Anda di halaman 1dari 26

DUNIA KITA

Minggu, 25 Desember 2011


MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS - HOME NURSING

BAB I

PENDAHULUAN
Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep
baru dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek
keperawatan komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859
yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool, England dan juga
Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan
memberikan pengobatan kepada klien (masyarakat) yang mengalami
sakit terutama terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah,
kondisi sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga
beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi yang umum
ditemukan di masyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan rumah
juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat serta meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat,
serta mencegah terjadinya kekambuhan penyakit, seperti: perawatan
nifas pada ibu paska melahirkan, perawatan anak diare, pemantauan
klien dengan Tuberculosis, hipertensi, kardiovaskuler, penyuluhan
kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope & Lancaster,
2001).
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era
globalisasi ini, berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek
keperawatan di Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan
pealayanan kesehatan juga semakin meningkat dan berubah dari konsep
perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjdai kebutuhan
perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit
terminal. Di samping itu perawatan di rumah menjadi alternative bagi
keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan pengobatan
jangka panjang.
Hali ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan
keluarganya, bila mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan
klien dan keluarga lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada di
rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di rumah yang relative
lebih murah dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit sehingga di
rumah lebih cost effective.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan


kesehatan yang komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan
untuk indiidu dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan,
memelihara atau memulihkan kesehatan atau meningkatkan kemandirian,
menimalkan akibat dari ketidakmampuan dan penyakit terminal (Warhola, 1980).
Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral
dari pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991).
Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat
kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis
yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan
perawat medikal – bedah.
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder
dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerja sama
dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan rumah adalah
sebuah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada
lingkungan rumah untuk memulihkan ketidak mampuan dan membantu klien
menyembuhkan yang menderita penyakit kronik (NAHC, 1994).
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan
rumah adala klien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara
profesional (multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu
klien kembali ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di
rumah beradasarkan kontrak dan merupakan kelanjutan dari pelayanan
keperawatan pada tiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.
2.2. Perkembangan Pelayan Kesehatan Rumah
Bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang populer dan banyak dikenal
masarakat adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Karena berbagai
pertimbangan terpaksa perawatan dilakukan di rumah. Faktor – faktor yang
mendorong perkembanagan kesehatan rumah adalah:
o kasus – kasus penyakit terminal dianggap tidak efisien lagi jika dirawat di institusi
pelayanan kesehatan, misal klien mengidap penyakit keganasan (kanker) stadium
akhir.
o Keterbatasan masyarakat untuk membiayai kasus penyakit degeneratif yang
memerlukan perawatan relatif lama, misal klien pasca – stroke yang mengalami
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi dalam jangka waktu yang
cukup lama.
o Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, dengan asumsi bahwa
perawatan klien yang lama (> 1 minggu) tinggal di rumah sakit tidak
menguntungkan.
o Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian besar klien
jika dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan.
Pelayanan kesehatan rumah bertujuan:
a. Meningkatkan kemandirian klien dalam pencegahan komplikasi penyakit kronik
membantu mengurangi efek penyakit dan ketidakmampuan akibat penyakit.
b. Biaya kesehatan akan lebih terkendali, kesinambungan pelayanan yang diberikan
akan mencegah terjadinya komplikasi.
c. Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam memberikan
pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat melakukan suatu
penelitian pada aspek –aspek yang membutuhkan pengembangan.

Menurut Suharyati, (2004) program home care mempunyai dampak yang


menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat
dalam pelayanan home care. Bagi klien dan keluarga dapat membantu secara
efisien dalam mengurangi beben biaya rawat inap dirumah sakit yang makin
mahal dan semakin tidak terjangkau, disamping pula meningkat kemandiri
keluarga dalam perawatan klien dirumah. Sedangkan bagi para petugas yang
terlibat terutama dalam pelayanan langsung dirumah klien program ini dapat
memberikan variasi lingkungan kerja dan mampu menambah pengasilan bagi para
perawat yang bekerja dirumah sakit.
Karakteristik home care adalah memprioritaskan preventif dan promotif tanpa
mengabaikan kuratif dan rehabilitative, cara pelayanan tidak terkotak-kotak,
terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara menyeluruh,
sedangkan manfaat yang dapat diambil dari pelayanan home care adalah
terpernuhinya kebutuhan dan tuntutan keperawatan dan kesehatan, biaya kesehatan
akan lebih terkendali, mutu pelayanan akan lebih meningkat dan keluarga akan
lebih terlibat secara aktif.
Strategi penggelolaan home care. Untuk mengelola home care dibutuhkan
komitmen dari berbagai pihak yang terkait baik dari penggelola, rumah sakit
maupun dari para pemberi pelayanan. Karena dalam pelaksanaannyahome care
tidak lepas dari berbagai masalah diantaranya adalah image masyarakat masih
berorientasi pada medis, praktek mandiri belum tersosialisasi.
Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala atau hambatan dalam
mencapai sukses dalam pengelolaan HHC (Home Health Cere) yaitu dilihat dari
aspek internal dan aspek eksternal. Hubungan dari aspek internal terdiri dari
product lifecycle,wage and benefits,administrivia, dan hospital large-scale mind
set. Sedangkan hambatan eksternal menyangkut system pembayaran yang tidak
ancer, meliputi : reimbusment changes, propective payment dan case management
yang tidak hati-hati. Untuk menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal
HHC menurut Lerman and Linne, (1993) diarahkan pada :
a. Menetapkan strategi MIA (Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi
hambatan internal.
M = Mission
Antara agen / unit home cere dan rumah sakit harus saling bersinergi dan
mempunyai kesamaan pandangan dalam hal:
 Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama berusaha secara aktif dan
proaktif, sehingga akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dalam
pelayanan program HHc sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan
kerumah sakit (klien Rawat jalan), penghematan biaya : HHC didesain untuk
memaksimalkan penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkan Length of
stay (LOS)
I = Innovation
Agensi atau hospitalisasi – Bassed Home Care harus dapat mendorong
menciptakan inovasi – inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran dan pelayanan.
Dalam konteks ini rumah sakit harus mendukung kegiatan HHC tersebut dengan
memberikan reward yang positif dan memedai. Ada dua prinsip yang harus
dipegang untuk mengembangkan hal tersebut, yaitu :
 Jika rumah sakit memiliki program inovasi yang dapat diimplementasikan tanpa
mengganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program
RS tersebut.
 Dan sebaliknya jika agensi atau unit HHc memiliki proses dan system inovasi
sendiri dan tidak mengganggu system RS, maka RS sebaiknya mengadaptasi
system HHC tersebut.

