitian mencapai 0.01 mm
8. gaya pemakanan maksimum 1000N
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Teknik Manufaktur 1)

2.2 Prinsip Kerja Dan Sistem Persumbuan Pada Mesin CNC TU-2A

Prinsip kerja Mesin CNC TU-2A adalah benda yang cekam berputar
dan pahat mendekati dan melakukan pemakanan pada benda kerja dengan
pergerakan sumbu X dan Z sesuai program yang telah di input.

(Sumber : Modul Teknik Manufaktu 1)

3
Sistem Persumbuan mesin CNC TU-2A yaitu : Sumbu X untuk Vertikal
dan sumbu Z untuk Horizontal.

Gambar 2.1 Persumbuan CNC TU 2A

(Sumber : Gambar Dari Arsip Pribadi)

2.3 Bagian-Bagian Mesin CNC TU-2A

1. Monitor
Pada mesin CNC Bubut EMCO TU-2A monitor berfungsi untuk
menunjukkan informasi program yang sedang berjalan pada mesin.

Gambar 2.2 Monitor

2. Tailstock

Gambar 2.3 Tailstock

4
Pada mesin bubut TU-2A tailstock berfungsi untuk menahan benda
kerja yang panjang agar benda kerja tidak oleng dan untuk mencekam pahat
drill.
3. Revolver pahat
Pada mesin bubut TU-2A terdapat revolver pahat yang berguna untuk
mencekam pahat dalam jumlah banyak ( maksimum 6 buah, 3 buah pahat luar
dan 3 buah pahat dalam).

Gambar 2.4 Revolver pahat

4. Chuck

Gambar 2.5 Chuck


Pada mesin bubut TU-2A chuck berfungsi untuk mencekam benda
kerja.

5
5. Konfigurasi tombol

Gambar 2.6 Konfigurasi tombol operasi pada TU-2A


1. Saklar utama, digunakan untuk menghidupkan / mematikan mesin
2. Lampu 6ndicator, digunakan sebagai petunjuk bahwa jika lampu hidup maka
mesin dalam keadaan hidup
3. Saklar untuk menghidupkan spindle (untuk saklar menunjuk angka 0 – spindle
mati, angka 1 – spindle hidup untuk melayani manual, CNC – spindle hidup
untuk pelayanan CNC/otomatis).
4. Tombol untuk mengatur besar putaran spindle
5. Display penunjuk besar putaran spindle.
6. Tombol untuk mengatur kecepatan asutan ( untuk mode manual ).
7. Lampu indicator untuk mode manual
8. Tombol asutan untuk arah Z dan X untuk mode manual.
9. Tombol gerakan cepat jika di tekan bersamaan dengan mode asutan (no 8), maka
gerak asutan menjadi cepat. Kecepatan asutan diatur dengan tombol no 6.
10. Display yang meunjukkan harga X dan Z dari gerakan eretan/ pahat dalam
perseratus mm. data ini juga terlihat di monitor.
11. Switch untuk mengubah mengubah dari pelayanan / mode manual ke CNC atau
sebaliknya pada mesin ini tersedia dua macam pelayanan / mode, yaitu dapat
dipakai secara manual (mode manual) atau dipakai secara otomatis yang
menggunakan program CNC (mode CNC).

6
12. Amperemeter, menunjukkan besar arus yang dipakai saat mesin digunakan.
Pemakaian arus diharapakan tidak lebih dari 2 A, sebab kalau arus terlalu besar
menunjukkan beban pada mesin sangat besar yang dapat menimbulkan
kebakaran.
13. Emergency Stop Botton, merupakan saklar darurat.
14. Tombol DEL, dipakai untuk menghapus data/sajian yang akan diterangkan
kmudian.
15. Tombol pengalih yang berfungsi untuk mengaktifkan jalannya X ke Z atau
sebaliknya
16. Tombol INP, unyuk memasukkan data yang akan dijelaskan kemudian.
Selain itu juga ada tombol-tombol untuk gerak manual arah +X, -X, +Y, -
Y, +Z dan –Z, yang terletak disebelah tombol angka (keyboard). Mesin
juga dilengkapi dcngan monitor yang dipakai untuk memantau koordinat
pahat (pada mode manual) atau program CNC yang aktif (pada mode
CNC).
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Praktikum Teknik Manufaktur 1)

2.4. Metode Pemrograman CNC TU-2A

Metode pemrograman yang biasa digunakan dalam pemesinan CNC


adalah :

1. Metode Incremental adalah suatu metode pemrograman dimana titik


referensinya selalu berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik
referensi baru untuk ukuran berikutnya.

