KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU BANGLI
NO : 445/079.1/SK/pely/2015
TENTANG
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BANGLI
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN HIV/AIDS DI RSU BANGLI
KEDUA : Kebijakan seperti tersebut pada diktum kesatu dilaksanakan sepenuhnya di
unit terkait di RSU Bangli.
KETIGA : Isi dari diktum kesatu sampai kedua terlampir dalam keputusan ini.
KEEMPAT : Segala biaya yang diakibatkan oleh Surat Keputusan ini dibebankan pada
anggaran BLU Rumah Sakit Umum Bangli.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bangli
pada tanggal, 06 Pebruari 2015
.
1. Pasien yang tersangka HIV/AIDS adalah dengan gejala sebagai berikut ;
Penurunan daya tahan tubuh.
Batuk lebih dari 2 minggu.
Diare lebih dari 2 minggu.
Berat badan turun tajam.
Adanya wasting sindrom.
Panas naik turun berulang kali.
2. Semua pasien tersangka HIV/AIDS yang datang secara sukarela dilakukan konseling di
ruang VCT.
3. Pasien tersangka HIV/AIDS yang menyetujui tes HIV/AIDS diambil spesimen darahnya di
Laboratorium.
4. Jika hasil pemeriksaan spesimen darah pasien menunjukkan hasil reaktif, diinformasikan
kepada pasien dalam konseling pos-test dan wajib dilakukan pemeriksaan TB (Tuberkolosis).
5. Pasien yang mempunyai hasil uji laboratorium reaktif, apabila secara klinis memerlukan
perawatan dan pengobatan dilakukan perawatan dan pengobatan.
6. Pasien yang uji laboratoriumnya non-reaktif, disarankan untuk tes kembali 3 bulan
berikutnya pada konseling post-test.
7. Permintaan VCT dari ruangan/bangsal dilayani dengan mendatangi ruangan/bangsal oleh
konselor.
8. Untuk pemeriksaan Laboratorium anti HIV tidak dipungut biaya (gratis).
9. Pasien HIV/AIDS yang datang karena keluhan adanya infeksi Oportunistik dilayani di
Poliklinik Dalam, dan apabila secara medis dinyatakan butuh perawatan lebih lanjut maka
dirawat di ruang perawatan/bangsal.
10. Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA) dilaksanakan di Poliklinik
Kebidanan, VK IGD, Ruang Kenanga, dan ruang perawatan yg merawat Ibu hamil.
11. Dokter Spesialis Kandungan dibantu bidan menyarankan setiap Ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan HIV/AIDS (PPIA).
12. Jika pasien menolak pemeriksaan HIV/AIDS, pasien diberikan formulir penolakan dan
harus membubuhkan tanda tangan penolakan pemeriksaan HIV/AIDS.
13. Jika pasien menyetujui untuk dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS, dokter spesialis
kandungan dibantu bidan memberikan formulir persetujuan pemeriksaan dan blanko
rujukan pemeriksaan HIV/AIDS untuk dibawa pasien ke Laboratorium.
14. Analis di laboratorium mengambil spesimen darah pasien di laboratorium.
15. Hasil uji laboratorium anti HIV/AIDS pasien diambil oleh petugas yang mengirim dengan
tetap menjaga kerahasiaan.
16. Jika hasilnya Non Reaktif dilaksanakan pelayanan kebidanan seperti biasanya.
17. Jika hasilnya Reaktif, pasien disarankan mendapat pelayanan ODHA Ibu hamil.
18. Hasil pemeriksaan HIV/AIDS dicatat di rekam medis pasien pada lampiran hasil
pemeriksaan penunjang dengan kode R (reaktif), atau N (non raeaktif).
.
B. PELAKSANAAN RUJUKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
a. Pasien yang dirujuk kepada fasyankes lain adalah pasien HIV reaktif guna mendapatkan
pemeriksaan penunjang (CD4) sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian penderita HIV/AIDS.
b. Konselor memperkenalkan ODHA dengan Kelompok Dukungan Sebaya.
c. Blanko merujuk yang digunakan adalah blanko rujukan Rumah Sakit Umum Bangli.
d. Pasien Odha Ibu hamil untuk mendapat pelayanan lebih lanjut dirujuk ke RSUP Sanglah.
C. PELAPORAN
a. Laporan pelayanan HIV/AIDS meliputi; jumlah kunjungan per bulan, identitas jenis kelamin
pengunjung, dan jumlah pasien reaktif atau non reaktif.
b. Laporan disampaikan setiap akhir bulan.
c. Laporan disampaikan kepada Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Direktur RSU Bangli.
d. Laporan pada Kementrian kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten menggunakan Sistem Informasi HIV-AIDS (SIM SIHA). Laporan ke Direktur
RSU Bangli disampaikan melalui unit rekam medis bagian pengelola data.
RSU Bangli dalam upaya mengurangi angka kesakitan HIV/AIDS di Kabupaten Bangli
melaksanakan 4 pelayanan. Pelayanan dimaksud yaitu: Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and
Testing), Pelayanan PPIA(Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak), Pelayanan IO (Infeksi
Oportunistik), dan Pelayanan Penunjang (pelayanan Gizi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Radiologi, Pencatatan dan Pelaporan) Keseluruhan pelayanan tersebut tertuang dalam langkah
sebagai berikut:
.
B. PELAKSANAAN RUJUKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
a. Pasien yang dirujuk kepada fasyankes lain adalah pasien HIV reaktif guna mendapatkan
pemeriksaan penunjang (CD4) sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian penderita HIV/AIDS.
b. Konselor memperkenalkan ODHA dengan Kelompok Dukungan Sebaya.
c. Blanko merujuk yang digunakan adalah blanko rujukan Rumah Sakit Umum Bangli.
d. Pasien Odha Ibu hamil untuk mendapat pelayanan lebih lanjut dirujuk ke RSUP Sanglah.
C. PELAPORAN
a. Laporan pelayanan HIV/AIDS meliputi; jumlah kunjungan per bulan, identitas jenis kelamin
pengunjung, dan jumlah pasien reaktif atau non reaktif.
b. Laporan disampaikan setiap akhir bulan.
c. Laporan disampaikan kepada Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Direktur RSU Bangli.
d. Laporan pada Kementrian kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten menggunakan Sistem Informasi HIV-AIDS (SIM SIHA). Laporan ke Direktur
RSU Bangli disampaikan melalui unit rekam medis bagian pengelola data.