A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsure bisnis (profit
oriented), maka sebaiknya penggelolaan HHC diberi otonomi dalam
mengembangkan teknik-teknik euntrepreneurship (kewirausahaan), oleh karena itu
sebaiknya yang menjadi admistratur HHC adalah seorang euntrepreuneur. Dengn
demikian akan mampu meningkatkan penampilan HHC yang professional.
b. Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendasikan 4 hal yang perlu
diperhatikan :
 Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan oleh staff dan
tersedia dengan lengkap, meliputi akunting, laporan pelayanan, dan monitor
produktiftas pelayanan.
 Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka penggelola HHC harus
mampu mengembangkan system pembiayaan yang efektif dan efisien ( dihitung
berdasarkan unit cost/ kunjungan).
 Program HHC harus mampu menciptakan system referral (rujukan) sebagai upaya
mengembangkan net working yang mendukung peningkatan kinjungan ke HHC.
 Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan serive atau pelayanan yang
berorientasi pada costume / pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis harus
berubah dan keuntungan (profit) = Rev-enue-biaya (cost) menjadi long term profit
( dari customer yang puas)-biaya= profil plus.

Secara umum jenis pelayanan yang dapat diberikan dalam pelayanan kesehatan
rumah dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan rehabilitasi
3. Pelayanan informasi dan rujukan
4. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
5. Pendidikan dan latihan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Langkah – langkah Home Care menurut Smith (1995) ada empat aktifitas atau fase
dalam melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:
1. Fase Permulaan
Perawatan merupakan kasus – kasus yang perlu ditidak lanjuti dirumah, melelui
seleksi kasus dipuskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadual
kunjungan, kontrak waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan
keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambilan
keputusan. Selama fase ini pula perawat dan keluarga berusaha untuk saling
mengenal dan mengetahui bagaimana keluarga menangapi suatu masalah
kesehatan. Selain itu juga perawat menyiapkan perlengkapan lapangan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat penyakit
klien (individu atau anggota keluarga) dari rekan kesehatan anggota keluarga
(family folder) dipuskesmas dan pencatatan lain (unit pelayanan kesehatan) yang
ada kaitannya dengan klien tersebut, membuat catatan singkat tentang masalah
klien dan keluarga tersebut.
2. Fase implementasi
Fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana,
eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya.
Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannya dan sediakan pula
informasi tertulis.
3. Fase terminasi
Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan bersama keluarga. Menyususn rencana tindak lanjut terhadap
masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin
dialami keluarga. Tinggal nama dan alamat perawat serta nomor telpon yang bisa
dihubungan oleh keluarga.
4. Aktivitas post visit
Fase terakhir adalah pendokumentasian, dimana perawat melakukan pencatatan
secara lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan,
tempat perawat bertugas.

Karakteristik pelayanan kesehatan rumah antara lain


a. Pelayanan kesehatan rumah memiliki karakteristik sebagai bentuk pelayanan
kesehatan promotif dan preventif yang menjadi prioritas utama dengan tidak
mengabaikan upaya pengobatan, pencegahan kecacatan yang dilakukan dalam
bentuk kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi.
b. Tatacara pelayanan tidak diselenggarakan secara terpisah – pisah, namun dilkukan
secara terpadu (interdisiplin) dalam rangka memenuhi kebutuhan klien.
c. Pendekatan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh.
Agen adalah pengelola yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan
pelayanan kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana dan peralatan serta
mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Sejak awal berdirinya
pelayanan kesehatan rumah, banyak organisasi yang telah membuat program
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan klien.
Berdasarkan pada administrasi dan struktur organisasi, agen kesehatan rumah
dibagi dalam lima jenis yaitu:
1. Agen pemerintahan
2. Agen voluntir/sukarela
3. Agen kombinasi
4. Agen rumah sakit
5. Agen proprietary/swasta