Gambar 2.7 Metode Incremental

7
2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
tetap yaitu satu titik/tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran berikutnya..

Gambar 2.8 Metode Absolut


(Sumber : Laporan CNCTU-2A Teknik Manufaktur 1)

2.5 Kode-kode Pada Mesin CNCTU-2A

Tabel 2.1 Fungsi Kode G

No Kode G Fungsi Kode G


1 G00 Pindah posisi axis dengan kecepatan penuh
2 G01 Pindah posisi axis secara linear (feed rate)
3 G02 Pindah poisis axis berputar searah jarum jam
4 G03 Pindah poisis axis berputar berlawanan arah jarum jam
5 G04 Waktu tunda (dwell)
6 G17 Pindah posisi axis X-Y dipakai pada G02 dan G03
7 G18 Pindah posisi axis Y-Z dipakai pada G02 dan G03
8 G19 Pindah posisi axis X-Z dipakai pada G02 dan G03
9 G28 Mengembalikan ke posisi otomatis
10 G21 Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP

8
11 G23 Membuat ulir pada mesin bubut
12 G25 Memanggil sub program
13 G27 Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
14 G28 Mengembalikan ke posisi otomatis
15 G33 Pembuatan ulir tunggal
16 G40 Pembatalan kompensasi diameter pahat
17 G41 Kompensasi diameter pahat kiri
18 G42 Kompensasi diameter pahat kanan
19 G43 Kompensasi panjang arah posistif
20 G44 Kompensasi panjang arah negatif
21 G49 Pembatalan kompensasi panjang pahat
22 G54 Sistem koordinat 1
23 G55 Sistem koordinat 2
24 G56 Sistem koordinat 3
25 G57 Sistem koordinat 4
26 G58 Sistem koordinat 5
27 G59 Sistem koordinat 6
28 G64 Mematikan arus step motor
29 G65 Operasi disket
30 G73 Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
31 G78 Siklus pembuatan ulir
32 G80 Membatalkan fixed cycle
33 G81 Fixed cycle untuk pengeboran (drilling)
34 G82 Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
35 G83 Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
36 G84 Siklus pembubutan memanjang (Z)
37 G85 Siklus perimeran
38 G86 Siklus pembuatan alur
39 G88 Siklus pembubutan melintang (X)

9
40 G89 Siklus perimeran dengan waktu berhenti sesaat
41 G90 Program absolute
42 G91 Program increment
43 G98 Pengembalian pahat pada Z awal
44 G99 Pengembalian pahat pada jarak yang ditentukan (R)

Tabel 2.2 Fungsi Kode M

No Kode M Fungsi Kode M


1 M00 Program berhenti
2 M02 Program selesai
3 M03 Spindle berputar searah jarum jam
4 M04 Spindle berputar berlawanan arah jarum jam
5 M05 Spindle stop
6 M06 Pergantian tool
7 M08 Pompa pendingin aktif (coolant on)
8 M09 Pompa pendingin mati (coolant off)
9 M17 Perintah kembali ke program utama
10 M30 Akhir program dan mengembalikan posisi tool terakhir
11 M98 Masuk ke subprogram
12 M99 Keluar ke subprogram

Tabel 2.3 Fungsi Kode A (Alarm)

No Kode A Fungsi Kode A


1 A00 Salah perintah fungsi G atau M
2 A01 Salah perintah G02 atau G03
3 A02 Nilai X salah
4 A03 Nilai F salah

10
5 A04 Nilai Z salah
6 A05 Kurang perintah M30
7 A06 Putaran spindel terlalu cepat
8 A09 Program tidak di temukan pada disket
9 A10 Disket di protect
10 A11 Salah memuat disket
11 A12 Salah pengecekan
12 A13 Salah satuan mm atau inchi
13 A14 Salah satuan
14 A15 Nilai H salah
15 A17 Salah sub program

(Sumber : Laporan CNC TU-2A Teknik Manufaktur 1 dan Modul Praktikum Teknik
Manufaktur II)

2.6 Prosedur Kalibrasi Mesin CNC TU-2A

Suatu benda kerja harus memiliki titik nol sebagai acuan untuk posisi
awal suatu prosespermesinan dan sekaligus sebagai titik referensi pengukuran.
Untuk proses permesinan CNC dilakukan dengan cara menyentuhkan pahat
pada permukaan benda kerja dan dilakukan pada saat mode manual.
Adapun cara pengesetan titik nol adalah sebagai berikut :
1. Pasang benda kerja pada head stock
2. Hidupkan motor spindle dalam mode manual (putar tombol 11 ke arah 1)
3. Spindle berputar dengan kecepatan rendah
4. Pengesetan titik nol sumbu Z, pahat disentuhkan ke bagian muka benda
kerja,dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan klik tombol del.

