Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang maju seperti saat ini, persaingan dalam dunia kerja
sangat lah ketat. Maka dari itu mahasiswa harus memiliki skill agar mampu
menembus sulitnya persaingan. Selain itu mahasiswa harus memiliki karakter
dan nilai agama yang baik. Dalam dunia praktek yang harus digunakan adalah
pengaplikasian dari ilmu yang telah diterima selama masa belajar. Dalam
pelaksanaan kerja kita haryus memahami SOP, hal ini yang melatar belakangi
praktek kerja CNC
(Sumber : Pemikiran Individu)
2. Bagaimana membuat program benda kerja sesuai dengan benda yang ingin
dibuat ?
1
1.4. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisikan tentang sejarah mesin
CNC, pengertian mesin CNC, jenis-jenis mesin CNC,
standarisasi mesin CNC TU-2A, prinsip kerja dan sistem
persumbuan pada mesin CNC TU 2A,
bagian-bagian mesin CNC TU 2A, jenis-jenis pahat
CNC TU-2A, metode pemrograman CNC, kode-
kode pada mesin CNC TU-2A, Tombol Kombinasi,
prosedur kalibrasi mesin CNC TU-2A dan produk
CNC TU – 2A.
BAB III Metodologi Praktikum
Pada bab ini berisikan tentang diagram alir
Praktikum, alat dan bahan yang digunakan, serta
prosedur praktikum.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini berisikan tentang hasil benda kerja
yang dibuat, gambar benda kerja, perhitungan benda
kerja, program benda kerja, tahapan penyayatan benda
kerja, pembahasan dan evaluasi praktikum, gambar
benda tugas, perhitungan benda tugas, program benda
tugas dan tahapan penyayatan benda tugas.
BAB V Penutup
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan
saran.
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Praktikum Teknik Manufaktur 1)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Prinsip Kerja Dan Sistem Persumbuan Pada Mesin CNC TU-2A
Prinsip kerja Mesin CNC TU-2A adalah benda yang cekam berputar
dan pahat mendekati dan melakukan pemakanan pada benda kerja dengan
pergerakan sumbu X dan Z sesuai program yang telah di input.
3
Sistem Persumbuan mesin CNC TU-2A yaitu : Sumbu X untuk Vertikal
dan sumbu Z untuk Horizontal.
1. Monitor
Pada mesin CNC Bubut EMCO TU-2A monitor berfungsi untuk
menunjukkan informasi program yang sedang berjalan pada mesin.
2. Tailstock
4
Pada mesin bubut TU-2A tailstock berfungsi untuk menahan benda
kerja yang panjang agar benda kerja tidak oleng dan untuk mencekam pahat
drill.
3. Revolver pahat
Pada mesin bubut TU-2A terdapat revolver pahat yang berguna untuk
mencekam pahat dalam jumlah banyak ( maksimum 6 buah, 3 buah pahat luar
dan 3 buah pahat dalam).
4. Chuck
5
5. Konfigurasi tombol
6
12. Amperemeter, menunjukkan besar arus yang dipakai saat mesin digunakan.
Pemakaian arus diharapakan tidak lebih dari 2 A, sebab kalau arus terlalu besar
menunjukkan beban pada mesin sangat besar yang dapat menimbulkan
kebakaran.
13. Emergency Stop Botton, merupakan saklar darurat.
14. Tombol DEL, dipakai untuk menghapus data/sajian yang akan diterangkan
kmudian.
15. Tombol pengalih yang berfungsi untuk mengaktifkan jalannya X ke Z atau
sebaliknya
16. Tombol INP, unyuk memasukkan data yang akan dijelaskan kemudian.
Selain itu juga ada tombol-tombol untuk gerak manual arah +X, -X, +Y, -
Y, +Z dan –Z, yang terletak disebelah tombol angka (keyboard). Mesin
juga dilengkapi dcngan monitor yang dipakai untuk memantau koordinat
pahat (pada mode manual) atau program CNC yang aktif (pada mode
CNC).
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Praktikum Teknik Manufaktur 1)
7
2. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
tetap yaitu satu titik/tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran berikutnya..