Tiap tipe berbeda satu dengan yang lain baik dari segi administrasi maupun
struktur organisasi, namun sama dalam kaitan dengan standar yang harus dipenuhi
seperti lisensi (izin), sertifikasi dan akreditasi.
Agen pemerintahan
Baik perawat maupun profesi lain yang bekerja dibayar oleh pemerintah daerah
maupun pemerntah pusat (departemen kesehatan). Sumber pembiayaan dengan
menggunakan dana pajak, tidak mencari keuntungan. Kegiatan yang dilakukan
tidak hanya melakukan pelayanan kesehatan rumah secara umum tetapi juga
terlibat dalam pelayanan kesehatan pencegahan seperti program imunisasi, klinik
anak sehat dan pendidikan kesehatan.
Agen sukarela
Tim pelayanan kesehatan yang bekerja secara sukarela tidak memperoleh bayaran
dari klien yang dilayani. Namun kadang – kadang dibantu oleh charity (donatur).
Jasa yang mereka terima tergantung dari jenis pelayanan yang diberikan mencakup
program rehabilitasi, jenis pelayanan lain yang dilaksanakan apabila mereka
bekerja di agent pemerintahan.
Agen kombinasi
Pada agen jenis ini petugas merupakan gabungan antara agen pemerintah dan agen
sukarelayang memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat dengan penghasilan
di bawah standar. Pelayanan kesehatan yang diberikan dengan memperhatikan
peran seperti halnya mereka bekerja dengan agen pemerintah.
Agen berbasis rumah sakit
Agen ini berbeda dan jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan agen
pelayanan kesehatan rumah lainnya. Dewan Direktur Rumah Sakit bertanggung
jawab dan mengatur pelayanan kepada klien ini. Lebih dari itu klien yang dirawat
di Rumah Sakit telah mempunyai akses ke petugas kesehatan di rumah sakit
tersebut apakah agen pemerintah, voluntir, swasta maupun kombinasi, tergantung
dari struktur rumah sakit terkai.
Kegiatan ini merupakan salah satu sumber pendapatan bagi rumah sakit, sehigga
mereka akan lebih berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan dan siap
bersaing dengan agen lain yang berbasis komunitas.
Agen swasta
Pendirian agen jenis ini atas perolehan izin dari pemerintah. Untuk melakukan
kegiatan pelayanan kesehatan rumah mereka harus memiliki lisensi, sertifikat dan
akreditasi. Pemilikan usaha ini bertanggung jawab kepada pemerintah menerima
pembayaran dari pihak ketiga dan klien sebagai individu, jika tidak menjadi
peserta asuransi. Pelayanan yang diberikan harus sesuai standar, tidak hanya
mementingkan unsur keuntungan.
Jika klien memiliki bukti – bukti pelayanan di bawah standar, klien dapat
mengajukan klaim/komplain. Munculnya berbagai jenis agen yang menyediakan
pelayanan kesehatan rumah di masyarakat dengan perhatian utama ditujukan
kepada pelayanan yang berkwalitas, hal ini merupakan suatu isu emosional
terutama orang – orang yang bekerja pada agen yang bersangkutan. Agar
pelayanan yang mereka berikan tetap berkwalitas, maka pemerintah melakukan
pengaturan yang merangsang proses kompetisi secara sehat, di antara aen yang ada
sehingga dapat mengembangkan dan memelihara program pelayanan kesehatan
yang mereka janjikan.
Aspek lain yang menjadi perhatian pemerintah adalah biaya yang terjangkau oelh
individu dan keluarga. Manajemen dan penampilan di samping administrasi yang
rapi merupakan ukuran lain pada aspek penilaian.

Akreditasi
Akreditasi adalah penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
diterima masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang
akan mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar
seluruh komponen pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi
penyalahgunaan serta penyimpangan. Komponen evaluasi meliputi:
1. Pelayanan masyarakat
2. Organisasi dan admnistrasi
3. Program
4. Staf/personal
5. Evaluasi
6. Rencana yang akan datang

2.3. Kebutuhan Pendidikan Untuk Bidang Praktek


Instituti pendidikan keperawatan bertanggung jawab untuk menghasilkan
tenaga perawat yang mahir dan berkompeten. Kompetensi profesional adalah
kebutuhan utama bagi perawat kesehatan rumah yang berasal dari berbagai tingkat
pendidikan dan mempunyai pengalaman praktik yang berbeda. Kedua aspek ini
harus disiapkan dengan baik selama masa pendidikan karena mempunyai
konstribusi dalam ;pelanyanan kesehataan rumah. Kelak perawat harus dididik dan
dilatih untuk memperoleh pengalanman dan mencapai kemamnpuan yang lebih
tertinggi sehingga selain dapat bekerja dengan rekan seprofesi maupun profesi, lain
mampu bekerja sama dengan klien daan anggota masyarakat. Lulusan serjana
keperawatan merupakan tingkat minimum untuk bergabung daalam profesi
perawat kesehatan masyaraka.
Kualitas pendidikan merupakan dasar untu mengembangkan karakteristik
penting dalam pelayanan kesehatan rumah. Pengalaman hidup, empati dan
kesadaran diri adalah faktor yang tidak dipisahkan dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas pada klien. Didalam pelayanan kesehatan rumah, lulusan sarjana
keperawataan (SI) merupakan tenaga perawat tingkat minumum yang akan teribat
hanya sebagai perawat staf, sedang tenaga perawat lulusan pascaserjana (spesialis)
(S2) yang telah dipersiapkan dengan baik,akan bertindak sebagai perencanaan,
pengatur program dan dapat pula berfungsi sebagai tenaga pengajar. Jika
pelayanan kesehatan rumah berkembang , maka kebutuhan akan perawat akan
spesialis klinin akan meningkat terutama dalam keperawatan tekhnologi tinggi
yang dipindahkan dari rumh sakit kesituasi rumah. Pengaturan pelayanan
keperawtan rumah lebih dibutuhkan perawat klinis spesialis untuk mengatur dan
mengembangkan program dalam memenuhi kebutuhan poulasi yang dilayani
melalui jaringan yang ada.
2.4. Lingkup Praktik
Hal penting yang perlu diingat bahwa pelayan kesehatan rumah adalah bagian
dari perawat kesehatan masyarakat, yang menitip beratkan kegiatan promosi
kesehatan. Kegiatan promosi kesehatan adalah komponen dasar dari praktik
kesehatan yang dilakukan pada klien dengan tujuan utama memfasilitas
(mempermuda) klien melakukan perawaan diri sendiri. Menurut Orem (1995)
perawata mandiri adalah aktifitas aktifitas praktik individu yang meliputi
pemeliharaan kesehatan dan kesejatraan klien tampa mengabaikan kecactan
mereka. Contoh, klien dengan pasca strok tidak mampu melakukan kegatan sehari
hari tanpa bantuan. Walupun demekian klien dapat dilatih dan diajarkan
me;akukan kegiatan dengan modifikasi sehingga secra bertahap klien menuju
ketahap pelaksanaan prinsip perawatan diri sendiri secara sempurna.
Pada dasarnya perawatan diri sendiri adalah suatu tindakan yang dipilih leh
konsumen dan klien terhadap diri mereka sendiriuntuk memelihara kehdupan
kesehatan kesejatraan mereka (Goeppengor, 1992). Tujuan utama untuk membantu
mencega terjadinya penyakit dan untuk menngkatkan kesejatraan klien pada area
kesehatan rumah. Klien yang menentukan dan mengontrolpelayanan yang
diberiakan kepadanya dan rencana pelayanan yang akan diberikan harus ditetapkan
bersama sama. Perawat hanya bertindak sebagai pasilitator untuk
mengembangkaan prilaku kesehatan positif kepada individu yang mengidap
penyakit tertentu, setelah kembali ke rumah sakit / instansi kesehatan lain.
Aplikasi proses keperawatan difokuskan pada kepada kebutuhan klien
individu dan pemberi perawatan mereka. Menurut American Nurses Credentialing
center, “kerangka kerja praktik kesehatandi rumaha adalah manajemen perawatan,
yang mencakup: penggunaan proses keperawatan untuk mengkaji, mendiagnosis,
merencanakan, dan mengevaluasi perawatan; pelaksanaan intervensi keperawatan,
termasuk penyuluhan; koordinasi dan penggunaan rujukan dan sumber; pemberian
dan pemantauan semua tingkat perawatan semua teknis; kolaborasi dengan disiplin
lain dan pemberi perawatan lai; identifikasi masalah klinis dan penggunaan
pengetahuan penelitian; sepervisi personel tambahan; dan advokasi hak klien untuk
determinasi diri.
Perbedaan antara keperawatan kesehatan di rumah berbeda dengan peran
perawat di perawatan akut. Stackhouse (1998) mengidentifikasi beberapa
pertimbangan utama pada keperawatan kesehatan rumah:
 Perawat bekerja dalam lingkungan klien. Perawat adalah tamu di rumah klien. Di
rumah sakit, sering kali ada perasaan bahwa perawat dan dokter adalah pemilik
rumah sakit dan klien adalah tamu.
 Kebuuhan akan komunikasi yang jelas dan lengkap penting karena anggota tim
kesehatan lain biasanya tidak hadir bersama perawat.
 Pengetahuan mengenai sistem reimbursement sangatlah pentng. Klien harus
mengetahui layanan apa yang tersedia karena sebagian besar orang tidak
membayar langsung atas layanan.
 Perawat kesehatan rumah bekerja sendiri. Perawat di ruah sakit dikelilingi oleh rekan
kerja yang lain, sedangkan perawat kesehatan rumah hanya memiliki telepon.
 Perawat di rumah sakit memiliki berbagai suplai dan peralatan. Perawat kesehatan
rumah sering kali harus membuat atau mengadaptsi peralatan untk disesuaikan
dengan rumah.
 Pengetahuan mengenai sumer komunitas itu penting. Sumber komunitas sering kali
dapat menimbulkan banyak perbaikan pada kualitas hidup klien. Perawat
kesehatan di rumah sebaiknya memiliki berkas sumber untuk dibagikan ke klien
dan keluarga klien.

