Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

RUMAH SAKIT UMUM


e-mail : rsud@banglikab.go.id
Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 99X Bangli Telp. 0366-91521, 91002

KEPUTUSAN DIREKTUR
RSU BANGLI
NO : 445/079.1/SK/pely/2015
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN HIV/AIDS DI RSU BANGLI


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BANGLI

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan


khususnya penanggulangan HIV/AIDS DI RSU Bangli;

b. bahwa pembentukan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas


dipandang perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur RSU Bangli;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063 );

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 1534. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072 );

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1591/Menkes/SK/II/1988 Tentang Rumah Sakit;

4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :


HK.02.023/1/0838/2014 tentang Penetapan kelas Rumah Sakit Umum
Bangli Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Tanggal 06 Mei 2014;

5. Peraturan Bupati Bangli Nomor: 38 Tahun 2011 tentang Penetapan


Rumah Sakit Umum Bangli sebagai Badan Layanan Umum;

6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Bangli nomor


:445/079/SK/PLY/2015 Tentang pembentukan Tim Pelayanan
Konseling dan Testing HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Bangli;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BANGLI
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN HIV/AIDS DI RSU BANGLI
KEDUA : Kebijakan seperti tersebut pada diktum kesatu dilaksanakan sepenuhnya di
unit terkait di RSU Bangli.
KETIGA : Isi dari diktum kesatu sampai kedua terlampir dalam keputusan ini.
KEEMPAT : Segala biaya yang diakibatkan oleh Surat Keputusan ini dibebankan pada
anggaran BLU Rumah Sakit Umum Bangli.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bangli
pada tanggal, 06 Pebruari 2015

DIREKTUR RSU BANGLI,

dr I Wayan Sudiana , M.Kes.


NIP. 196611291997031004
Lampiran : Keputusan Direktur Nomor : 445/079.1/SK/pely/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan HIV/AIDS di RSU Bangli

KEBIJAKAN PELAYANAN HIV/AIDS DI RSU BANGLI

A. PELAYANAN PEMERIKSAAN HIV/AIDS

.
1. Pasien yang tersangka HIV/AIDS adalah dengan gejala sebagai berikut ;
 Penurunan daya tahan tubuh.
 Batuk lebih dari 2 minggu.
 Diare lebih dari 2 minggu.
 Berat badan turun tajam.
 Adanya wasting sindrom.
 Panas naik turun berulang kali.
2. Semua pasien tersangka HIV/AIDS yang datang secara sukarela dilakukan konseling di
ruang VCT.
3. Pasien tersangka HIV/AIDS yang menyetujui tes HIV/AIDS diambil spesimen darahnya di
Laboratorium.
4. Jika hasil pemeriksaan spesimen darah pasien menunjukkan hasil reaktif, diinformasikan
kepada pasien dalam konseling pos-test dan wajib dilakukan pemeriksaan TB (Tuberkolosis).
5. Pasien yang mempunyai hasil uji laboratorium reaktif, apabila secara klinis memerlukan
perawatan dan pengobatan dilakukan perawatan dan pengobatan.
6. Pasien yang uji laboratoriumnya non-reaktif, disarankan untuk tes kembali 3 bulan
berikutnya pada konseling post-test.
7. Permintaan VCT dari ruangan/bangsal dilayani dengan mendatangi ruangan/bangsal oleh
konselor.
8. Untuk pemeriksaan Laboratorium anti HIV tidak dipungut biaya (gratis).
9. Pasien HIV/AIDS yang datang karena keluhan adanya infeksi Oportunistik dilayani di
Poliklinik Dalam, dan apabila secara medis dinyatakan butuh perawatan lebih lanjut maka
dirawat di ruang perawatan/bangsal.
10. Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA) dilaksanakan di Poliklinik
Kebidanan, VK IGD, Ruang Kenanga, dan ruang perawatan yg merawat Ibu hamil.
11. Dokter Spesialis Kandungan dibantu bidan menyarankan setiap Ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan HIV/AIDS (PPIA).
12. Jika pasien menolak pemeriksaan HIV/AIDS, pasien diberikan formulir penolakan dan
harus membubuhkan tanda tangan penolakan pemeriksaan HIV/AIDS.
13. Jika pasien menyetujui untuk dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS, dokter spesialis
kandungan dibantu bidan memberikan formulir persetujuan pemeriksaan dan blanko
rujukan pemeriksaan HIV/AIDS untuk dibawa pasien ke Laboratorium.
14. Analis di laboratorium mengambil spesimen darah pasien di laboratorium.
15. Hasil uji laboratorium anti HIV/AIDS pasien diambil oleh petugas yang mengirim dengan
tetap menjaga kerahasiaan.
16. Jika hasilnya Non Reaktif dilaksanakan pelayanan kebidanan seperti biasanya.
17. Jika hasilnya Reaktif, pasien disarankan mendapat pelayanan ODHA Ibu hamil.
18. Hasil pemeriksaan HIV/AIDS dicatat di rekam medis pasien pada lampiran hasil
pemeriksaan penunjang dengan kode R (reaktif), atau N (non raeaktif).

.
B. PELAKSANAAN RUJUKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
a. Pasien yang dirujuk kepada fasyankes lain adalah pasien HIV reaktif guna mendapatkan
pemeriksaan penunjang (CD4) sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian penderita HIV/AIDS.
b. Konselor memperkenalkan ODHA dengan Kelompok Dukungan Sebaya.
c. Blanko merujuk yang digunakan adalah blanko rujukan Rumah Sakit Umum Bangli.
d. Pasien Odha Ibu hamil untuk mendapat pelayanan lebih lanjut dirujuk ke RSUP Sanglah.