11
Gambar 2.9 Pengesetan Z = 0

5. Pengesetan titik nol sumbu X, pahat disentuhkan ke permukaan silinder


bendakerja, dapat dilihat pada Gambar 2.10 dan klik tombol del.

Gambar 2.10 Pengesetan X = 0

Langkah diatas adalah untuk pengesetan titik nol mode manual. Terlihat
bahwa titik nol mode manual ada pada tepi ujung benda kerja. Setelah titik nol
terdefinisi, pahat sebaiknya digeser menjauh dari benda kerja sampai dengan
diperkirakan pahat cukup aman untuk mengawali proses permesinan. Pahat
diberi jarak 5mm yang dimana paada monitor adalah 500 dikarenakan ketelitian
mesin adalah 0.01 mm.
(Sumber : Pemikiran Individu Dan Laporan CNC TU 2A Teknik Manufakturt 1)

12
2.7 Pengertian Dan Fungsi Ulir
Ulir adalah profil melingkar, melilit pada suatu benda berbentuk silinder
atau bulat memanjang yang mempunyai sudut kisar dan jarak kisar ulir. Ulir
berfungsi untuk mengikat atau menyambung beberapa komponen menjadi satu
unit produk namun bias dipisahkan kembali sewaktu-waktu bila ada sesuatu
tanpa harus merusak.
(Sumber : http://www.mikirbae.com/2016/10/jenis-ulir-dan-fungsi-ulir.html)

2.8 Bagian-bagian Ulir

1. Diameter mayor (d) atau sering disebut diameter luar, yaitu diameter terbesar
atau terluar dari batang ulir.
2. Diameter minor (dr atau d1) atau sering disebut diameter dalam, yaitu bagian
diameter terkecil dari batang ulir.
3. Pitch diameter (dm atau d2), merupakan ukuran diameter imaginer dimana
lebar dan tinggi alur sama besar
4. Root merupakan bagian dasar pada batang ulir yang merupakan bagian yang
tersayat oleh ujung pahat ulir.
5. Crest merupakan bagian atas/puncak ulir yang merupakan bagian terluar pada
pengukuran diameter luar ulir.
6. Thread angle adalah sudut ulir diantara crest.
7. Depth merupakan jarak tegak lurus dari puncak ulir sampai dengan dasar ulir,
atau sering disebut sebagai tinggi ulir.
8. Lead (kisar) adalah jarak ulir satu putaran diukur sejajar terhadap sumbu. Lead
sama dengan dua kali pitch pada ulir double atau 3 kali pitch pada ulir triple.
9. Pitch (p) merupakan jarak antara titik puncak ulir yang satu dengan puncak
berikutnya yang memiliki spasi seragam apabila diukur sejajar dengan sumbu
benda kerja.

. Gambar 2.11. Bagian-Bagian Ulir

(Sumber : http://achmadarifin.com/bagian-bagian-ulir-segitiga)

13
2.9 Macam-Macam Ulir

1. Ulir sekrup Standard British Witworth

a. Simbolnya W misalnya W ½ artinya diameter luarnya adalah ½ inchi


b. Satuan ukurannya menggunakan satuan inchi
c. sudut puncak (alpha)= 55 derajat

Gambar 2.12 Ulir Metrik dan Ulir Whithworth


2. Ulir sekrup metris ( Metric thread )

a. simbolnya (M), misalnya M20 artinya diameter luarnya adalah 20mm


b. emua ukuran dalam tabel dan gambar dalam satuan (mm)
c. sudut puncak (alpha)= 60 derajat

3. Ulir sekrup British Association

2.13 Ulir Sekrup British Association


4. Ulir sekrup Unified Standar

Gambar 2.14 Ulir sekrup Unified Standar

(Sumber : http://www.mikirbae.com/2016/10/jenis-ulir-dan-fungsi-ulir.html)

14
2.10. Kedalaman Ulir
Kedalaman ulir adalah selisih antara diameter mayor dan diameter
minor.
(Sumber : Buku Menggambar Mesin Takeshi Sato )