2.5. Hubungan Perawat – Klien Dengan Keluarga


Perawat – perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap
seluruh masalah kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu atau
sekelompok keluarga. Perawat tersebut memiliki kemapuan klinik yang general
dan dapat bekerja dengan klien dari seluruh kelompok usia.

Prinsip hubungan perawat – klien dengan keluarga :


1. Focus intervensi perawat adalah keluarga
2. Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan
meliputi tiga level pencegahan.
3. Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatan.
4. Perawat adalah tamu di rumah keluarga

Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga


1. Fase premisiasi atau persiapan
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi
dari puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk
kunjungan yang dilakukan. Baik perawat yang sudah berpengalaman fase ini di
perpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk dilakukan fase ini adalah
kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.
2. Fase inisiasi atau perkenalan
Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini, perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi
suatu masalah kesehatan.
3. Fase implementasi
Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan
keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga
dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan
sesuai dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.
4. Fase terminasi
Difase ini, perawat membuat kesimpulan hasi kunjungan berdasarkan pada
pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak
lanjut terhada masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan
yang mungkin dialami keluarga penting dilakukan fase terminasi. Tinggalkan
nama dan nomor telpon.
5. Fase paska kunjungan
Fase terakhir ini sering terabaikan. Difase ini hendaknya membuat dokumentasi
lengkap tentang hasil kunjunagan untuk di simpan di pelayanan kesehatan, tempat
perawat bertugas.

2.6. Kontrak Kerja


Kontrak adalah elemen utama dari hubungan perawat klien melipyuti
ketetapan / peratutan maupun petunjuk : permintaan pihak III yang akan membayar
jasa bagi pemberi pelayana kesehatan. Kontrak dapat direpisisesuai dengan
perawatan yang dilakukan dirumah, dilakukan tergantung dari setiap fase/ tahap
proses kesetahan. Sebagai contoh, pada tahap pengkajian, perawat melakukan
pengujungan rumah untuk mengumpulkan data dan menentukaan komponen
persetujuan dan rencana tindakan yang akan dilakukan bersama klien dan keluarga.
Apabila terjadi kesesuaian pada saat pertama kali kunjungan rumah kontrak
dapat dlakukan, jika belum maka perawat harus mencari peluang lain untuk
meyakinkan klien dan keluarga pada kunjunan rumah berikutnya.
Pada kasus manapun bukanlh jenis kontrak yang dipermasalhkan namun
aspek penting adalah keikitsertaan / keterlibatan klien dan keluarga dalam
menetapkan dan mengevaluasi proses. Penentuan tujuan jangka pendek dan jangka
panjang dilakukan yang bertujuan tidak hanya untuk melakukan perawatan
berkelanjutan akan tetapi untuk mengevaluasi kemajuan kondisi klien.
Penelitian dalam bidang kesehatan masyarakat menemukan bahwa sebagian
besar kunjungan rumah tidak dikenal oleh klien karena perawat tidak menjelaskan
dengan baik tentang tujuan kunjungan mereka dengan klien dan keluarga. Sebagian
besar dialog gagal yang menunjukan kegagalan pembinaan hubungan antara
perawat dan klien dan keluarga.

2.7. Sistem Kontark Kerja


Kontrak kerja dalam pelayanan kesehatanrumah adalah perjanjian kerja sama
antara dua pihak (unsur) yang berkepentingan seperti tecantum dalam mekanisme
pelayanan kesehatan di rumah. Bentuk kontrak kerja meliputi : perjanjian kerja
sama antara pihak –pihak yang melakukan kerja sama tertulis (kontrak kerja) yang
bentuk perjanjiannya meliputi :
a. Perjanjian kerja sama antara penggelola dan rumah sakit
b. Perjanjian kerja sama antara penggelola dan pengelola lainnya ( penyediaan
tenaga, pengadaan atau penyewaan alat kesehatan, penyewaan ambulans dan
sarana transportasi lainnya dan lain sebagainya.
c. Perjanjian kerja sama antara pengelola dan perusahaan penjamin klien termasuk
ansuransi.
d. Perjanjian kerja antara pengelola dan pelaksana pelayanan
e. Perjanjian antara konsumen dan pengelola.