8
11 G23 Membuat ulir pada mesin bubut
12 G25 Memanggil sub program
13 G27 Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
14 G28 Mengembalikan ke posisi otomatis
15 G33 Pembuatan ulir tunggal
16 G40 Pembatalan kompensasi diameter pahat
17 G41 Kompensasi diameter pahat kiri
18 G42 Kompensasi diameter pahat kanan
19 G43 Kompensasi panjang arah posistif
20 G44 Kompensasi panjang arah negatif
21 G49 Pembatalan kompensasi panjang pahat
22 G54 Sistem koordinat 1
23 G55 Sistem koordinat 2
24 G56 Sistem koordinat 3
25 G57 Sistem koordinat 4
26 G58 Sistem koordinat 5
27 G59 Sistem koordinat 6
28 G64 Mematikan arus step motor
29 G65 Operasi disket
30 G73 Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
31 G78 Siklus pembuatan ulir
32 G80 Membatalkan fixed cycle
33 G81 Fixed cycle untuk pengeboran (drilling)
34 G82 Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
35 G83 Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
36 G84 Siklus pembubutan memanjang (Z)
37 G85 Siklus perimeran
38 G86 Siklus pembuatan alur
39 G88 Siklus pembubutan melintang (X)
9
40 G89 Siklus perimeran dengan waktu berhenti sesaat
41 G90 Program absolute
42 G91 Program increment
43 G98 Pengembalian pahat pada Z awal
44 G99 Pengembalian pahat pada jarak yang ditentukan (R)
10
5 A04 Nilai Z salah
6 A05 Kurang perintah M30
7 A06 Putaran spindel terlalu cepat
8 A09 Program tidak di temukan pada disket
9 A10 Disket di protect
10 A11 Salah memuat disket
11 A12 Salah pengecekan
12 A13 Salah satuan mm atau inchi
13 A14 Salah satuan
14 A15 Nilai H salah
15 A17 Salah sub program
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Teknik Manufaktur 1 dan Modul Praktikum Teknik
Manufaktur II)
Suatu benda kerja harus memiliki titik nol sebagai acuan untuk posisi
awal suatu prosespermesinan dan sekaligus sebagai titik referensi pengukuran.
Untuk proses permesinan CNC dilakukan dengan cara menyentuhkan pahat
pada permukaan benda kerja dan dilakukan pada saat mode manual.
Adapun cara pengesetan titik nol adalah sebagai berikut :
1. Pasang benda kerja pada head stock
2. Hidupkan motor spindle dalam mode manual (putar tombol 11 ke arah 1)
3. Spindle berputar dengan kecepatan rendah
4. Pengesetan titik nol sumbu Z, pahat disentuhkan ke bagian muka benda
kerja,dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan klik tombol del.
11
Gambar 2.9 Pengesetan Z = 0
Langkah diatas adalah untuk pengesetan titik nol mode manual. Terlihat
bahwa titik nol mode manual ada pada tepi ujung benda kerja. Setelah titik nol
terdefinisi, pahat sebaiknya digeser menjauh dari benda kerja sampai dengan
diperkirakan pahat cukup aman untuk mengawali proses permesinan. Pahat
diberi jarak 5mm yang dimana paada monitor adalah 500 dikarenakan ketelitian
mesin adalah 0.01 mm.
(Sumber : Pemikiran Individu Dan Laporan CNC TU 2A Teknik Manufakturt 1)
12
2.7 Pengertian Dan Fungsi Ulir
Ulir adalah profil melingkar, melilit pada suatu benda berbentuk silinder
atau bulat memanjang yang mempunyai sudut kisar dan jarak kisar ulir. Ulir
berfungsi untuk mengikat atau menyambung beberapa komponen menjadi satu
unit produk namun bias dipisahkan kembali sewaktu-waktu bila ada sesuatu
tanpa harus merusak.
(Sumber : http://www.mikirbae.com/2016/10/jenis-ulir-dan-fungsi-ulir.html)
1. Diameter mayor (d) atau sering disebut diameter luar, yaitu diameter terbesar
atau terluar dari batang ulir.
2. Diameter minor (dr atau d1) atau sering disebut diameter dalam, yaitu bagian
diameter terkecil dari batang ulir.
3. Pitch diameter (dm atau d2), merupakan ukuran diameter imaginer dimana
lebar dan tinggi alur sama besar
4. Root merupakan bagian dasar pada batang ulir yang merupakan bagian yang
tersayat oleh ujung pahat ulir.
5. Crest merupakan bagian atas/puncak ulir yang merupakan bagian terluar pada
pengukuran diameter luar ulir.
6. Thread angle adalah sudut ulir diantara crest.
7. Depth merupakan jarak tegak lurus dari puncak ulir sampai dengan dasar ulir,
atau sering disebut sebagai tinggi ulir.
8. Lead (kisar) adalah jarak ulir satu putaran diukur sejajar terhadap sumbu. Lead
sama dengan dua kali pitch pada ulir double atau 3 kali pitch pada ulir triple.
9. Pitch (p) merupakan jarak antara titik puncak ulir yang satu dengan puncak
berikutnya yang memiliki spasi seragam apabila diukur sejajar dengan sumbu
benda kerja.
(Sumber : http://achmadarifin.com/bagian-bagian-ulir-segitiga)
13
2.9 Macam-Macam Ulir
(Sumber : http://www.mikirbae.com/2016/10/jenis-ulir-dan-fungsi-ulir.html)
14
2.10. Kedalaman Ulir
Kedalaman ulir adalah selisih antara diameter mayor dan diameter
minor.