2.11 Metode Pergantian Pahat Otomatis


Dengan menggunakan menggunakan program M06. Sebelum
mengganti pahat hitung selisih tinggi, tebal dan jarak pahat untuk menghindari
terjadinya kesalahan program dan ukuran
(Sumber : Pemikiran Individu)

2.12 Produk Mesin CNC TU-2A


a. Ulir pada mur
b. Poros
c. Bidak catur kecuali kuda

15
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir Praktikum

Mulai

Membaca Gambar

Persiapan Benda Kerja

Perhitungan dan Pembuatan Program

Instalasi Benda Kerja

Kalibrasi Benar

Input Program

Proses
Pembuatan
CNC – 2A

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir

16
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum CNC TU-2A
adalah sebagai berikut :
1. Mesin Bubut CNC Emco TU-2A
2. Jangka Sorong
3. Alat pemotong
4. Kuas
5. Batang Alumunium
6. Coolant (Cairan Pendingin)
7. Sarung tangan
8. Kacamata
3.3 Prosedur Praktikum
1. Berdoa sebelum memulai praktikum
2. Membaca gambar yang telah diberikan oleh asleb
3. Mulai membuat program dan perhitungan benda kerja
4. Memotong alumunium silinder
5. Mengkalibrasi benda kerja
6. Menginput program ke mesin CNC TU-2A
7. Mesin memulai proses pembuatan
8. Membereskan dan Merapikan kembali peralatan yang telah digunakan.
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Praktikum Teknik Manufaktur 1)

17
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Benda Kerja Yang Dibuat

Gambar 4.1 Hasil Benda Kerja


4.2 Gambar Benda Kerja
(Terlampir)
4.3. Perhitungan Benda Kerja
I. Fillet (2.5 x 2.5)

Gambar 4.2 Fillet (2.5 x 2.5)

18
𝑋1 = √2,52 − 0,52
= 2,45
𝑋2 = √2,52 − 12
= 2,29
𝑋3 = √2,52 − 1,52
=2
𝑋4 = √2,52 − 22
= 1,5

II. Champer 2,5 x 12

Gambar 4.3 Champer 2,5 x 12

0,5 2,5
=
𝑋 12
X = 2,4
𝑥1 = 1(X) = 2,4
𝑥2 = 2(X) = 4,8
𝑥3 = 3(X) = 7,2
𝑥4 = 4(X) = 9,6
𝑥5 = 5(X) = 12
III. Fillet 3,5

Gambar 4.4 Fillet 3,5

19
𝑥1 = √3,52 − 32
= 1,8
𝑥2 = √3,52 − 2,52
= 2,4
𝑥3 = √3,52 − 22
= 2,87
𝑥4 = √3,52 − 1,52
= 3,16
𝑥5 = √3,52 − 12
= 3,35
𝑥6 = √3,52 − 0,52
= 3,46

IV. Juring

Gambar 4.5 Juring


n = √202 − 192
n = 6,25

V. Fillet 2

Gambar 4.6 Fillet 2

20
𝑋1 = √22 − 1,52
= 1,32
𝑋2 = √22 − 12
= 1,73
𝑋3 = √22 − 0,52
= 1,94

4.4. Program Benda Kerja


Tabel 4.1 Program Benda Kerja
No. G/M X Y F H
00 M03
01 00 -500 -300
02 84 -50 -4520 50
03 84 -100 -4460 50
04 84 -150 -4413 50
05 84 -200 -4384 50
06 84 -250 -4365 50
07 84 -300 -4354 50
08 84 -350 -4350 50
09 00 -350 0
10 84 -50 -1468 50
11 84 -100 -1427 50
12 84 -150 -1406 50
13 84 -200 -1400 50
14 84 -250 -1400 50
15 84 -300 -1400 50
16 84 -350 -1400 50
17 84 -400 -1400 50
18 01 0 -1600 50
19 02 -100 -625 50
20 M99 I=1900 K=625
21 02 100 -625 50
22 M99 I=2000 K=0
23 00 350 0
24 01 00 -1650 50
25 01 -50 -240 50
26 84 00 -1205 50
27 01 -50 -240 50
28 84 00 -949 00
29 01 -50 -240 50