Hal-hal yang harus termuat dalam kontrak kerja


1. Judul kontra kerja
2. Hari dan tanggal penandatanganan kontrak kerja
3. Pihak-pihak yang melakukan kerja sama dan penandatanganan kontrak kerj. Jelas
disebutkan nama, alamat dan tanda tangan masing-masing pihak.
4. Hak masing-masing pihak
5. Kewajiban masing-masing pihak
6. Sanksi terhadap pengingatan /pembatalan kontrak kerja secara sepihak
7. Jangka waktu/ masa kontrak kerja
8. Kontrak kerja dibuat diatas kertas bermaterai ( yang mempunyai kekuatan hukum).
2.8. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah
Perawat pelayanan kesehatan, terlibat dalam perawtan langsung dan
perawatan tidak langsung. Dalam melaksakan tugasnya, perawat pelayanan
kesehatan rumah menjalankan beberapa macam perAN.
Perawatan Langsung
Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang diperoleh
melalui intraksi perawat – klien. Kegiatan pelayanan secara langsung yang
diberiakan pada klien meliputi pengkajian fisik klien, mengganti balutan luka,
memberikan injeksi, memasang kateter dan atau memberi injeksi ntravena. Selain
itu perawat memberiakn pendidikan kesehatan pada klien dan anggota kluarga
yang memberikan pelayanan kesehatan ( Caregiver), tentang cara cara melakukan
prosedur tertentu.
Perawat dapat membantu klien dan keluatga mengembangkan sikap yang positif.
Kemampuan dan kecakapan tehnis harus diperhatikan oleh perawat pelayanan
kesehatan rumah sehinga dapat menerima pembayaran jasa yang telah diberikan
oleh pihak ke III. Untuk menentukan tindakan apa saja yang telah dilakukakan leh
perawat maka berikut ini terdapat beberapa hal yang harus dicatat secara ade kuat
yaitu :
 Apakah pelayan kompleks, diberiakan oleh perawat yang terekistrasi (RN)
 Apakah yang dapat dilakukan perawat yang terampil sesuai dengan kondisi klien
 Dapatkan pelayanan yang diberikan dilakukan oleh seseorang yang bukan petugas
kesehatan
 Apakah instruksi yang diberikan dalam merawat klien melipuyi pengetahuan,
instruksi (perawatan) dilakukan oeh seorang perawat RN
Guna menjawab pertayaan tersebut, perawat pelayanan kesehatan rumah
harus memiliki dasar pengetahuan yang cukup untuk mengetahui dan menafsirkan
/ menginterprestasikan kata keterampilan. Klien dan keluarga mempunyai
penafsiran terhadap pelayan yang diberikan data subyektif atau obyektif. Beberapa
contoh dari pelayanan kesehatan berikut ini, akan membantuk petugas keperawatan
untuk menyakinkan mereka tentang objektifitas pelayanan yang diberikan.
 Obsevasi dan evaluasi keadaan fisik dan emosional.
 Meyediakan perawatan langsng seperti aturan dalam keperawatan, latihan rehabilitasi,
pemasangan kateter, irigasi kolostomi dan petawatan luka
 Membantu klien dan keluarga megembangkan prilaku positif dalam kesehatan
 Membantu klien dan keluarga untuk memberikan pengobatan jika diperlukan
 Ajarkan klien dan keluarga untuk menjalakan diet yang dianjurkan dokter,
mempertimbangkan masalah budaya, keungan dan hal yang terksit dengan privasi.
 Lapotkan kedokter jika muncul tanda dan gejala yang berhubungan dengan status
kesehatan klien dan kelanjutan pengobatan yang sedang dijalani
 Membantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi sumber daya yang akan
membantu klien mencapa fungsi kesehatan optimal.

Perawatan Tidak Langsung


Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai kontak
langsung dengan perawat. Perawatan cenderung pada perawatan tidak langsung
lebih kearah kegiatan konsultasi. Perawat pelayanan kesehatan rumah dihubungi
oleh perawat rumah sakit untuk melanjutkan kegiatan kegiatan yang telah
dilakukan klien dan keluarga misalnya dalam hal merawat ostomi.
Perawat pelayanan kesehatan rumah berfungsi sebagai tenaga konsultan, nasehat
yang diberikan tentang bagaimana cara mengatur klien dengan masalah tertentu
melalui kerja sama dengan anggota lain dalam tim. Pertemuan tim secara berkala
yang memberikan perawatan tidak langsung dipelayanan kesehatan rumah
dilakukan secara teratur. Ini merupahkan waktu yang ideal untuk meni ngkatkan
koordinasi dan kesinambungan pelayanan perawatan klien dan menggunakan
sumber daya secara optimal.
Pengawasan terhadap asisten atau pembantu perawatan kesehatan rumah dilakukan
secara tidak langsung, melalui evaluasi yang dilakukan terhadap klien, dilakukan
dua minggu sekali. Banyak tindakan keperawatan yang dilakukan di rumah,
mungkin tidak secara langsung kelihatan oleh klien, tetapi dapat dinilai melalui
kualitas pelayanan kesehatan rumah.
Sebagai perawatan klinis, pendidik, peneliti, administrator dan konsultan dapat
menerapkan ilmu dan pengalaman mereka sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki. Dikatakan sebagai pendidik karena mereka mengajarkan klien dan
keluarga bagaimana cara “melakukan sesuatu” dan mengajarkan cara tahapan
perawatan diri sendiri secara formal mereka mengajar topik-topik pendidikan
kesehatan kepada kelompok masyarakat. Peran peneliti dapat diterapkan pada
penelitian untuk meningkatkan asuhan keperawatan dimasa medatang.