(Sumber : Buku Menggambar Mesin Takeshi Sato )
15
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir Praktikum
Mulai
Membaca Gambar
Kalibrasi Benar
Input Program
Proses
Pembuatan
CNC – 2A
Kesimpulan
Selesai
16
3.2 Alat dan Bahan yang digunakan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum CNC TU-2A
adalah sebagai berikut :
1. Mesin Bubut CNC Emco TU-2A
2. Jangka Sorong
3. Alat pemotong
4. Kuas
5. Batang Alumunium
6. Coolant (Cairan Pendingin)
7. Sarung tangan
8. Kacamata
3.3 Prosedur Praktikum
1. Berdoa sebelum memulai praktikum
2. Membaca gambar yang telah diberikan oleh asleb
3. Mulai membuat program dan perhitungan benda kerja
4. Memotong alumunium silinder
5. Mengkalibrasi benda kerja
6. Menginput program ke mesin CNC TU-2A
7. Mesin memulai proses pembuatan
8. Membereskan dan Merapikan kembali peralatan yang telah digunakan.
(Sumber : Laporan CNC TU-2A Praktikum Teknik Manufaktur 1)
17
BAB IV
PEMBAHASAN
18
𝑋1 = √2,52 − 0,52
= 2,45
𝑋2 = √2,52 − 12
= 2,29
𝑋3 = √2,52 − 1,52
=2
𝑋4 = √2,52 − 22
= 1,5
0,5 2,5
=
𝑋 12
X = 2,4
𝑥1 = 1(X) = 2,4
𝑥2 = 2(X) = 4,8
𝑥3 = 3(X) = 7,2
𝑥4 = 4(X) = 9,6
𝑥5 = 5(X) = 12
III. Fillet 3,5
19
𝑥1 = √3,52 − 32
= 1,8
𝑥2 = √3,52 − 2,52
= 2,4
𝑥3 = √3,52 − 22
= 2,87
𝑥4 = √3,52 − 1,52
= 3,16
𝑥5 = √3,52 − 12
= 3,35
𝑥6 = √3,52 − 0,52
= 3,46
IV. Juring
V. Fillet 2
20
𝑋1 = √22 − 1,52
= 1,32
𝑋2 = √22 − 12
= 1,73
𝑋3 = √22 − 0,52
= 1,94
21
30 84 00 -680 50
31 01 -50 -240 50
32 84 00 -390 50
33 01 -50 -240 50
34 02 250 -250 50
35 00 500 6250
36 00 -1050 -1500
37 01 00 -200 50
38 03 200 -200 50
39 01 00 -2550 50
40 03 350 -350 50
41 00 70 4470
42 M06 0 0 T=04
43 00 -750 -1000 00
44 78 64 -1200 100 25
45 00 530 2260
46 M06 00 00 T=04
47 01 00 -3340 50
48 86 -300 -800 50 290
49 00 700 0
50 00 0 3340
51 M30 - - -
1. TIRUS 3. CEMBUNG
22
X3 : 3.5X20/5 =14 Y7. 5-3.57 =1.43
X7 : 1.5X20/5 = 6
X8 : 1X20/5 = 4 4. PARAMETER
X10 : 0
2. CEKUNG
𝑋1. √; 52 + 0.52 = 4.97
X2. √52 + 12 = 4.89
X3. √52 + 1.52 = 4.77
X4. √52 + 22 = 4.58
X5. √52 + 2.52 = 4.33
X6. √52 + 32 = 4
X7. √52 + 3.52 = 3.57
X8. √52 + 42 = 3
X9. √52 + 4.52 = 2.18
X10. √52 + 52 = 0
23
13 G84 -50 -8503 50
14 G84 -100 -8511 50
15 G84 -150 -8523 50
16 G84 -200 -8542 50
17 G84 -250 -8557 50
18 G84 -300 -8600 50
19 G84 -350 -8643 50
20 G84 -400 -8700 50
21 G84 -450 -8782 50
22 G84 -500 -9000 50
23 G84 --50 -6180 50
24 G84 -100 -6160 50
25 G84 -150 -6140 50
26 G84 -200 -6120 50
27 G84 -250 -6100 50
28 G84 -300 -6080 50
29 G84 -350 -6060 50
30 G84 -400 -6040 50
31 G84 -450 -6020 50
32 G84 -500 -6000 50
33 G03 -100 -436 50
34 M99 I=900 K=436 50
35 G03 100 -436 50
36 G00 0 5000
37 G84 -50 2000 50
38 G84 -100 2000 50
39 G84 -150 2000 50
40 G84 -200 2000 50
41 G84 -250 2000 50
42 G00 0 3000
43 M06 - - 50 I=4
44 G00 -600 -3122
45 G78 -87 -2000 50
46 G00 600 3122
47 M06 I=4
48 G86 -50 -4000 50
49 G00 -100 -5000
50 M30
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5.2.1 Laboratorium
5.2.2 Asisten
25