21
30 84 00 -680 50
31 01 -50 -240 50
32 84 00 -390 50
33 01 -50 -240 50
34 02 250 -250 50
35 00 500 6250
36 00 -1050 -1500
37 01 00 -200 50
38 03 200 -200 50
39 01 00 -2550 50
40 03 350 -350 50
41 00 70 4470
42 M06 0 0 T=04
43 00 -750 -1000 00
44 78 64 -1200 100 25
45 00 530 2260
46 M06 00 00 T=04
47 01 00 -3340 50
48 86 -300 -800 50 290
49 00 700 0
50 00 0 3340
51 M30 - - -

4.5. Tahapan Penyayatan Benda Kerja


(Terlampir)
4,6 Gambar Benda Tugas
(Terlampir)
4.7 Perhitungan Benda Tugas
Perhitungan :

1. TIRUS 3. CEMBUNG

Y1. 5-4.97 = 0.03

5 Y2. 5-4.89 = 0.11

Y3. 5-4.77 =0.23

20 Y4. 5-4.58 =0.42

X1 : 4.5X20/5= 18 Y5. 5-4.33 =0.57

X2 : 4X20/5 = 16 Y6. 5-4 =1

22
X3 : 3.5X20/5 =14 Y7. 5-3.57 =1.43

X4 : 3X20/5 = 12 Y8. 5-3 =2

X5 : 2.5X20/5 = 10 Y9. 5-2.18 =2.82

X6 : 2X20/5 =8 Y10. 5-0 =0

X7 : 1.5X20/5 = 6

X8 : 1X20/5 = 4 4. PARAMETER

X9 : 0.5X20/5 =2 √102 + 92 = 4.36

X10 : 0

2. CEKUNG
𝑋1. √; 52 + 0.52 = 4.97
X2. √52 + 12 = 4.89
X3. √52 + 1.52 = 4.77
X4. √52 + 22 = 4.58
X5. √52 + 2.52 = 4.33
X6. √52 + 32 = 4
X7. √52 + 3.52 = 3.57
X8. √52 + 42 = 3
X9. √52 + 4.52 = 2.18
X10. √52 + 52 = 0

4.8 Program Benda Kerja

Tabel 4.2 Program Benda Kerja


NO G/M X Z F H
00 M03 - - 0
1 G00 -500 -500 50
2 G84 -50 -9491 50
3 G84 -100 -9489 50
4 G84 -150 -9477 50
5 G84 -200 -9458 50
6 G84 -250 -9433 50
7 G84 -300 -9400 50
8 G84 -350 -9357 50
9 G84 -400 -9300 50
10 G84 -450 -9218 50
11 G84 -500 -9000 50
12 G01 -500 -

23
13 G84 -50 -8503 50
14 G84 -100 -8511 50
15 G84 -150 -8523 50
16 G84 -200 -8542 50
17 G84 -250 -8557 50
18 G84 -300 -8600 50
19 G84 -350 -8643 50
20 G84 -400 -8700 50
21 G84 -450 -8782 50
22 G84 -500 -9000 50
23 G84 --50 -6180 50
24 G84 -100 -6160 50
25 G84 -150 -6140 50
26 G84 -200 -6120 50
27 G84 -250 -6100 50
28 G84 -300 -6080 50
29 G84 -350 -6060 50
30 G84 -400 -6040 50
31 G84 -450 -6020 50
32 G84 -500 -6000 50
33 G03 -100 -436 50
34 M99 I=900 K=436 50
35 G03 100 -436 50
36 G00 0 5000
37 G84 -50 2000 50
38 G84 -100 2000 50
39 G84 -150 2000 50
40 G84 -200 2000 50
41 G84 -250 2000 50
42 G00 0 3000
43 M06 - - 50 I=4
44 G00 -600 -3122
45 G78 -87 -2000 50
46 G00 600 3122
47 M06 I=4
48 G86 -50 -4000 50
49 G00 -100 -5000
50 M30

4.9 Tahapan Penyayatan Benda Tugas


(Terlampir)

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah kami melakukan praktikum ini, kami bendapat :

1. Dapat memahami dan mengoperasikan Mesin CNC TU-2A


2. Dapat membuat program benda kerja mesin CNC TU-2A
3. Mampu melakukan proses pembentukan benda kerja sesuai arahan aisten
4. Dapat melakukan pahat secara otomatis dengan program M06

5.2 Saran

5.2.1 Laboratorium

Suasana dan kebersihan Lab sudah lebih baik dibandingkan


sebelumnya, semoga dapat dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan
lagi

5.2.2 Asisten

- Walaupun asisten CNC TU-2A sedang melakukan KP, namun tidak


lepas tanggung jawab. Terima kasih bang

25

Anda mungkin juga menyukai