Judul : Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh
Tujuan :
Untuk mengetahui eluen terbaik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari
daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Untuk mengetahui jenis senyawa tanin yang terdapat di dalam daun belimbing wuluh.
Pendahuluan
Belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) dikenal sebagai tanaman pekarangan yang
berbunga sepanjang tahun. Belimbing wuluh memiliki pohon kecil, dengan tinggi mencapai 10
m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm.
Belimbing wuluh ditanam sebagai pohon buah, ada yang tumbuh secara liar dan kebanyakan
berada di daerah dataran rendah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut
(Arland, 2006).
Belimbing Wuluh (A. bilimbi L.) merupakan tanaman asal Amerika tropis yang banyak
dijumpai di Kupang. Arifiyani (2007) menyatakan bahwa air daun belimbing wuluh dapat
mengobati penyakit stroke karena ekstrak daun belimbing wuluh mengandung senyawa tanin,
selain itu daun belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut, rematik, perotitis
dan obat batuk. Daun belimbing wuluh juga berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri
dan pembunuh kuman serta dapat menurunkan kadar gula darah, melancarkan pengeluaran
empedu, anti radang, pereda nyeri (analgesik), astringen (Dalimarta, 2008; Arland, 2006).
Tanin merupakan suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer
yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal
sebagai astringensi. Tanin ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman; kulit kayu, daun,
buah, dan akar (Hagerman, 1998). Tanin dibentuk dengan kondensasi turunan flavan yang
ditransportasikan ke jaringan kayu dari tanaman, tanin juga dibentuk dengan polimerisasi unit
quinon (Anonymous, 2005).
Secara struktural tanin adalah suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk
membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul (Horvart,
1981).
Secara kimia terdapat dua jenis tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan
yaitu tanin terkondensasi (Proantosianidin) dan tanin terhidrolisis (Hydrolyzable tannin)
(Harborne, 1987). Kedua golongan tanin menunjukkan reaksi yang berbeda dalam larutan garam
Fe (III). Tanin terkondensasi menghasilkan warna hijau kehitaman sedangkan tanin terhidrolisis
memberikan biru kehitaman (Etherington, 2002).
Prosedur Kerja
1. Persiapan Sampel
Daun belimbing wuluh yang muda dicuci bersih dengan air dan diiris kecil-kecil.
Kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 30-37 ºC selama 5 jam.
Diblender sampai diperoleh serbuk (hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel
penelitian).