BAB I
PENDAHULUAN
1
Efek kecemasan pada pasien pre operasi berdampak pada jalannya operasi
Sebagai contoh, pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami
kecemasan maka akan berdampak pada sistem kardiovaskulernya yaitu
2
Kecemasan adalah suatu sikap alamiah yang dialami oleh setiap manusia
sebagai bentuk respon dalam menghadapi ancaman. Namun ketika
perasaan cemas itu menjadi berkepanjangan (maladaptif), maka perasaan
itu berubah menjadi gangguan cemas atau anxietydisorders (Kaplan,
Saddock & Grab, 2010). Kecemasan merupakan hal yang akrab dalam
hidup manusia.Kecemasan bukanlah hal yang aneh karena setiap orang
pasti pernah mengalami kecemasan. Kecemasan sangat berhubungan
dengan perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan sabagai hasil penilaian
terhadap suatu objek atau keadaan. Ansietas timbul sebagai respon
terhadap stres, baik stres fisik maupun fisiologis.Artinya, ansietas terjadi
ketika seorang merasa terancam baik fisik maupun psikologis ditandai
dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut (Asmadi, 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari hasil data yang di peroleh pada bulan September tahun
2017 terdapat 15 kasus pembatalan operasi diantara nya disebabkan
meningkatnya tekanan darah, penundaaan operasi karena haid dan
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dan sumber
bagi pelayanan keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien Pre operasi.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah pengetahuan cara mengatasi kecemasan pada pasien yang
akan meghadapi operasi.
7
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
7
8
2. Penyebab Kecemasan
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal
kecemasan (Stuart, 2012).
1. Dalam pandangan psikoanalisis, kecemasan adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian; id dan
super ego. Id mewakili dorongan insting dan implus primitif,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan
dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau A ku, berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan
tersebut, dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari
perasaan takut terhadap ketidak setujuan dan penolakan
interpesonal. Kecemasan jugaberhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dankehilangan, yang
menimbulkan kerentanan tertentu. Individu denganharga diri
rendah sangat rentan mengalami kecemasan yang berat.
3. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan produk
frustasiyaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
individu untukmencapai tujuan yang diinginkan. Ahli teori
perilaku lain menganggapkecemasan sebagai suatu dorongan
yang dipelajari berdasarkankeinginan dari dalam diri untuk
menghindari kepedihan. Ahli teori konflik memandang
kecemasan sebagai pertentangan antara duakepentingan yang
berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal balik
antara konflik dan kecemasan; konflik menimbulkan cemas,dan
cemas menimbulkan perasaan tidak berdaya, yang pada
gilirannya meningkatkan konflik yang dirasakan.
9
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2012), faktor presipitasi dapat berasal dari sumber
internal atau eksternal. Faktor presipitasi dapat dikelompokan
dalam dua kategori yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologi
yang akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas,
harga diri,dan fungsi sosial yang terintegrasi pada individu.
a. Usia
Umur adalah lamanya waktu hidup sejak dia lahir sampai waktu
saat ini. Umur menunjukan ukuran waktu pertumbuhan dan
perkembangan seorang individu. Umur berkorelasi dengan
pengalaman, pengalaman berkorelasi dengan pengetahuan,
pemahaman dan pandangan terhadap suatu penyakit atau
kejadian sehingga akan membentuk persepsi dan sikap.
Kematangan dalam proses berpikir pada individu yang berumur
dewasa lebih memungkinkannya untuk menggunakan mekanisme
koping yang baik dibandingkan kelompok umur anak-anak,
ditemukan sebagian besar kelompok umur anak yang mengalami
insiden fraktur cenderung lebih mengalami respon cemas yang
berat dibandingkan kelompok umur dewasa (Lukman, 2009)
Menurut Depkes RI, 2009 Umur dikelompokan menjadi :
1. 12-25 Tahun Remaja
2. 25-45 Tahun Dewasa
3. > 45 Tahun Lansia
13
b. Pengalaman
Robby ,2009 pengalaman masa lalu terhadap penyakit baik yang
positif maupun negatif dapat mempengaruhi perkembangan
keterampilan menggunakan koping. Kebehasilan seseorang
dapatmembantu individu untuk mengembangkan kekuatan
coping, sebaliknya kegagalan atau reaksi emosional menyebabkan
seseorang menggunakan coping yang maladaptif terhadap stressor
tertentu.
c. Dukungan
Dukungan psikososial keluarga adalah mekanisme hubungan
interpersonal yang dapat melindungi seseorang dari efek stress
yang buruk. Pada umumnya jika seseorang memiliki sistem
pendukung yang kuat, kerentanan terhadap penyakit mental akan
rendah (Kaplan dalam Arum, 2009).
d. Jenis kelamin
Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, bahwa
wanita lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan
laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan
lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan bahwa laki-laki lebih
rileks dibanding perempuan (Power dalam Myers dalam Creasoft,
2008).
e. Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upaya persuasi
atau pembelajaran kepada masyarakat, agar masyarakat mau
melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara
(mengatasi masalah- masalah), dan meningkatkan kesehatannya.
Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada
pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran,
sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long
lasting) dan menetap (langgeng), karena didasari oleh kesadaran.
14
3) Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda
lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya.
4) Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari
kesadaranatauidentitasnya
5) Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia
kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan pikiran-
pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
6) Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
7) Introjection
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil
dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu
kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati
nurani.
8) Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
mengganggu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
9) Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada
orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan
motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
10) Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat
diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan
impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.