2.9. Standar Praktik Pelayanan Kesehatan Rumah


Standar praktik merupakan salasatu prangkat yang diperlukan oleh setiap
tenaga profesinal. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal
bagi para perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman
efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan
oleh Amerikan Nurse Association(1986)yang memperlihatkan hubungan proses
keperawatan dengan standar praktik .

Standar I (Organisasi)
Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat
profesional tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan
kesehatan rumah dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun
diorganisasi kesehatan komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja
bersama-sama, untuk membuat rencana dan program yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelayanan komunitas.
Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan agen yang
akan memutuskan jenis pelayana yang dibutuhkan klien adan keluarganya di
lingkungan mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap
program dan personal ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu
untuk memperbaiki dan meningkat pelayanan yang diberikan.

Standar II-IV (Teori)


Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian
,intervensi,dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan,kesehatan
masyaraka,fisik,sosial dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab untuk mengkaji klien dan kluarga pada sat kunjungan rumah
pertama kali dan kunjungan teratur brikutnya. Informasi ynga diprileh dari klien
dan keluarga di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan
subjektif. Sebagai contoh:
 Data subjektif : meliputi informasi klien,keluarga,dokter dan perawat dalam bentuk
komuniksai verbal.informasi diperoleh melalui pertanyaan langsung untuk
me\lengkapi data dasar guna mendirikan diagnosis keperawatan yang akurat
meliputi:
1. Diagnosis
2. Status kesehatan
3. Riwayat keluarga
4. Tinjauan terhadap riwayat kesehatan dan penyakit yang terkait dengan
sistenkardiopaskuler, paru -
paru,muskuloskeletal,gastrointestinal,genitourinaria,endokrin,neurologi dan
integumen
5. Kondisi sosial ekonomi,meliputi: sumber pengahasilan,besarnya
penghasilan,agama,sistem pendukung,keamanan lingkungan dan ketergantungan
terhadap pekerjaan.
6. Pola hidup sehari-hari yang mencakup diet,pola makan,eliminasi,istirahat dan
tidur,latihan,aktivitas,rekreasi dan kebersihan.

 Data objektif: diperoleh dari tijaun seluruh sistem tubuh melalui pengkajian
/pemeriksaan fisik secara terampil dari kepala hingga kaki.dari data lain yang
tercatan pada format diklinik pelayanan rumah,diidentifikasi dan dikembangkan
menjadi diagnosis keperawatan.
Pada tahap pengkajian parawt pelayanan kesehatan rumah menentukan profesi lain
yangg dibutuhkan klien seperti ahli terapi okupasi,ahli terapi wicara,pekerja
sosial,dibidangkesehatan.ahli gizi keluargaharus dilibatkan dalam secaraa
keseluruhan dalam proses keperawatan.
Standar V (Perencanaan)
Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. Tujuan berfokus pada unsure-unsur promosi dan pemeliharaan kesehatan,
pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi.

Standar VI (pelaksanaan / intervensi)


Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah., bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan
rumah bertanggung jawab membantu klien kembali ketingkat fungsi optimal dan
kesehatannya dan menjamin klien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam
pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet
dan evaluasi terhadap Pengaturan klien dengan diabetes.
Standar VII (evaluasi)
Secara bersama-sama klien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah
melakukan penilaian terhadap status klien dan kemajuan yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama
perawat telah menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang yang harus dicapai.
Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)
Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang
menyediakansuatu transisi secara bertahap bag kliendan keluarga, dari rumah sakit
kerumah.hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lainyang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan klien.
Standar IX (kerja sama antar di-siplin)
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar
kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama
merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang
diberikan.
 Standar X (pengembangan Profesional)
Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam
menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok,
evaluasi diri sendiri yang merupakan bagian dari tim keehatan.
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan
pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya. Pengembangan professional
adalah suatu area pentiing karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang
dengan pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah sosisl
dan ebutuhan peleyanan kesehatan dirumah.
Standar XI (Riset)
Perawat pelayana kesehatanrumah berpartisifasi daalam berbagai kesempatan
dalam melakukan riset,walau belum pernah mempunyai pengalaman riset
keperawatan terutama dalam riset keperawatan komunitas.namun jika sumberdaya
dan faktor pendukung dalam penelitian tersebut memadai ,perawat kesehatan
rumah dapat dilibatkan.
Standar XII (Etika)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna
membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat
kilen,melakukan promosi kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan
kontrak pertama untuk melihat sumberdaya yang ada dimasyarakat.dilema dan
komflik diselesaikan melalui suatu mekanisme yang di rancang dan disepakati.
Untu kmencapai tujuan tersebut perawat bertanggung jawab untuk membina
hubungan saling percaya dengan keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah
tempat yang sesuai untuk pemberian pelayanan kesehatan.
2.10. Pendekatan Interdisiplin Dalam Pelayanan Kesehatan Rumah
Kerja sama antar disiplin di perlukan dalam pelayanan kesehatan rumah.
Tanpa kerja sama yang efektif tidak akan terjadi pelayana yang
berkesinambungan, sehingga akan terjadi kebingungan dan salah pengertian pada
klien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan rrencana
pulang, perawat di rumah sakit yang mengidentifikasi akan kebutuhan klien untuk
pelayanan kesehatan rumah yang merencanakan bersama dengan dokter untuk
membuat program di rumah nanti.
Rencana pulang (Discharge planning) yang telah di buat, kemudian di
kordinasikan dengan pelayanan kesehatan rumah dan secara khusus di minta untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan permintaan dari dokter. Jika personal yang
terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah terdiri atas bebwrapa disiplin
maka di rektur dari agen yang memberikan pelayanan kesehatan rumah tersebut
harus maelakukan pengawasan dari proses kolaborasi.
Dalam pelayanan kesehatan rumah para anggota profesional stress karena
perubahan peran dan tumpang tindi tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap
anggota profesi secara hati- hati menganalisis peranannya untuk menghingdari
kerangcungan maupun kebingungan dalam memberikan pelayanan kesehatan
rumah pada klien sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Yang bertanggung
jawab terhadap klien adalah dokter yang merawat sebelumnya, harus menjamin
pengobatan untuk klien.
Dalam pelaksanaannya, tiap anggota profesional yang bekerja di pelayanan
kesehatan rumah melakukan evaluasi ulang terhadap status kesehatan klien dan
melaporkannya kepada dokter pengelolah kemudian di modifikasi rencana
pengobatan klien tersebut. Pelayanan telah di berikan, memerlukan
pendokumentasian. Hal ini selain untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah
di lakukan dalam menjamin kesinambungan, sebagai bukti suksesnya kerja sama
antar disiplin. Peran dan fungsi profesi antar disiplin bergantung beberapa faktor,
faktor tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan karakteristik
masing-masingv anggota tim harus kompeten sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan di bidang mereka.
Pada umumnya tenaga kesehatan yang terlibat pelayanan kesehatan rumah adalah
dokter. Ahli fisioterapi, ahli okupasi, ahli terapi wicara.
Dokter
Klien sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter langsung. Perawat yang
menjalankan rencana program di rumah memerlukan persetujuan dokter yang
merawat klien sebelumnya. Rencana ini harus dievaluasi sedikitnya setiap 62 hari
(kurang lebih 2 bulan) atau jika kondisi klien berubah, maka waktu kunjung akan
ditinjau kembali.
Rencana keperawatan yang dibuat meliputi diagnosis, status kejiwaan, jenis
pelayanan dan peralatan yang dibutuhkan, frekuensi kunjungan, prognosis,
aktivitas yang boleh dilakukan, kebutuhan gizi, pengobatan dan perawatan, unsur –
unsur keselamatan untuk melindungi klien terhadap terhadap seluruh pelaksanaan
rencana program di rumah (NAHC, 1994).
Dokter komunitas juga memberikan konsultasi kepada agen pelayanan kesehatan
rumah baik mengenai prosedur maupun kebijakan, merencanakan dan menjelaskan
tentang manfaat pelayanan kesehatan rumah kepada masyarakat.