C. PELAPORAN

a. Laporan pelayanan HIV/AIDS meliputi; jumlah kunjungan per bulan, identitas jenis kelamin
pengunjung, dan jumlah pasien reaktif atau non reaktif.
b. Laporan disampaikan setiap akhir bulan.
c. Laporan disampaikan kepada Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Direktur RSU Bangli.
d. Laporan pada Kementrian kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten menggunakan Sistem Informasi HIV-AIDS (SIM SIHA). Laporan ke Direktur
RSU Bangli disampaikan melalui unit rekam medis bagian pengelola data.

DIREKTUR RSU BANGLI,

dr I Wayan Sudiana , M.Kes.


NIP. 196611291997031004
Lampiran : Keputusan Direktur Nomor : 445/079.1/SK/pely/2015 tentang Kebijakan
Pelayanan HIV/AIDS di RSU Bangli

KEBIJAKAN PELAYANAN HIV/AIDS DI RSU BANGLI

RSU Bangli dalam upaya mengurangi angka kesakitan HIV/AIDS di Kabupaten Bangli
melaksanakan 4 pelayanan. Pelayanan dimaksud yaitu: Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and
Testing), Pelayanan PPIA(Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak), Pelayanan IO (Infeksi
Oportunistik), dan Pelayanan Penunjang (pelayanan Gizi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Radiologi, Pencatatan dan Pelaporan) Keseluruhan pelayanan tersebut tertuang dalam langkah
sebagai berikut:

A. PELAYANAN PEMERIKSAAN HIV/AIDS


.
1. Pasien yang tersangka HIV/AIDS adalah dengan gejala sebagai berikut ;
 Penurunan daya tahan tubuh.
 Batuk lebih dari 2 minggu.
 Diare lebih dari 2 minggu.
 Berat badan turun tajam.
 Adanya wasting sindrom.
 Panas naik turun berulang kali.
2. Semua pasien tersangka HIV/AIDS yang datang secara sukarela dilakukan konseling di
ruang VCT.
3. Pasien tersangka HIV/AIDS yang menyetujui tes HIV/AIDS diambil spesimen darahnya di
Laboratorium.
4. Jika hasil pemeriksaan spesimen darah pasien menunjukkan hasil reaktif, diinformasikan
kepada pasien dalam konseling pos-test dan wajib dilakukan pemeriksaan TB (Tuberkolosis).
5. Pasien yang mempunyai hasil uji laboratorium reaktif, apabila secara klinis memerlukan
perawatan dan pengobatan dilakukan perawatan dan pengobatan.
6. Pasien yang uji laboratoriumnya non-reaktif, disarankan untuk tes kembali 3 bulan
berikutnya pada konseling post-test.
7. Permintaan VCT dari ruangan/bangsal dilayani dengan mendatangi ruangan/bangsal oleh
konselor.
8. Untuk pemeriksaan Laboratorium anti HIV tidak dipungut biaya (gratis).
9. Pasien HIV/AIDS yang datang karena keluhan adanya infeksi Oportunistik dilayani di
Poliklinik Dalam, dan apabila secara medis dinyatakan butuh perawatan lebih lanjut maka
dirawat di ruang perawatan/bangsal.
10. Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA) dilaksanakan di Poliklinik
Kebidanan, VK IGD, Ruang Kenanga, dan ruang perawatan yg merawat Ibu hamil.
11. Dokter Spesialis Kandungan dibantu bidan menyarankan setiap Ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan HIV/AIDS (PPIA).
12. Jika pasien menolak pemeriksaan HIV/AIDS, pasien diberikan formulir penolakan dan
harus membubuhkan tanda tangan penolakan pemeriksaan HIV/AIDS.
13. Jika pasien menyetujui untuk dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS, dokter spesialis
kandungan dibantu bidan memberikan formulir persetujuan pemeriksaan dan blanko
rujukan pemeriksaan HIV/AIDS untuk dibawa pasien ke Laboratorium.
14. Analis di laboratorium mengambil spesimen darah pasien di laboratorium.
15. Hasil uji laboratorium anti HIV/AIDS pasien diambil oleh petugas yang mengirim dengan
tetap menjaga kerahasiaan.
16. Jika hasilnya Non Reaktif dilaksanakan pelayanan kebidanan seperti biasanya.
17. Jika hasilnya Reaktif, pasien disarankan mendapat pelayanan ODHA Ibu hamil.
18. Hasil pemeriksaan HIV/AIDS dicatat di rekam medis pasien pada lampiran hasil
pemeriksaan penunjang dengan kode R (reaktif), atau N (non raeaktif).

.
B. PELAKSANAAN RUJUKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
a. Pasien yang dirujuk kepada fasyankes lain adalah pasien HIV reaktif guna mendapatkan
pemeriksaan penunjang (CD4) sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian penderita HIV/AIDS.
b. Konselor memperkenalkan ODHA dengan Kelompok Dukungan Sebaya.
c. Blanko merujuk yang digunakan adalah blanko rujukan Rumah Sakit Umum Bangli.
d. Pasien Odha Ibu hamil untuk mendapat pelayanan lebih lanjut dirujuk ke RSUP Sanglah.

C. PELAPORAN

a. Laporan pelayanan HIV/AIDS meliputi; jumlah kunjungan per bulan, identitas jenis kelamin
pengunjung, dan jumlah pasien reaktif atau non reaktif.
b. Laporan disampaikan setiap akhir bulan.
c. Laporan disampaikan kepada Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Direktur RSU Bangli.
d. Laporan pada Kementrian kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten menggunakan Sistem Informasi HIV-AIDS (SIM SIHA). Laporan ke Direktur
RSU Bangli disampaikan melalui unit rekam medis bagian pengelola data.

DIREKTUR RSU BANGLI,

dr I Wayan Sudiana , M.Kes.


NIP. 196611291997031004

Anda mungkin juga menyukai