11) Reaksi formasi
17
No Pertanyaan Jawaban
B. Pengertian Pembedahan
Pembedahan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan. Menurut
Long yang dikutip oleh Rosintan pada tahun 2009, tindakan
pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada
integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stress fisiologis
maupun psikologis. Contoh dari perubahan fisiologis yang muncul akibat
kecemasan atau ketakutan antara lainpasien dengan riwayat hipertensi
jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat mengakibatkan sulit
tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi bisa
dibatalkan, pasien wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi dapat
mengalami menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi
terpaksa harus ditunda.
D. Perioperatif
1. Pengertian Perioperatif
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan
dengan pengalaman pembedahan pasien.
Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga
fase pengalaman pembedahan antara lain praoperatif, intraoperatif,
pascaoperatif (Brunner and Suddarth, 2013).
a. Fase praoperatif dari peran keperawatan perioperatif dimulai
ketika diambil keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan
berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktifitas
keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan
24
2. Persiapan preoperasi
Persiapan pasien bedah meliputi persiapan fisik dan psikologis secara
luas. Dalam persiapan ini perawat berada pada posisi
untukmembantu pasien memahami perlunya tindakan medis ini (Aziz
Alimul H, 2008)
a. Persiapan pendidikan kesehatan preoperasi Perawatan harus
mempersiapan klien dan keluarganya untuk menghadapi operasi.
Dengan mengidentifikasi pengetahuan, harapan, dan persepsi
klien, memungkinkan perawat merencanakan penyuluhan dan
tindakan untuk mempersiapkan emosional klien. Apabila klien
dijadwalkan menjalani bedah sehari, pengkajiannya dapat
dilakukan di ruang praktek dokter atau di rumah klien.
E. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Beata Rivani berjudul “Hubungan
tingkat pengetahuan informasi prabedah dengan tingkat kecemasan
pasien praoperasi”. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
korelasional dengan populasi seluruh pasien pra operasi yang dirawat
di Rumah Sakit XX. Jumlah sampel adalah 56 orang diambil secara
purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan pada bulan Juli
2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 57,1% responden
memiliki pengetahuan yang baik tentang informasi prabedah, 92,9%
responden mengalami cemas sedang pada saat akan dilakukan operasi,
dan uji spearman menghasilkan nilai korelasi r = -0,342 dengan nilai
signifikansi (P) = 0.010, yang berarti hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan tentang informasi prabedah dengan
tingkat kecemasan pasien pada saat akan dilakukan operasi.
Pengetahuan responden dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan usia,
sedangkan kecemasan responden dapat dipengaruhi oleh faktor
28
Faktor Predisposisi :
1. Interpersonal Mekanisme
2. Prilaku Pertahanan diri
3. Kajian keluarga Kompensasi,
4. Kajian Biologis Perkembangan kepribadian: denial,
Faktor Presipitasi : 1. Usia displacement,
1. Ancaman terhadap 2. Dukungan
Integritas fisik Meliputi Disosiasi,
3. Pendidikan
penurunan kemampuan 4. Pengalaman identification,intel
untuk melakukan aktivitas 5. Jenis Kelamin ectualization,
kehidupan sehari hari. 6. Tingkat Pengetahuan Introjection,
2. Ancaman terhadap system Isolasi, Proyeksi,
diri dapat membahayakan Dadang Hawari, (2008) Rasionalisasi,
identitas, harga diri dan
Reaksi formasi,
fungsi social yang
terintegerasi pada individu. Regresi
Represi, splitting,
Stuart, (2012) Sublimasi, Supresi,
dan Undoing.
Stuartz dan
Kecemasan : Sundeen (2007)
Ringan
Pembedahan
Sedang
Pengukur
Stressor Psikososial : Berat kecemasan Zung
Panik Self-Rating
1. Perkawinan
2. Orang Tua Anxiety Scale.
3. Antar Pribadi
4. Pekerjaan
5. Lingkungan
6. Keuangan 1. Emergency 1. Minor
7. Hukum 2. Urgen
8. Perkembangan 3. Diperlukan 2. Mayor
9. Penyakit Fisik 4. Elektif
10. Faktor Keluarga 5. Pilihan
11. Trauma
BAB III
A. Kerangka Konsep
Menurut Notoatmodjo (2012), kerangka konsep penelitian adalah suatu
uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap
konsep yang lainnya, atau antara variabel satu dengan variabel yang lainnya
dari masalah yang ingin diteliti. Konsep merupakan suatu abstraksi yang
dibentuk dengan mmenggunakan generalisasikan suatu pengertian. Jadi
kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau keterkaitan antara
konsep atau variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang
dimaksud.
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu Notoatmodjo (2012). Dikatakan juga oleh Nursalam
(2013), variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain – lain). Sabri & Hastono
(2014), mengartikan varibel ialah suatu sifat yang akan diukur atau diamati
dan nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lain. Ataupun variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat memperoleh informasi dan
ditarik kesimpulannya (Lusiana, 2015).
30
29
31
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Hipotesis juga dikatakan hasil yang diharapkan atau
hasil yang diantipasikan dari sebuah penelitian. Ataupun hipotesis
penelitian adalah sebuah pernyataan prediksi yang menguhubungkan
independent variable terhadap dependent variable (Swarjana, 2012).
Menurut Nursalam (2013), hipotesis adalah jawaban sementara dari
rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Sehingga hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
31
32
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang variabel yang dimaksud,
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
33
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala ukur