Ahli fisioterapi
Tenaga ahli fisioterapi yang bekerja di pelayanan kesehatan rumah adalah lulusan
S1 dn S2 (Master). Sebagaimana halnya perawat, ahli fisioterapi dapat bekerja
secara langsung maupun tidak langsung. Pelayanan langsung yang diberikan
meliputi memperkuat otot – otot, memulihkan pergerakan kontrol kekuatan otot,
latihan beban (gaya) disertai latihan aktif dan pasif. Cara perawatan yang
digunakan meliputi stimulasi saraf permukaan secara elektris (TENS), panas, air,
cahaya ultrasuara, drainase postural dan latihan penguatan paru – paru. Ahli
fisioterapi bertanggung jawab untuk mengajar klien dan keluarga cara – cara
perawatan mandiri.
Aktivitas tidak langsung dari ahli fisioterapi disepakati dengan asisten (lulusan
Diploma III) untuk melakukan tindakan latihan sesuai kondisi klien di bawah
pengawasan ahli fisioterapi lulusan S1 atau master.

Ahli terapi okupasi


Ahli terapi okupasi membantu klien untuk mencapai tingkat optimal agar dapat
berfungsi, dengan jalan mengajar mereka untuk mengembangkan dan memelihara
kemampuan yang ada guna melakukan aktivitas sehari – hari di rumah. Tenaga ahli
terapi okupasi dengan tingkat pendidikan sarjana bekerja melatih klien,
mengevaluasi tingkat kemampuan otot, mengajarkan kegiatan mandiri,
memodofikasi alat – alat yang digunaka untuk disesuaikan sehingga klien dapat
beradaptasi dengan kondisinya.

Ahli terapi Wicara


Tenaga ahli terapi wicara, di amerika serikat merupakan lulusan dari Asosiasi
Bahasa dan Pendengaran. Ahli terapi wicara bekerja membantu anggota
masyarakat yang bermasalah yang berkaitan dengan suara, bahasa dan
pendengaran. Kebanyakan klien mendapat latihan langsung dari ahli terapi wicara
yang diawali dengan evaluasi suara dam kemampuan bahasa. Rencana spesifik
yang diajarkan kepada klien dan keluarga untuk mengembangkan kemampuan
bahasa ahli terapi wicara dapat mengajarkan perawat maupun keluarga klien
tentang bagaimana cara mendorong mengembangkan metode komunikasi yang
teraik bagi klien.
 Pekerja sosial
Pekerja sosial di pelayanan kesehatan rumah adalah tenaga yang berijazah sarjana
dan minimal memiliki satu tahun pengalaman dalam bidangnya. Tenaga ini bekerja
membantu keluarga berkaitan dengan masalah – masalah sosial, emosional, dan
faktor – faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mereka. Pekerja sosial
membatu klien secara langsung atau merujuk klien ke sumber daya yang sesuai.
Masalah yang sering dialami klien, pembayaran, pengadaan alat maupun intervensi
krisis yang sesuai dengan kondisi klien setelah kembali dari rumah sakit.

Pembantu kesehatan rumah/ibu rumah tangga


Sejak dimulainya pelayanan kesehatan rumah, tenaga pembantu kesehatan rumah
merupakan bagian dari tim pelayanan kesehatan rumah. Tenaga ini diawasi
langsung oleh perawat pelayanan kesehatan rumah atau tenaga profesi lain seperti
ahli terapi wicara.
Peran pembantu kesehatan rumah adalah membantu klien untuk meningkatkan
kemandirian secara bertahap terutama dalam higiene personal, membersihkan
ruangan atau ketrampilan lain yang dapat dilakukan di rumah. Mereka harus
memiliki sertifkat yang diperoleh melalui pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan dan pengalaman tentang pelayanan kesehatan rumah. Dalam
melaksanakan tugasnya mengacu pada rencana pelayanan yang telah ditetapkan
oleh perawat atau profesi lain secara bersama – sama. Pengawasan dilakukan tiap
dua minggu terutama untuk tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan
khusus, pengawasan yang dillakukan setiap 60 hari terhadap asisten ahli fisioterapi
dan lain - lain.
Klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di tempat tinggal
mereka atau tidak. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak
untuk dirawat di ru mah, dilakukan pengkajian oelh manajer kasus yang
merupakan staf dari Agensi pelayanan kesehatan rumah ke tempat tinggal
rumahnya. Bersama – sama klien dan keluarganya, akan melakukan perencanaan
dan membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa saja yang aka diterima oleh
klien. Kesepakatan tersebut juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan dan
sistem pembayaran serta jangka waktu pelayanan.
Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan kesehatan
rumah baik dari pelaksana yang dikontrak atau pelaksana pelayanan yang direkrut
oleh pengelola pelayanan kesehatan rumah. Pelayanan dikoordinir dan
dikendalikan oleh manajer kasus, setiap tindakan yang diberikan kepada pasien
oleh semua kategori tenaga pelaksana pelayanan, harus diketahui oleh manajer
kasus. Secara periodik manajer kasus melakukan pemantauan dan evaluasi tentang
pelayanan yang diberikan dan dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan
kesepakatan atau belum.

2.11. Mekanisme Perizinan


Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan
rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional
diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.
Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan dal di badan kesehatan akte notaris tentang
yayasan di badan kesehatan.
2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas
Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
a. Rekomendasi dari organisasi profesi
b. Izin lokasi bangunan
c. Izin lingkungan
d. Izin usaha
e. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen
pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana
transportasi
f. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi pelayanan
kesehatan rumah.
2.12. Pembayaran Dan Pola Tarif
Kebijaksanaan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah mengacu pada prinsip –
prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:
a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
b. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus memperhatikan kemampuan keuangan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat.
c. Penerapan tarif pelayanan kesehatan rumah meskipun dimungkinkan untuk
mencari laba, namun harus secara seimbang mempertimbangkan kepentingan
masyarakat berpenghasilan rendah.
d. Tarif pelayanan kesehatan rumah untuk golongan masyarakat yag pembayarannya
dijamin oleh pihak penjamin, ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu
ikatan tertulis.
e. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara
proporsioanal.
f. Berdasarkan tarif ditetapkan setiap tahun selambat – lambatnya satu bulan
sebelum tahun kalender dimulai (1 Desember).
Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah selain
memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan
berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana
sampai dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi
pelayanan dari yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan
mewah. Semua itu dapat dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif
yang layak. Jenis pelayanan yang dikenakan tarif meliputi:
a. Jasa pelayanan kesehatan dan non – kesehatan, adalah imbalan yang diterima
pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka
pelayanan meliputi:
 Pelayanan medik meliputi konsultasi dan tindakan medik.
 Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi konsultasi asuhan dan tindakan
keperawatan serta tindakan medik yang dilimpahkan.
 Pelayanan penunjang medik (laboratorium, radiologi, fisioterapi, terapi wicara,
refraksionis, dll) meliputi konsultasi dan tindakan penunjang medik.
 Pelayanan penunjang non – medik meliputi konsultasi oelh petugas sosial
profesional dan pelayanan psikologi dan jiwa.
b. Jasa pelayanan sarana/peralatan adalah imbalan yang diterima oleh pengelola atas
pemakaian sarana, alat kesehatan, obat dan bahan habis pakai yang digunakan
langsung terhadap klien baik dengan sistem sewa maupun membeli. Kegiatannya
meliputi sewa peralatan medik, peralatan keperawatan dan alat kesehatan lainnya;
transportasi klien, konsultasi per telepon dan sarana komunikasi lainnya; tindakan
perbaikan lingkungan dalam rangka menciptakan lingkungan terapeutik.

2.13. Pemantauan Dan Evaluasi


Secara teratur, pengelola akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi
terhadap pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk
pelayanan terhadap klien, setelah kesepakatan antara pengelola ( melalui manajer)
dan klien beserta keluarganya, maka manajer akan melakukan kegiatan
pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana pelayanan.
Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang
diperoleh dari klien (melalui telepon atau kunjungan rumah) maupun memantau
kepatuhan pelaksana pelayanan terhadap standar yang ditetapkan dengan
menggunakan berbagai instrumen pemantauan.

DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3585

 Koenig Kathleen Blais dkk, 2006, Pratik Keperawatan Profesional, Edisi 4,


EGC, Jakarta

 Effendy Nasrul, 1998, dasar Dasar Keperawatan Kesehatan


Masyarakat,Edisi 2, EGC, Jakarta

 Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual
Perawatan di rumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I.
Jakarta: EGC

 Setyowati Sri dkk, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan


Aplikas kasus, Edisi Revisi, Mitra Cendikiaa, jogyakarta

 Sumijatu dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatn Komunitas, EGC, Jakarta

Diposting oleh nur ainy di 14.39


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: KEPERAWATAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Langganan
Postingan
Komentar
Selamat Datang dan Selamat Menikmati

Cari Blog Ini

Mengenai Saya

nur ainy
Lihat profil lengkapku
Loading...

Arsip Blog
Laman
 ▼ 2011 (3)
o ▼ Desember (3)  Beranda
 Resep untuk PENYANDANG AUTISME &
HIPERAKTIVITAS
 Cara Mengunci or Memberi Password Pada Folder Pengikut
 MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS -
HOME NURSING

Entri Populer

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS - HOME NURSING

BAB I PENDAHULUAN Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah


konsep baru dalam sistem pelayanan kesehatan, khu...

Cara Mengunci or Memberi Password Pada Folder

Terkadang bagi sebagian besar orang menyimpan rahasia di folder komputer mereka,,,,
dan sering juga banyak tanpa kita sadari banyak orang...

Resep untuk PENYANDANG AUTISME & HIPERAKTIVITAS

DADAR GULUNG ISI Untuk ibu - ibu yang memiliki anak Penyandang Autisme
ataupun yang Heperaktif, sebaiknya menyiapkan makanan berdasarkan...

Langganan
Postingan
Komentar
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh aleksandarvelasevic. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai